Anda di halaman 1dari 33

PENYAKIT DAN KELAINAN

PADA PENYELAMAN

NI LUH JAYANTHI DESYANI


TIU
Setelah mengikuti proses
pembelajaran ini, mahasiswa
diharapkan mampu mengenal
salah satu penyakit akibat
pekerjaan menyelam yaitu
penyakit Dekompresi.
TIK
INTRODUCTION
Saat ini menyelam tidak hanya dijadikan sebagai
sarana untuk rekreasi. Banyak pekerjaan yang
dilakukan melalui kegiatan menyelam dengan tujuan
penelitan, pencarian makanan laut, konstruksi,
pemeliharaan alam, pembuatan film, militer, forensik
dan penyelamatan, bahkan eksplorasi dan konstruksi
ladang minyak lepas pantai juga dilakukan dengan
proses menyelam. Menyelam menimbulkan efek
fisiologis dan patofisiologis pada manusia melalui
proses pencelupan dan paparan tekanan lingkungan
yang tinggi
KONSEP PENYELAMAN
Dalam sejarah penyelaman tidak diketahui kapan pertama kali manusia mulai menyelam.
Manusia primitif sudah mulai mencoba melakukan penyelaman walaupun dengan teori yang
paling sederhana. Jadi usaha manusia melakukan penyelaman telah dimulai sejak zaman purba
seumur peradaban manusia sendiri.

Pada mulanya penyelaman dilakukan dengan menahan napas, tanpa bantuan alat. Dengan
demikian kedalaman dan lamanya penyelaman sangat terbatas dan tergantung kepada
kemampuan menahan napas. Untuk memperjelas penglihatan dalam air penyelam tradisional
banyak memakai kaca mata renang yang bingkainya terbuat dari bambu, biji kenari atau kayu
(Shibayama, Mano, & Okubo, 1987)
DEFINISI MENYELAM
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan
dibawah permukaan air, atau didalam air pada
kedalaman tertentu dengan atau tanpa
menggunakan peralatan, untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan


manusia dilingkungan bertekanan tinggi yang
lebih dari 1 atmosfer yang dikenal sebagai
lingkungan hiperbarik
Penyelaman
Penyelaman pada umumnya merupakan
aktivitas manusia dilingkungan lebih dari satu
atmosfer absolut yang dapat berbentuk
udara/gas yang bertekanan didalam air (PHKI,
2000)
JENIS PENYELAMAN
• Berdasarkan Tujuan (pertahanan
keamanan,komersil,ilmiah, olahraga)
• Berdasarkan alat yang digunakan ( tahan nafas,
SCUBA, SSBA, submarine diving, RUBT)
Aspek yang mempengaruhi penyelaman

• Tekanan
• Daya apung
• Suhu/temperature
• Pengelihatan
• Cahaya
• Suara bawah air
Kedalaman Penyelaman

• Amatir tanpa alat 10-15 meter dpl


• Dengan alat SCUBA bisa mencapai
30-40 m dpl
PENELITI J.S. HALDANE MENEMUKAN

Penyelaman 10m
jarang/tidak ada Penyelaman lebih dari 10m
ditemukan kelainan perlu proses dekompresi
Penyelaman dengan
SCUBA
Memungkinkan penyelam berada
didasar jauh lebih lama sampai 1-2
jam, tergantung jumlah tabung udara
tekan, volume dan besarnya tekanan
udara dibandingkan dengan waktu
dasar yang hanya 1-2 menit pada
penyelaman tanpa alat
(Sastropanoelar, 1990)
Penyelaman dengan
SCUBA
● Penyelam mahir/professional SCUBA
merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat
meningkatkan produktivitas.

● Penyelam amatir/ alam yang tidak dilandasi


pengetahuan akan fisik dan faal penyelaman
ataupun table dekompresi, SCUBA dapat
meningkatkan angka penyakit penyelaman
(Decompression sickness)
Penyelaman dengan SCUBA

● Penyakit dekompresi terjadi karena SCUBA


yang digunakan tidak memenuhi syarat
● Minimnya penguasaan teknik selam
● Tidak pernah tahu atau jarang melakukan
rekompresi
● Melakukan penyelaman berulang
DEKOMPRESI DAN HIPERBARIK
Penemu penyebab penyakit ini ialah PAUL BERT
(ahli fisiologi Perancis)
• Mengamati penyakit aneh
• Yg timbul pd pekerja / penyelam laut dalam
atau yg membuat terowongan- terowongan
bawah tanah (pekerja pd lingk. dgn tekanan
udara lebih dari 1 atmosfer absolut)
• Saat kembali ke keadaan tekanan udara biasa
dgn cara dekompresi yg salah
DEKOMPRESI DAN HIPERBARIK
● DEKOMPRESI : tekanan udara di turunkan ke
tekanan udara biasa dgn cara bertahap atau
perlahan-lahan.

● HIPERBARIK dimaksudkan suatu


lingkungan yg berada dlm udara
bertekanan lebih dari 1 atmosfer
PENYAKIT PADA
PENYELAMAN
BAROTRAUMA

DEKOMPRESI KERACUNAN

BERBAGAI
BAHAYA LAIN
Decompression Sickness

● Sesuai hukum Henry, semakin dalam penyelaman


semakin banyak nitrogen yang larut dalam jaringan
tubuh penyelam. Tinggi kadar nitrogen atau tinggi
PN2 didalam jaringan tubuh bergantung kepada
kedalaman dan lamanya penyelaman. Semakin
dalam dan lama penyelaman semakin tinggi kadar
nitrogen yang larut ke dalam tubuh penyelam.
Decompression Sickness

● Penyakit yang timbul sebagai akibat


terjadinya penurunan tekanan udara
lingkungan dalam waktu singkat, sehingga
terbentuk gelembung gas nitrogen yang
terlarut dari dalam jaringan tubuh (Beckman
1997)
Decompression Sickness

● Pada saat penyelam berenang ke


permukaan (setelah menyelam dalam dan
lama) harus mematuhi prosedur tertentu
(prosedur dekompresi) untuk mengeluarkan
gas nitrogen dari tubuh penyelam yang
terlarut. Bila prosedur dekompresi dilanggar
maka sudah dapat dipastikan bahwa akan
terjadi penyakit dekompresi
● 2 tipe penyakit dekompresi : dekompresi tipe
I : Bends, Pain only Decom-pression
sickness), Dekompresi Tipe II
Dekompresi tipe I
● Gejala : sakit persendian, sakit kepala, gatal
gatal dikulit

Dekompresi tipe II
● Gejala : kelumpuhan, kehilangan kesadaran,
mati rasa, lesi pada otak, gangguan
motoric/sensorik, kematian
Decompression Sickness

● Penyakit dekompresi terjadi karena alat selam


yang digunakan tidak memenuhi syarat
● Minimnya penguasaan teknik selam
● Tidak pernah tahu atau jarang melakukan
rekompresi
● Melakukan penyelaman berulang
GEJALA PENYAKIT DEKOMPRESI

• Gejala neurologis (kulit terasa tebal, kebas spt


ditusuk tusuk jarum, hilang/menurunnya rasa
sakit, kelemahan anggota gerak, bisa terjadi
kebutaan)
• Gejala paru paru: dada terasa nyeri dan
berat/tertekan, nafas sesak/sianosis, batuk
kering
• Gejala kardiovaskular : bends shock tanda
gawat darurat yang perlu perawatan intensif
GEJALA PENYAKIT DEKOMPRESI
Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah
menyelam atau tertunda sampai maksimal 48 jam. Gejala
dekompresi tidak mungkin terjadi setelah melewati 48 jam
setelah diving atau setelah naik pesawat, karena dalam waktu
sekian lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen
akibat menyelam. Dekompresi bukan penyakit menular,
dekompresi bukan penyakit menahun, dan teori ini tidak akan
pernah berubah.
BAROTRAUMA
kekerasan(pengerutan) akibat tekanan tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh. Terjadi akibat kegagalan
tubuh menyesuaikan tekanan udara/gas yang terdapat pada rongga rongga udara didalam tubuh penyelam, dengan
tekanan absolut yang dialami penyelam. Gejala umum adalah rasa sakit yang diikuti perdarahan pada rongga udara yang
mengalami barotrauma, perdarahan sering tidak disadari penyelam. Rasa sakit pada telinga adalah indikator/petunjuk yang
cukup sensitif untuk menunjukkan bahwa tubuh belum berhasil beradaptasi terhadap perubahan tekanan.

Barotrauma sinus Barotrauma masker Barotrauma Gigi

Barotrauma paru Barotrauma usus


Dekompresi Tipe II
Tipe II (Serious Decompression Sickness). Merupakan
penyakit dekompresi yang serius menyerang sistem
saraf pusat dan kardiopulmoner. Gejala-gejala klinis
antara lain : Gejala-gejala neurologis : Gejala ini
muncul sangat tergantung pada bagian otak mana yang
tekena. Gejalanya dapat berupa : Kesulitan bicara,
tremor, vertigo, tinnitus, dan lain-lain. Gejala paru
dan jantung : sesak nafas, nyeri dada, batuk non
produktif.
Dekompresi Tipe II
Gejala Gastrointestinal : Mual, muntah, kejang
usus dan diare. Gejala di kulit : bercak kebiruan,
gatal-gatal pada Tipe I, Bends Shock, Cutis
marmorata
TUJUAN PENGOBATAN T0HB
Tujuan pengobatan DSC dengan Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB) ialah melawan efek
hipoksia pada jaringan. Mekanisme TOHB melalui dua mekanisme yang berbeda.
Pertama, pasien dibiarkan bernafas dengan oksigen murni dalam ruang udara bertekanan
tinggi (hyperbaric chamber) yang tekanannya lebih tinggi dibandingkan tekanan atmosfer,
tekanan tersebut dapat menekan saturasi hemoglobin, yang merupakan bagian dari sel
darah merah yang berfungsi mentransport oksigen yang secara kimiawi dilepaskan dari
paru ke jaringan. Bernafas dengan oksigen 100% pada atmosfer yang normal tidak
berefek pada saturasi hemoglobin.
MEKANISME TOHB
Kedua, dibawah tekanan atmosfer, lebih
banyak oksigen gas terlarut dalam plasma.
Meskipun dalam kondisi normal transport
oksigen terlarut dalam plasma jauh tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
proses oksigenasi daripada transport oleh
hemoglobin, dengan TOHB kontribusi
transportasi plasma untuk jaringan
oksigenasi sangat meningkat.
SISTEM KERJA TOHB
Sistem kerja TOHB, yaitu pasien dimasukkan dalam ruangan dengan
tekanan lebih dari 1 atm, setelah mencapai kedalaman tertentu
disalurkan oksigen murni (100%) kedalam ruang tersebut. Pemberian
oksigen 100% dalam tekanan tinggi, menyebabkan tekanan yang akan
melarutkan oksigen ke dalam darah serta jaringan dan cairan tubuh
lainnya hingga mencapai peningkatan konsentrasi 20 kali lebih tinggi
dari normal. Oksigenasi ini dapat memobilisasi penyembuhan alami
jaringan, hal ini merupakan anti inflamasi kuat yang merangsang
perkembangan pembuluh darah baru, dapat membunuh bakteri dan
mengurangi pembengkakan.
PROTAP HBOT
1. Sebelum terapi :
• anamnesis
• Indikasi : penyakit dekompresi, emboli udara keracunan gas,
gangrene, osteomyelitis, bedah plastic rekontruksi dan penyakit
klinis lainnya
• Kontra indikasi absolut : pneumothoraks yang belum ditangani
• Kontra indikasi reltif : KU lemah, hipertensi, demam, ISPA, asma,
sinusitis, TBC, Riwayat kejang
• Pemeriksaan fisik lengkap
• X-foto Thorax
• Menerangkan efek manfaat HBOT
• Ttd informed consent
PROTAP HBOT
2. Selama terapi :
• Petugas membantu adaptasi peserta terapi terhadap peningkatan
lingkungan dengan valsava manuver : telan ludah, minum air putih,
menguap
• Observasi tanda tanda intoksikasi O2
• Observasi TTV dan keluhann lain

• 3. setelah terapi

Evaluasi efek samping, bila kondisi baik di perbolehkan pulang/


dikembalikan ke ruang perawatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai