Anda di halaman 1dari 84

KEGAWATDARURATAN

PENYELAMAN
SUSAN HM
PENDAHULUAN

• Lingkungan air bukan mrpk habitat alami


manusia  memp. karakteristik yg hrs
dipahami dan dimengerti Hk fisika.

• TINGGAL JANGKA LAMA DAN TANPA


PERALATAN KHUSUS TIDAK BISA HIDUP
 tingginya kasus kecelakaan hrs menjadi
perhatian seluruh pihak
INDONESIA?
Indonesia mrpk negara kepulauan
Td 17.000 pulau
2/3 adl laut
ZEE 200 mil dari grs pantai
Garis pantai 95.181 km
60% kehidupan dipesisir pantai
 MENGHARUSKAN TERSEDIANYA TENAGA KERJA
MATRA LAUT DARI BERBAGAI BIDANG TERMASUK
BIDANG KESEHATAN BAWAH AIR. AGAR DAPAT
MEMANFAATKAN KEKAYAAN LAUT NUSANTARA DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI NEGARA UNTUK
KESEJAHTERAAN DAN KEAMANAN BANGSA
INDONESIA
INDONESIA

PENYELAM TRADISIONAL
•SEJAK BERABAD SILAM,
•> DI PESISIR,
•AMBIL HASIL LAUT,
•PERALATAN / PENGETAHUAN SANGAT
SEDERHANA  KECELAKAAN PENYELAMAN
• kelompok nelayan mendapatkan perhatian khusus
dalam upaya pembangunan kesehatan 2010-2014.
• Data BPS tahun 2011 menunjukkan bahwa di
Indonesia terdapat sekitar 8.090 desa pesisir
tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir.
• Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87
juta jiwa yang bekerja di sektor informal sekitar
30% diantaranya adalah nelayan.
• Data lainnya, 31 juta penduduk miskin di Indonesia,
sekitar 7,87 juta jiwa (25,14%) di antaranya adalah
nelayan dan masyarakat pesisir.
Faktor2 yg mempengaruhi kecelakaan
Penyelaman

Peralatan

Tugas

*Tehnik selam

*Dive Tabel
Manusia Lingkunga
n

Keamanannya tinggi  sesuai prosedur


dimulai dengan ”Panik”
PENYEBAB PANIK
• Faktor individu
• medical, physiological, psychological
• Knowlegde ( Pengetahuan )
Attitude ( Sikap )
Practice ( pengalaman )
• Inadequate air supply, buoyancy, buddy system
• Masalah peralatan (misuse, faults)
• Bahaya mengancam dari lingkungan
 
FAKTOR INDIVIDUAL
• Kelelahan dan tidak bugar
• Penyakit penyakit yang diderita
• Mabuk laut – muntah muntah
• Penggunaan obat dan alkohol
• Perencanaan selam yang kurang baik
• Tehnik (buddy breathing)
• Karakter psikologis (Neurotis & cemas)
• Gangguan pancaindera
• Vertigo dan disorientasi
MASALAH PERALATAN
• Daya apung
• Snorkel • Regulator
• Masker • Alat lain
• Sabuk pemberat • Kebergantungan peralatan
• Pakaian selam • Kehilangan alat
• Tabung Scuba • Salah penggunaan alat
• Terjerat - tali
BAHAYA LINGKUNGAN

• Arus
• Gua, bangkai kapal • Air sangat dingin / es
• Ganggang • Selam dalam
• Binatang laut berbahaya
• Jarak pandang buruk
• Ledakan
• Kecelakaan kapal motor
Kegawatdaruratan penyelaman
• Arterial Gas Embolism
• Decompression Sickness
• Pulmonary Barotrauma  pneumothorax
• Inner Ear Problems barotrauma
• Problems With Gases : Nitrogen Narcosis
O2 Toxicity
CO2 retention
• Shallow Water Blackout( Latent Hypoxia)
• Hazardous Marine Life
• Contact irritants and toxins : - Injected toxins
- Ingested toxins

• Hypothermia and Near Drowning


• Hyperventilation
• Seasickness
Barotrauma
Definisi :
“Kerusakan jar & sequelenya akibat ketdk
seimbangan antara tekanan udara rongga udara
fisiologis dlm tbh dgn tekanan disekitarnya”
(ekspansi/ kontriksi)
BAROTRAUMA
TUBUH MANUSIA :
*PADAT relatif tidak meneruskan tekanan (tulang, otot,
jantung, hati)
*CAIRAN  dapat meneruskan tekanan ( darah, cairan tubuh,
cairan intrasel)
*RONGGA TUBUH  sangat dipengaruhi perubahan tekanan
(telinga tengah, sinus-sinus, lambung, usus, paru & sal nafas)
Hukum fisika yg berlaku

Hukum Boyle :
” Bila temperatur dipertahankan
konstan, volume gas berbanding
terbalik dengan tekanan, dalam
suatu ruangan tertutup “
Insidens BAROTRAUMA
• Nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta  kasus
barotrauma (41,37%)
• P. Karimunjawa 2007 menemukan 53,4% dari 148
nelayan penyelam mengalami barotrauma
• Barotrauma pada nelayan penyelam di Dusun Watu
Ulo Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember adalah sebesar 20 orang (58,7%).
waktu turun waktu naik
• Sinus-sinus • Sinus-sinus
• Paru–paru ( jarang ) • Paru: Kerusakan jar. paru
• Tubuh Emfisema
• Muka: masker/helm Pneumothorax
• Kulit Emboli udara
• Gigi • Saluran pencernaan :
• Telinga : luar kembung, muntah
tengah • Gigi
dalam • Telinga
BAROTRAUMA TELINGA
BAROTRAUMA

HK BOYLE
Gejala: - nyeri
- buntu
- gg pendengaran
- vertigo
- tinitus
- perdarahan
Adaptasi :
1. MANUVER VALSAVA
2. MENELAN LUDAH / MINUM
3. MENGGERAKKAN RAHANG
BWH
Terapi :
• dilarang menyelam
• Dekongestan
• Anti Biotik
Barotrauma auris Interna

• Komplikasi barotrauma auris media


• Manuvra valsava yg terlalu dipaksakan
• Ggg equalisasi telinga tengah, umumnya unilateral
• Wkt Descent  perbedaan tekanan telinga bgn dlm
& telinga bgn tengah  pecahnya foramen ovale 
kebocoran perilimpe  kerusakan telinga bgn dalam
Gejala
• Perasaan buntu (blokade)
• Ketulian sensoris(4000-8000Hz)
Terjadi mendadak/ perlahan
 Tinitus
 Ggg vestibuler (vertigo, ataxia, disorientasi)

 Bila terjadi berulang  ggg pendengaran dan


keseimbangan scr permanen
Therapi
• Operasi rekontruksi mikroskopis for. ovale
• Dilarang menyelam / melakukan manuvra
valsava
• simtomatik
SQUEESE PARU
BAROTRAUMA PARU TURUN, DESCENT
1. PENYEBAB, KENAIKAN TEKANAN TIDAK DIIKUTI
KESTABILAN VOLUME PARU

2. TERJADI PADA PENYELAM TAHAN NAFAS (BREATHOLD


( DIVE)

3. VOLUME PARU DIKEDALAMAN MENDEKATI


VOLUME RESIDU PARU

4. SERING TERJADI PADA PENYELAM DENGAN


KAPASITAS VOLUME PARU YANG KECIL

5. BERLANJUT SEBAGAI ATELEKTASIS PARU


BAROTRAUMA PARU NAIK
PULMONARY OVERINFLATION

1. PENYEBAB, PENURUNAN TEKANAN TIDAK DIIKUTI


PENGURANGAN VOLUM PARU

2. TERJADI PADA PENYELAM DENGAN ALAT

3. VOLUME PARU EKSPANSI SEWAKTU MENUJU


KE PERMUKAAN/DIPERMUKAAN

4. SERING TERJADI PADA KEDARURATAN PENYELAM


ATAU LATIHAN ASCAPE

5. BERLANJUT SEBAGAI EMBOLI UDARA


Barotrauma Ascent &Descent
Selam tahan nafas sampai 40 meter.

@ Dipermukaan : volume paru = 5.00 liter


tekanan = 1 ata
@ Di 10 meter : volume paru = 2.50 liter
tekanan = 2 ata
@ Di 20 meter : volume paru = 1.67 liter
tekanan = 3 ata
@ Di 30 meter : volume paru =1.25 liter
tekanan = 4 ata
@ Di 40 meter : volume paru = 1.00 liter
tekanan = 5 ata

Selam Scuba
ESA dari 40 meter dengan menahan nafas
@ Di 40 meter : volume paru = 5.00 liter
tekanan = 5 ata
@ Dipermukaan : volume paru =25.00 liter
tekanan = 1 ata
PULMONARY OVERINFLATION

RUPTUR OF ALVEOLI

PULMONARY INTERSTETIAL EMPHYSEMA

ARTERIAL GAS MEDIASTENAL PNEUMOTHORAX


EMBOLISM EMPHYSEMA

CEREBRAL GAS CORONARY GAS PNEUMO-


SUBCUTANEOUS
EMBOLISM EMBOLISM PERICARDIU
EMPHYSEMA
M
TERAPI
• Pneumothorax
- Needle thoracocentesisICS 2 mid clavicula
- Chest tube  ICS 5 antara grs axillaris
anterior dan mid axilla
- O2
Diagnose

• Diagnose ditegakkan berdasarkan


Evaluasi riwayat penyelaman
sebelumnya dihubungkan dengan
gejala2 klinis yang timbul.
 
Terapi
• Sesuai dgn organ yg terkena
• Jgn memperberat barotrauma:
- transportasi dgn pesawat
- meningkatkan aktifitas pernafasan /
batuk / melakukan manuvra valsava
• Istirahat (dilarang menyelam )
Pencegahan
• Naik & turun scr perlahan
• Pakai alat yg sesuai dgn ukuran tbh  ergonomis
• Urikes & pemeriksaan berkala
• Hindari menyelam bila ada faktor resiko
PENYAKIT DEKOMPRESI
Penyakit dekompresi

Disebut juga :
• Caisson disease
• Aero embolism
• Dysbarism
• Bends
• Compressed air illness
• Divers palsy
• Staggers
• Chokes
DEFINISI

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit


atau kelainan2 yang disebabkan oleh
pelepasan dan mengembangnya
gelembung2 gas dari fase larut dalam darah
atau jaringan akibat penurunan tekanan
disekitarnya.
Hukum fisika yg berlaku

Hukum Henry:
”Banyaknya gas yang melarut
didalam cairan adalah sebanding
dengan tekanan gas tersebut
diatas air”
INSIDENS
• Data Kemenkes 2006 pada nelayan dan penyelam
tradisional di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat
menderita nyeri persendian (57,5 persen)
• Nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, insidens
penyakit dekompresi 51,8 % dengan tipe I terbanyak
ditemukan (79,3 %).
PATOGENESA
PENURUNAN TEKANAN SEKITAR TUBUH (DEKOMPRESI)

TERJADI PROSES SATURASI

BATAS2 TERTENTU MELEWATI BATAS KRISIS


DITOLERANSI (SUPERSATURASI CRITIQUE)

GAS DIFUSI KELUAR JAR GAS CEPAT LEPAS DARI JARINGAN ATAU
LARUT DLM DARAH KE DARAH DALAM BENTUK TAK LARUT
ALVEOLI PARU (BERUPA GELEMBUNG GAS)

DIEXHALASI PENYAKIT DEKOMPRESI


KELUAR TUBUH
Penyelam Siput Mutiara di Kep.Aru
SSBA Pasang bubu kakap merah D + 50 m
Tidak terdidik
Tidak disiplin
Peralatan : tidak
memenuhi syarat
Kecelakaan kerja
Tinggi
Rp 50.000/hr

Alat belum terpasang


GELEMBUNG GAS NITROGEN
Manifestasi klinik:
• bervariasi
• tergantung lokasi sumbatan
• Type 1
• Type 2
PENYAKIT DEKOMPRESI DIBAGI 2 TYPE :

• TIPE I : PAIN ONLY BENDS ( tipe ringan)


- GEJALA UTAMA NYERI PADA ANGGOTA
GERAK / SENDI & OTOT2 DISEKITAR, BISA
DISERTAI GANGUAN FUNGSI.
- GEJALA LAIN :
* KELELAHAN YANG BERLEBIHAN
* MENGANTUK ATAU PUSING RINGAN
* GATAL2 & KULIT KEMERAHAN spt kulit jeruk
* PEMBENGKAKAN LOKAL
DCS type I

The Rash of "Skin Bends"


Tipe II : penyakit dekompresi yang serius

Gejala klinis
1. Gejala neurologis :
- lesi pada otak
- lesi pada cerebellum terhuyung, sulit bicara & tremor
- lesi pada organ vestibuler vertigo, tinitus, ggg dengar
- lesi pada medula spinalis ggg sensorik & motorik
2. Gejala dari paru & jantung sesak nafas, batuk & nyeri dada
3. Gejala gastrointestinal
4. Bens shock
PENYAKIT DEKOMPRESI TIPE 2
Waktu gejala timbul :
• 42% dlm 1 jam pertama stl dipermukaan
• 60% dalam 3 jam
• 83% dalam 8 jam
• 98% dalam 24 jam
Diagnosa :
Evaluasi riwayat penyelaman
sebelumnya & dihubungkan dengan
gejala2 klinis yang timbul.
Terapi DCS

• Gresham & Bayne (1978) pengobatan


dilaksanakan sesegera mungkin.
• Melamud & Ohry (1980) terapi HBO merupakan
faktor utama utk pemulihan sempurna pada DCS
yg berat.
• Rivera:
- terapi recompresi dimulai < 30 menit setelah
gejala awal timbul  gejala hilang 95%
- terlambat > 6 jam  keberhasilan 77%.
Dasar terapi OHB pd DCS

Efek mekanik / rekompresi :


• mengurangi buble sampai keukuran yang tidak
menimbulkan gejala.
• menjamin bahwa buble tidak lagi menimbulkan
gejala selama dekompresi
• melakukan dekompresi sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan buble baru.

Efek oksigen : - eliminasi N2


- memperbaiki hipoksia
- anti oedema
TUJUAN PENGOBATAN
MELAWAN EFEK HIPOKSIA PADA JAR.
YG TD 3 TINDAKAN GABUNGAN YANG
SALING MELENGKAPI :
• OKSIGENASI
• REKOMPRESI
• MEDIKA MENTOSA
Tabel terapi DCS
• US navy
• Comex
• Royal navy
• Duke University flow chart.
• French Navy treatment
• Italian navy
Pemilihan tabel terapi berdasarkan:
• Beratnya penyakit
• Respons klinis dari terapi
• Gejala sisa setelah awal rekompresi
Hantu laut  dukun
Di urut
• DCS type 1 sembuh sendiri
Gjl menetap  tabel 5 US Navy

• DCS type 2  tabel 6A


Gejala neurologi menetap  Kindwall
Th/ HBO 1-2x / hari, 90 mnt O2, 2,5 ATA.
O2 TREATMENT TABLE 5
O2 TREATMENT TABLE 6
Tabel 6a USN
T A B L E 6A D EPT H / T IM E PR O FILE
D escent R ate = As Fast As
Posible
165
Ascent R ate = 26 Fl /m in
T otal Elapsed T im e : 319 M in
140

120

100

80

60
Ascent Rate = 1FL/M in
40
30
20

0
20 4 20 5 20 5 20 5 30 15 60 15 60 30

T im e ( m inutes )
Tabel Kindwall

Descent Rate = As Fast As Possible


50

40 Total Elapsed Time : 128 Min

30 Ascent Rate = 1Ft/Min

20

10

0 14 30 5 30 5 30 14
TERAPI Recompresi BASAH
AUSTRALIAN UNDERWATER OXYGEN TABLE
MILD CASE ascent rate : 12 minute / metre
9

8 If symptoms recur remain at depth for 30 minutes


before continuing ascent
7
30 minute
6
After surfacing give one hour of oxygen,
De pth /me tre

Extend to
5 60 one hour off, for a further 12 hours
minutes
if no
4
improve
ment
3

2 O2

0
30 - 60 + 12 +24 +36 +48 +60 +72 +84 +96 +108

O2 T ime/minutes O2 AIR
AUSTRALIAN UNDERWATER OXYGEN TABLE
SEVERE CASE ascent rate : 12 minute / metre
9

8 If symptoms recur remain at depth for 30 minutes


before continuing ascent
7
30 minute
6
After surfacing give one hour of oxygen,
De pth /me tre

Extend to
5 90
minutes
one hour off, for a further 12 hours
4 if no
improve
ment O2
3

0
60 - 90 + 12 +24 +36 +48 +60 +72 +84 +96 +108

O2 T ime/minutes O2 AIR
Keberhasilan terapi tergantung:
• Skrining medikal yg tepat
• Dokter dan penyelam mengetahui tanda dan gjl
• Waktu timbul gejala s/d rekompresi sesingkat
mungkin
• Diagnosis yg tepat  th/ HBO
• Terapi tambahan
Perawatan selama transport

• Tidak boleh menunda transportasi keruang


rekompresi terdekat, kecuali dibutuhkan tinda
kan live saving
• Resusitasi kardiopulmoner bila dibutuhkan
• Inhalasi O2 100% sampai keruang rekompresi
• Rehydrasi oral/IV  Nacl
• Bila ada gejala2 neurologis  steroid

• Anti agregasi trombosit msh perdebatan


• Kontak secepatnya dgn fasilitas ruangan
kompresi yang dituju, agar fasilitas siap
menerima.
• jarak yang ditempuh jauh  Helikopter
terbang tidak lebih tinggi dari 240-300 m.
Faktor predisposisi :
• Kerja berat selama atau sesudah menyelam
• Menggigil selama atau sesudah menyelam
• Kurang tidur
• Habis minum-minum alkohol
• Kegemukan
• Usia diatas 40 tahun
• Dehidrasi
• Retensi (timbunan) CO2
• Riwayat pernah Bends
• Riwayat pernah cendera yang baru terjadi
• Dive profile : - rapid ascents, multiple ascents
- repetitive and multiday diving
PENCEGAHAN
• Menyelam sesuai batas kemampuan
• Pilih teman yang dipercaya dan yang berpengalaman
• Perbaiki ketrampilan penyelaman /latihan
• Antisipasi masalah sebelum timbul dan dipecahkan
secara praktis
• Belajar mengenai tempat penyelaman sebelum selam
• Menyelam dengan alat yang tepat dan sesuai
• Udara yang dipergunakan harus adekuat
• Bila timbul masalahharus dapat mengendalikan diri &
mencoba berfikir scr rasional utk menjernihkan
masalah.
• 3 days dive , one day off - ‘don’t fly’
• Selalu naik kepermukaan perlahan pd setiap penyelaman
• lakukan semua stop decompresi
• Jaga kondisi fisik & berat badan
• Jgn exercise 12 jam stl penyelaman
• Bernafas normal wkt naik kepermukaan, jgn tahan nafas
• Yakinkan jgn dehidrasi sebelum menyelam
• Jgn minum alcohol sebelum/sesudah penyelaman
• Hati2 pada PFO
Menyelam stl terbang
•Tdk ada pedoman
•Perlu waktu utk penyusuaian diri scr
fisik & mental
Penanganan yg tdk cepat & tepat
FASILITAS RUBT DI INDONESIA
• RS P.T . ARUN ( NANGROE ACEH DARUSSALAM )
• RSAL DR MIDIYATO ( TANJUNG PINANG - RIAU )
• RSAL DR MINTOHARDJO ( JAKARTA )
• RS PERTAMINA CILACAP ( JAWA TENGAH )
• LAKESLA TNI AL ( SURABAYA )
• RSU SANGLAH ( DENPASAR - BALI )
• RS PERTAMINA BALIKPAPAN
• RSU MAKASAR ( SULAWESI SELATAN )
• RS GUNUNG WENANG ( MANADO – SULUT )
• RS HALONG ( AMBON )
• RS PETROMER SORONG ( IRJA )
• Sabang
• Raja 4 --- DLL
Penanganan ditempat kejadian
PENANGANAN PERTAMA ADALAH MENGHILANGKAN HIPOKSEMIA

Guideline ERC 2010

Anda mungkin juga menyukai