Anda di halaman 1dari 13

KULIAH

ONLINE
2020

PENYAKIT DEKOMPRESI

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RSU BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
DEFINISI
 Penyakit Dekompresi merupakan suatu kumpulan gejala yang
disebabkan karena terlepasnya gelembung gas ke dalam darah
atau jaringan selama atau setelah terjadinya penurunan tekanan
pada lingkungan (dekompresi).
 Penyakit Dekompresi juga disebut Caisson Disease (CD)
ETIOLOGI
 Disebabkan oleh pelepasan dan
pengembangan gelembung-gelembung
gas dari fase larut dalam darah atau
jaringan akibat penurunan tekanan
dengan cepat di sekitarnya.
 Tubuh seharusnya beradaptasi terhadap

tekanan seiring dengan kenaikan


ketinggian yang cepat. Hal ini
merupakan masalah dalam penyelaman
dan gangguan akibat tekanan udara.
EPIDEMIOLOGI & FAKTOR RESIKO
 Insidensi penyakit dekompresi sangat jarang. Diperkirakan terjadi 3/10.000 penyelam.
 Sedangkan insidensi pada penyelam komersial lebih tinggi dengan kejadian 1.5-10 per
10.000 penyelam.
 Insidensi tergantung pada lama dan kedalaman menyelam. Resiko penyakit dekompresi
pada laki-laki lebih tinggi 2,5 kali dibanding pada perempuan.

FAKTOR
RESIKO:
Kedalaman Menyelam Tingkat Pendakian
Durasi Menyelam Berulang
PATOFISIOLOGI

Hukum Henry menjelaskan bahwa jumlah gas yang larut dalam suatu cairan
pada suhu tertentu berbanding lurus dengan tekanan parsial gas tersebut.
Hal tersebut berarti semakin BESAR tekanan maka jumlah gas terlarut
juga semakin besar. Hukum Henry berhubungan dengan penyakit
dekompresi pada penyelam.

Ketika melakukan aktivitas menyelam, tubuh manusia akan masuk ke lingkungan


bawah air yang memiliki tekanan lebih tinggi daripada tekanan udara di permukaan.
Tekanan tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya kedalaman
penyelaman
PATOFISIOLOGI
Decompression Sickness terjadi karena saat menyelam, terjadi peningkatan tekanan,
sehingga udara yang kita hirup (oksigen dan nitrogen) lebih banyak dari biasanya.

Peningkatan oksigen yang dihirup akan berdampak positif bagi metabolisme


tubuh, tetapi gas nitrogen tidak digunakan oleh tubuh.

Akibatnya, gas nitrogen akan terakumulasi di dalam JARINGAN peselam sesuai


dengan proporsi, durasi menyelam dan kedalaman penyelaman. Nitrogen yang sudah
terakumulasi didalam tubuh akan dilepas dalam bentuk gelembung udara.

Akibat dari penurunan maupun perubahan tekanan secara drastis karena tekanan yang tiba-tiba
menurun tidak cukup untuk mempertahankan kelarutan gas sehingga timbul gelembung. Gelembung
ini dapat menyebabkan emboli yang akan menyumbat aliran darah maupun sistem syaraf tubuh
manusia
KLASIFIKASI dan GEJALA KLINIS
TIPE I
(Pain only bends, Joint bends, Decompression arthralgia)

 Nyeri terutama di daerah persendian anggota gerak atas dan atau bawah
 Gatal-gatal dan bercak-bercak kemerahan pada kulit
 Nyeri dan pembengkakan jaringan lunak setempat (obstruksi aliran limfe): parotis,
mamma
 Rasa letih, malaise, anoreksia, yang tidak sesuai dengan berat aktivitas.
KLASIFIKASI dan GEJALA KLINIS
Tipe II
(Serious decompression sickness)

1.Gejala Neurologis :
1.Lesi Serebrum: afasia, gangguan penglihatan/lapangan pandang, gangguan saraf kranialis,
hemiparese/hemiplegi, sensorik, sakit kepala, kejang, gangguan kesadaran.
2.Lesi Serebelum: ataksia, gangguan koordinasi, hipotoni, dismetri, asinergia, tremor,
disdiadokokinesia, dan nistagmus.
3.Lesi Medulla Spinalis: paraestesi/hipestesi/anestesia kedua tungkai, paraparesis/paraplegia-
tetraparesis/tetraplegia, retensi urine-alvi.
2.Gejala Jantung dan Paru :Rasa kurang enak dan nyeri substernal saat inspirasi maupun ekspirasi,
kemudian sesak napas disertai batuk kering.
KLASIFIKASI dan GEJALA KLINIS
Tipe II
(Serious decompression sickness)

3. Gejala Gastrointestinal :
Anoreksia, nausea, muntah, atau perut rasa kram dan diare, hematemesis, melena.
4. Gejala Telinga Dalam :
Tinitus, tuli sensorineural (kerusakan kokhlea), vertigo, mual, muntah (gangguan vestibular)
5. Syok Setelah Dekompresi
Gelembung gas masuk ke seluruh pembuluh darah (AGE: arterial gas embolism) dan dapat
berakhir dengan kematian.
PENATALAKSANAAN

KAUSAL MEDIKAMENTOSA
Segera terapi oksigen hiperbarik Koreksi cairan dan elektrolit
15L/menit setelah diagnosis Antiplatelet: ASA 2 x 80 mg.
ditegakkan Kortikosteroid: Dexametasone 2
ampul/IV kemudian 1 ampul/6
jam/IV
Gliserol (bila kontraindikasi
dengan kortikosteroid)
Digitalis (bila ada indikasi)
Diazepam (bila ada indikasi
PENATALAKSANAAN

Perawatan Definitif
 Perawatan definitifnya adalah terapi oksigen hiperbarik (HBO), atau pemberian
oksigen murni pada tekanan yang jauh lebih tinggi daripada tekanan atmosfer.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
 Linggayani NMA, Ramadhian MR. Penyakit Caisson Pada Penyelam.
J Agmored Unila; 2017. 4(2).
 Hisnindarsyah, Usemahu SN, Mainase J. Respon Pasien dengan
Decompression Sickness Tipe I Terhadap Pemberian Terapi Oksigen
Hiperbarik di RSAL DR. F.X Suhardjo Tahun 2016. Maluku Tengah.
Molucca Media; 2018. p-28-34.
 Cooper JS, Hanson KC. Decomprestion Sickness (DCS, Bends,
Caisson Disease. NCBI; 2020.

Anda mungkin juga menyukai