Anda di halaman 1dari 16

Karakteristik dan

Tatalaksana Bacterial
Vaginosis Rekuren
Oleh :
Andreas Novianto
K1A1 15 143

Pembimbing :
dr. Siti Andayani, M.Kes., Sp.KK

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
Kendari
2020
PENDAHULUAN 2

BV dikarakteristikkan dengan perubahan dalam mikrobiota vaginal dari laktobasili


aerobik menjadi bakteria anaerobik, seperti Gardnerella vaginalis, Atopobium
vaginae, Mobiluncus spp., Bacteroides spp., dan Prevotella spp.
Bacterial vaginosis (BV) mengenai sekitar
30% wanita di Amerika Serikat.
Walaupun gejala BV ringan dan tidak
mengganggu wanita pada umumnya,
orang-orang dengan BV rekuren
melaporkan dampak sedang hingga berat
terhadap kepercayaan diri mereka,
kehidupan seksual, dan kualitas hidup
mereka secara keseluruhan.

Saat ini, G. vaginalis diketahui sebagai salah satu bakteri penyebab BV, namun
kehadiran organisme tersebut pada wanita yang tidak menderita BV menunjukkan
bahwa G. vaginalis sendiri pun tidak perlu diberikan terapi. Namun, beberapa studi
menunjukkan bahwa biofilm polimikrobial yang didominasi oleh G.vaginalis
mungkin berkaitan dengan etiologi BV rekuren.

Penegakkan diagnosis BV menggunakan kriteria Amsel dan Skor Nugent


3

Panduan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) terbaru merekomendasikan
terapi BV dengan metronidazol oral, jel vagina metronidazol, atau krim vagina
klindamisin; terapi antibakteri alternatif juga dijelaskan di bawah (Tabel 1).
Epidemiologi dan 4

Dampak BV Rekuren
Data National Health and Nutrition Examination Survey dari 2001 sampai
2004 menemukan beberapa faktor risiko BV, termasuk pendidikan di bawah
SMA/sederajat, penghasilan di bawah garis kemiskinan, ras Afrika-Amerika
atau Meksiko-Amerika, dan douching.

Proses lanjutan dari BV bisa menjadi serius, termasuk peningkatan risiko


penyakit menular seksual, seperti HIV dan penyakit inflamasi pelvis (dan
diikuti infertilitas), dan dampaknya pada kehamlan, seperti abortus, kelahiran
preterm, BBLR, korioamnionitis, dan penurunan kualitas hidup. Wanita yang
lebih sering mendapatkan rekurensi melaporkan dampak negatif yang lebih
besar dari BV pada kualitas hidup mereka.
ETIOLOGI BV 5

REKUREN
Saat ini definisi BV rekuren yang diterima secara universal belum
ditemukan, beberapa penelitian sudah mendefinisikannya sebagai 3 atau
lebih episode yang dikonfirmasi (didiagnosis secara klinis oleh kriteria
Amsel atau secara mikroskopik) dalam 12 bulan. Penyebab BV menjadi
rekuren dikarenakan infeksi residual, resistensi, ataukah reinfeksi masih
belum jelas.

Resistensi G. vaginalis terhadap metronidazol dan


klindamisin
BV yang disebabkan bakteri, khususnya G. vaginalis dan A.
vaginae berhubungan dengan pembentukan biofilm pada
vagina.
Adanya patogen dan persistensinya juga berhubungan
dengan BV rekuren. (G. vaginalis)
px pasangan seksual regular, px pasangan seksual
terkonfirmasi BV, x banyak pasangan seksual, dan
penggunaan kondom yang tidak konsisten.
6

Saturn is the ringed one. It’s a gas


giant, composed mostly of
hydrogen and helium. It’s over 95
times more massive than the Earth
by SATURN
Terapi BV Rekuren 7

Saturn is the ringed one. It’s a gas


giant, composed mostly of
hydrogen and helium. It’s over 95
times more massive than the Earth
by SATURN
Penghancuran Biofilm 8

Walaupun terapi dengan antibiotik bisa membunuh bakteri


secara efektif, namun tidak menghilangkan biofilm dimana
bakeri masih ada dalam fase karir

Penelitian oleh Reichman dkk menunjukkan bahwa


tambahan asam borat harian pada metronidazol
mingguan selama 4 bulan dapat mengurangi rekurensi.

Oktenidin, antiseptik lokal yang diketahui efektif dalam


mengobati beberapa infeksi yang berkaitan dengan
biofilm, telah menunjukkan kesembuhan awal sebanyak
87,5% namun memiliki jumlah relaps selama 6 bulan
yang tingg dan resistensi ditemukan pada 66,6% pasien.
Pengasaman Vagina 9

BV dicirikan dengan pH vagina lebih dari 4,5. Oleh karena itu,


pengaturan pH vagina menjadi lebih asam <4,5 diajukan untuk mencegah
penambahan populasi dari bakteri yang tidak diinginkan dan membuat
Lactobacillus spp. tumbuh kembali bisa menjadi temuan terapeutik
alternatif.

Terapi pada wanita dengan jel vagina asam laktat yang


membantu terapi metrinidazol berhubungan dengan
pengurangan rekurensi BV dibandingkan dengan
metronidazole saja.

Pada suatu studi, 58 wanita diberikan hidrogen


peroksida 3% setiap malam selama satu minggu untuk
menormalkan pH menjadi <4,5. pH vagina kembali
normal dalam 98% peserta dan flora vagina normal
kembali pada 100% peserta; 89% gejala BV primer telah
menghilang selama 3 bulan terapi.
10

Prebiotik/probiotik
Sejak penurunan lactobacili vagina normal dan proliferasi spesies
anaerobik ditemukan pada BV, satu temuan untuk mencegah dan
mengobati BV rekuren adalah mengembalikan mikrobiota vagina normal.

Terapi pada wanita dengan jel vagina asam laktat yang


membantu terapi metrinidazol berhubungan dengan
pengurangan rekurensi BV dibandingkan dengan
metronidazole saja.

Meta analisis terbaru mengenai probiotik yang


dikombinasikan dengan metronidazol menunjukkan hasil
yang tidak lebih baik secara signfikan dibandingkan
dengan metronidazol saja untuk terapi BV. Terdapat
kebutuhan untuk penelitian randomized controlled yang
baik. Beberapa penelitian terbaru yang menarik
dijelaskan di bawah.
11

Terapi Vitamin
BV telah dilaporkan berkaitan dengan insufisiensi vitamin
D. Kadar vitamin D yang tidak adekuat juga menjadi
sumber perbedaan rasial pada insidensi BV. Namun, pada
penelitian acak, double-blind, placebo-controlled selama 24
minggu pada 118 wanita, vitamin D 50.000 IU diberikan
pada minggu 1, 2, 3, 4, 8, 12, 16, 20, dan 24 setelah terapi
metronidazol menghasilkan jumlah rekurensi BV yang
lebih tinggi (65%) dibandingkan dengan plasebo (48%).
Namun, suplementasi vitamin D tidak mengurangi
rekurensi BV.
12

Terapi Herbal
Terapi herbal atau botanikal juga telah digunakan untuk terapi BV.
Myrtus communis merupakan ekstrak dari murad umum yang memilki
sifat antibakteri dan antijamur. Kombinasinya dengan metronidazol
diteliti untuk pencegahan BV rekuren.

Masoudi dkk meneliti efek pemberian jel vagina yang


mengandung metronidazol 0,75% dan M. Communis 2%
selama 5 malam pada rekurensi BV dalam penelitian
klinis acak dan double-blind. Tidak ada rekurensi yang
ditemukan pada pasien yang diterapi metronidazol dan
M. communis dibandingkan rekurensi BV pada 30%
pasien yang diterapi dengan metronidazol saja pada
follow up singkat selama 3 minggu

M. communis bisa digunakan sebagai pendukung


metronidazol dalam pencegahan rekurensi BV. Namun,
penelitian lebih lanjut dengan waktu follow up dan
sampel yang lebih besar masih dibutuhkan.
13
Tantangan dalam Terapi Pasien dengan BV Rekuren

Saat ini, terapi yang efektif untuk BV rekuren masih


kurang. Walaupun beberapa temuan yang dibahas
dalam review ini terlihat menjanjikan, pemahaman
yang lebih dalam mengenai etiologi BV dan
rekurensinya dibutuhkan untuk memperbaiki
keluaran.

Wanita memiliki tingkat ketidakpuasan yang tinggi dengan


farmakoterapi BV yang ada. Faktanya, kebanyakan dari
mereka melakukan pengobatan sendiri dan perubahan gaya
hidup pada beberapa hal untuk mencegah rekurensi lebih
lanjut, walaupun dengan manfaat yang sedikit dan
peningkatan risiko untuk memicu rekurensi.
14
Tantangan dalam Terapi Pasien dengan BV Rekuren

Perkembangan resistensi antibiotik merupakan


tantangan umum dalam mengobati infeksi apapun.
Aderensi pengobatan yang buruk merupakan
penyebab penting dalam resistensi mengingat hal
tersebut menyebabkan kadar obat terlalu rendah untuk
mencegah replikasi bakteri namun cukup tinggi untuk
memberikan tekanan, sehingga menyebabkan
keggalan terapi, munculnya resistensi bakteri, dan
berkurangnya pilihan terapi.

Alasan nonaderensi pada terapi BV ialah keluhan


gastrointestinal, durasi terapi, pembatasan aktivitas (seperti
menghindari pengobatan intravaginal), peningkatan gejala,
rasa yang tidak enak, dan aplikasi yang berantakan.
15

KESIMPULAN
Mekanisme pasti dari rekurensi masih belum sepenuhnya dipahami,
namun bisa dihubungkan dengan pembentukan biofilm yang melindungi
bakteri penyebab BV dan membuat mereka menjadi persisten, meski
dengan terapi yang efektif. Saat ini, strategi pencegahan untuk
menghancurkan bakteri penyebab BV dan biofilm-nya serta
mengembalikan mikrobiom vagina normal masih berada di tahap awal.
Maka dari itu, terdapat ketidakseimbangan antara kebutuhan untuk
perbaikan regimen pencegahan dan pengobatan BV rekuren. Penelitian
lebih lanjut untuk memahami mekanisme BV rekuren serta profilaksis dan
terapi yang aman dan efektif sangat dibutuhkan.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai