Anda di halaman 1dari 2

Hipokinesia dan bradikinesia

Istilah hipokinesia dan bradikinesia melukiskan keenganan pasien untuk


menggunakan anggota gerak yang terkena penyakit ganglia basalia secara bebas sesuai
dengan segenap kegiatan badannya. Berbeda dengan apa yang didapatkan pada paralisis,
pada hipokinesia dan bradikinesia kekuatan tenaga masih utuh.
Hipokinesia dapat diartikan sebagai tuna gerak, kendatipun anggota geraknya
tidak lumpuh. Lagipula hipokinesia berbeda dengan apraksia yang bermakna bahwa suatu
lesi telah menghapus ingatan akan pola gerakan untuk melaksanakan suatu tindakan.
Pasien dengan penyakit Parkinson memperlihatkan hipokinesia. Ia benar-benar tuna
gerak. Kebiasan untuk menopang kepala atau berdekap-tangan dan bersila kaki hilang.
Bila hendak menengok ke samping hanya kedua matanya saja melirik tetapi kepalanya
tidak bergerak. Bahkan memejamkan mata pun jarang dan air liur yang tertimbun di
dalam mulutnya malas ditelan sehingga keluar mulut dan malas menggerakkan bibir
untuk mencegah mengiler. Roman wajahnya seperti kedok karena tidak ada gerak otot
fasial sedikitpun.
Bradikinesia lebih bermakna kelambatan gerak. Manifestasiini juga merupakan
defisit fungsional primer. Kelambanan gerak itu tidak saja berarti bahwa cara melakukan
gerakan itu lambat, akan tetapi waktu antar perintah untuk bergerak dan pelaksanaanya
itu lama juga. Dulu bradikinesia dianggap dikarenakan rigiditas, yang dapat menghambat
segala macam gerak voluntar, tetapi pendapat tersebut tidak tepat. Hal itu terungkap oleh
hasil operasi stereotaktik yang dengan menghancurkan suatu daerah di ganglia basalia
dapat melenyapkan rigiditas tetapi membiarkan bradikinesia sebagaimana adanya. Dari
penyelidikan yang mutakhir telah diketahui bahwa reseptor dopamin di korpus striatum

yang mengurusi gerakan voluntar itu ternyata berlokasi di lima tempat yang berlainan.
Mungkin sekali ada lokasi neuron-neuron yang bertanggung jawab atas inisiasi gerakan
voluntar sehingga bradikinesia tidak terwujud. Di lokasi-lokasi lain dalam striatum
mungkin terdapat kelompok neuron dopaminergik motorik yang bertanggung jawab atas
segi lain dari sekian banyak variasi gerakan voluntar, seperti menentukan sikap badan
pada berbagai kondisi dan situasi.
Satu masalah menarik perhatian adalah pertanyaan apakah akiensia dan gangguan
sikap postural itu merupakan manifestasi yang mantap dari sindrom ekstrapiramidal?
Atau mungkinkah bahwa tanpa adanya akinesia dan gangguan sikap psotural, berbagai
simptom release seperti distonia, koreoatetosis dan rigiditas dapat bangkiit? Pertanyaan
itu tidak jawab dijawab dengan tegas. Tetapi kenyataan memberikan fakta-fakta bahwa
akinesia dan gangguan sikap postural merupakan manifestasi yang mantap dari penyakit
Parkinson, penyakit Wilson dan juga korea Huntington berikut Sydenham.

Anda mungkin juga menyukai