Anda di halaman 1dari 8

Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Khodijah, Dodoh Lukman, Elina Munigar, Mumun


Judul Jurnal Obesitas Dengan Kualitas Hidup Remaja
Halaman jurnal 133 - 140
Latar Belakang / teori Obesitas merupakan keadaan patologi sebagai akibat dari
konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan. Menurut
Centers for Disease Control (CDC) (2006), obesitas merupakan
suatu keadaan beratbadan yang lebih daripada standar kesehatan.
Prevalensi obesitas pada anak usia 2 sampai 19 tahun di Amerika
Serikat dalam 3 dekade terakhir meningkat dari 27,5% menjadi
31,1%2 . Prevalensi obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Bangkok
meningkat dari 12,2% menjadi 15,6% dan angka prevalensi di
Jepang pada anak 6-10 tahun dari 5% menjadi 10%.

Metode Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel


penelitian ini adalah seluruh siswa siswi SMP 37 yang memenuhi
kriteria, Untuk mendapatkan data obesitas dilakukan pengukuran
antropometri tinggi badan dan berat badan. Data kualitas hidup
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dengan menggunakan
PedsQL Generic Core Scales Versi 4.0- inventori kualitas hidup
anak umur 8-18 tahun. Analisis data univariabel menggunakan
distribusi frekuensi, bivariabel menggunakan uji one way anova,
independent t test dan uji korelasi, multivariabel dengan uji regresi
linier ganda.
Hasil Penelitian dan Hasil Penelitian ini ditemukan prevalensi obesitas remaja pada
Pembahasan populasi penelitian ini adalah 5%. Rata-rata kualitas hidup remaja
dengan IMT obesitas lebih rendah (SD 12,5)dibandingkan dengan
IMT normal(21,15), dengan p=0,01 baik pada fungsi fisik maupun
fungsi psikososial (emosional, sosial dan fungsi sekolah). Faktor
lain yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah umur (p <
0,01)
Kesimpulan & Saran Prevalensi obesitas pada siswa SMPN 37 ebesar 5%. Rata-rata
kualitas hidup remaja yang mengalami obesitas lebih rendah,
Kualitas hidup semakin rendah dengan bertambahnya usia remaja
dan laki-laki mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah.
Sebaiknya dilakukan Pelayanan dan penyuluhan pada penderita
obesitas dalam program melalui usaha kesehatan sekolah (UKS)/
bimbingan dan konseling (BK) seperti : diet sehat remaja,
melakukan kegiatan rutin jalan santai bersama dengan seluruh
siswa dan guru, agar menumbuhkan kesadaran untuk hidup sehat.
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Bidjuni, Hendro Rompas, Sefti Bambuena, M.I


Judul Jurnal Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia
8- 10 Tahun Di Sd Katolik 03 Frater Don Bosco Manado
Halaman jurnal 1-7
Latar Belakang / teori Obesitas terjadi karena pola makan yang kurang baik.
Meningkatnya ketersediaan makanan berdampak semakin
murahnya harga makanan di pasaran sehingga kecenderungan
seseorang untuk makan akan meningkat. Data Riset kesehatan
Dasar (RISKESDAS tahun 2010) Menyatakan terjadi peningkatan
prevalensi kegemukan pada anak di Indonesia yaitu dari 12,2%
pada tahun 2007 menjadi 14% pada Tahun 2010.
Metode Metode Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Case
control (Kasus kontrol), digunakan untuk mengetahui hubungan
pola makan sebagai faktor risiko terjadinya obesitas. Penelitian ini
menggunakan pendekatan retrospective, dimana efek diidentifikasi
pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau
terjadinya pada waktu yang lalu.
Hasil Penelitian dan Penelitian ini dilaksanakan di SD Katolik 03 Frater DON BOSCO
Pembahasan MANADO. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa anak Obesitas
lebih banyak mengkonsumsi makanan >AKG/hari sebanyak 27
orang (67,5%), sedangkan anak tidak obesitas hanya ada 14 orang
(35.0%). Sedangkan anak Obesitas yang mengkonsumsi < AKG/
hari sebanyak 13 orang (32,5 %)
Kesimpulan & Saran Dari 40 responden anak obesitas (kasus) dan anak Normal
(Kontrol) Konsumsi makanan >AKG/hari paling banyak di
konsumsi anak obesitas. Sedangkan konsumsi < AKG/hari paling
banyak dikonsumsi anak normal.
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Suryandari, Beti Dwi


Widyastuti, Nurmasari
Judul Jurnal Hubungan Asupan Protein Dengan Obesitas Pada Remaja
Halaman jurnal 492-498
Latar Belakang / teori Obesitas pada masa remaja merupakan masalah kesehatan serius
karena prevalensi yang terus meningkat baik di negara maju
ataupun negara berkembang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 menyebutkan sebesar 2,5% remaja di Indonesia
mengalami obesitas.
Metode Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kesatrian 2 Semarang pada
bulan Juni 2015. Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup
keilmuan gizi masyarakat dengan desain penelitian cross-sectional.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah remaja usia 12-14
tahun di SMP Kesatrian 2 Semarang. Subyek dipilih berdasarkan
kriteria inklusi, yaitu bersedia menjadi subyek penelitian dengan
mengisi informed consent, subjek tidak memiliki Indeks Massa
Tubuh (IMT) underweight (< 5 persentil), sehat dan tidak sedang
dalam proses pengobatan dokter serta tidak sedang menjalankan
diet tertentu.
Hasil Penelitian dan Hasil penelitian dari 49 remaja usia 12-14 tahun di sebuah SMP di
Pembahasan Semarang didapatkan 14 (28,6%) subjek mengalami obesitas.
Jumlah obesitas pada perempuan (37,0%) dalam penelitian ini
lebih tinggi dibanding obesitas pada laki-laki (18,2%).
Kesimpulan & Saran Asupan protein total, protein hewani dan protein nabati memiliki
hubungan yang signifikan dengan obesitas pada remaja. Sebaiknya
Pengaturan diet yang tepat berupa pemilihan makanan perlu
diperhatikan oleh subjek penelitian.
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Soetiarto, Farida, Roselinda, Suhardi


Judul Jurnal Hubungan Diabetes Mellitus dengan Obesitas Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang (Data Riskesdas 2007)
Halaman jurnal 36-42
Latar Belakang / teori Salah satu tantangan terbesar kesehatan masyarakat pada abad 21
adalah epidemi penyakit degeneratif yang berhubungan dengan
peningkatan dramatis obesitas. Peningkatan prevalensi obesitas ini
di negara berkembang terjadi karena modernisasi gaya hidup.
Peningkatan terjadi juga pada proporsi penyakit kardiovaskuler
sebagai penyebab kematian utama dari th 1985 sampai 2004
berturut-turut 9,75%, 16,4%, 19,8% dan 26,3%.
Metode Penelitian dilakukan dengan mengambil dan menganalisis subset
database Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007. Estimasi
dilakukan dengan memasukkan nilai bobot individu, sedang
konfidens interval 95% didapatkan dengan memperhitungkan
desain sampling yang kompleks.
Hasil Penelitian dan Secara keseluruhan prevalensi obesitas umum lebih tinggi dari
Pembahasan pada obesitas sentralHasil analisis ini obesitas sentral lebih
berperan sebagai faktor risiko terjadinya D.M. 2,26 kali dari yang
tidak obes sentral sementara obes umum, menurut IMT (2 25)
mempunyai risiko yang sama dengan yang tidak obes umum.
Kesimpulan & Saran obesitas sentral berdasarkan LP lebih berperan sebagai faktor risiko
DM dibandingkan dengan obesitas umum berdasarkan IMT. Oleh
karena itu untuk antropometri yang dilakukan dalam suatu survei,
selain tinggi dan berat badan, lingkar perut sebaiknya diukur.
Prevalensi obesitas sentral juga dapat digunakan sebagai indikator
proksi untuk rnelakukan estimasi dan proyeksi beban penyakit
akibat DM, bila pengukuran kadar gula darah 2 jam setelah
pemberian glukosa anhidrat 75 gram untuk menegakkan diagnosis
DM tidak bisa dilaksanakan dalam survei.
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Aulia Dewi Listiyana, Mardiana, Galuh Nita Prameswari


Judul Jurnal Obesitas Sentral Dan Kadar Kolesterol Darah Total
Halaman jurnal -
Latar Belakang / teori
Obesitas sentral/abdominal dapat diketahui melalui indikator rasio
lingkar pinggang dan panggul (RLPP). Obesitas sentral sangat erat
hubungannya dengan terjadinya sindroma metabolik yang salah
satu tandanya adalah peningkatan kolesterol darah total
Metode Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, dengan rancangan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita
usia 45-54 tahun di Kelurahan Plalangan Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang yang berjumlah 276 orang. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified random
sampling. Sampel penelitian berjumlah 81 wanita usia 45-54 tahun
yang sehat, tidak dalam keadaan sakit
Hasil Penelitian dan Hasil dari penelitian pada wanita usia 45- 54 tahun di Kelurahan
Pembahasan Plalangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang menunjukan
bahwa 61,7% (50 orang) mengalami obesitas sentral. Responden
yang tidak mengalami obesitas sentral sebanyak 38,3% (31 orang).
Kesimpulan & Saran Ada hubungan antara obesitas sentral dengan kadar kolesterol
darah total pada wanita usia 45-54 tahun di Kelurahan Plalangan
Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Sebagian besar responden
yang mengalami obesitas sentral memiliki pola makan tinggi
kolesterol (7300 mg/hari).
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Else Karina , Nuryanto , Aryu Candra


Judul Jurnal Hubungan Obesitas Sentral Dengan Siklus Menstruasi Dan
Dysmenorrhea Primer Pada Remaja
Halaman jurnal 319-325
Latar Belakang / teori Wanita usia subur sering mengalami masalah siklus menstruasi
yang tidak normal dan Dysmenorrhea primer. Persentasi lemak
tubuh yang tinggi pada penderita obesitas sentral dapat
mengakibatkan gangguan fungsi hormon yang menyebabkan
terjadinya siklus menstruasi yang tidak normal dan Dysmenorrhea
primer.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain
cross sectional. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu
kelompok obesitas sentral dan kelompok normal berdasarkan
lingkar pinggang dengan jumlah sampel masing-masing kelompok
sebanyak 73 orang. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran
tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang. Pengukuran
aktivitas fisik menggunakan kuesioner aktivitas fisik GPAQ, serta
penilaian riwayat Dysmenorrhea keluarga, siklus menstruasi dan
Dysmenorrhea primer melalui wawancara menggunakan kuesioner.
Data dianalisis dengan uji Chi Square.
Hasil Penelitian dan Sebanyak 23 orang atau 31.5% remaja yang menderita obesitas
Pembahasan mengalami siklus menstruasi tidak normal sedangkan kelompok
remaja status gizi normal dan mengalami siklus menstruasi tidak
normal hanya 10 orang atau 13.6 %. Terdapat hubungan antara
obesitas sentral dengan siklus menstruasi (p = 0.018). Sebanyak 20
orang atau 27.3% kelompok obesitas sentral mengalami
Dysmenorrhea primer dibandingkan dengan kelompok status gizi
normal sebanyak 15 orang atau 20.5%. Tidak ada hubungan yang
bermakna antara obesitas sentral dengan kejadian Dysmenorrhea
primer ( p = 0.43).
Kesimpulan & Saran Terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas sentral dengan
siklus menstruasi pada remaja. Siklus menstruasi tidak normal
lebih tinggi pada kelompok remaja obesitas sentral.
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Vera T. Harikedua, Naomi M. Tando


Judul Jurnal Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Obesitas Sentral Pada
Tokoh Agama Di Kota Manado
Halaman jurnal 289-298
Latar Belakang / teori Di Indonesia penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian. Faktor risiko utama yang menyebabkan terjadinya PTM
tersebut adalah hipertensi, glukosa darah yang tinggi, obesitas dan
lemak darah yang tidak normal. Hampir sepertiga (33,1%) orang
dewasa di Sulawesi Utara termasuk dalam kategori berat badan
lebih (overweight) dan obese. Angka ini lebih dari tiga kali angka
nasional 10,3%. Prevalensi orang dewasa dengan berat badan lebih
dan obese tertinggi ditemukan di perkotaan Tomohon dan Manado,
masing-masing 40% dan terendah di Bolaang Mongondow (20%).
.Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dan
menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini
mendeskripsikan prevalensi dan hubungan asupan makanan
berisiko, aktivitas fisik dengan terjadinya faktor risiko sindroma
metabolik pada tokoh agama di Kota Manado. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua tokoh agama yang ada di Kota Manado
berjumlah 6770 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 147
orang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi antara lain : Lakilaki
dan perempuan berusia ≥19-60 tahun, berpendidikan minimal SMA
atau sederajat.
Hasil Penelitian dan Prevalensi obesitas sentral pada tokoh agama di Kota Manado
Pembahasan dalam penelitian ini adalah 67.34%. Pola makan dalam hal ini
adalah asupan protein yang tinggi merupakan variabel yang paling
berpengaruh dibandingkan aktivitas fisik terhadap terjadinya
obesitas sentral pada tokoh agama di Kota Manado.
Kesimpulan & Saran Prevalensi obesitas sentral pada tokoh agama di Kota Manado
dalam penelitian ini adalah 67.34%. Perlu Edukasi dalam bentuk
promosi kesehatan tentang pola makan yang sehat dengan gizi
seimbang oleh tokoh agama sehingga dapat diteruskan kepada
masing-masing umat 2. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas
fisik yang cukup pada tokoh agama untuk mencegah terjadinya
obesitas sentral
Literatur Jurnal Review

Penulis Jurnal Sheva Arlinda , Warsiti


Judul Jurnal Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas Pada Remaja Di
Smp Muhammadiyah 10 Yogyakarta 2015
Halaman jurnal
Latar Belakang / teori
Obesitas atau yang biasa dikenal kegemukan merupakan masalah
yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi obesitas/overweight yaitu ketersediaan
makanan yang murah, cepat tetapi tidak sehat salah satunya yaitu
fast food.
Metode Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan analitik dengan
pendekatan case control yang terdiri dari 31 responden obesitas dan
31 responden tidak obesitas. Pengambilan sampel dengan teknik
total sampling dan random sampling. Analisa data yang digunakan
adalah uji chi square dan odd ratio
Hasil Penelitian dan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
Pembahasan kebiasaan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada
remaja (p = 0,000 < 0,05) dengan nilai nilai odd ratio sebersar 6.00.
Kesimpulan & Saran Frekuensi konsumsi fast food lebih dari 3 kali seminggu memiliki
resiko 6.00 kali lipat mengalami obesitas dibandingkan dengan
yang tidak sering mengkonsumsi fast food. Sebaiknya dilakukan
penyuluhan sehingga siswa dapat mempertimbangkan menu
makan yang sesuai dengan kebutuhan energi harian dan
mengkonsumsi makanan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai