KATARAK
Oleh :
Faradila Ilmi Aulia , S.Ked
K1A1 16 110
Pembimbing:
dr. Syamsiah Pawennei, M.Kes
Judul : Katarak
Fakultas : Kedokteran
Pembimbing
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Referat
dengan judul Katarak ini sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua
atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala dalam
proses penyusunan Referat ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan
materi pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi
5 detik dan diperkirakan oleh WHO setiap tahunnya terdapat lebih dari 7 juta
orang menjadi buta. Terdapat 0,58% atau 39 juta orang menderita kebutaan
dan 82% dari penyandang kebutaan berusia 50 tahun atau lebih (WHO, 2012).
Kebutaan di dunia berjumlah sebanyak 39 juta orang dan 51% dari kebutaan di
berkembang seperti Asia dan Afrika. Negara miskin dan berkembang seperti
Asia dan Afrika memiliki risiko 10 kali lebih besar mengalami katarak
dibandingkan dengan penduduk di negara maju. Saat ini katarak telah banyak
sebesar 24% pada kelompok 50-60 tahun, dan sebesar 16% berada di kelompok
pada urutan pertama di Asia dengan tingkat kebutaan yang tertinggi, dengan
perbandingan angka kebutaan 3 juta orang buta diantara 210 juta penduduk
Indonesia, sedangkan di dunia Indonesia berada pada posisi kedua setelah
insidensi katarak sebesar 0,1% per tahun. Penduduk Indonesia juga memiliki
berkaitan dengan usia (Mo’otapu et al., 2015). Beberapa faktor yang dapat
sistemik yaitu diabetes mellitus (Lukas et al., 2017). Penelitian yang dilakukan
oleh Tana (2007) menemukan bahwa selain faktor-faktor diatas faktor seperti
Santik, 2018).
menyebabkan katarak karena protein pada lensa mata akan semakin menurun
penyakit yang dapat menyerang siapa saja, namun katarak banyak terjadi pada
usia di atas 40 tahun (Hadini et al., 2016). Semakin bertambahnya umur maka
daerah tersebut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. MANFAAT
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Aplikatif
3. Manfaat Metodologis
Sebagai salah satu referensi atau data pendukung khususnya untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Lensa
yang tersuspensi dari corpus ciliare oleh zonula ciliaris. Struktur ini
bagian anterior. Pola anterior merupakan bagian aksial paling anterior dari
terjadi pada arah yang sebaliknya, yaitu dari lensa masuk ke dalam corpus
virtreous dan aquous humour. Pada usia embrionik, lensa fetus terlihat
berkembang seumur hidup dan nukleus lensa akan menjadi semakin keras
dan kuning seiring dengan proses penuaan (sklerosis nuklear). Proses ini
suatu penyebab terjadinya gangguan refraksi pada orang yang lebih tua
(Ravindran, 2018)
lapisan sel epitel di bawah kapsul anterior lensa. Bagian-bagian lensa lain
subkapsular terdiri atas selapis sel kuboid yang hanya terdapat pada
epitel. Kapsul ini merupakan suatu membran basal yang sangat tebal dan
(Ravindran, 2018).
2. Fisiologis Lensa
Dalam skematik dimana lensa dianggap sebagai satu media refraktif yang
yang lebih kompleks. Hal ini dikarenakan struktur lensa yang mempunyai
refraksi bergradiasi
diubah oleh kontraksi otot siliaris. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
tinggi. hal yang sebaliknya akan berlaku apabila otot siliaris relaksasi,
menjadi leper dan indeks refraktif lensa menurun. Proses ini dikendalikan
seiringan dengan umur. Hal ini diakibatkan elastisitas lensa yang menurun
sehingga indeks refraksi lensa menurun dari 14D pada masa kanak-kanak
menjadi 11D pada umur 20 tahun dan menurun lagi sehingga 6D pada
Y, 2017).
380 - 400 nm, sehingga hanya sebagian kecil sinar ultraviolet dapat
B. DEFINISI KATARAK
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah
setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
terjadi kekeruhan pada lensa mata. Lensa mata normalnya transparan, jernih
dan dilalui cahaya menuju retina. Kekeruhan pada lensa mata dapat
C. EPIDEMIOLOGI KATARAK
miopia, hiperopia dan astigmatisme (33%) (Laser Eye Surgery Hub, 2018).
Kebutaan di dunia berjumlah sebanyak 39 juta orang dan 51% dari kebutaan
berkembang seperti Asia dan Afrika. Negara miskin dan berkembang seperti
Asia dan Afrika memiliki risiko 10 kali lebih besar mengalami katarak
dibandingkan dengan penduduk di negara maju. Saat ini katarak telah banyak
katarak sebesar 24% pada kelompok 50-60 tahun, dan sebesar 16% berada di
tertinggi, dengan perbandingan angka kebutaan 3 juta orang buta diantara 210
tahun terdapat seorang penderita katarak baru diantara 1000 orang. Sekitar
D. FAKTOR RISIKO
risiko penyakit katarak adalah usia yang lanjut, jenis kelamin perempuan,
indeks massa tubuh yang tinggi, hipertensi dan penyakit diabetes mellitus.
yang berumur lebih dari 50 tahun yang tidak diakibatkan oleh trauma
mekanik, kimiawi atau radiasi yang diketahui. 48% dari kasus kebutaan
laki. Patogenitas yang spesifik terjadinya katarak akibat faktor risiko ini
Indeks massa tubuh yang tinggi atau dengan lebih spesifik lagi,
katarak. Oleh itu, kausalitas katarak akibat obesitas masih tidak dapat
d) Hipertensi
2018)
e) Diabetes mellitus
Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan stres oksidatif, stress osmotic dan glikasi tanpa enzim pada
lensa mata. Hal-hal ini dapat menyebabkan kejadian katarak (Gupta, V.,
et al., 2014).
E. PATOFISIOLOGI
oleh radiasi pada lensa. Namun, upaya ini akan menurun seiring dengan usia
yang dialami oleh lensa. Hal ini akan menyebabkan kekeruhan lensa
(Nartey, A. 2017).
akumulasi dari zat sorbitol dalam lensa. Sorbitol pula akan dimetabolisme
menjadi fruktosa oleh enzim poliol dehidrogenase dan reaksi ini dikatalisir
akumulasi sorbitol dalam lensa akan terjadi sebelum zat ini dapat
(Nartey, A. 2017).
F. KLASIFIKASI
1. Katarak Kongenital
oleh infeksi pada ibu hamil seperti infeksi rubella dan toksoplasmosis.
3. Katarak Traumatik
4. Katarak Sekunder
amiodarone.
remaja atau dewasa. Namun, katarak yang terkait dengan proses penuaan
Kekeruhan pada lensa berlaku pada nukleus lensa, di mana struktur dari
jika opasitas lensa berada di axis penglihatan lensa. Namun, katarak ini
Posterior Pada katarak ini, kekeruhan lensa berlaku pada sel serat yang
membungkus lensa (kapsul), dan biasanya berlaku pada pasien yang lebih
stadiumnya:
1. Katarak Immatur
2. Katarak Matur
3. Katarak Hipermatur
4. Katarak Insipiens
G. MANIFESTASI KLINIS
gangguan penglihatan ini adalah lambat dan progresif. Hal ini dapat bertimbul
kenderaan pada hari malam. Hal ini diakibatkan oleh dispersi cahaya yang
berlaku akibat kekeruhan lensa yang berlaku pada pasien katarak. Pasien juga
seseorang dapat didefinisikan dengan nilai Snellen sebanyak 6/12. Hal ini
2013).
H. DIAGNOSIS
Pemeriksaan ini paling baik dilakukan apabila pupil berada dalam keadaan
dilatasi, dan dapat memberitahu pemeriksa mengenai karakteristik, lokasi
I. PENATALAKSANAAN
a) Bukan Pembedahan
simptomatik
Penatalaksanaan farmakologi:
1. Antioksidan
b) Pembedahan
katarak, di mana lensa akan diangkat dan digantikan oleh lensa palsu,
lensa donor atau kaca mata afakia. Berikut merupakan indikasi dan
seharian pasien
2. Anisometropeia signifikan
Kontraindikasi:
1. Kualitas penglihatan pasien belum lagi mengganggu aktivitas seharian
et al. 2015).
1. Pharmacoemulsification
PENUTUP
A. SIMPULAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi
cahaya menuju retina. Kekeruhan pada lensa mata dapat mengakibatkan lensa
katarak baru diantara 1000 orang. Sekitar 16-22% penderita katarak yang
risiko penyakit katarak adalah usia yang lanjut, jenis kelamin perempuan,
indeks massa tubuh yang tinggi, hipertensi dan penyakit diabetes mellitus
B. SARAN
a) Bagi Masyarakat
kejadian Katarak.