Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Dekompresi berarti tekanan udara di turunkan ke tekanan udara biasa dgn

cara bertahap atau perlahan-lahan. Istilah hiperbarik dimaksudkan suatu


lingkungan yg berada dlm udara bertekanan lebih dari 1 atmosfer.1,2
Di Amerika Serikat kasus kecelakaan akibat penyelaman diperkirakan 3-4
kasus per 10.000 kasus, dengan rata-rata 1000 kasus setiap tahun. Sedangkan di
regional Asia-Pasifik berkisar 500-600 kasus. Data dari berbagai sumber
melaporkan angka kejadian penyakit dekompresi di Amerika Serikat 1kasus 3.770
per penyelam militer, untuk kasus wisata menyelam dijumpai 1 kasus per 2.900
penyelam tiap tahunnya. 3,4
Dekompresi atmosferik yang akut bisa menimbulkan kelainan pada
susunan saraf dan organ-organ lainnya. Penyakit dekompresi yang biasa dikenal
dengan caisson disease atau terkadang orang-orang menyebutnya divers disease.
Penyakit dekompresi bangkit jika dekompresi atmosferik terjadi mendadak dan
penurunan tekanan atmosfernya lebih dari 1 atmosfer. Caisson Disease adalah
suatu penyakit atau kelainan yang disebabkan oleh pelepasan dan pengembangan
gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat
penurunan tekanan di sekitarnya.5
Fenomena ini sering terjadi di daerah kepulauan yang banyak memiliki
sumber daya manusia sebagai penyelam alam, dimana dengan keterbatasan
pengetahuan sering terjadi kecelakaan penyelaman. Kecelakaan ini sering tidak
teratasi lantaran kurangnya pengetahuan dan tenaga ahli medis dibidang penyakit
dekompresi, sehingga banyak jiwa yang tidak tertolong dan mengidap penyakit
dekompresi yang membawa cacat pada organ tubuh manusia. Hal itu terjadi ketika
penyelam naik dengan cepat kepermukaan atau kasus lain yaitu ketika keluar dari
ruang hiperbarik atau naik ke ketinggian.6
1.2
1.2.1
1.2.2

Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang decompression syndrome
Tujuan Khusus
1

1. Untuk mengetahui tentang kesehatan matra


2. Untuk mengetahui tentang hypobarism dan hyperbarism
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara matra dengan hypobarism dan
hyperbarism
1.3

Manfaat penulisan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Caisson disease (sinonim : Bends, Compressed Air Sickness, Diverss
Paralysis, Dysbarism) adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan yang
disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung-gelembung gas dari
fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya. 3,4
Caisson disease merupakan keadaan yang berbahaya dan kadang dapat
menyebabkan kondisi lethal yang disebabkan oleh gas nitrogen yang terbentuk
dalam darah dan berbagai jaringan pada tubuh penyelam yang kembali ke
permukaan air dengan cepat. 5
2.2 EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit dekompresi jarang terjadi, diperkirakan 2,8 kasus per
10.000 penyelaman, dengan risiko 2,6 kali lebih besar untuk laki-laki daripada
perempuan. DCS mempengaruhi sekitar 1.000 penyelam scuba AS per tahun.
Pada tahun 1999, para penyelam Jaringan Siaga (DAN) dibuat "Proyek Dive
Eksplorasi" untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan insiden.Dari
tahun 1998 hingga 2002, mereka merekam 50.150 penyelaman, dari yang 28
recompressions diminta - meskipun ini akan hampir pasti mengandung insiden
emboli gas arterial (USIA) - laju sekitar 0,05%.4
2.3

ETIOPATOGENESIS

Faktor risiko: penyakit dekompresi terjadi pada sekitar 2 sampai 4/10, 000
penyelaman. Faktor risiko meliputi semua hal berikut:

Dingin-suhu penyelaman

Dehidrasi

Latihan setelah menyelam

Kelelahan

Terbang setelah menyelam

Kegemukan
3

Usia yang lebih tua

Lama atau dalam penyelaman

Cepat ascents

Kanan-ke-kiri jantung shunts5


Hukum Henry menyatakan bahwa kelarutan gas dalam cairan berbanding

lurus dengan tekanan yang diberikan pada gas dan cairan. Dengan demikian,
jumlah gas yang masuk (misalnya

N 2 dan helium) dilarutkan dalam darah

meningkat dan jaringan pada tekanan yang lebih tinggi. Selama pendakian, ketika
tekanan menurun sekitarnya, gelembung bisa terbentuk. Gelembung-gelembung
gas dibebaskan dapat timbul dalam jaringan apapun dan menyebabkan gejala
lokal, ataupun melalui darah ke organ jauh.5
Caisson adalah tangki-tangki dengan tekanan dengan tekanan atmosfer
yang tinggiyang dipergunakan dalam kontruksi di bawah air. Jaringan tubuh
0rang-orang tersebut menyerap gas-gas, jika buruh-buruh tangki itu keluar dari
tangkinya dan serentak berada di lingkungan atmosfer biasa (normal), maka gasgas akan dipisahkan dari cairan tubuh.2
Pada terjadinya pemisahan gas-gas dari cairan tubuh, maka gelembunggelembung gas N berjumlah banyak, oleh karena N larut dalam seluruh jaringan
lemak. Maka dari itu penyakit dekompresi atmosferik akut lebih sering berakhir
fatal pada orang-orang yang gemuk daripada orang-prang yang kurus.
Gelembung-gelembung gas tidak saja N tetapi gas O2 dan lainnya bisa
mengakibatkan timbulnya vakuolisasi di dalam jaringan didalam serum bahkan di
dalam sel. Emboli gas dan intoksikasi seluler dapat mengakibatkan komplikasi
berat termasuk kematian.1
Saat naik ke permukaan, tekanan gas turun terjadi proses desaturasi.
Tekanan parsial gas paru-paru rendah sehingga darah melepas gas ke paru-paru.
Bila dekompresi cepat, gelembung gas dalam jaringan & darah tdk dapat keluar
dgn cepat & teratur sehingga meninggalkan gas dalam darah & jaringan, karena
tdk cukup waktu bg paru-paru utk mengeluarkan gas tersebut.2

Secara umum, ada 2 jenis penyakit dekompresi dibagi berdasarkan berat


ringannya gejala dan untuk pengobatan :
1. Tipe I (pain only beds) yang melibatkan otot, kulit dan limfatik yang lebih
ringan dan tidak biasanya mengancam nyawa.
2. Tipe II (serious) kadang-kadang mengancam kehidupan dan mempengaruhi
berbagai sistem organ. Sumsum tulang belakang rentan terkena, daerah rawan
lainnya termasuk otak, sistem pernapasan (misalnya, emboli paru) dan sistem
peredaran darah (misalnya, gagal jantung, syok kardiogenik). Mengacu pada
sendi lokal atau nyeri otot akibat penyakit dekompresi tetapi sering digunakan
sebagai sinonim untuk setiap komponen dari gangguan.1,2
2.4

GAMBARAN KLINIS
Gejala berat dapat bermanifestasi dalam beberapa menit dari permukaan,

tetapi pada kebanyakan pasien, gejala dimulai secara bertahap, kadang-kadang


dengan prodrome dari malaise, kelelahan, anoreksia, dan sakit kepala. Gejala
terjadi dalam 1 jam dari permukaan di sekitar 50% dari pasien dan oleh 6 jam
dalam 90%. Jarang, gejala dapat mewujudkan 24 sampai 48 jam setelah muncul
ke permukaan, terutama setelah terpapar ketinggian setelah menyelam.
Tipe I penyakit dekompresi biasanya menyebabkan nyeri semakin
memburuk pada sendi (biasanya siku dan bahu), punggung dan otot-otot, rasa
sakit termasuk manifestasi lain limfadenopati, bintik-bintik kulit, gatal dan ruam.1
Tipe penyakit dekompresi II cenderung menyebabkan gejala neurologis dan
kadang-kadang pernapasan. Ini biasanya memanifestasikan dengan paresis, mati
rasa dan kesemutan, kesulitan buang air kecil dan kehilangan kontrol kandung
kemih atau usus. Sakit kepala dan kelelahan mungkin ada tapi tidak spesifik.
Pening, tinnitus dan gangguan pendengaran dapat terjadi jika telinga bagian
dipengaruhi. Gejala yang parah termasuk kejang, bicara cadel, kehilangan
penglihatan, kebingungan dan koma. Kematian dapat terjadi. Tersedak (penyakit
dekompresi pernapasan) merupakan manifestasi yang jarang namun serius,
termasuk gejala sesak napas, nyeri dada dan batuk. Gelembung embolisasi besar

dari pohon pembuluh darah paru bisa mengakibatkan peredaran darah yang cepat
dan kematian.1
Osteonekrosis Dysbaric adalah manifestasi akhir dari penyakit dekompresi.
Ini adalah bentuk berbahaya dari nekrosis tulang aseptik yang disebabkan oleh
eksposur yang lama atau berulang erat ke daerah bertekanan (biasanya pada orang
yang bekerja di udara terkompresi dan komersial mendalam ketimbang penyelam
rekreasi). Kerusakan bahu dan pinggul permukaan artikular dapat menyebabkan
rasa sakit kronis dan cacat berat1
2.5

DIAGNOSIS
Diagnosis klinis adalah riwayat menyelam sebelumnya (24 jam), adanya

gejala-gejala klinis di atas, bila ragu, lakukan terapi RUBT, bila dlm 20 40 menit
pertama diperoleh perbaikan lanjutkan terapi (PD).2
CT dan MRI dapat membantu untuk menyingkirkan gangguan lain yang
menyebabkan gejala yang sama (misalnya, disk intervertebralis hernia, stroke
iskemik, perdarahan SSP). Meskipun studi ini dapat menunjukkan kelainan saraf
otak atau tulang belakang, mereka tidak sensitif untuk penyakit dekompresi, dan
pengobatan biasanya harus mulai didasarkan pada kecurigaan klinis. Kadangkadang gas emboli arteri sama (untuk perbandingan fitur.5)
Untuk osteonekrosis dysbaric, x-rays sederhana dapat menunjukkan
degenerasi sendi, yang tidak dapat dibedakan dari yang disebabkan oleh gangguan
sendi lainnya, MRI biasanya diagnostik.1
2.6

PENATALAKSANAAN
Walaupun kasus-kasus yang ringan dapat diobati dengan menghirup oksigen

100% pada tekanan permukaan, namun pengobatan terpenting ialah rekompresi


dan oksigen.
1. Tindakan dini
Berikan oksigen 6-10 L/mm dengan masker.Berikan analgesik sedang sesuai
kebutuhan. Jika tidak terdapat gagal jantung kongestif, berikan cairan intravena
15% dextrosa dalam normal saline atau ringer laktat untuk mengoreksi dehidrasi
dan mempertahankan hidrasi normal.1,2,5
6

2. Rekompresi
Tujuan rekompresi adalah untuk memperkecil gelembung-gelembung gas, gejala
menghilang saat dekompresi sampai ke permukaan dan gelembung-gelembung
gas larut dengan rekompresi yang diikuti dekompresi secara perlahan-lahan.
Sedangkan tujuan oksigenasi adalah untuk memperbaiki hipoksia jaringan dan
mengurangi tekanan nitrogen yang terlarut dalam darah dan jaringan.
Setelah diagnosis ditegakkan pengobatan harus dilaksanakan secepatnya,
paling lambat 6 jam pertama. Kizer 1982, menganjurkan pengobatan rekompresi
paling lama 12 jam setelah gejala-gejala timbul. Menurut The Diver Network di
USA memberi batas waktu 24 jam untuk penanganan kecelakaan-kecelakaan
penyelam. Namun dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa lebih cepat
diobati, hasilnya akan lebih baik. Untuk menghindari keterlambatan dalam
penanganan penderita maka pengobatan dapat dimulai dari tempat kejadian (untuk
sementara), transportasi ke fasilitas RUBT dan RUBT sendiri.
Rekompresi di tempat kejadian, menurunkan kembali penderita melalui tali
ke air dan memakai oksigen sampai kedalaman 9 meter. Bersama pendamping
memakai full face mask dan bernafas dengan oksigen 100% selama 30 menit
untuk kasus ringan dan 60 menit untuk kasus berat. Bila ada perbaikan, naik
kepermukaan dengan kecepatan 1 meter dalam 12 menit. Bila belum, dapat
diperpanjang menjadi 60 menit.Jika dalam perjalanan kepermukaan timbul gejala
maka berhenti selama 30 menit. Setelah tiba dipermukaan penderita harus
menghirup 02 l00% dan udara selama 90 menit, jika gagal maka penderita harus
diangkut ke fasilitas RUBT.
Pengangkutan penderita ke fasilitas RUBT dapat dilakukan dengan kapal laut,
kendaraan darat, pesawat terbang dengan kabin bertekanan 1 atm, bila tidak ada
maka ketinggian maksimum 1000 feet (300 meter). Selama perjalanan penderita
mengisap oksigen 100% 30 menit, udara 5 menit secara berganti. 1,2,5
3. Pengobatan
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, kadang-kadang dibutuhkan
obat-obat tambahan yang tujuannya untuk menanggulangi perubahan-perubahan
7

sekunder atau kerusakan lanjut akibat dari gelembung nitrogen dalam pembuluh
darah dan jaringan.
a) Cairan dan Elektrolit
Biasanya digunakan normal saline, ringer laktat atau dekstrose. Bila
b)
c)
d)
e)

rehidiasi tidak berhasil ditambah dengan dekstran 40 atau dekstran 70.


Anti Platelet.
Kortikosteroid.
Gliserol. (Ini bila terjadi edemaserebri).
Digitalis
Digunakan pada syok akibat penyakit dekompresi, dimana dehidrasi
teratasi namun frekwensi jantung tetap cepat. Dilakukan digilitasi cepat

dengan sedilanid 0,8-1,6 mg secara intravena.


f) Antikonvulsan.
Obat pilihan adalah diazepam 10 mg intravena tiap kali dibutuhkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi respon pengobatan . 1,2,5
2.7

PROGNOSIS

Pengobatan langsung dengan oksigen 100%, diikuti oleh recompression dalam


ruang hiperbarik, akan dalam hasil kebanyakan kasus tidak ada efek jangka
panjang. Namun, permanen jangka panjang cedera dari DCS adalah mungkin.
Tiga bulan follow-up pada kecelakaan menyelam dilaporkan DAN tahun 1987
menunjukkan 14,3% dari 268 penyelam disurvei masih memiliki tanda-tanda dan
gejala sisa dari Tipe II DCS dan 7% dari Tipe I DCS".follow-up yang lama
menunjukkan hasil yang sama, dengan 16% memiliki gejala sisa neurologis
permanen.4

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kesehatan Matra
Menurut peraturan menteri kesehatan tahun 2013 Matra adalah dimensi
lingkungan/wahana/media

tempat

seseorang

atau

sekelompok

orang

melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan. Kondisi Matra adalah


keadaan dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup
dalam lingkungan tersebut. Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam
bentuk khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan
mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubahsecara
bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara (pasal 1 uu Nomor 23 tahun
1992 tentang kesehatan).7,8
Istilah matra diarahkan pada kondisi lingkungan yang berubah, bermakna
mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang atau kelompok, lingkungan tersebut bias terjadi di
darat (lapangan), laut maupun udara. Kondisi matra akibat lingkungan yang
berubah bermakna ini bias terjadi karena sudah direncanakan maupun tidak
direncanakan. Aktifitas matra lapangan yang direncanakan antara lain meliputi
Haji, trasmigrasi, berkemah, perjalan mudik lebaran, berkumpulnya penduduk
saat festival ataupun acara-acara keagamaan, perjalanan wisata, kegiatan bawah
tanah dan kegiatan lintas alam. Matra udara adalah penerbangan atau kegiatan
kedirgantaraan lainnya. Ada pun kondisi matra yang tidak direncanakan
lingkungan pengungsian akibat terjadi bencana, gangguan kamtibmas maupun
krisis lainnya.7,8
Rincian Upaya Kesehatan Matra
1. Kesehatan Transmigrasi
Para Transmigran akan menempati wilayah dengan lingkungan yang baru
yang relatif berbeda dari daerah asalnya dan mereka rentan terhadap malaria dan

filaria. Pada umumnya wilayah baru memiliki keterbatan sarana dan prasarana
termasuk air bersih dan sanitasi sehingga berisiko diare dan penyakit
gastroenteritis lainnya. Penyesuaian kondisi diperkirakan memerlukan waktu 6
12 bulan.7,9
2. Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana
Kondisi matra yang spesifik terjadi pada pengungsian penduduk yang
terjadi akibat pemukiman rusak atau tidak aman karena terjadi bencana.
Pengungsi menjadi rentan karena terpapar dengan kondisi sanitasi lebih buruk
daripada keadaan sebelumnya yang memberikan risiko diare, ISPA, dan penyakit
infeksi lain. Penanggulangan kesehatan bidang PP & PL lebih ditujukan pada
pengungsi untuk mencegah terjadinya KLB atau peningkatan kasus yang
bermakna. 7,9
3. Kesehatan Situasi Khusus
Istilah situasi khusus diarahkan pada situasi dimana masyarakat berkumpul
atau bergerak dalam waktu serentak untuk kegiatan yang sudah direncanakan dan
berlangsung selama 2 hari sampai satu bulan atau lebih. Perubahan lingkungan
saat berkumpul dan bergerak ini menimbulkan risiko kesakitan, cacat atau
meninggal akibat kecelakaan, keracunan atau terinfeksi penyakit. Contoh situasi
khusus ini antara lain arus mudik lebaran, kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan
olahraga, kampanye ataupun acara tradisional ataupun acara traditional yang
relatif banyak. 7,9
4. Kesehatan Bumi Perkemahan
Upaya ini juga merupakan Kesehatan Situasi Khusus namun lebih spesifik
karena lokasinya relatif tetap. Bumi perkemahan merupakan lahan terbuka yang
diatasnya digunakan untuk kegiatan pendidikan atau sejenisnya dalam periode
tertentu (2-10 hari) yang didukung dengan sarana perkemahan. 7,9
5. Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik
Manusia hiidup normal di darat pada habitat lingkungan tekanan 1
atmosfir. Penyelam mendapatkan tekanan lebih dari 1 atmosfir (hiperbarik) yang
akan memberikan risiko gangguan fisik dan fisiologi maupun gangguan kesehatan
10

lainnya. Semakin dalam semakin banyak gas-gas lembam (Nitrogen) yang larut
didalam jaringan sehingga padasaat penyelam naik (ascent) dan terjadi penurunan
tekanan yang cepat maka gas-gas yang larut tadi dapat terbebas kembali dalam
bentuk

gelembung-gelembung

(emboli)

dalam

jaringan

yang

berakibat

terganggunya fungsi organ. 7,9


6. Kesehatan Pelayaran dan Lepas Pantai
Kondisi lingkungan yang berubah dialami saat seseorang atau sekelompok
orang/pekerja berada dalam pelayaran atau lepas pantai (off shore) selama
berhari-hari tidak ketemu daratan. Bagi para penumpang kapal, ini akan berisiko
antara lain gangguan kesehatan karena perubahan iklim, kecelakaan kapal,
keracunan, stress maupun tertular penyakit dari penumpang lainnya. Bagi para
pekerja lepas pantai, gangguan kesehatan meskipun fasilitas sehari-hari cukup
memadai, namun ontak dengan orang banyak, iklim dan angin di laut dapat
menderita penyakit infeksi maupun gangguan stress fisik dan mental. 7,9
7. Kesehatan Penerbangan
Para pelaku penerbangan, penumpang pesawat terbang maupun olahraga
dirgantara akan berada dalam kondisi lingkungan hipobarik, hipotermi,
hipohumidity dan pergerakan pesawat terbang yang akan memberikan risiko
terjadinya hipoksia, gangguan fisik, fisiologis maupun psikologis. 7,9
Kondisi hipobarik dalam penerbangan dapat menyebabkan penyakit
dekonpresi dan juga akan mempengaruhi gangguan fungsi organ terutama sistem
pernafasan, jantung, dan susunan saraf pusat. Kondisi hipobarik dan pergerakan
kapal (akselerasi, deselerasi, bumping) serta pengaruh gravitasi juga akan
berpengaruh pada kesehatan bayi, wanita hamil dan janin yang dapat
menyangsang kontraksi rahim wanita hamil sehingga kemungkinan dapat
menyebabkan keguguran. 7,9
8. Kesehatan Wisata
Kondisi matra ditujukan dengan lingkungan yang berbeda dengan kondisi
asal wiatawan, meliputi kondisi di perjalanan maupun di lokasi tujuan wisata yang
merupakan tempat berkumpulnya orang banyak. Kondisi matra di perjalanan
11

dapat terjadi di udara, laut maupun darat. Sedangkan di lokasi tujuan wisata
meliputi obyek wisata berikut semua kelengkapannya (hotel, restoran, Tempattempat umum) 7,8,10
Tugas kesehatan matra
1. Seksi Kesehatan Matra dan Lintas Batas mempunyai tugas11
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi
pelaksanaan vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional

(ICV).
Pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah kesehatan haji,
kesehatan matra, pelayanan kesehatan terbatas, rujukan gawat darurat

medic.
Pengembangan jejaring kerja, kemitraan, dan teknologi.

Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan matra di wilayah kerja pelabuhan/


bandara dan lintas batas darat.11
2. Subdirektorat Kesehatan Matra menyelenggarakan fungsi:12
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
kesehatan matra;
b. Penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur serta kemitraan di bidang kesehatan matra;
c. Penyiapan bimbingan teknis di bidang kesehatan matra;
d. Penyiapan bahan evaluasi dan ppenyusunan laporan pelaksanaan kebijakan
teknis dibidang kesehatan matra.
Subdirektorat Kesehatan Matra terdiri dari:12
a. Seksi Standardisasi Kesehatan Matra mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan standar, norma,
pedoman, kriteria dan prosedur di bidang kesehatan matra.
b. Seksi Bimbingan dan Evaluasi Kesehatan Matra mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan, pemantauan dan
evaluasi serta penyusunan laporan di bidang kesehatan matra.
3.2 Hipobarism dalam penerbangan
Dengan berkurangnya tekanan atmosfer bila ketinggian bertambah, gasgas yang tadinya larut dalam sel dan jaringan tubuh akan keluar sebagian dari
12

larutannya dan timbul sebagai gelembung-gelembung gas sampai tercapainya


keseimbangan baru. Mekanisme terjadinya yakni sesuai dengan hukum Henry
yang mengatakan bahwa jumlah gas yang terlarut dalam larutan berhubungan
langsung dengan tekanan yang diterima oleh larutan tersebut.
Pada kehidupan sehari-hari peristiwa ini dapat dilihat pada waktu kita
membuka tutup botol dari minuman bersoda atau bir, yakni timbulnya gelembunggelembung gas. Gelembung-gelembung gas yang timbul dalam tubuh manusia
adalah gemebung gas nitrogen yang terjadi apabila tekanan atmosfer berkurang.
Gejala-gejala pada penerbang akan mulai timbul pada ketinggian 25.000 kaki.
Semakin cepat ketinggian bertambah, semakin cepat pula timbul gejala. Pada
ketinggian di bawah 25.000 kaki gas nitrogen masih sempat dikeluarkan oleh
tubuh melalui paru-paru. Gas tersebut diangkut ke paru-paru oleh darah dari sclsel maupun jaringan tubuh. Timbulnya gelembung-gelembung ini berhenti bila
sudah terdapat keseimbangan antara tekanan udara di dalam dan tekanan udara di
luar. Hal ini dapat dimengerti dengan mengingat Hukum Henry dan Hukum
Graham. Gelembung-gelembung ini memberikan gejala karena tertekannya saraf
dan pembuluh darah kecil disekitarnya.
Menurut sifat dan lokasinya, gejala-gejala ini terdiri atas :
1) Bends
Bends adalah rasa nyeri yang dalam dan terdapat di sendi serta dirasakan
terus- menerus, dan umumnya makin lama makin bertambah berat. Akibatnya
penerbang atau awak pesawat tak dapat sama sekali bergerak karena nyerinya.
Sendi yang terkena umumnya adalah sendi yang besar seperti sendi bahu, sendi
lutut, di samping itu juga sendi yang lebih kecil seperti sendi tangan, pergelangan
tangan dan pergelangan kaki, tetapi lebih jarang.
2) Chokes
Chokes adalah rasa sakit di bawah tulang dada yang disertai dengan batuk
kering yang terjadi pada penerbangan tinggi akibat penguapan gas nitrogen yang

13

membentuk gelembung di daerah paru-paru. Chokes lebih jarang terjadi bila


dibandingkan dengan bends, tetapi bahayanya jauh lebih besar, karena dapat
mengancam jiwa penerbang.
3) Gejala-gejala pada kulit
Gejala-gejala pada kulit adalah perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan
jarum, gatal-gatal, rasa panas dan dingin, timbul bercak kemerah-merahan dan
gelembung-gelembung pada kulit. Gejala-gejala ini tidak memberikan gangguan
yang berat, tetapi merupakan tanda bahaya atau tanda permulaan akan datangnya
bahaya dysbarism yang lebih berat.

4) Kelainan pada sistem syaraf


Jarang sekali terjadi dan bila timbul mempunyai gambaran dengan variasi
yang besar yang kadang-kadang saja memberikan komplikasi yang berat. Yang
sering diketemukan adalah kelainan penglihatan dan sakit kepala yang tidak jelas
lokasinya. Dapat pula timbul kelumpuhan sebagian (parsial), kelainan
penginderaan, dan sebagainya.
Meskipun gelembung dapat membentuk di mana saja di tubuh, lokasi
anatomi yang paling sering menjadi tempat munculnya gejalan adalah bahu, siku,
lutut, dan pergelangan kaki."the bends atau rasa nyeri pada sendi terjadi sekitar
60-70% dari semua kasus ketinggian sindroma dekompresi, dengan bahu menjadi
tempat yang paling umum. Manifestasi neurologis terjadi sekitar 10 sampai 15%
dari semua kasus sindroma dekompresi, dengan sakit kepala dan gangguan
penglihatan menjadi gejala yang paling umum. Manifestasi kulit dijumpai sekitar
10 sampai 15%. Sedangkan "The choke" atau rasa sakit dibawah tulang dada yang
disertai dengan batuk kering merupakan gejala klinis yang paling jarang terjadi
yakni kurang dari 2%.

14

Gambar 3.1 Tanda dan Gejala Sindroma Dekompresi pada Ketinggian


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya sindroma
dekompresi pada ketinggian ini, diantaranya:

Ketinggian
Tidak dijumpai batas mutlak untuk terjadinya sindroma dekompresi ini.
Namun dari penelitian didapati terjadinya sindroma dekompesi pada
ketinggian 18.000 ft. Seseorang yang terpapar pada ketinggian 18.000 ft.
sampai 25.000 ft. menunjukkan sejumlah kecil kejadian sindroma
dekompresi. Seangnkan sindroma dekompresi paling sering terjadi pada
ketinggian lebih dari lebih dari 25.000 ft. Semakin tinggi seseorang
terpapar dengan ketinggian maka akan semakin tinggi pula resiko
seseorang tersebut menderita sindroma dekompresi.

15

Paparan berulang (repetitive exposures)


Paparan berulang terhadap ketinggian lebih dari 18.000 ft dalam periode
yang singkat juga meningkatkan terjadinya sindroma dekompresi.

Waktu di Ketinggian
Semakin lama durasi paparan di ketinggian lebih 18.000 ft. maka akan
semakin besar risiko terjadinya sindroma dekompresi ketinggian.

Usia
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari
sindroma dekompresi dengan bertambahnya usia.

Cedera sebelumnya
Ada beberapa indikasi bahwa cedera sendi atau tungkai sebelumnya barubaru ini dapat mempengaruhi individu untuk mengembangkan "the bends."

Suhu
Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa paparan individu untuk
suhu lingkungan sangat dingin dapat meningkatkan risiko sindroma
dekompresi ketinggian.

Tipe Tubuh
Biasanya, orang yang memiliki kandungan lemak tubuh yang tinggi
berisiko lebih besar menderita sindroma dekompresi ketinggian akbibat
pasokan darah yang buruk dimana nitrogen disimpan dalam jumlah yang
lebih besar dalam jaringan lemak. Meskipun lemak hanya mewakili 15%
dari tubuh normal orang dewasa, menyimpan lebih dari setengah dari
jumlah total nitrogen (sekitar 1 liter) yang biasanya dilarutkan dalam
tubuh.

Aktivitas fisik
Ketika seseorang aktif secara fisik saat terbang pada ketinggian di atas
18.000 ft. terdapat risiko yang lebih besar menderita sindroma dekompresi
ketinggian.

16

Konsumsi alkohol
Efek dari konsumsi alkohol meningkatkan kerentanan terhadap sindroma
dekompresi ketinggian

Tatalaksana awal terhadap terjadinya sindroma dekompresi ketinggian:


Berikan sesegera mungkin masker oksigen mengatur regulator pada 100%

oksigen.
Mulailah sebuah pendaratan darurat sesegera mungkin. Bahkan jika gejala
hilang selama pendaratan darurat berlangsung, tetap segeralah mendarat

dan mencari evaluasi medis sambil terus menghirup oksigen.


Jika salah satu dari gejala yang terjadi adalah nyeri sendi the bends,
tetaplah jaga sendi dalam keadaan tenang, jangan mencoba menghilangkan

nyeri dengan menggerakkan sendi di sekitar.


Setelah mendarat meminta bantuan medis dari petugas medis penerbangan

atau spesialis kedokteran hiperbarik.


Perawatan medis definitif mungkin melibatkan penggunaan ruang
hiperbarik (hyperbaric chamber) yang dioperasikan oleh personel yang

terlatih khusus.
Tanda-tanda dan gejala ketinggian sindroma dekompresi ketinggian dapat
terjadi setelah mendarat, baik muncul maupun tidak selama penerbangan.

3.3 Hiperbarism dalam penyelaman


Ketika seseorang menyelam ke dalam laut, tekanan disekitarnya
meningkat sangat besar. Untuk mencegah paru paru kolaps, udara harus disuplai
pada tekanan yang tinggi untuk membuatnya tetap mengembang. Ini
mengakibatkan darah di paru-paru terpapar dengan tekanan gas alveolar yang
tinggi , kondisi ini disebut dengan hiperbarik.13
Pada saat menyelam, individu mengalami banyak penyulit, diantaranya
berupa tekanan yang tinggi, gas-gas pernafasan dalam kepadatan yang tinggi,
meningkatnya resistensi terhadap pergerakan, berat tambahan dari peralatan
menyelam, suhu yang rendah, menurunnya visibilitas dan resistensi bernafas yang
lebih tinggi dibandingkan di permukaan.14

17

Tubuh manusia secara otomatis memberi respon fisiologis untuk


beradaptasi kepada lingkungan yang tidak biasa ini. Perlengkapan menyelam dan
prosedur menyelam standar juga membantu dalam meminimalisasi penyulitpenyulit ini. Tetapi, kegagalan untuk menghadapi penyulit ini bisa mengakibatkan
kematian pada penyelam.14
Pada saat tubuh tercelup kedalam air, terutama pada bagian wajah, respon
menyelam, disebut juga diving reflex, diinduksi oleh nervus trigeminal pada
wajah. Ditandai pertama kali oleh penurunan heart rate(bradykardia) karena
respons vagal. Peningkatan tekanan pembuluh darah arteri karena vasokonstriksi
perifer dari peningkatan aktivitas simpatis juga terjadi.14
Proses diatas sebenarnya ada re-distribusi darah pada tubuh, dari perifer ke
sentral. Mengakibatkan peningkatan volume darah jantung dan curah jantung.
Keuntungan

respons

menyelam

adalah

penghematan

panas

tubuh

dan

menyalurkan lebih banyak oksigen kepada organ vital, seperti otak dan hati.
Tekanan hidrostatik dari air di sekeliling, menyeimbangkan tekanan hidrostatik
dari sirkulasi sistemik, dan memindahkan darah dari bagian bawah tubuh ke
sirkulasi sentral. Efek ini meningkatkan curah jantung dan menurunkan frekuensi
detak jantung.14
Ketika tekanan sekitar meningkat, penyelam pertama kali mengalami
peningkatan kepadatan gas pernafasan. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi
paru, peningkatan resistensi jalan nafas dan usaha pernafasan. Semua ini
meningkatkan beban pada penyelam. Bahkan, tekanan parsial pada tiap komponen
gas pernafasan penyelam meningkat secara proporsional(Hukum Dalton). Paparan
kepada gas dengan tekanan parsial yang tinggi, meningkatkan jumlah gas yang
terlarut dalam jaringan tubuh(Hukum Henry) sampai jumlah yang terlarut
mencapai equilibrium.14
Kuantitas gas-gas tersebut yang berada diatas normal, dapat mengganggu
fungsi dari sistem saraf, merusak jaringan tubuh, dan mengakibatkan toksisitas
O2, Narkosis N2 dan high pressure nervous system.14

18

Saat naik, gas-gas terlarut, dilepaskan bersamaan dengan turun-nya


tekanan lingkungan sekitar. Tetapi, jika resurfacing terjadi dengan cepat, tanpa
adanya perhentian dekompresi, gas-gas ini dapat membentuk banyak gelembung
di dalam darah dan jaringan. Ketika jumlah gelembung melebihi kemampuan
tubuh untuk mendifusikan mereka, sindroma dekompresi terjadi.14
Hipotesis yang populer menyatakan gelembung terbentuk disekitar
mikronukleus gas yang sudah terdapat dalam jaringan tubuh. Gelembunggelembung ini biasanya terbentuk dalam sirkulasi vena dan jaringan tubuh. Tetapi
mereka dapat juga memasuki sirkulasi arteri jika tidak dapat dieliminasi sempurna
pada sirkulasi paru. Pada ruang ekstravaskuler, gelembung yang ukuran-nya
bertambah atau bergabung satu sama lain, akan mengganggu jaringan dan ujung
saraf, mengakibatkan rasa sakit dan merusak jaringan. Gelembung intravaskuler
merusak sel endotel dan lapisan surfaktan intralumen. Mereka dapat merusak
protein, mengaggregasi platelet, mengaktivasi sistem komplemen dan leukosit,
serta memulai kaskasde koagulasi. Dapat juga memblok suplai darah ke jaringan
dan mengakibatkan iskemia.14
DCS biasanya dibagi menjadi :14
Tipe I

mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan kulit, simptomnya

berupa
-

rasa gatal, berbintik-bintik, pecah-pecah pada kulit


rasa sakit pada persendian dan otot (biasanya pada ekstremitas atas dan

bahu)
pembengkakan pembuluh limfe
Tipe II jauh lebih parah daripada tipe I, dengan manifestasi kepada sistem

vestibular, kardiopulmonal maupun neurologis.


-

Pada saat gelembung muncul pada telinga dalam, dapat terjadi gangguan

keseimbangan, vertigo, penurunan pendengaran dan rasa mual.


Pada saat gelembung memasuki sirkulasi arteri pulmonal, mengkibatkan
infark paru dan kegagalan pernafasan, ditandai pertama kali oleh rasa sakit

pada dada dan dispneu.


Pada sistem neurologis, simptom dapat dibagi menjadi dua bagian besar

19

o Gejala serebral(pembentukan gelembung dalam otak) ditandai


dengan sakit kepala, penurunan penglihatan, kelelahan, kejang,
gangguan gait.
o Gejala Spinal (pembentukan gelembung dalam white matter spinal
cord) ditandai dengan gangguan sensorik maupun motorik,LBP,
nyeri abdomen, kehilangan control BAB/BAK, impotensi.
Tipe I dan tipe II dapat muncul secara bersamaan.
Onset dapat terjadi dalam periode yang singkat setelah penyelaman, 42%
DCS terjadi dalam satu jam, 60% dalam tiga jam, 83% dalam empat jam dan 98%
dalam 24 jam.14
Durasi penyelaman yang lama, kedalaman penyelaman, dan resurfacing
yang cepat, semuanya meningkatkan insidensi DCS.14
Diluar faktor resiko tersebut, faktor resiko individual DCS diantaranya
umur, obesitas, dehidrasi, jenis kelamin (perempuan lebih gampang terkena), suhu
dan keadaan foramen ovale.14
Penanggulangan DCS yang paling efektif adalah re-kompresi segera. Hal
ini dilakukan dengan penempatan pasien dalam ruangan hiperbarik dengan dua
sampai tiga kali tekanan atmosfir absolut serta menghirup O2 100%. Pada
transportasi darurat pasien dengan DCS, sebaiknya tidak dilakukan pada
ketinggian (misalnya pada saat transport dengan helikopter, hindari terbang terlalu
tinggi) karena dapat lebih mengeksaserbasi efek DCS. Apabila fasilitas
rekompresi tidak tersedia, menghirup O2 100% juga dapat membantu
memperbaiki keadaan.14
3.4 Kesehatan matra terkait hypobarism dan hyperbarism
Kesehatan Penyelaman dan Kesehatan Matra:
Manusia hidup normal di darat pada lingkungan dengan tekanan 1
atmosfer. Pada seorang penyelam, ia mendapatkan tekanan lebih besar dari 1
atmosfer (hiperbarik) yang akan memberikan resiko gangguan fisik dan fisiologi
maupun gangguan kesehatan lainnya. Semakin dalam menyelam, semakin banyak

20

gas-gas nitrogen yang larut didalam jaringan sehingga pada saat penyelam
naikdan terjadi penurunan tekanan yang cepat, maka gas-gas terlarut tadi dapat
terbebas kembali dalam bentuk gelembung-gelembung yang dapat berakibat
terganggunya fungsi organ.
Kegiatan kesehatan matra terhadap kesehatan penyelaman:
1.
2.
3.
4.

Penyuluhan bagi penyelam tentang cara menyelam yang benar.


Pemeriksaan kesehatan berkala 2 bulan sekali.
Pengobatan bagi penyelam yang menderita sakit
Melakukan rujukan bagi penderita yang memiliki chamber untuk terapi

hiperbarik.
5. Melaksanakan surveilans penyakit bagi para penyelam
Output yang diharapkan:
1.
2.
3.
4.

Terisolasinya upaya kesehatan penyelaman


Tersedianya pelayanan kesehatan di puskesmas bagii penyelam
Terlaksananya surveilans epidemiologi penyelaman
Menurunnya kesakitan dan kematian akibat penyelaman

Input yang diperlukan:


1.
2.
3.
4.

Petunjuk teknis
Modul pelatihan
Fasilitas pelayanan kesehatan penyelaman di puskesmas bagi penyelam
Fasilitas chambers bagi rujukan di RS yang dekat dengan tempat-tempat

penyelaman
5. Tenaga kesehatan terlatih
6. Biaya operasional
Kesehatan Penerbangan dan Kesehatan Matra:
Para

pelaku

penerbangan,penumpang

pesawat,

maupun

olahraga

dirgantara akan berada dalam kondisi lingkungan hipobarik, hipotermi,


hipohumidity, dan pergerakan pesawat terbang akan memberikan resiko terjadinya
hipoksia, gangguan fisik, fisiologi maupun patologis. Kondisi hipobarik dalam
penerbangan akan menyebabkan penyakit dekompresi dan mempengaruhi
gangguan fungsi organ.
Kegiatan kesehatan matra terhadap kesehatan penerbangan:
1. Advokasi, sosialisasi dan penyuluhan kesehatan penerbangan
21

2.
3.
4.
5.

Pelayanan medik bagi penumpang


Pemeriksaan dan pembuatan surat kelaikan terbang
Pengamatan penyakit yang berkaitan dengaan faktor resiko penerbangan
Koordinasi untuk gladi penanganan bidang kesehatan bila terjadi kecelakaan

pesawat terbang
6. Koordinasi penanggulangan bidang kesehatan pada kecelakaan pesawat
terbang di bandara
Output yang diharapkan:
1. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi penumpang di bandara sesuai standar
2. Tercegahnya kesakitan, kecacatan, dan kematiaan ddi pelabuhan, di bandara
maupun selama penerbangan
Input yang diperlukan:
1.
2.
3.
4.
5.

Adanya petunjuk teknis


Petugas terlatih kesehatan penerbangan
Peralatan medis dan non medis sesuai standar termasuk untuk rapid test
Obat-obatan daan logistik habis pakaii sesuai standar
Biaya operasional

22

BAB 4
KESIMPULAN
1. Caisson disease adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan yang disebabkan
oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung-gelembung gas dari fase larut
dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya dan kadang
dapat menyebabkan kondisi lethal yang disebabkan oleh gas nitrogen yang
terbentuk dalam darah dan berbagai jaringan pada tubuh penyelam yang
kembali ke permukaan air dengan cepat.
2. Secara umum, ada 2 jenis penyakit dekompresi dibagi berdasarkan yakni tipe I
dan tipe II.Tipe I yang melibatkan otot, kulit, dan limfatik, yang lebih ringan
dan

tidak

biasanya

mengancam

nyawa,

sedangkan

tipe

II.

kadang-kadang mengancam kehidupan, dan mempengaruhi berbagai sistem


organ.

23

DAFTAR PUSTAKA
1. Bennett, Mike. Handbook of diving and Hyperbaric Medicine, The Prince of
Wales Hospital Oktober 2004.
2. Bahar,Azhari. Penyakit Dekompresi. Slide Kuliah: Sisten Neuropsikiatri.
2009.
3. Marjono, Mahar and Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat; 1988.p.265-67
4. Alfred A. Bove. Decompression Sickness(Caisson Disease; The Bends). The
Merk Manual. 2009.
5. Wikipedia. Decompression sickness. (Available from www.wikipedia.com)
Diunduh : 4 Desember 2012
6. Federal Aviation Administration

Civil

Aerospace

Medical

Institute

Aeromedical Education Division, 2010. Altitude induced decompression


sickness. Oklahoma : Federal Aviation Administration
7. Soaleh,
I.
2012.
Kesehatan
Penerbangan.

Diunduh

dari:

http://drhary.com/cermin-dunia-kedokteran-024/ [diunduh 13 Agustus 2015]

24

Anda mungkin juga menyukai