PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dekompresi berarti tekanan udara di turunkan ke tekanan udara biasa dgn
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang decompression syndrome
Tujuan Khusus
1
Manfaat penulisan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Caisson disease (sinonim : Bends, Compressed Air Sickness, Diverss
Paralysis, Dysbarism) adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan yang
disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung-gelembung gas dari
fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya. 3,4
Caisson disease merupakan keadaan yang berbahaya dan kadang dapat
menyebabkan kondisi lethal yang disebabkan oleh gas nitrogen yang terbentuk
dalam darah dan berbagai jaringan pada tubuh penyelam yang kembali ke
permukaan air dengan cepat. 5
2.2 EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit dekompresi jarang terjadi, diperkirakan 2,8 kasus per
10.000 penyelaman, dengan risiko 2,6 kali lebih besar untuk laki-laki daripada
perempuan. DCS mempengaruhi sekitar 1.000 penyelam scuba AS per tahun.
Pada tahun 1999, para penyelam Jaringan Siaga (DAN) dibuat "Proyek Dive
Eksplorasi" untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan insiden.Dari
tahun 1998 hingga 2002, mereka merekam 50.150 penyelaman, dari yang 28
recompressions diminta - meskipun ini akan hampir pasti mengandung insiden
emboli gas arterial (USIA) - laju sekitar 0,05%.4
2.3
ETIOPATOGENESIS
Faktor risiko: penyakit dekompresi terjadi pada sekitar 2 sampai 4/10, 000
penyelaman. Faktor risiko meliputi semua hal berikut:
Dingin-suhu penyelaman
Dehidrasi
Kelelahan
Kegemukan
3
Cepat ascents
lurus dengan tekanan yang diberikan pada gas dan cairan. Dengan demikian,
jumlah gas yang masuk (misalnya
meningkat dan jaringan pada tekanan yang lebih tinggi. Selama pendakian, ketika
tekanan menurun sekitarnya, gelembung bisa terbentuk. Gelembung-gelembung
gas dibebaskan dapat timbul dalam jaringan apapun dan menyebabkan gejala
lokal, ataupun melalui darah ke organ jauh.5
Caisson adalah tangki-tangki dengan tekanan dengan tekanan atmosfer
yang tinggiyang dipergunakan dalam kontruksi di bawah air. Jaringan tubuh
0rang-orang tersebut menyerap gas-gas, jika buruh-buruh tangki itu keluar dari
tangkinya dan serentak berada di lingkungan atmosfer biasa (normal), maka gasgas akan dipisahkan dari cairan tubuh.2
Pada terjadinya pemisahan gas-gas dari cairan tubuh, maka gelembunggelembung gas N berjumlah banyak, oleh karena N larut dalam seluruh jaringan
lemak. Maka dari itu penyakit dekompresi atmosferik akut lebih sering berakhir
fatal pada orang-orang yang gemuk daripada orang-prang yang kurus.
Gelembung-gelembung gas tidak saja N tetapi gas O2 dan lainnya bisa
mengakibatkan timbulnya vakuolisasi di dalam jaringan didalam serum bahkan di
dalam sel. Emboli gas dan intoksikasi seluler dapat mengakibatkan komplikasi
berat termasuk kematian.1
Saat naik ke permukaan, tekanan gas turun terjadi proses desaturasi.
Tekanan parsial gas paru-paru rendah sehingga darah melepas gas ke paru-paru.
Bila dekompresi cepat, gelembung gas dalam jaringan & darah tdk dapat keluar
dgn cepat & teratur sehingga meninggalkan gas dalam darah & jaringan, karena
tdk cukup waktu bg paru-paru utk mengeluarkan gas tersebut.2
GAMBARAN KLINIS
Gejala berat dapat bermanifestasi dalam beberapa menit dari permukaan,
dari pohon pembuluh darah paru bisa mengakibatkan peredaran darah yang cepat
dan kematian.1
Osteonekrosis Dysbaric adalah manifestasi akhir dari penyakit dekompresi.
Ini adalah bentuk berbahaya dari nekrosis tulang aseptik yang disebabkan oleh
eksposur yang lama atau berulang erat ke daerah bertekanan (biasanya pada orang
yang bekerja di udara terkompresi dan komersial mendalam ketimbang penyelam
rekreasi). Kerusakan bahu dan pinggul permukaan artikular dapat menyebabkan
rasa sakit kronis dan cacat berat1
2.5
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis adalah riwayat menyelam sebelumnya (24 jam), adanya
gejala-gejala klinis di atas, bila ragu, lakukan terapi RUBT, bila dlm 20 40 menit
pertama diperoleh perbaikan lanjutkan terapi (PD).2
CT dan MRI dapat membantu untuk menyingkirkan gangguan lain yang
menyebabkan gejala yang sama (misalnya, disk intervertebralis hernia, stroke
iskemik, perdarahan SSP). Meskipun studi ini dapat menunjukkan kelainan saraf
otak atau tulang belakang, mereka tidak sensitif untuk penyakit dekompresi, dan
pengobatan biasanya harus mulai didasarkan pada kecurigaan klinis. Kadangkadang gas emboli arteri sama (untuk perbandingan fitur.5)
Untuk osteonekrosis dysbaric, x-rays sederhana dapat menunjukkan
degenerasi sendi, yang tidak dapat dibedakan dari yang disebabkan oleh gangguan
sendi lainnya, MRI biasanya diagnostik.1
2.6
PENATALAKSANAAN
Walaupun kasus-kasus yang ringan dapat diobati dengan menghirup oksigen
2. Rekompresi
Tujuan rekompresi adalah untuk memperkecil gelembung-gelembung gas, gejala
menghilang saat dekompresi sampai ke permukaan dan gelembung-gelembung
gas larut dengan rekompresi yang diikuti dekompresi secara perlahan-lahan.
Sedangkan tujuan oksigenasi adalah untuk memperbaiki hipoksia jaringan dan
mengurangi tekanan nitrogen yang terlarut dalam darah dan jaringan.
Setelah diagnosis ditegakkan pengobatan harus dilaksanakan secepatnya,
paling lambat 6 jam pertama. Kizer 1982, menganjurkan pengobatan rekompresi
paling lama 12 jam setelah gejala-gejala timbul. Menurut The Diver Network di
USA memberi batas waktu 24 jam untuk penanganan kecelakaan-kecelakaan
penyelam. Namun dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa lebih cepat
diobati, hasilnya akan lebih baik. Untuk menghindari keterlambatan dalam
penanganan penderita maka pengobatan dapat dimulai dari tempat kejadian (untuk
sementara), transportasi ke fasilitas RUBT dan RUBT sendiri.
Rekompresi di tempat kejadian, menurunkan kembali penderita melalui tali
ke air dan memakai oksigen sampai kedalaman 9 meter. Bersama pendamping
memakai full face mask dan bernafas dengan oksigen 100% selama 30 menit
untuk kasus ringan dan 60 menit untuk kasus berat. Bila ada perbaikan, naik
kepermukaan dengan kecepatan 1 meter dalam 12 menit. Bila belum, dapat
diperpanjang menjadi 60 menit.Jika dalam perjalanan kepermukaan timbul gejala
maka berhenti selama 30 menit. Setelah tiba dipermukaan penderita harus
menghirup 02 l00% dan udara selama 90 menit, jika gagal maka penderita harus
diangkut ke fasilitas RUBT.
Pengangkutan penderita ke fasilitas RUBT dapat dilakukan dengan kapal laut,
kendaraan darat, pesawat terbang dengan kabin bertekanan 1 atm, bila tidak ada
maka ketinggian maksimum 1000 feet (300 meter). Selama perjalanan penderita
mengisap oksigen 100% 30 menit, udara 5 menit secara berganti. 1,2,5
3. Pengobatan
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, kadang-kadang dibutuhkan
obat-obat tambahan yang tujuannya untuk menanggulangi perubahan-perubahan
7
sekunder atau kerusakan lanjut akibat dari gelembung nitrogen dalam pembuluh
darah dan jaringan.
a) Cairan dan Elektrolit
Biasanya digunakan normal saline, ringer laktat atau dekstrose. Bila
b)
c)
d)
e)
PROGNOSIS
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kesehatan Matra
Menurut peraturan menteri kesehatan tahun 2013 Matra adalah dimensi
lingkungan/wahana/media
tempat
seseorang
atau
sekelompok
orang
filaria. Pada umumnya wilayah baru memiliki keterbatan sarana dan prasarana
termasuk air bersih dan sanitasi sehingga berisiko diare dan penyakit
gastroenteritis lainnya. Penyesuaian kondisi diperkirakan memerlukan waktu 6
12 bulan.7,9
2. Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana
Kondisi matra yang spesifik terjadi pada pengungsian penduduk yang
terjadi akibat pemukiman rusak atau tidak aman karena terjadi bencana.
Pengungsi menjadi rentan karena terpapar dengan kondisi sanitasi lebih buruk
daripada keadaan sebelumnya yang memberikan risiko diare, ISPA, dan penyakit
infeksi lain. Penanggulangan kesehatan bidang PP & PL lebih ditujukan pada
pengungsi untuk mencegah terjadinya KLB atau peningkatan kasus yang
bermakna. 7,9
3. Kesehatan Situasi Khusus
Istilah situasi khusus diarahkan pada situasi dimana masyarakat berkumpul
atau bergerak dalam waktu serentak untuk kegiatan yang sudah direncanakan dan
berlangsung selama 2 hari sampai satu bulan atau lebih. Perubahan lingkungan
saat berkumpul dan bergerak ini menimbulkan risiko kesakitan, cacat atau
meninggal akibat kecelakaan, keracunan atau terinfeksi penyakit. Contoh situasi
khusus ini antara lain arus mudik lebaran, kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan
olahraga, kampanye ataupun acara tradisional ataupun acara traditional yang
relatif banyak. 7,9
4. Kesehatan Bumi Perkemahan
Upaya ini juga merupakan Kesehatan Situasi Khusus namun lebih spesifik
karena lokasinya relatif tetap. Bumi perkemahan merupakan lahan terbuka yang
diatasnya digunakan untuk kegiatan pendidikan atau sejenisnya dalam periode
tertentu (2-10 hari) yang didukung dengan sarana perkemahan. 7,9
5. Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik
Manusia hiidup normal di darat pada habitat lingkungan tekanan 1
atmosfir. Penyelam mendapatkan tekanan lebih dari 1 atmosfir (hiperbarik) yang
akan memberikan risiko gangguan fisik dan fisiologi maupun gangguan kesehatan
10
lainnya. Semakin dalam semakin banyak gas-gas lembam (Nitrogen) yang larut
didalam jaringan sehingga padasaat penyelam naik (ascent) dan terjadi penurunan
tekanan yang cepat maka gas-gas yang larut tadi dapat terbebas kembali dalam
bentuk
gelembung-gelembung
(emboli)
dalam
jaringan
yang
berakibat
dapat terjadi di udara, laut maupun darat. Sedangkan di lokasi tujuan wisata
meliputi obyek wisata berikut semua kelengkapannya (hotel, restoran, Tempattempat umum) 7,8,10
Tugas kesehatan matra
1. Seksi Kesehatan Matra dan Lintas Batas mempunyai tugas11
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi
pelaksanaan vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional
(ICV).
Pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah kesehatan haji,
kesehatan matra, pelayanan kesehatan terbatas, rujukan gawat darurat
medic.
Pengembangan jejaring kerja, kemitraan, dan teknologi.
13
14
Ketinggian
Tidak dijumpai batas mutlak untuk terjadinya sindroma dekompresi ini.
Namun dari penelitian didapati terjadinya sindroma dekompesi pada
ketinggian 18.000 ft. Seseorang yang terpapar pada ketinggian 18.000 ft.
sampai 25.000 ft. menunjukkan sejumlah kecil kejadian sindroma
dekompresi. Seangnkan sindroma dekompresi paling sering terjadi pada
ketinggian lebih dari lebih dari 25.000 ft. Semakin tinggi seseorang
terpapar dengan ketinggian maka akan semakin tinggi pula resiko
seseorang tersebut menderita sindroma dekompresi.
15
Waktu di Ketinggian
Semakin lama durasi paparan di ketinggian lebih 18.000 ft. maka akan
semakin besar risiko terjadinya sindroma dekompresi ketinggian.
Usia
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari
sindroma dekompresi dengan bertambahnya usia.
Cedera sebelumnya
Ada beberapa indikasi bahwa cedera sendi atau tungkai sebelumnya barubaru ini dapat mempengaruhi individu untuk mengembangkan "the bends."
Suhu
Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa paparan individu untuk
suhu lingkungan sangat dingin dapat meningkatkan risiko sindroma
dekompresi ketinggian.
Tipe Tubuh
Biasanya, orang yang memiliki kandungan lemak tubuh yang tinggi
berisiko lebih besar menderita sindroma dekompresi ketinggian akbibat
pasokan darah yang buruk dimana nitrogen disimpan dalam jumlah yang
lebih besar dalam jaringan lemak. Meskipun lemak hanya mewakili 15%
dari tubuh normal orang dewasa, menyimpan lebih dari setengah dari
jumlah total nitrogen (sekitar 1 liter) yang biasanya dilarutkan dalam
tubuh.
Aktivitas fisik
Ketika seseorang aktif secara fisik saat terbang pada ketinggian di atas
18.000 ft. terdapat risiko yang lebih besar menderita sindroma dekompresi
ketinggian.
16
Konsumsi alkohol
Efek dari konsumsi alkohol meningkatkan kerentanan terhadap sindroma
dekompresi ketinggian
oksigen.
Mulailah sebuah pendaratan darurat sesegera mungkin. Bahkan jika gejala
hilang selama pendaratan darurat berlangsung, tetap segeralah mendarat
terlatih khusus.
Tanda-tanda dan gejala ketinggian sindroma dekompresi ketinggian dapat
terjadi setelah mendarat, baik muncul maupun tidak selama penerbangan.
17
respons
menyelam
adalah
penghematan
panas
tubuh
dan
menyalurkan lebih banyak oksigen kepada organ vital, seperti otak dan hati.
Tekanan hidrostatik dari air di sekeliling, menyeimbangkan tekanan hidrostatik
dari sirkulasi sistemik, dan memindahkan darah dari bagian bawah tubuh ke
sirkulasi sentral. Efek ini meningkatkan curah jantung dan menurunkan frekuensi
detak jantung.14
Ketika tekanan sekitar meningkat, penyelam pertama kali mengalami
peningkatan kepadatan gas pernafasan. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi
paru, peningkatan resistensi jalan nafas dan usaha pernafasan. Semua ini
meningkatkan beban pada penyelam. Bahkan, tekanan parsial pada tiap komponen
gas pernafasan penyelam meningkat secara proporsional(Hukum Dalton). Paparan
kepada gas dengan tekanan parsial yang tinggi, meningkatkan jumlah gas yang
terlarut dalam jaringan tubuh(Hukum Henry) sampai jumlah yang terlarut
mencapai equilibrium.14
Kuantitas gas-gas tersebut yang berada diatas normal, dapat mengganggu
fungsi dari sistem saraf, merusak jaringan tubuh, dan mengakibatkan toksisitas
O2, Narkosis N2 dan high pressure nervous system.14
18
berupa
-
bahu)
pembengkakan pembuluh limfe
Tipe II jauh lebih parah daripada tipe I, dengan manifestasi kepada sistem
Pada saat gelembung muncul pada telinga dalam, dapat terjadi gangguan
19
20
gas-gas nitrogen yang larut didalam jaringan sehingga pada saat penyelam
naikdan terjadi penurunan tekanan yang cepat, maka gas-gas terlarut tadi dapat
terbebas kembali dalam bentuk gelembung-gelembung yang dapat berakibat
terganggunya fungsi organ.
Kegiatan kesehatan matra terhadap kesehatan penyelaman:
1.
2.
3.
4.
hiperbarik.
5. Melaksanakan surveilans penyakit bagi para penyelam
Output yang diharapkan:
1.
2.
3.
4.
Petunjuk teknis
Modul pelatihan
Fasilitas pelayanan kesehatan penyelaman di puskesmas bagi penyelam
Fasilitas chambers bagi rujukan di RS yang dekat dengan tempat-tempat
penyelaman
5. Tenaga kesehatan terlatih
6. Biaya operasional
Kesehatan Penerbangan dan Kesehatan Matra:
Para
pelaku
penerbangan,penumpang
pesawat,
maupun
olahraga
2.
3.
4.
5.
pesawat terbang
6. Koordinasi penanggulangan bidang kesehatan pada kecelakaan pesawat
terbang di bandara
Output yang diharapkan:
1. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi penumpang di bandara sesuai standar
2. Tercegahnya kesakitan, kecacatan, dan kematiaan ddi pelabuhan, di bandara
maupun selama penerbangan
Input yang diperlukan:
1.
2.
3.
4.
5.
22
BAB 4
KESIMPULAN
1. Caisson disease adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan yang disebabkan
oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung-gelembung gas dari fase larut
dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya dan kadang
dapat menyebabkan kondisi lethal yang disebabkan oleh gas nitrogen yang
terbentuk dalam darah dan berbagai jaringan pada tubuh penyelam yang
kembali ke permukaan air dengan cepat.
2. Secara umum, ada 2 jenis penyakit dekompresi dibagi berdasarkan yakni tipe I
dan tipe II.Tipe I yang melibatkan otot, kulit, dan limfatik, yang lebih ringan
dan
tidak
biasanya
mengancam
nyawa,
sedangkan
tipe
II.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Bennett, Mike. Handbook of diving and Hyperbaric Medicine, The Prince of
Wales Hospital Oktober 2004.
2. Bahar,Azhari. Penyakit Dekompresi. Slide Kuliah: Sisten Neuropsikiatri.
2009.
3. Marjono, Mahar and Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat; 1988.p.265-67
4. Alfred A. Bove. Decompression Sickness(Caisson Disease; The Bends). The
Merk Manual. 2009.
5. Wikipedia. Decompression sickness. (Available from www.wikipedia.com)
Diunduh : 4 Desember 2012
6. Federal Aviation Administration
Civil
Aerospace
Medical
Institute
Diunduh
dari:
24