CAISSON’S DISEASE
OLEH :
Ahmad Wardiman 10542 0354 12
Tri Wahyuni Aprianti 10542 0438 12
PEMBIMBING:
dr. Debby Veranico, M.Kes, Sp.S
Caisson disease adalah istilah yang digunakan oleh Andrew Smith untuk
dekompresi hari ini, caisson disease tetap menjadi ucapan sehari-hari yang
Terlepas dari nama, penyakit tetap sama. Ini adalah penyakit dengan pembentukan
gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan. Ekspansi gas dari paru-
paru dapat mengakibatkan ruptur alveolus yang biasa disebut dengan “Pulmonary
ringan, tidak mengancam nyawa, dan ditandai dengan rasa nyeri pada persendian
berupa gangguan respirasi, sirkulasi, dan biasanya gangguan nervus perifer dan /
Gejala ini meliputi pusing, kesulitan bernapas, dan nyeri di sendi atau
perut. Para pekerja sering mengalami sakit punggung yang parah yang
manifestasi, dari rasa sakit telinga atau mulut dan sakit kepala, nyeri sendi utama,
gangguan ini harus dipertimbangkan dalam setiap pasien yang baru-baru ini
utama barotrauma yang meliputi: (1) Efek pada sinus atau telinga tengah , (2)
1. DEFINISI
fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya.4
2. EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit dekompresi jarang terjadi, diperkirakan 2,8 kasus per
10.000 penyelaman, dengan risiko 2,6 kali lebih besar untuk laki-laki daripada
Pada tahun 1999, para penyelam Jaringan Siaga (DAN) dibuat "Proyek Dive
tahun 1998 hingga 2002, mereka merekam 50.150 penyelaman, dari yang 28
insiden dan faktor risiko gejala penyakit dekompresi pada penyelam dan
instruktur pria dan wanita menunjukkan bahwa: penyelam dan instruktur laki-laki
mempunyai faktor risiko terkena penyakit dekompresi 1,48 kali dibanding dengan
penyelam dan instruktur perempuan, penyelam dan instruktur berusia 18-24 tahun
mempunyai faktor risiko terkena penyakit dekompresi sebesar 1,34 kali dibanding
penyelam dan instruktur yang berusia lebih dari 24 tahun, penyelam dan istruktur
yang mengkonsumsi alkohol mempunyai faktor risiko terkena penyakit
dekompresi sebesar 1,56 kali dibanding dengan penyelam dan instruktur yang
tidak mengkonsumsi alkohol, penyelam dan instruktur yang kelebihan berat badan
(BMI ≥ 25) mempunyai faktor risiko terkena penyakit dekompresi sebesar 0,74
kali dibanding dengan penyelam dan instruktur dengan berat badan normal (BMI
< 25).2,6
3. ETIOLOGI
dapat menyebabkan nyeri terlokalisir (the bends). Gelembung gas pada jaringan
sistem sirkulasi dapat mengakibatkan emboli gas pada paru atau serebrum.
Beberapa macam gas bersifat lebih mudah larut dalam lemak. Nitrogen misalnya,
5 kali lebih larut dalam lemak daripada dalam air. Rata-rata 40-50% cedera akibat
mempunyai resiko yang lebih besar karena memiliki lebih banyak lemak dalam
Otopsi pada manusia dan binatang dalam kasus caisson disease yang berat
dengan timbulnya peristiwa supersaturasi gas dalam darah ataupun jaringan tubuh
Kondisi supersaturasi gas dalam darah dan jaringan sampai suatu batas
tertentu masih dapat ditoleransi, dalam arti masih memberi kesempatan gas untuk
berdifusi keluar dari jaringan dan larut dalam darah, kemudian ke alveoli paru dan
lebih cepat dari jaringan atau darah dalam bentuk tidak larut, yaitu berupa
Dengan adanya fenomena seperti di atas, maka ada korelasi antara jumlah
yaitu :
2. Akibat tidak langsung atau akibat sekunder dari adanya gelembung gas dalam
dekompresi.
perifer. Gelembung gas intravaskuler yang yang ikut sirkulasi bila tidak banyak
jumlahnya akan difiltrasi lewat paru (silent bubbles). Bila jumlahnya banyak
terjadinya iskemia local, kerusakan jaringan dan infark. Kelainan ini bisa
b. Udema paru
gas nitrogen, ada jaringan yang cepat dan ada yang lambat dalam mencapai
nitrogen. Darah menerima nitrogen dari paru dan mencapai kejenuhan nitrogen
dalam waktu beberapa menit. Otak termasuk dalam jaringan yang cepat karena
mempunyai suplai darah yang kurang, sehingga memerlukan waktu lebih lama
bentuk klinis penyakit dekompresi yang mungkin timbul. Penyelaman singkat dan
jaringan cepat, tetapi tidak cukup waktu untuk pembebanan tinggi pada jaringan-
nitrogen yang kurang lebih sama antara jaringan cepat dan jaringan yang lebih
lambat. Perbedaan tekanan yang tidak terlampau besar antara kedalaman dan
tersebut, karena darah sebagai jaringan cepat bisa mengeliminasi nitrogen lebih
cepat lewat alveoli paru sedangkan jaringan lambat tidak bisa. Penyelaman seperti
ini cenderung menimbulkan nyeri pada persendian (bends), karena sendi adalah
jaringan lambat dan tidak dapat melepas nitrogen dengan cepat lewat darah.
menyelam akan semakin banyak gas yang larut dan ditimbun dalam jaringan
tubuh. Sesuai hukum Henry, volume gas yang larut dalam suatu cairan sebanding
dengan tekanan gas di atas cairan itu. Karena oksigen (O2) dikonsumsi
dalam jaringan tubuh, maka yang tinggal adalah Nitrogen (N2) yang merupakan
gas inert (tidak aktif). Seperti kita ketahui tekanan udara di permukaan laut adalah
1 Atmosfer Absolut (ATA) dan setiap kedalaman 10 meter maka tekanan akan
bertambah 1 ATA. Jadi bila 1 liter N2 terlarut didalam tubuh seseorang penyelam
liter N2. N2 yang berlebihan ini akan didistribusikan oleh darah ke dalam jaringan-
jaringan sesuai dengan kecepatan aliran darah ke jaringan tersebut serta daya
gabung jaringan terhadap N2. Jaringan lemak mempunyai daya gabung N2 yang
tinggi dan melarutkan banyak N2 daripada jaringan yang lainnya. Ketika penyelam
naik ke permukaan dan tekanan gas turun, terjadi kebalikan dari proses yang
memenuhi tubuh dengan N2. Tekanan parsial N2 yang rendah dalam paru-paru
tidak dapat meninggalkan jaringan dengan cepat dan teratur seperti yang
yang kita lihat bila tutup botol bir dibuka dengan tiba-tiba.
5. MANIFESTASI KLINIS
a. Tipe I
juga disebut ”bends”. Dirasakan sebagai nyeri periartikuler di lengan dan kaki.
Siku dan bahu adalah yang paling sering terpengaruhi. Secara klasik,
mmHg pada sendi yang sakit dapat meredakan rasa sakit dan membantu
Manifestasi kulit pada caisson disease tipe I bisa mencakup gatal, eritema,
rasa kaku atau tidak enak yang sukar dilukiskan. Gerakan-gerakan anggota tubuh
mungkin dapat meringankan sakitnya pada fase permulaan , namun pada jam-jam
tanpa terapi dan biasanya akan reda dalam waktu 3-7 hari dan berubah jadi rasa
nyeri tumpul. Bisa tampak hiperemi yang bisa dikelirukan dengan radang sendi.
Yang paling sering terkena adalah sendi bahu. Sendi lain yang juga bisa terserang
adalah sendi siku, pergelangan tangan, sendi paha, sendi lutut, dan pergelangan
kaki. Bisa terserang 2 sendi atau lebih tetapi jarang simetris. Tipe I dapat
menyelam, mengantuk atau pusing ringan, dan gatal-gatal pada kulit (skin bend).
b. Tipe II
Caisson disease Tipe II lebih sering dilaporkan dan lebih serius dari pada Tipe I
(hal ini menandakan bias pengenalan dan pelaporan melebihi dari insidensi
di caisson disease tipe I. Gejalanya meliputi sistem saraf pusat, telinga dalam, dan
paru-paru. Sistem saraf pusat pada umumnya paling rawan terkena penyakit
daerah lumbal paling sering terlibat dibandingkan jaringan otak. Gejala caisson
disease spinal termasuk lemah tungkai atau kelumpuhan, parestesia, mati rasa,
nyeri punggung bawah dan nyeri perut. Gejala tungkai sering dimulai dengan rasa
ditusuk pada bagian distal dan menuju proksimal, diikuti dengan gangguan sensori
atau motorik. Tingkat dermatom sensorik yang sering muncul pada pasien DCS
spinal, biasanya pada dermatom T12 sampai L1. Gejala ginjal, inkontinesia feses,
dapat terjadi. Caisson disease spinal bisa muncul sendiri ataupun dengan
kombinasi gejala otak, telinga dalam, atau paru-paru. Gejala otak termasuk nyeri
yang abnormal, dan perilaku yang tidak tepat. Penurunan kesadaran pada caisson
disease sistem saraf pusat jarang terjadi .Gejala caisson disease telinga dalam
sama dengan barotrauma telinga dalam dan termasuk mual, pusing, vertigo, dan
nistagmus.
Biasanya karena emboli arterial atau timbul gelembung gas langsung pada
gangguan sensorik dan atau motorik yang menyerang bagian bawah tubuh
ada rasa parestesi dan hipestesi pada dua tungkai, selanjutnya ungkai jadi
Gejala lain bisa berupa gangguan buang air kecil, nyeri di kolumna
bentuk ini karena lambatnya aliran dalam vena-vena epidural. Makin lambat
liran vena, makin lambat pula eliminasi gas nitrogen dalam jaringan medulla.
6. DIAGNOSIS
diagnosis CD adalah :3
1. Pemeriksaan Laboratorium
i) Darah rutin
- Pada pasien yang datang gejala neurologik yang persisten dalam beberapa
minggu setelah cedera bisa didapatkan hematokrit (Hct) sebanyak 48% atau lebih.
mikroemboli.
2.Pemeriksaan radiologi
dengan sakit kepala berat atau nyeri punggung yang parah setelah menyelam
dan ukuran gelembung gas di sisi kanan jantung. Hal ini dapat digunakan baik
7. PENATALAKSANAAN
b) Pemberian cairan untuk mempertahankan output urin yang baik. Cairan yang
yang dimediasi oleh kerusakan endotel. Cairan dapat diberikan secara oral
atau diberikan secara intravena berupa NaCl 0.9% atau kristaloid / koloid
bagian dalam.
konsentrasi darah yang dipertahankan 10 sampai 20 mcg / mL. Jika lebih dari
anti-platelet.
antikoagulan tidak boleh digunakan secara rutin dalam pengobatan DCS. Satu
Heparin molekul berat rendah (LMWH) harus digunakan untuk semua pasien
mungkin setelah cedera untuk mengurangi risiko trombosis vena dalam (DVT)
Prognosis yang baik jika para petugas kesehatan bisa mengenali gejala yang
timbul sejak awal, diagnosis yang tepat, dan pengobatan yang adekuat. Tingkat
keberhasilan dari terapi dan pengobatan lebih dari 75-85% dapat dicapai.
KESIMPULAN
gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan. Ekspansi gas dari paru-
paru dapat mengakibatkan ruptur alveolus yang biasa disebut dengan “Pulmonary
Gejala ini meliputi pusing, kesulitan bernapas, dan nyeri di sendi atau
perut. Para pekerja sering mengalami sakit punggung yang parah yang
manifestasi, dari rasa sakit telinga atau mulut dan sakit kepala, nyeri sendi utama,
gangguan ini harus dipertimbangkan dalam setiap pasien yang baru-baru ini
utama barotrauma yang meliputi: (1) Efek pada sinus atau telinga tengah , (2)
1. Butler, WP. Caisson disease during the construction of the Eads and Brooklyn
Bridges: A review.2004. Vol.21. No.34. UHM. Maryland
2. Noltkamper, Daniel. Scuba Diving : Barotrauma and Decompression
Sickness. 2012. (Available from :
http://www.emedicinehealth.com/barotraumadecompression_sickness/article_
em.htm, Cited on : February 26th ,2018).
3. Kaplan, joseph. Barotrauma in emergency medicine.
http://emedicine.com/article/768618.2011. [diakses tanggal 26 Februari 2018
4. Alfred A. Bove. Decompression Sickness(Caisson Disease; The Bends). The
Merk Manual. 2009.
5. Rijadi, R.M. Penyakit Dekompresi. In : Ilmu Kesehatan Penyelaman dan