Anda di halaman 1dari 37

TORSIO TESTIS

PERCEPTOR
DR. MARS DWI TJAHYO,
SP.U

PATRIK RAMOS PAKPAHAN


RATU ERIKA SARAH
RANTI APRILIANI PUTRI
ATSILAH ULFAH

TESTIS

ANATOMI

ANATOMI
Organ genitalia pria
Terletak di skrotum
Ukuran 4 x 3 x 2,5 cm
Volume 15-25 ml
Berbentuk ovoid
Dilapisi :
Tunika albuginea
Tunika vaginalis : lapisan viseralis & lapisan
parietalis.
Otot kremaster

HISTOPATOLOGIS
250 lobuli 1
lobules : tubuli
seminiferi
Di dalam tubulus
seminiferus : selsel spermatogonia
& sel Sertoli
Di antara tubuli
seminiferi : sel-sel
Leydig

VASKULARISASI
Arteri :
Arteri spermatika
interna dari aorta
Arteri deferensialis
dari arteri vesikalis
inferior
Arteri kremasterika
dari arteri epigastrika

Vena :
Pleksus pampiniformis

TORSIO TESTIS

DEFINISI

Keadaan dimana funikulus spermatika


terpeluntir oklusi & strangulasi dari
vaskularisasi vena atau arteri ke testis
dan epididimis.
Merupakan kegawatdaruratan
vaskuler.

INSIDENSI
1 diantara 4000 pria
< 25 tahun (paling banyak 12 20
tahun)
Testis kiri lebih sering

ETIOLOGI

Belum diketahui
secara pasti

FAKTOR
PENCETUS
Trauma
Kelainan
kongenital
Gangguan
seksual / aktifi tas
seksual
Tumor testis

PATOFISIOLOGI

INTRAVAGINAL TORSIO

Kelainan
sistem
penyangga
testis

Tunika
vaginalis
mengelilingi
seluruh
permukaan
testis

Mencegah
insersi
epididimis ke
dinding
skrotum

Dikenal
dengan
anomali bell
clapper

Testis
mengalami
torsio testis
invaginalis

Menyebabkan testis &


epididimis dengan
mudahnya bergerak
di kantung tunika
vaginalis &
menggantung pada
funikulus spermatikus

EKSTRAVAGINAL TORSIO

Keadaan
undesensus
testis

Lapisan parietal
yang menempel
pada muskulus
dartos masih
belum banyak
jaringan
penyangga

Testis,
epididimis dan
tunika
vaginalis
mudah sekali
bergerak

Testis
mengalami
torsio testis
ekstravaginalis

Memungkinkan
untuk terpluntir
pada sumbu
funikulus
spermatikus &
rotasi bebas dalam
skrotum

MANIFESTASI KLINIS

ETIOLOGI
Kelainan sistem
penyangga testis

Faktor predisposisi lain

Testis berotasi
Funiculus spermaticus
terpeluntir
Aliran darah terhenti
Iskemia testis
Nekrosis
Nyeri menjalar
ke abdomen

Pembengkakan
pada testis

Mual dan
muntah

Demam

DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

ANAMNESIS
Gejala akut
skrotum :
Nyeri hebat daerah
skrotum
(mendadak, dapat
menjalar ke daerah
inguinal atau perut
bawah)
Skrotum bengkak
Skrotum merah
Mual dan Muntah

Kadang-kadang :
Demam ringan
Jarang :
Rasa panas &
terbakar saat
berkemih
Gejala lain :
Darah pada
semen

PEMERIKSAAN FISIK
Srotum bengkak & hiperemis dapat
meluas hingga skrotum sisi kontralateral
Nyeri saat palpasi
Testis terletak transversal atau
horizontal
Testis tampak lebih tinggi
Nyeri tetap ada saat elevasi testis
(Prehn sign +)
Refl eks kremaster (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan apabila diagnosis masih
meragukan tidak menunjukkan
bukti klinis yang nyata
Pemeriksaan lab : urinalisis, darah
lengkap tanda inflamasi
USG Doppler & Radionuclide
Scanning aliran darah ke testis
(-)

DIAGNOSIS BANDING

Epididimis akut
Hernia skrotalis inkarserata
Hidrokel terinfeksi
Tumor testis
Edema skrotum

PENATALAKSANAAN

TINDAKAN PEMULIHAN ALIRAN


DARAH KE TESTIS SECEPATNYA.
1.

Operasi

2.
Orkidopek
si

Orkidekto
mi

DETORSI MANUAL
Tidak menggantikan eksplorasi
pembedahan.
Detorsi manual berhasil orkidopeksi
elektif alam waktu 48 jam.
Angka keberhasilan : 30-70%.
Keberhasilan bila dilakukan 4 jam
setelah onset : 97%.
> 24 jam : 10% kemungkinan.

Anastesi lokal (5ml lidocain /


xylocaine 2%)
Detorsi ke arah lateral tidak
berubah detorsi ke arah medial
Dilakukan > 1 kali rotasi (torsio >
360o)
Nyeri hilang : tanda detorsi berhasil

OPERASI
Detorsi manual tidak berhasil
Untuk reposisi testis & penilaian
testis (masih viable atau sudah
nekrosis)
Dalam 6 jam : cegah iskemia testis
6 8 jam : atrofi testis > 10 jam
: nekrosis

Insisi skrotal medial untuk melihat testis secara


langsung dan guna menghindari trauma yang mungkin
ditimbulkan bila dilakukan insisi inguinal.

Tunika vaginalis dibuka hingga tampak


testis yang mengalami torsio.
Testis direposisi dan dievaluasi
viabilitasnya.
Jika testis masih viabel dilakukan
fiksasi orkidopeksi.
Jika testis tidak viabel maka dilakukan
orkidektomi.

ORKIDOPEKSI
Fiksasi testis

Dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak


diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak
terpluntir kembali.

Dilakukan pada tunika albuginea, muskulus dartos


kemudian disusul pada testis kontralateral (kecuali bila
terdapat infeksi sekunder karena iskemia nekrosis).

ORKIDEKTOMI

Pengangkatan testis

Mencegah timbul komplikasi infeksi


serta potensial autoimmune injury pada
testis kontralateral

KOMPLIKASI
Salah satu kegawatdaruratan dalam
bidang urologi > 6-8 jam keterlambatan
: menurunkan angka pertolongan terhadap
testis 55-85%.
Komplikasi : atrofi hipoksia edema
iskemia nekrosis.
Komplikasi lain : infark testis, hilangnya
testis, infeksi deformitas, deformitas
kosmetik.
Kualitas semen testis iskemia
menstimulasi produksi antitestis dan
antibodi antisperma.

TESTIS NEKROSIS

PROGNOSIS
Keberhasilan dalam penanganan
torsio penyelamatan testis yang
segera serta insiden terjadinya
atrofi testis durasi dan derajat
dari torsio testis.
Keterlambatan intervensi
pembedahan akan memperburuk
prognosis serta meningkatkan angka
kejadian atrofi testis.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai