PENDAHULUAN
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,
dan khas ditandai dengan likenifikasi. Keluhan dan gejala dapat mucul dalam
waktu hitungan minggu sampai bertahun-tahun. Liken simpleks kronik
merupakan penyakit yang sering ditemui pada masyarakat umum terutama pada
usia dewasa, puncak insidennya antara 30-50 tahun.
Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal dan seringkali
bersifat paroksismal. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode
dimana pasien tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat malam
sehingga mempengaruhi kualitas tidur pasien. Liken simpleks kronik memiliki
gambaran yang khas dibanding penyakit lain. Lesi pada liken simpleks kronis
dapat terinfeksi secara sekunder akibat ekskoriasi yang terjadi akibat garukan.
Liken simpleks kronik merupakan penyakit yang sering berulang.
Patogenesis terjadinya liken simpleks kronik belum dapat dijelaskan secara pasti.
Liken simpleks kronik dapat juga terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain,
namun kebanyakan terjadi akibat adanya faktor pencetus stres.
Dikatakan bahwa 12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan kulit
gatal menderita liken simplek kronik. Tidak ada kematian akibat liken simplek
kronik. Liken simplek kronik tidak memandang ras dalam penyebarannya.
Diketahui bahwa insiden terjadi lebih sering pada wanita daripada pria. Penyakit
ini sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50 tahun. Pasien
dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur yang lebih
muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48
tahun).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Liken Simplek Kronik
Nama lain liken simplek kronik adalah neurodermatitis simkumskripta atau
liken vidal. Liken simplek kronik adalah peradangan kulit kronik, gatal,
sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang
berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik1.
2.2 Etiologi Liken Simplek Kronik
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena
adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, hipertiroidia, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak
alergi, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi1.
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti.
Namun ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit
ini, faktor penyebab dari neurodermatitis sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
Faktor eksterna
1) Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi
dalam menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi
memudahkan seseorang berkeringat sehingga dpat mencetuskan gatal, hal ini
biasanya menyebabkan neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital.
2) Gigitan Serangga
Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang
mengakibatkan rasa gatal.
Faktor Interna
1) Dermatitis Atopik
Asosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan atopik telah
banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic
terkena neurodermatits sirkumskripta.
2) Psikologis
Anxietas
telah
dilaporkan
memiliki
prevalensi
tertinggi
yang
seperti dermatitis atopik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan
emosi.
Beberapa jenis kulit lebih rentan mengalami likenifikasi, contohnya kulit
yang cenderung ekzematosa seperti dermatitis atopi dan diathesis atopi. Terdapat
hubungan antara jaringan saraf perifer dan sentral dengan sel-sel inflamasi dan
produknya dalam persepsi gatal dan perubahan yang terjadi pada liken simpleks
kronis. Hubungan ini terutama dalam hal lesi primer, faktor fisik, dan intensitas
gatal.
Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah
pruritus. Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan
dengan gangguan kulit, proliferasi dari nervus, dan tekanan emosional. Pruritus
yang memegang peranan penting dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu
pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan neurodermatitis
mempunyai gangguan metabolik atau gangguan hematologik. Pruritus tanpa
kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal
kronik, obstruksi kelenjar biliaris, Hodgkins lymphoma, polisitemia rubra vera,
hipertiroidisme, gluten-sensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi.
Pruritus yang disebabkan oleh kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis
atopik, dermatitis kontak alergi, dan gigitan serangga.
Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat
menimbulkan penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang
nyata dari garukan, maka disebut neurodermatitis sirkumskripta. Adanya garukan
yang terus-menerus diduga karena adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim
proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti melaporkan bahwa garukan dan gosokan
timbul karena respon dari adanya stress. Adanya sejumlah saraf mengandung
immunoreaktif CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan SP (Substance
Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis, tetapi
tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf
menunjukkan
trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin
dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan
sel perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang
kemungkinan terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan
dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam
sel endotel kapiler.
2.4 Gejala Klinis Liken Simplek Kronik
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Menggosok
dan menggaruk mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan
nyeri, atau dapat secara tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Penderita
mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal
memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu yang tidak sibuk, bila muncul
sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka
baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri).
Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau iritasi dari
pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stress psikologis.
Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang
menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit
semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan ekskoriasis, sedikit edematosa,
lambat laun edema dan eritema menghilang. Bagian tengah berskuama dan
menebal, sekitarya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.
Biasanya, hanya satu plak yang tampak, namun dapat melibatkan lebih dari satu
tempat.
Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah di skalp, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian bagian
depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae)
umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil, di tengah tengkuk atau dapat
meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.
Variasi klinis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan
tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus
berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat
laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya
multiple, lokalisasi tersering di ekstremitas.
Nonmedikamentosa
Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk pada bagian
lesinya, dikarenakan dapat menyebabkan infeksi serta akan
memperburuk keadaan penyakitnya. Apabila terasa gatal cukup di
usap secara lembut dengan menggunakan kain, untuk mengurangi
steroid
topical
juga
membantu
mengurangi
BAB III
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: M. Nasir
Umur
: 72 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Cipungguik
Status Pernikahan : Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Melayu
Tanggal Masuk
: 17-09-2015
ANAMNESIS
Autoanamnesis
KELUHAN UTAMA
Koreng di kedua kaki sejak 4 bulan yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Koreng di kedua kaki sejak 4 bulan yang lalu, disertai nyeri. Awal
timbul koreng ketika pasien pulang mencari ikan di hutan, kedua kaki
terasa gatal dan nyeri. Sekarang pasien merasa sudah tidak gatal, hanya
saja korengnya tak sembuh-sembuh. Makanan tidak mempengaruhi
keparahan koreng. Stres tidak mempengaruhi keparahan koreng. Semakin
lama koreng semakin bertambah parah sejak 4 bulan ini. Pasien merasa
aktivitasnya terganggu terutama saat sholat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
10 tahun yang lalu pasien mengalami keluhan yang sama, dan sembuh
dengan obat kampung. Riwayat alergi makanan disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pernah berobat ke puskesmas diberi pil dan salep namun tidak
mengurangi gejala.
STATUS GENERALIS
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Nafas
: baik
: composmentis
: DBN
: DBN
: DBN
Suhu
: DBN
Pemeriksaan Thorak
: DBN
Pemeriksaan Abdomen
: DBN
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi
: regio cruris et pedis dextra sinistra, regio antebrachii
Distribusi
: regional
Bentuk
: tidak teratur
Susunan
: regional, tidak teratur
Batas
: tegas
Ukuran
: plakat
Efloresensi : primer : Sekunder : ekskoriasi, likenifikasi, skuama, plak
hiperpigmentasi, makula hipopigmentasi
KELAINAN SELAPUT/MUKOSA
KELAINAN MATA
KELAINAN KUKU
KELAINAN RAMBUT
KELAINAN KGB
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RESUME
::::::-
Adanya koreng di kedua kaki dan tangan disertai nyeri, dulunya gatal,
awalnya koreng kecil lama-lama melebar. Dahulu pernah mengalami
penyakit serupa 10 tahun yang lalu.
DIAGNOSIS
Liken simplek kronik (neurodermatitis sirkumskripta)
DIAGNOSIS BANDING
Psoriasis
Dermatitis Atopi
TERAPI
UMUM
Mencegah garukan atau gosokan pada lesi
Menghindari gigitan serangga
Mencari penyebab dan menghindarinya
KHUSUS
Antihistamin : diphenhydramine 25-50 mg setiap 4-6 jam
Topikal : betametason dipropionat, 0,05% salep/krim 1-3x/hari
PROGNOSIS
Quo ad sanam
: dubia ad bonam
Quo ad vitam
: bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis mengarah pada liken
simplek kronik. Gejala klinis menunjukkan koreng di kedua kaki sejak 4 bulan
yang lalu, disertai nyeri. Awal timbul koreng ketika pasien pulang mencari ikan di
hutan, kedua kaki terasa gatal dan nyeri. Semakin lama koreng semakin
bertambah parah sejak 4 bulan ini. Pasien merasa aktivitasnya terganggu terutama
saat sholat. Dahulu pasien pernah mengalami hal serupa namun sembuh dengan
obat kampung. Gejala yang berulang menunjukkan rekurensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito SA, Djuanda Suria. Neurodermatitis sirkumskripta. Dalam Djuanda A,
Nodularis. Dalam: Fitzpatrick TB, Eizen AZ, Woff K,Freedberg IM, Auten KF,
penyunting: Dermatology in generalmedicine, 7th ed, New York: Mc Graw Hill.
2008
3. Odom RB, James WD, Berger TG. Atopic dermatitis, eczema, an noninfectious
immunodeficiency disorders. Dalam: Andrews Diseases of The Skin: Clinical
Dermatology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2000
4. Hogan D J, Mason S H. Lichen Simplex Chronicus. Diakses dari
www.emedicine.com, 5 Mei 2012.
5. Gunasti, S., Marakli, S., Ozpoyraz, N., Agsungur, V.N. 2012. Clinical and
Histopathological Findings of Psoriatic Neurodermatitis and of Thipycal Liken
Simplex
Chronicus.
Available
from:
http://www.mediskin.cn/uploadfiles/file/20131122/20131122135545_1109.pdf