Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai


respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung
residif dan menjadi kronis.1
Erupsi kulit terjadi karena kebiasaan menggaruk pada daerah tertentu pada
jangka waktu

yang lama. Garukan tersebut mengakibatkan perubahan

karakteristik seperti penebalan kulit dan warna kulit menjadi lebih gelap dan garis
berbatas tegas pada kulit. Perubahan-perubahan ini disebut likenifikasi.2
Liken simpleks kronik merupakan penyakit gatal-gatal lokal yang
berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan berulang, dengan
gambaran likenifikasi berbatas tegas.Sinonim dari liken simpleks kronik adalah
neurodermatitis sirkumskripta, liken Vidal.1
Neurodermatitis sirkumskripta terlihat pada penderita eksema. Walaupun
eksema dapat terjadi pada seluruh tubuh, lesi pada liken simpleks kronik biasanya
hanya ditemukan pada satu daerah. Lesi pada daerah ini adalah sangat gatal dan
tidak tahan untuk tidak menggaruknya. Lesi ini jika semakin digaruk atau
digosok, akan terasa semakin gatal.2
Insiden neurodermatitis sirkumskripta berlangsung secara kronis dan
secara epidemiologi lebih banyak menyerang kelompok dewasa yang berusia
antara 30-50 tahun. Namun pasien yang memiliki riwayat dermatitis atopik dapat
menderita neurodermatitis sirkumskripta pada onset yang lebih muda yaitu
ratarata 19 tahun. Selain itu, neurodermatitis sirkumskripta terjadi lebih sering
pada wanita disbanding laki-laki dengan insidensi lebih banyak pada kelompok
ras Asia dan kelompok ras Amerika.3

Penyebab neurodermatitis sirkumskripta tidak diketahui, diduga akibat


gigitan serangga; pakaian yang ketat; dermatitis seboroika; psoriasis. Penyakit ini
biasanya timbul pada orang yang kurang istirahat, gangguan emosi, misalnya
mudah gugup, cemas, dan iritable.

Pruritus memainkan peran sentral dalam

timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis
mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya
gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia,
penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan serangga,
dan aspek psikologik dengan tekanan emosi.4
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat
mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu
tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak
bila digaruk; setelah luka baru hilang rasa gatalnya untuk sementara ( karena
diganti dengan rasa nyeri ).1
Gambaran

histopatologik

neurodermatitis

sirkumskripta

berupa

ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur.


Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis
bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis
akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan,
sel Schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta
yang menutup sebagian epidermis.4
Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis,
biasanya tidak terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit
lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus, liken amiloidosis,
psoriasis, dan dermatitis atopik.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

DEFINISI
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks
kronis adalah penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta,
dan khas ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon
dari kulit akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu
yang cukup lama, atau kebiasaan menggaruk pada satu area tertentu pada
kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang
kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan
hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya
pada permukaan kulit.5
Gejala dan tanda yang khas seperti gatal, terlikenifikasi, dan
sirkumskripta yang dapat muncul di berbagai tempat dari tubuh merupakan
karakteristik dari liken simpleks kronik, yang juga dikenal sebagai
neuroderamtitis sirkumskripta. Penyakit ini memiliki

predileksi di

punggung, leher, dan ekstremitas terutama pergelangan tangan dan lutut. 6


Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang sekunder ketika
seseorang mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan
atau tanpa kelainan kulit yang mendasar yang dapat mengakibatkan trauma
mekanis pada kulit yang berakhir dengan likenifikasi. Penyakit ini
biasanya timbul pada pasien dengan kepribadian yang obsessif, dimana
selalu ingin menggaruk bagian tertentu dari tubuhnya.5

2. 2

EPIDEMIOLOGI
Neurodermatitis sirkumskripta jarang ditemukan pada anak-anak.
Biasanya terjadi pada orang dewasa. Puncaknya ditemukan antara umur 30
sampai 50 tahun. Lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan
pria. Insidens tertinggi didapatkan pada bangsa ras Asia. 2,6

2.3.

ETIOLOGI
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti.
Namun ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada
penyakit ini, faktor penyebab dari neurodermatitis sirkumskripta dapat
dibagi menjadi dua, yaitu : 4,6
a.

Faktor eksterna
Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat
berimplikasi dala menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi
gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang berkeringat
sehingga dpat mencetuska gatal, hal ini biasanya menyebabkan
neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital.2,6
Gigitan Serangga
Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang
mengakibatkan rasa gatal.3

b. Faktor Interna
Dermatitis Atopik
Asosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan atopik
telah banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan
dermatitis atopic terkena neurodermatits sirkumskripta. 2,3
Psikologis
Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang
mengakibatkan neurodermatitis sirkumsripta. Anxietas sebagai
bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Telah
dirumuskan bahwa neurotransmitter yang mempengaruhi perasaan,
seperti : dopamine, serotonin, atau peptide opioid, memodulasikan
persepsi gatal melalui penurunan jalur spinal.2,3

2. 4.

PATOFISIOLOGI
Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah
pruritus. Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat
berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi dari nervus, dan tekanan
emosional. Pruritus yang memegang peranan penting dapat dibagi dalam
dua kategori besar, yaitu pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi.
Pasien dengan neurodermatitis mempunyai gangguan metabolik atau
gangguan hematologik. Pruritus tanpa kelainan kulit dapat ditemukan pada
penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal kronik, obstruksi kelenjar biliaris,
Hodgkins lymphoma , polisitemia rubra vera, hipertiroidisme, glutensensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang
disebabkan oleh kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis atopik,
dermatitis kontak alergi, dermatitis statis, dan gigitan serangga. 2,4
Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat
menimbulkan penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab
yang nyata dari garukan, maka disebut neurodermatitis sirkumskripta.
Adanya garukan yang terus-menerus diduga karena adanya pelepasan
mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti
melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya
stress. Adanya sejumlah saraf mengandung immunoreaktif

CGRP

(Calsitonin Gene-Related Peptida) dan SP (Substance Peptida) meningkat


pada dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada
neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf menunjukkan imunoreaktif
somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y,
dimana sama pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan
kulit normal. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi
nervus akibat dari trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan
CGRP melepaskan histamin dari sel mast, dimana akan lebih menambah
rasa gatal. Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukkan
peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan terjadi
akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis

alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel


kapiler. 2,7

2.5.

GEJALA KLINIS
Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal yang sangat
mengganggu aktivitas, dan dirasakan terutama ketika penderita tidak
sedang beraktivitas. Rasa gatal akan berkurang bila digaruk, dan penderita
akan berhenti menggaruk bila sudah timbul luka, akibat tergantikannya
rasa gatal dengan rasa nyeri.1,2
Lesi yang muncul biasanya tunggal, bermula sebagai plak eritematosa.
Plak tersebut biasanya berbentuk plakat dan dapat memiliki 3 zona, yaitu:

Zona perifer. Zona ini selebar 2-3 cm yang tidak menebal dan dapat
berisi papul.

Zona media. Zona ini dapat memiliki papul lentikular yang mengalami
ekskoriasi.

Zona sentral. Zona ini merupakan zona yang memiliki penebalan


paling parah dan alterasi pigmentasi.1,5

Selain bentuk plak, lesi pada liken simpleks kronik dapat muncul dengan
sedikit edema. Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu
muncul skuama pada bagian tengah dan menebal. Likenifikasi, ekskoriasi,
dengan

sekeliling

yang

hiperpigmentasi,

muncul

seiring

dengan

menebalnya kulit, dan batas menjadi tidak tegas. Gambaran klinis juga
dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi.1,2
Penyakit ini memiliki predileksi di punggung, leher, dan ekstremitas
terutama pergelangan tangan dan lutut. Neurodermatitis sirkumskripta
merupakan proses yang sekunder ketika seseorang mengalami sensasi
gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit yang
mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang
berakhir dengan likenifikasi.1,2
Skuama pada penyakit ini dapat menyerupai skuama pada psoriasis.
Variasi klinis dari liken simplek kronik dapat berupa prurigo nodularis,

akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada


suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami
erosi tertutup krusta dan skuama, yang lambat laun akan menjadi keras dan
berwarna lebih gelak. Lesi biasanya multiple, dan tempat predileksi di
ekstrimitas. 1,2
Keparahan gatal dapat diperburuk bila pasien berkeringat, pasien
berada pada suhu yang lembab, atau pasien terkena benda yang
merangsang timbulnya gatal. Gatal juga dapat bertambah pada saat pasien
mengalami stres psikologis. Pada pasien muda, keluhan gatal umumnya
kurang dirasakan karena tidak begitu mengganggu aktivitasnya, akan
tetapi
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Gatal
bisa paroksismal,

terus-menerus, atau sporadik.

Menggosok

dan

menggaruk mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal


dan nyeri, atau dapat secara tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur.
Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau iritasi
dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stress
psikologis. 8
Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang
berulang menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan
garis-garis kulit semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan
ekskoriasis, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema
menghilang.

Bagian

tengah

berskuama

dan

menebal,

sekitarya

hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Biasanya, hanya


satu plak yang tampak, namun dapat melibatkan lebih dari satu tempat. 8
Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah kulit kepala,
tengkuk leher (terutama pada wanita) pergelangan kaki, eksremitas
ekstensor, dan region anogenital. Daerah genital yang sering terkena
adalah labia mayora pada wanita dan skrotum pada laki-laki. Pada pasien
dengan eczema atopi, intervensi kulit lebih berlikenifikasi dan serotik.

Pada pasien non atopi, tana kutaneus dari penyakit sistemik atau
limfadenopati dapat terjadi.9,10

Gambar 1 :
Liken simpleks kronik di regio dorsalis pedis11

2.6.

DIAGNOSIS.
Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang.2
Pasien dengan neurodermatitis sirkumskripta mengeluh merasa gatal
pada satu daerah atau lebih sehingga timbul plak yang tebal karena
mengalami proses likenifikasi. Biasanya rasa gatal tersebut muncul pada
tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku, lutut, pergelangan kaki. Eritema
biasanya muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul pada saat pasien
sedang beristirahat dan hilang saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal
timbul intermiten. Pemeriksaan fisis menunjukkan plak yang eritematous,
berbatas tegas, dan terjadi likenifikasi. Terjadi perubahan pigmentasi, yaitu
hiperpigmentasi. 2,5

2.7.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
Neurodermatitis sering muncul bersamaan dengan psoriasis dan
dermatitis maka harus disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan
tambahan.
a.

Patch Test
Test ini menentukan unsur apa yang menyebabkan suatu reaksi alergi
di dalam pasien, dapat menyingkirkan gejala dermatitis kontak
alergika. Test ini memakai berbagai alergen dengan potensial yang
rendah dan di pertahankan sampai dua hari. Jika terdapat suatu tanda
bengkak dibawah alergen berarti hipersensitiv terhadap bahan
tersebut.

b.

Skin Biopsi
Pengambilan sedikit jaringan kulit pada dearah lesi dan kemudian
dilihat hasilya di bawah suatu mikroskop. Bantuan Prosedur ini
mendiagnose suatu infeksi/peradangan kulit atau kondisi kulit lain.

Gambaran klinis yang didapatkan : suatu hyperkeratosis, akantosis,


spongiosis dan penebalan parakeratosis. Papillary kulit mengalami fibrosis
kearah vertical sampai ke lapisan kolagen, ini merupakan tanda khas dari
neurodermatitis.

2.8.

DIAGNOSIS BANDING
Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah :
a. Plak psoriasis
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik,
dengan karakteristik plak eritematous, berbatas tegas, berwarna
putih keperakan,skuama yang kasar, berlapis-lapis, transparan,
disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Lokasi terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Beberapa
hipotesa telah mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat
autoimun dan residif. 2

b. Dermatitis kontak alergi:


Dermatitis kontak alergik terjadi bila alergen atau senyawa
sejenis menyebabkan reaksi hipersensitvitas tipe lamat pada
paparan . Penderita umumnya mengeluh gatal pada area yang
terpajan/kontak dengan sensitizer/alergen. 1

c. Dermatitis atopik:
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan

10

riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit


berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya di lipatan.1
Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa plak
papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak likenifikasi yang
gatal. Lokasi dermatitis atopik pada lipat siku dan lipat lutut
(fleksor) hilang pada usia 2 tahun, pada neurodermatitis
sirkumskripta pada siku dan punggung kaki (ekstensor) dan
berlanjut sampai tua. 1

2.9. PENGOBATAN
Penatalaksanaan dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer
adalah menghindarkan pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok
secara terus-menerus. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
memotong kuku pasien, memberikan antipruritus, glukokortikoid topikal
atau intralesional, atau produk-produk tar, konsultasi psikiatrik, dan
mengobati pasien dengan cryoterapi, cyproheptadine, atau capsaicin.6,9
a. Steroid topikal
Merupakan

pengobatan

pilihan

peradangan

dan

serta

gatal

karena

dapat

perlahan-lahan

mengurangi
menghaluskan

hiperkeratosisnya. Karena lesinya kronik. Pentalaksanaannya


biasanya lama. Pada lesi yang besar dan aktif, steroid potensi
sedang dapat digunakan untuk mengobati inflamasi akut. Tidak
direkomendasikan untuk kulit yang tipis (vulva, skrotum, axilla dan
wajah). Steroid potensi kuat digunakan selama 3 minggu pada area
kulit yang lebih tebal.6,9
Clobetasol
Topical steroid super poten kelas 1: menekan mitosis dan
menambah sintesis protein yang mengurangi peradangan dan
menyebabakan vasokonstriksi.
Betamethasone dipropionate cream 0,05%.6,9

11

Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid.


Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear dan memeperbaiki permeabilitas
kapiler.6,9
Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 % or ointment
Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid.
Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear dan memeperbaiki permeabilitas
kapiler.6,9
Fluocinolone cream 0.1 % or 0.05%
Topical

kortikosteroid potensi

tinggi

yang menghambat

proliferasi sel. Mempuyai sifat imonusupresif dan sifat anti


peradangan.6,9
b. Obat oral anti anxietas dan sedasi
Obat oral dan anti anxietas dapat dipertimbangkan pada
beberapa pasien. Menurut kebutuhan individual, penatalaksanaan
dapat dijadwalkan setiap hari, pada ssat pasien tidur, atau
keduanya. Antihistamin seperti dipenhydramine dan hidroxyzine
biasa digunakan. Doxepin dan clonazepam dapat dipertimabangkan
pada beberapa kasus. 9
c. Agen anti pruritus
Obat oral dapat mengurangi gatal dengan memblokir efek
pelepasan histamine secara endogen. Gatal berkurang, pasien
merasa tenang atau sedative dan merangsang untuk tidur. Obat
topical menstabilisasi membrane neuron dan mencegah inisiasi dan
transmisi implus saraf sehingga memberi aksi anestesi lokal.10
Dipenhidramin,
Untuk meringankan gejala pruritus yang disebabkan oleh
pelepasan histamine.6
Cholorpheniramine

12

Bekerja sama dengan histamine atau permukaan reseptor H1


pada sel efektor di pembuluh darah dan traktus respiratori.10
Hidroxyzine
Reseptor H1 antagonis diperifer. Dapat menekan aktifitas
histamine diregion subkortikal system sraf pusat.10
Klonazepam
Untuk anxietas yang disertai pruritus. Berikatan dengan
reseptor- reseptor di SSP, termasuk sistem limbik dan
pembentukan retikular. Efeknya bisa dimediasi melalui reseptor
GABA.10

Edukasi
Untuk manajemen penyakit yang optimal, pasien dan atau praktisi
mereka harus dididik tentang sifat kronis penyakit, kebutuhan untuk
kepatuhan yang berkelanjutan untuk praktik perawatan kulit yang tepat,
dan penggunaan yang tepat dan penerapan terapi topikal. Waktu yang
dihabiskan mendidik pasien dan perawat telah terbukti memiliki positif
pengaruh yang positif pada hasil pengobatan penyakit. Pasien juga harus
diberikan instruksi tertulis atau informasi penggunaan obat yang tepat,
perawatan kulit dan manajemen untuk memperkuat pemahaman dan
pembelajaran. 2

2.10.

PROGNOSIS
Prognosis untuk penyakit neurodermatitis adalah :
a. Lesi bisa sembuh dengan sempurna.
b. Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan
pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan
c. Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan
emosional yang meningkat.
d. Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat
membantu untuk mengurangi proses likenifikasi. Biasanya

13

prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila


ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang
menyertai. Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi
pasien. Penyebab utama dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul
kembali. 1,2,5

14

BAB III
LAPORAN KASUS

3.1.

3.2.

Identifikasi
Nama

:B

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 54 tahun

Alamat

: Sungai kundur, Palembang

Tanggal kunjungan

: 20 oktober 2014

Anamnesis
Keluhan Utama :
Mengeluh terdapat bercak merah, keropeng, kulit terasa tebal dan
disertai rasa gatal di jempol kaki sebelah kanan sejak 1 tahun yang lalu.

Keluhan Tambahan :
Tidak ada keluhan tambahan

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Tn. B datang ke RSK dr. A. Rivai Abdullah dengan keluhan
terdapat bercak merah di jempol kaki sebelah kanan sejak 1 tahun yang
lalu. Pasien mengaku awalnya di atas jempol kaki terdapat kemerahan, dan
disertai rasa gatal, Kemudian pasien menggaruk terus-menerus sampai
gatalnya hilang. Karena garukan, kulit pasien menjadi lecet, kemudian
membengkak dan lama-lama bekasnya menjadi keropeng. Bekas garukan
yang berwarna hitam itupun kadang-kadang gatal dan pasien sering
menggaruknya sampai lecet lagi. Lama-lama pada bekas garukan kulitnya
menjadi tebal, keras, dan bersisik. Pasien mengatakan gatalnya timbul
sewaktu-waktu, kadang-kadang saat habis capek, istirahat, dan bila timbul
gatal, gatal sekali dan sulit untuk ditahan, sehingga pasien harus
menggaruknya terus-menerus hingga gatalnya hilang.

15

Pasien mengaku keluhan saat ini tidak pernah diobati, hanya


sesekali bila terasa sangan gatal pasien mencelupkan kakinya ke dalam air
panas, lalu keluhan sedikit berkurang.
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi makanan, dan alergi obat.
Pasien menyangkal keluhan seperti ini terjadi secara hilang timbul di
tempat semula, pasien juga menyangkal alergi terhadap sabun cuci baju.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit kulit dengan keluhan yang sama ada
Riwayat asma disangkal
Rhinitis alergi disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Sering bersin-bersin saat pagi hari atau cuaca dingin disangkal
Riwayat penyakit keropeng di kepala disangkal
Riwayat kepala bersisik ketika lahir disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Gejala penyakit yang sama dalam keluarga pasien disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
Sering bersin-bersin saat pagi hari atau cuaca dingin disangkal
Riwayat penyakit ketombe disangkal

Riwayat Sosial dan Lingkungan


Gejala penyakit yang sama di lingkungan pasien disangkal

3.3.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: Baik

Vital sign
-

Kesadaran

: Compos Mentis

16

TD

: 110/80 mmHg

Nadi

: 82x/menit

Suhu

: 36,7oC

RR

: 20x/menit

PB

:-

BB

: 77 kg

Status Generalisata
a. Kepala

: dalam batas normal

b. Leher

: pembesaran KGB (-)

c. Thoraks

: dalam batas normal

d. Abdomen

: dalam batas normal

e. Ekstremitas

: dalam batas normal

f. Kulit

: lihat status dermatologikus

Status Dermatologikus

Pada regio digitalis 1 pedis dextra terdapat plak eritema, soliter berukuran
plakat berbentuk ireguler berbatas tegas dengan likenifikasi soliter
berukuran plakat berbentuk ireguler berbatas tegas dan yang ditutupi
dengan skuama halus yang tersebar diatasnya.

17

3.4.

Resume
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan
utama terdapat bercak merah, keropeng, kulit terasa tebal dan disertai rasa
gatal di jempol kaki sebelah kanan sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal, riwayat penyakit asma,
diabetes, hipertensi, penyakit hati dan ginjal disangkal, riwayat alergi obat
dan makanan disangkal, alergi terhadap sabun cuci baju disangkal.
Pada status dermatologikus di regio digitalis 1 pedis dextra terdapat
plak eritema, soliter berukuran plakat berbentuk ireguler berbatas tegas
dengan likenifikasi soliter berukuran plakat berbentuk ireguler berbatas
tegas dan yang ditutupi dengan skuama halus yang tersebar diatasnya.

3.5.

3.6.

Diagnosis Banding
-

Neurodermatitis Sirkumskripta

Dermatitis Atopik

Psoriasis

Pemeriksaan Khusus
pemeriksaan dermatopathology
tes auspitz sign dan fenomena koebner

3.7.

Diagnosis Kerja
Neurodermatitis sirkumskripta

3.8.

Pentalaksanaan
a. Umum
-

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini adalah penyakit


yang dapat berulang.

Mencegah pasien untuk tidak menggaruk, kuku harus dipotong


pendek dan bersih.

18

b. Khusus
1). Topikal
Antihistamin topikal : Steroid potensi tinggi Klobetasol salep
lebih efektif dan aman pada jangka pendek daripada steroid
potensi rendah jangka lama Cukup pemakaian 2-3 minggu
dioleskan 3-4x/hari

2). Sistemik
Hydroxyzine 10-25 mg diberikan 2 jam sebelum tidur. Paling
efektif memakai antihistamin yang berefek sedative dan antiansitas
Tablet Citalopram 20 mg tiap pagi

3.9.

Prognosis
a. Quo ad vitam

: bonam

b. Quo ad functionam

: bonam

c. Quo ad sanationam

: bonam

d. Quo ad cosmetica

: dubia ad bonam

19

BAB IV
ANALISA KASUS

Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks


kronis adalah penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan
khas ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit
akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama,
atau kebiasaan menggaruk pada satu area tertentu pada kulit sehingga garis kulit
tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu. Secara histologis,
karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan hyperkeratosis dan secara klinis
muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan kulit.5
Tn. B datang ke RSK dr. A. Rivai Abdullah dengan keluhan terdapat
bercak merah di jempol kaki sebelah kanan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengaku awalnya di atas jempol kaki terdapat kemerahan, dan disertai rasa gatal.
Diagnosis liken simpleks kronik pada pasien ini didasarkan pada anamnesis dan
status dermatologikus.
Anamnesis
fakta

teori

Keluhan bercak kemerahan di jempol Penderita penyakit ini akan mengeluh


kaki sebelah kanan

rasa gatal yang sangat mengganggu

Kemudian pasien menggaruk terus-

aktivitas, dan dirasakan terutama ketika

menerus

penderita tidak sedang beraktivitas.

sampai

gatalnya

hilang.

Karena garukan, kulit pasien menjadi

Rasa

lecet,

dan

digaruk, dan penderita akan berhenti

lama-lama bekasnya menjadi keropeng.

menggaruk bila sudah timbul luka,

Bekas garukan yang berwarna hitam

akibat tergantikannya rasa gatal dengan

itupun kadang-kadang gatal dan pasien

rasa nyeri.1,2

sering menggaruknya sampai lecet lagi.

Penyakit ini memiliki predileksi di

Lama-lama

punggung,

kemudian

pada

membengkak

bekas

garukan

kulitnya menjadi tebal, keras, dan

gatal

akan

leher,

berkurang

dan

bila

ekstremitas

terutama pergelangan tangan dan lutut.

20

bersisik

Neurodermatitis
merupakan

sirkumskripta

proses

yang

sekunder

ketika seseorang mengalami sensasi


gatal pada daerah kulit yang spesifik
dengan atau tanpa kelainan kulit yang
mendasar yang dapat mengakibatkan
trauma

mekanis

pada

kulit

yang

berakhir dengan likenifikasi.1,2

Pada anamnesis pasien ini didapatkan adanya rasa gatal yang dialami
besifat terus-menerus, dirasakan di daerah jempol kaki. Berdasarkan teori,
anamnesis di atas adalah sesuai untuk mendukung ke arahdiagnosis liken simpleks
kronik.
Status dermatologikus
fakta

teori

Pada regio digitalis 1 pedis dextra

Pada

liken

simpleks

terdapat plak eritema, soliter berukuran

penggosokan dan penggarukan yang

plakat berbentuk ireguler berbatas tegas

berulang

dengan likenifikasi soliter berukuran

likenifikasi (penebalan kulit dengan

plakat berbentuk ireguler berbatas tegas

garis-garis kulit semakin terlihat) plak

dan yang ditutupi dengan skuama halus

yang berbatas tegas dengan ekskoriasis,

yang tersebar diatasnya.

sedikit edematosa, lambat laun edema

menyebabkan

kronik,

terjadinya

dan eritema menghilang. Bagian tengah


berskuama dan menebal, sekitarya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit
normal tidak jelas. Biasanya, hanya
satu plak yang tampak, namun dapat
melibatkan lebih dari satu tempat. 8

21

Pada status dermatologikus regio digitalis 1 pedis dextra terdapat plak


eritema, soliter berukuran plakat berbentuk ireguler berbatas tegas dengan
likenifikasi soliter berukuran plakat berbentuk ireguler berbatas tegas dan yang
ditutupi dengan skuama halus yang tersebar diatasnya. Hal tersebut menunjang
untuk menegakan diagnosis.

Neurodermatitis

Diagnosis Banding
Dermatitis Atopik

Psoriasis

Sirkumskripta
Peradangan kulitkronis,
gatal, sirkumskrip, dan
khas ditandai dengan
likenifikasi

Peradangan kulit kronis


residif disertai gatal,
sering berhubungan
dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum
dan riwayat atopi pada
penderita atau
keluarganya.

keluhan dan gejala dapat


mucul dalam waktu
hitungan minggu
sampai bertahun-tahun.
Keluhan utama berupa
gatal dan sering kali
bersifat paroxismal. Lesi
kulit sangat nyaman bila
digaruk

Gatal- gatal,gelisah
sampai tidak bisa
tidur,sering kambuh, dan
terdapat riwayat atopik

Etiologi belum
diketahui,namun
diduga pruritus
memainkan peranan
central.

Pada stadium awal


kelainan kulit yang
terjadi dapat berupa
eritem dan edema atau
kelompok papul,
selanjutnya karena
garukan berulang, bagian

Penyakit
autoimun bersifat kronik
dan residif, ditandai
adanya hiperproliferatif
kulit.

Gatal ringan, hampir di


seluruh tubuh, pada lesi
yang kronik dapat
menetap tidak berubah
selama berbulanbulan bahkan bertahuntahun. Pada lesi yang akut
dapat timbul lesi-lesi baru
yang mendadak
dalam jangka
waktu beberapa hari
ada warisan genetik dari Autoimun
orang tua dan dipicu
faktor lingkungan, cuaca,
makanan,
maupun psikologis
(emosi, stres)
Lesi bersifat dengan
likenifikasi, skuama,
hipo dan hiperpigmentasi
Akibat garukan dapat
timbul erosi,ekskoriasi,
krusta,dan likenifikasi

Plak eritem dengan


skuama berlapis-lapis,
kasar dan berwarna putih
seperti mika serta
transparan. Ukuran
lentikular, nummular,
plakat,

22

tengah menebal,kering
dan berskuama
serta pinggirnya
hiperpigmentasi. Ukuran
lesi lentikular
sampai plakat,
bentuk umum lonjong
atau tidak beraturan.
lesi juga dapat
berupa plak solid dengan
likenifikasi,
disertai papul kecil di
tepilesi, dan berskuama
tipis.
Predileksinya Tungkai
bawah, pergelangan kaki
dan punggung
kaki,skalp, paha bagian
medial, lengan bagian
ekstensor,skrotum dan
vulva, juga diatas alis
atau kelopak mata
dan periauricle
Pemeriksaan
histopatologi
hiperkeratosis
dengan para
orthokeratosis dan
orthokeratosis, serta
psoriasiform epidermal
hiperplasia. Reteredges
memanjang dan melebar
Berdasarkan

dan berkonfluensi.Dapat
dilakukan pemeriksaan
goresan lilin dan
auspitz sign.

Pada bayi lesi kulit


tampak pada wajah dan
bokong. Pada anak atau
dewasa lesi tampak
muncul di kaki,
tangan, belakang lutut,
danlipat siku

Scalp, perbatasan daerah


tersebut dengan
muka,ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku
serta lutut, dan daerah
lumbo sacral.

Pada stratum spinosum


tampak kelompok
leukosit yang disebut
absesmunro.
Terdapat para
keratosis,akantosis, papil
omatosis,vasodilatasi di
sub epidermis.

Akantosis ringan,
hiperplasia psoriasiform,
parakeratosis. Mitosis
keratinosit, fibroblas, dan
sel endotelial meningkat

pararan

di

atas

maka

dapat

disimpulkan

bahwa

neurodermatitis sirkumskripta dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan khusus. Pada anamnesis ditemukan keluhan yang tidak
dimiliki penyakit lain. Maka dengan data tersebut, diagnosis banding dapat
disingkirkan.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamzah M. 2007. Neurodermatitis Sirkumskripta. Ilmu Penyakit Kulit


Dan Kelamin. Edisi ke 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Halaman : 147-148.
2. Brannon
H.
2008.
Lichen
Simplex
Chronicus.
:http://dermatology.about.com/cs/eczemadermatitis/a/lsc.htm
3. Burton JL, Holden CA. 2007. Eczema, lichenification and prurigo.
Textbook of Dermatology, 6th ed. Oxford: Blackwell, scientific
publication. pp. 67301.
4. Siregar RS. 2005. Neurodermatitis Sirkumskripta. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Edisi ke 2. Jakarta : EGC. Halaman : 129-131.
5. Holden AC,Berth-jones J. in : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,
Editors. Rooks textbook of dermatology ; Eczema, prurigo,
lichenification, and erithroderma.7th.Italy : Blackwell scienc:2004.P.
1741-1743
6. Champion RH, Burton JL, Ebling FJG. Textbook of Dermatology. 5th ed.
London : Blackwell Scientific Publications ; 1992. p. 578-580.
7. Hunter John, John Savin, Marck Dahl editors. Clinical dermatology:
eczema and dermatitits.3rd edition Blackwell publishing 2002.p.70
8. Wolff K. Viral infection of skin and mucosa. In: Richard AJ, Wolff K, eds.
Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.6th
United Kingdom: Wiley Blackwell; 2007. p.81-2.
9. Sterling JC. Virus infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths
C, eds. Rooks Textbook of Dermatology.8 th. United Kingdom:
Wiley-Blackwell;2012.p. 1023-6.
10. Hunter J. Infections. In: Hunter J, Savin J, Dahl M. Clinical Dermatology.
3rd ed .United States of America: Blackwell Publishing Company;
2002. p. 2-4. 91 & 187.
11. Mansjoer
A,Suprohaita,Wardhani
W.I,Setiowulan
W.
2000.
Neurodermatitis Sirkumskripta. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi ke 3.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia. Halaman : 89.

24

Anda mungkin juga menyukai