Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis, Algorithm, and Histopathology of Leprosy

Diagnosis & Algorithm: Berdasarkan Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta (Kemenkes,
2012)

DIAGNOSIS
Penyakit kusta adalah penyakit mehular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang bersifat intraselular
obligat. Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama (cardinal signs), yaitu:
 Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa
Dapat berbentuk bercak putih (hipopigmentasi) atau kemerahan (eritema) yang mati rasa (anestesi)
 Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf
Gangguan ini merupakan akibat dari peradangan saraf tepi (peripheral neuritis) kronis. Dapat berupa:
a) Gangguan fungsi sensoris: mati rasa
b) Gangguan fungsi motoris: kelemahan (paresis) atau kelumpuhan (paralysis) otot
c) Gangguan fungsi otonom: kulit kering dan retak-retak
 Adanya bakteri tahan asam (BTA) didalam kerokan jaringan kulit (Slit-skin smear)
Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta bilamana terdapat satu dari tanda-tanda utama diatas. Jika masih ragu, orang tersebut
dianggap sebagai suspek.
Tanda-tanda tersangka kusta:
1. Tanda-tanda pada kulit:
a) Bercak kulit yang merah atau putih dan/atau plaque pada kulit, terutama di wajah dan telinga
b) Bercak kurang/mati rasa
c) Bercak yang tidak gatal
d) Kulit mengkilap atau kering bersisik
e) Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan/atau tidak berambut
f) Lepuh tidak nyeri
2. Tanda-tanda pada saraf:
a) Nyeri tekan dan/atau spontan pada saraf
b) Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggtoa gerak
c) Kelemahan anggota gerak dan/atau wajah
d) Adanya cacat (deformity)
e) Luka (ulcus) yang sulit sembuh
3. Lahir dan tinggal didaerah endemic kusta dan mempunyai kelainan kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila
terdapat keterlibatan saraf tepi

Tanda-tanda tersebut merupakan tanda-tanda tersangka kusta dan belum dapat digunakan sebagai dasar diagnosis penyakit kusta. Jika
diagnosis masih belum dapat ditegakkan:
 Pikirkan diagnosis banding (seperti panu (Tinea versicolor), kurap (Tinea corporis/Ringworm), kudis (Scabes), Psoriasis, Vitiligo)
 Lakukan pengambilan kerokan jaringan kulit
 Bila tidak ada perugas terlatih dan tidak tersedia sarana pemeriksaan, tunggu 3-6 bulan dan periksa kembali adanya tanda utama.
Bila masih diragukan, rujuk suspek

KLASIFIKASI
Setelah didiagnosis, tahap selanjutnya harus ditetapkan tipe atau klasifikasinya
1. Dasar Klasifikasi
Dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal:
a) Manifestasi klinis: jumlah lesi kulit, jumlah saraf yang terganggu
b) Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit (BTA) (+)/(-)
2. Tujuan
Untuk menentukan:
a) Jenis pengobatan
b) Lama pengobatan
c) Perencanaan logistik
3. Jenis klasifikasi
Pasien kusta hanya dibagi dalam 2 tipe yaitu Pausibasilar (PB) dan tipe Multibasilar (MB) [WHO]
Dasar dari klasifikasi ini adalah gambaran klinis dan hasil pemeriksaan BTA melalui pemeriksaan kerokan jaringan kulit

Bila salah satu dari tanda utama (tabel kiri) MB ditemukan, maka pasien diklasifikasikan sebagai kusta MB. Tanda lain yang dapat
dipertimbangkan dalam penentuan klasifikasi penyakit kusta dapat dilihat di tabel kanan

ALGORITMA

PEMERIKSAAN KLINIS
1. Anamnesis
a) Kapan timbul bercak/keluhan yang ada?
b) Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama (apakah ada riwayat kontak)?
c) Lahir dan tinggal dimana?
d) Riwayat pengobatan sebelumnya
2. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan dermatologis, saraf tepi, dan fungsi saraf

CHARTING
Charting merupakan pemetaan kelainan akibat kusta yang terdapat pada tubuh pasien ke gambar tubuh di kartu pasien menggunakan
symbol baku yang sudah ditetapkan. Tujuanny adalah sebagai bukti ketepatan diagnosis dan klasifikasi serta rekam medis berharga untuk
menilai kemajuan pengobatan atau kekambuhan

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
Slit-skin smear atau kerokan jaringan kulit adalah pemeriksaan sediaan yang diperoleh lewat irisan dan kerokan kecil pada kulit yang
kemudian diberi pewarnaan tahan asam untuk melihat M.leprae. Pemeriksaan skin smear banyak berguna untuk mempercepat penegakan
diagnosis, karena sekitar 7-10% pasien yang dating dengan lesi PB, merupakan pasien MB yang dini.

Cara menghitung BTA dalam lapangan mikroskop:


a) Indeks Bakteri (IB)
Ukuran semikuantitatif kepadatan BTA dalam sediaan apus. Berguna untuk membantu menentukan tipe kusta dan menilai hasil
pengobatan

b) Indeks Morfologi (IM)


Persentase basil kusta, bentuk utuh (solid) terhadap seluruh BTA. Berguna untuk mengetahui daya penularan kuman juga untuk
menilai hasil pengobatan dan membantu menentukan resistensi terhadap obat

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan:


 Serologis
Pemeriksaan Anti-Phenolic Glycolipid-1 antigen (PGL-1) antibody memiliki korelasi dengan jumlah bakteri dalam tubuh. Anti-PGL-1
yang positif dapat memprediksi gangguan fungsi saraf
 Polymerase Chain Reaction (PCR)
 Histopatologi

Histopathology

Anda mungkin juga menyukai