Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK An. N


DENGAN DIAGNOSA KEJANG DEMAM

Oleh:
NENSY MEGAWATI
NIM: 21220181

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2021
Laporan Pendahuluan

1. Pengertian
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam (Ngastiyah, 2005).
Kejang demam sederhana yaitu demam disertai kejang yang
berlangsung singkat < 10 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Kejang demam kompleks yaitu demam disertai kejang yang berlangsung
>15 menit dan berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam.

2. Etiologi
Menurut Lestari (2016) Hingga kini belum diketahui dengan pasti
demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, pneumonia,
gastroentitis, dan infeksi saluran kemih, Kondisi yang menyebabkan
terjadinya kejang demam yaitu infeksi ektrakranial seperti tonsilitis,
faringitis, otitis media akut, bronkitis.

3. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri
dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron
dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K +) dan sangat sulit dilalui
dengan mudah oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel, maka terdapat perbedaan
potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron.

5
6

Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi


dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh: Perubahan
konsentrasi ion di ruan ekstraselular; Rangsangan yang datang mendadak
misalnya mekanisme kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya; dan
Perubahan patofisologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan (Lestari, 2016).
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan
meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Oleh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion
kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas
muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan “neutransmitter” dan
terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit)
biasanya disertai apnea, meninngkatnya kebutuhan oksigen dan energi
untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal
disertai denyut jantung yang tak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
disebabkan meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolism
otak meningkat (Lestari 2016).
Pathway Kejang Demam

Gambar 2.1

Pathway Kejang Demam

Rangsang mekanik dan biokimia.


Infeksi bakteri, virus
Gangguan keseimbangan cairan dan
dan parasit elektrolit

Reaksi inflamasi Kelainan neurologis


perinatal / prenatal
Proses demam Perubahan konsentrasi
ion
diruang ekstraseluler
Hipertemia
Perubahan difusi Na+

Ketidakseimbangan potensial
Risiko kejang berulang membran ATP ASE Perubahan beda potensi
membran sel neuron
Pelepasan muatan listrik semakin
Risiko keterlambatan meluas keseluruh sel maupun
perkembangan membran sel sekitarnya dengan Risiko Cidera
bantuan neurotransmiter
Kejang

Kurang dari 15 menit (KDS) Lebih dari 15 menit (KDK)

Risiko cidera Perubahan suplay darah ke otak


Kontraksi otot meningkat
Kesadaran menurun

Reflek menelan menurun Metabolisme meningkat Risiko kerusakan sel neuoron ke otak

Risiko aspirasi Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan


selebral

Suhu tubuh makin meningkat


Kebutuhan O2 meningkat

Risiko afeksia Termoregulasi tidak efektif

Sumber: Nurarif & Kusuma (2013)

4. Manifestasi klinis
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan
klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti, anak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak tetapi
setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa
adanya kelainan saraf. Ada pula kejang yang berlangsung lama dan
mungkin terjadi kerusakan sel saraf yang menetap (Lestari, 2016).

5. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala anak mengalami kejang demam antara lain
(IDAI,2013): Kenaikan suhu tubuh > 380C, kehilangan kesadaran atau
pingsan, Tubuh kaki, dan tangan menjadi kaku, biasanya kepala anak
terkulai kebelakang, disusul dengan gerakan kejut / kejang, gigi terkatup,
kadang disertai muntah dan nafas tak terkontrol atau berhenti beberapa
saat. Orang tua sebaiknya waspada ketika anak menderita demam dan
mengetahui pertolongan pertama ketika anak mengalami kejang demam.

6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam pertama.
Pada bayi-bayi kecil sering kali gejala meningitis tidak jelas sehingga
fungsi lumbal harus dilalukan pada bayi berumur <6 bulan, EEG ternyata
kurang mempunyai nilai prognostic. EEG abnormal tidak epilepsi atau
kejang demam berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG tidak
dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana (Lestari, 2016).

7. Komplikasi
Kejang demam dapat terjadi perlukaan misalnya lidah tergigit atau
akibat gesekan dengan gigi serta dapat juga terjatuh. Oleh karena itu setiap
anak terjadi serangan kejang harus ada yang mendampingi (Ngastiyah,
2005). Komplikasi yang berkaitan dengan kejang demam meliputi status
epileptikus, defisit koordinasi motorik, ketidakmampuan intelektual, dan
masalah perilaku.
8. Penatalaksanaan keperawatan
a. Semua pakaian ketat dibuka
b. Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
c. Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
d. Monitor suhu tubuh
e. Obat penurun panas
f. Berikan kompres hangat.

.
Pengkajian

Menurut (Dermawan, 2012 dalam Nurlitasari, 2014) pengkajian

adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah–masalah kebutuhan

kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik mental, sosial dan

lingkungan.

Pengkajian kejang demam menurut Riyadi (2009) :

1. Pengkajian

a. Riwayat Penyakit

Pada anak kejang demam riwayat yang menonjol adalah

adanya demam yang dialami oleh anak (suhu rektal di atas

38 o C). Demam ini di latar belakangi adanya penyakit lain

yang terdapat pada luar kranial seperti tonsillitis, faringitis.

Sebelum serangan kejang pada pengkajian status kesehatan

biasanya anak tidak mengalami kelainan apa-apa. Anak

masih menjalani aktifitas sehari-hari biasa seperti bermain

dengan teman

sebaya, pergi, sekolah.

b. Pengkajian fungsional

Pengkajian fungsional yang sering mengalami gangguan

adalah terjadi penurunan kesadaran anak dengan tiba-tiba

sehingga kalau dibuktikan dengan tes GCS skor yang

dihasilkan berkisar antara 5 samapi 10 dengan tingkat


kesadaran dari apatis sampai somnolen atau mungkin dapat

koma, kemungkinan ada gangguan jalan nafas yang

dibuktikan dengan peningkatan frekwensi pernafasan 30

x/menit dengan irama cepat dan dangkal, lidah terlihat

menekuk menutup faring. Pada kebutuhan rasa aman dan

nyaman anak mengalami gangguan kenyamanan

akibat hipertermi, sedangkan keamanan

terjadi ancaman karena anak mengalami kehilangan

kesadaran yang tiba-tiba yang beresiko terjadinya cidera

secara fisik maupun fisiologi. Untuk pengkajian pola

kebutuhan atau fungsi yang lain kemungkinan belum terjadi

gangguan kalau ada mungkin sebatas ancaman seperti

penurunan personal hygiene, aktivitas, intake nutrisi.

2.1.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang

respon manusia terhadap gangguan kesehatan atau proses

kehidupan atau kerentanan respon dari seorang individu, keluarga,

kelompok atau komunitas (Heardman & Shigemi Kamitsuru,

2015). Menurut Diagnosa Keperawatan Nanda tahun 2015-2017

kemungkinan diagnosa yang bisa muncul dari penyakit kejang

demam :

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, gangguan pusat

pengatur suhu

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan jalan napas

terganggu
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi

4. Risiko cedera berhubungan dengan kurangnya kesadaran, gerakan

tonik atau klonik

5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan lingkungan

2.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan suatu perawatan yang

dilakukan perawat berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan

perawat untuk meningkatkan outcome pasien atau klien. Intervensi

keperawatan mencakup baik perawatan langsung dan tidak

langsung yang ditujujan pada individu, keluarga dan masyarakat,

serta orang- orang dirujuk oleh perawat, dirujuk oleh dokter

maupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya (Bulechek, et al

2015).

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, gangguan pusat

pengaturan suhu

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh

normal

Kriteria hasil :

a. Suhu tubuh (36,5 o -37,5 o C).

b. Nadi (60-100 kali/menit) dan Respirasi Rate (16-24

kali/menit).

c. Tidak ada perubahan warna kulit.


Rencana tindakan :

a. Monitor suhu tubuh

b. Monitor warna dan suhu tubuh

c. Monitor tekanan darah, nadi dan Respirasi Rate

d. Monitor penurunan tingkat kesadaran

e. Lakukan tapid sponge

f. Berikan antipiretik

g. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

h. Kolaborasi pemberian cairan intravena

i. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

j. Tingkatkan sirkulasi udara

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan jalan napas

terganggu
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola napas efektif

Kriteria hasil :

a. Frekuensi pernafasan dalam batas normal

b. Tidak menggunakan otot bantu pernafasan

c. Irama pernafasan teratur

d. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Rencana tindakan :

a. Kaji status pernapasan klien

b. Kaji penyebab ketidakefektifan pernapasan

c. Auskultasi bidang paru dan observasi pernapasan klien


d. Longgarkan pakaian klien

e. Lakukan suction bila perlu, beri O 2 sesuai kebutuhan

f. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat, tindakan

dan pemeriksaan

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

ventilasi dan oksigenasi pada jaringan adekuat

Kriteria Hasil :

a. Oksigenasi yang adekuat

b. Bebas dari tanda-tanda distress pernafasan

c. Mendemonstrasikan batuk efektif

d. Mampu bernafas dengan mudah

Rencana tindakan :

a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

b. Monitor respirasi dan status O2

c. Auskultasi suara nafas

d. Lakukan suction

4. Resiko cedera berhubungan dengan kurangnya kesadaran gerakan

tonik atau klonik

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi

cedera atau komplikasi

Kriteria hasil :

a. Terbebas dari cedera


b. Tidak ada perlukaan, kesadaran composmentis

c. Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah

injury/cedera

d. Klien mampu menjelaskan faktor resiko dari

lingkungan/perilaku personal

Rencana tindakan :

a. Kaji sifat dan penyebab timbulnya kejang

b. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

c. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi

fisik dan fungsi kognitif pasien

d. Jauhkan dari lingkungan yang berbahaya dan benda-benda

tajam

e. Pasang side rail tempat tidur

f. Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

g. Anjurkan keluarga untuk menemani pasien

h. Kaji dan monitoring tingkat kesadaran, adanya kejang

i. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis

5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan lingkungan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan

teratasi

Kriteria hasil :

a. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala

cemas
b. Identifikasi dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol

cemas

c. Vital sign dalam batas normal

d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat

aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

Rencana tindakan :

Penurunan kecemasan

a. Gunakan pendekatan yang menenangkan

b. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur

c. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress

d. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi rasa takut

e. Kaji tingkat dan penyebab kecemasan keluarga

f. Beri informasi yang cukup mengenai perawatan dan

pengobatan yang di lakukan dan direcanakan

g. Ciptakan suasana yang nyaman dan aman

2.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang

tindakan yang diberikan kepada klien. Pencataan mencakup

tindakan keperawatan yang diberikan baik secara mandiri maupun

kolaboratif, serta pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang

diberikan kepada klien (Hutahean, 2010).


2.1.5 Evaluasi

Keefektifan tindakan keperawatan dan pencapaian

hasil yang teridentifikasi terus dievaluasi sebagai penilaian

status klien. Evaluasi harus terjadi di setiap langkah proses

keperawatan (Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2015).

Dipinda i
Lampiran H

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No. 10 Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240

Telp. (021) 7234122, 7207184, Fax. (021) 7234126

Website: www.stikes-pertamedika.ac.id

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Nensy Megawati

NIM : 21221181

Tempat praktek : RS Pertamina Prabumulih

Tanggal praktek : 29,30 september 2021

I. IDENTITAS DATA

Nama Anak : An.N Nama Ayah – Pendidikan: Tn.A-SMA

Tempat – tanggal lahir : Prabumulih,3 agustus 2018 Nama Ibu – Pendidikan : Ny.M-SMA

Usia : 3 tahun Pekerjaan Ayah : Swasta

Agama : Islam Pekerjaan Ibu : IRT

Suku – Bangsa : Sumatera-Indonesia.

Alamat rumah – Nomor telpon : Griya Sejahtera 2 Blok L8 Prabumulih Timur

Telpon Rumah : ……………………….

HP : …………………………………….

II. KELUHAN UTAMA DIRAWAT


Ibu mengatakan bahwa anaknya yang berumur 3 tahun mengalami demam selama kurang lebib 2 hari dan kejang 2 kali
kurang lebih 5 menit.

Dipinda i
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN (Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
dilakukan hanya pada anak-anak dengan kasus kebutuhan khusus, pada neonatus dan bayi)

A. Prenatal :……………………………………………………………………………
B. Intranatal :……………………………………………………………………………
C. Postnatal : ……………………………………………………………………………

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU

A. Penyakit yang pernah diderita waktu kecil , ibu mengatakan anaknya tidak ada penyakit waktu kecil.
B. Pernah di rawat di Rumah sakit, ibu mengatakan belum pernah.
C. Obat-obatan yang digunakan , obatan yg kadang digunakan obat demam atau batuk pilek saja.
D. Tindakan operasi , ibu mengatakan tidak pernah operasi.
E. Alergi . ibu mengatakan tidak ada.
Imunisasi , Jenis imunisasi Umur diberikan Tempat pelayanan

Vit K Segera setelah lahir BPS

Hb0 2 jam setelah Vit K BPS

BCG + polio 1 1 bulan Puskesmas

Combo 1+ polio 2 2 bulan Puskesmas

Combo 2 + polio 3 3 bulan Puskesmas

Combo 3 + polio 4 4 bulan Puskesmas

Campak 9 bulan Puskesmas

V. RIWAYAT KELUARGA (BUAT GENOGRAM 3 GENERASI KEATAS)

Genogram 3 generasi

Dipinda i
3 tahun

Keterangan:

: Laki-laki X : Meninggal

: Perempuan : Klien

: Garis perkawinan : Tinggal serumah

Klien tinggal bersama orang tuanya, saat ini orangtuanya dalam keadaan sehat, tidak ada penyakit

keturunan yang mempengaruhi kesehtan klien. Ibu mengatakan coping keluarga, system nilai, dan spiritual

klien baik.

Dipinda i
VI. RIWAYAT SOSIAL

A. Yang mengasuh , orang tua.


B. Hubungan dengan anggota keluarga , baik
C. Hubungan dengan teman sebaya , baik
D. Pembawaan secara umum , baik
E. Lingkungan rumah , rumah permanen, lantai semen keadan rumah baik.

VII. KEBUTUHAN DASAR

A. Makan
1. Makanan yang disukai/tidak disukai , yang disukai bubur kacang ijo,tdk disukai tdk ada.
2. Pola makan / jam makan , 3 kali sehari.
B. Tidur
1. Lama tidur siang , 3 jam kadang lebih
2. Lama tidur malam , 8 jam kadang lebih
3. Kebiasaan sebelum tidur, minum susu formula pakek botol.

C. Personal hygiene
1. Mandi, 2 kali sehari
2. Mencuci rambut , 6-7 kali seminggu
3. Menggosok gigi , 2 kali sehari masih dalam belajar.
D. Eliminasi
1. BAB – karakteristik feses : 1 kali sehari,lembek, kuning kecoklatan.
2. BAK – Karakteristik urine , 6-7 kali sehari,kuning jernih.
E. Aktivitas bermain – jenis permainan , bermain sama keluarga, menyusun balok secara urutan.

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

A. Diagnosis Medis , kejang demam.


B. Tindakan operasi , tidak ada.
C. Status nutrisi , baik
D. Status cairan , baik
E. Obat-obatan , saat di ugd diberikan,stesolid rectal,o2,ivfd ring as,sanmol.
F. Aktivitas , anak tampak lemas dan tertidur setelah diberikan stesolid rectal.
G. Tindakan keperawatan, ivfd ring As,kompres.

Dipinda i
H. Hasil pemeriksaan penunjang – laboraturium , hb: 12,4 gr%,golongan darah: A.TROMBOSIT: 350 RIBU,
LEUKOSIT : 15.000 RIBU, MALARIA : NEGATIF
I. Data tambahan …………………………………………………………………………

IX. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum : Compos mentis


B. TB/BB (persentile) : 90 cm/ 13 kg
C. Lingkar kepala : 48 cm
D. Mata : simetris,konjungtiva tdk pucat,skelera tdk ikterik
E. Hidung : simetris, tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung
F. Mulut : bibir simetris, tdk pucat dan tidak ada sariawan
G. Telinga : simetris,tdk ada massa dan pengeluaran cairan seruman
H. Tengkuk : normal
I. Dada : tidak ada retraksi dada sat respirasi
J. Jantung : bunyi jantung normal
K. Paru-Paru : normal
L. Perut : normal
M. Punggung : normal
N. Genitelia : normal tdk ada kelainan
O. Ekstremitas : normal
P. Kulit : turgor kulit elastis
Q. Tanda-tanda Vital : s : 40 c, hr: 124 kali /menit, rr: 30 kali permenit
R. Lingkar Lengan Atas (LLA) : 14 cm
X. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
(Gunakan Format DDST untuk anak usia ≤ 6 tahun)

A. Personalsosial………………………………………………………………………………
B. Motorik halus ,mau belajar menulis, merobek-robek kertas,
C. Motorik kasar , berlari, melompat,
D. Bahasa & kognitif ,sudah lancer bicara, sudah lancer merangkai kata

XI. DAMPAK HOSPITALISASI

Bagi anak usia 3-6 tahun, hospitalisasi merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan karena membuat anak
mengalami perpisahan, kehilangan kendali dan cireda fisik. Oleh karena itu, dibutuhkan lingkungan yang mendukung
agar mengurangi efek hospitalisasi yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu keluarga bentuk asuhan
keperawatan dengan pendekatan Family Centered Care.

XII. RESUME HASIL PENGKAJIAN (RIWAYAT MASUK HINGGA SAAT INI)

Dipinda i
Tgl 29 september 2021 jam 15.10

An. N usia 3 tahun datang ke RS Pertamina dengan keluhan demam dan kejang. Klien demam sejak 2 hari sebelum
masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap kejang. Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali.
Suhu tubuh : 40 ˚C. Saat kejang otot-otot seluruh tubuhnya tampak kaku, lidah tergigit dan gigi tampak terkatup tutup,
lidah  klien demam sejak 2 hari sebelum masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap kejang, klien
tampak mengantuk, lemah, kulit terasa panas.

Dipinda i
PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN

ANAKRENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien tvtto Nama Ruangan Diagnosa Medis:Mut t,- d yh
Dokter
Umur :
Jenii Kelnmin : e «i
No. Rekam Medis Tanpgal Pengka]ian :

DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN (DS DAN
TUJUAN
DO) KRITERJAINTERVENSI
HASIL KEPERAWATAN
RASIONAL TINDAKAN

hr•› @ *

17

:,a" “' "” ” ” " -’ ” *’ ’ “” ' ’" ' ‘ ” .

Dipindai
.tt \fJ/f '\t‹1x' grät ”.1t' f Er/’/.r.1P fr.f \’

NO l1IACNOfiA KF.PERAWATAN Tt!.lIJAN INTFRYENSI RASI0IXAI•


(DS DAN Doj KRITF.RIA ffASlL XEPERAWATAN T1NDAKAIX
e ' - ¥«¢+t

18
.III/6t/.\rJ,s Jar.'¥t”JÅ‘J 4čr£JMîłJ7 v

NO DtACNOSA KEP£RAWATAN TUJUAN INTO.RVEN9I RA.TUNA I.


(DS DAN bO) CRITERIA IIASIŁ XEFEXAWATAIX Tlł DAKAN

* ‘*“*‘"

Pu
RATIONAL

JjtJJ$ " INTERYEi'íSI TU *


CRITERIA HASIL KEPfiRAWATAN
1
SEKOLAH TINGGI ILSIU KESEHAT.4N PERTA‹$IEDIK.4
tSTliies PERT.4.S1EDllt-4)

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

CATATAN PERKEMBANGAN

rr v* o • ae»••' i ?a. »
T•°«°i r•°ax•i:•» :'•” ^ **’

TGW DIGNOSA
JAN IOPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PARAF
EVALUASI (SOAPI

*/’l’i *"‹" •• '°"°‘:›“ ›.« ..j;•• •‹..‹


!+’” *" “ ¢- igo °c
„ ^”‘“’ » @‹
”’/:
‘^1••’ * ^ **«*“”'

Dipinda i dengan camscanner


TGL/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EYALUASI
PARAF
JAM KEPERAWATAN KEPERAWATAN (SOAP)

”" Ç@k ttc«k‹ %t+ \•y/„çl•?


L W T+ ] '
• o n’› ^

‘*1’

20
Dipindai

Anda mungkin juga menyukai