Oleh:
NENSY MEGAWATI
NIM: 21220181
1. Pengertian
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam (Ngastiyah, 2005).
Kejang demam sederhana yaitu demam disertai kejang yang
berlangsung singkat < 10 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Kejang demam kompleks yaitu demam disertai kejang yang berlangsung
>15 menit dan berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam.
2. Etiologi
Menurut Lestari (2016) Hingga kini belum diketahui dengan pasti
demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, pneumonia,
gastroentitis, dan infeksi saluran kemih, Kondisi yang menyebabkan
terjadinya kejang demam yaitu infeksi ektrakranial seperti tonsilitis,
faringitis, otitis media akut, bronkitis.
3. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri
dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron
dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K +) dan sangat sulit dilalui
dengan mudah oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel, maka terdapat perbedaan
potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron.
5
6
Gambar 2.1
Ketidakseimbangan potensial
Risiko kejang berulang membran ATP ASE Perubahan beda potensi
membran sel neuron
Pelepasan muatan listrik semakin
Risiko keterlambatan meluas keseluruh sel maupun
perkembangan membran sel sekitarnya dengan Risiko Cidera
bantuan neurotransmiter
Kejang
Reflek menelan menurun Metabolisme meningkat Risiko kerusakan sel neuoron ke otak
4. Manifestasi klinis
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan
klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti, anak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak tetapi
setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa
adanya kelainan saraf. Ada pula kejang yang berlangsung lama dan
mungkin terjadi kerusakan sel saraf yang menetap (Lestari, 2016).
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam pertama.
Pada bayi-bayi kecil sering kali gejala meningitis tidak jelas sehingga
fungsi lumbal harus dilalukan pada bayi berumur <6 bulan, EEG ternyata
kurang mempunyai nilai prognostic. EEG abnormal tidak epilepsi atau
kejang demam berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG tidak
dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana (Lestari, 2016).
7. Komplikasi
Kejang demam dapat terjadi perlukaan misalnya lidah tergigit atau
akibat gesekan dengan gigi serta dapat juga terjatuh. Oleh karena itu setiap
anak terjadi serangan kejang harus ada yang mendampingi (Ngastiyah,
2005). Komplikasi yang berkaitan dengan kejang demam meliputi status
epileptikus, defisit koordinasi motorik, ketidakmampuan intelektual, dan
masalah perilaku.
8. Penatalaksanaan keperawatan
a. Semua pakaian ketat dibuka
b. Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
c. Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
d. Monitor suhu tubuh
e. Obat penurun panas
f. Berikan kompres hangat.
.
Pengkajian
lingkungan.
1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
dengan teman
b. Pengkajian fungsional
demam :
pengatur suhu
terganggu
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi
2015).
pengaturan suhu
normal
Kriteria hasil :
kali/menit).
f. Berikan antipiretik
terganggu
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola napas efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
dan pemeriksaan
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan :
d. Lakukan suction
Kriteria hasil :
injury/cedera
lingkungan/perilaku personal
Rencana tindakan :
tajam
teratasi
Kriteria hasil :
cemas
b. Identifikasi dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol
cemas
Rencana tindakan :
Penurunan kecemasan
prosedur
Dipinda i
Lampiran H
Website: www.stikes-pertamedika.ac.id
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
NIM : 21221181
I. IDENTITAS DATA
Tempat – tanggal lahir : Prabumulih,3 agustus 2018 Nama Ibu – Pendidikan : Ny.M-SMA
HP : …………………………………….
Dipinda i
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN (Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
dilakukan hanya pada anak-anak dengan kasus kebutuhan khusus, pada neonatus dan bayi)
A. Prenatal :……………………………………………………………………………
B. Intranatal :……………………………………………………………………………
C. Postnatal : ……………………………………………………………………………
A. Penyakit yang pernah diderita waktu kecil , ibu mengatakan anaknya tidak ada penyakit waktu kecil.
B. Pernah di rawat di Rumah sakit, ibu mengatakan belum pernah.
C. Obat-obatan yang digunakan , obatan yg kadang digunakan obat demam atau batuk pilek saja.
D. Tindakan operasi , ibu mengatakan tidak pernah operasi.
E. Alergi . ibu mengatakan tidak ada.
Imunisasi , Jenis imunisasi Umur diberikan Tempat pelayanan
Genogram 3 generasi
Dipinda i
3 tahun
Keterangan:
: Laki-laki X : Meninggal
: Perempuan : Klien
Klien tinggal bersama orang tuanya, saat ini orangtuanya dalam keadaan sehat, tidak ada penyakit
keturunan yang mempengaruhi kesehtan klien. Ibu mengatakan coping keluarga, system nilai, dan spiritual
klien baik.
Dipinda i
VI. RIWAYAT SOSIAL
A. Makan
1. Makanan yang disukai/tidak disukai , yang disukai bubur kacang ijo,tdk disukai tdk ada.
2. Pola makan / jam makan , 3 kali sehari.
B. Tidur
1. Lama tidur siang , 3 jam kadang lebih
2. Lama tidur malam , 8 jam kadang lebih
3. Kebiasaan sebelum tidur, minum susu formula pakek botol.
C. Personal hygiene
1. Mandi, 2 kali sehari
2. Mencuci rambut , 6-7 kali seminggu
3. Menggosok gigi , 2 kali sehari masih dalam belajar.
D. Eliminasi
1. BAB – karakteristik feses : 1 kali sehari,lembek, kuning kecoklatan.
2. BAK – Karakteristik urine , 6-7 kali sehari,kuning jernih.
E. Aktivitas bermain – jenis permainan , bermain sama keluarga, menyusun balok secara urutan.
Dipinda i
H. Hasil pemeriksaan penunjang – laboraturium , hb: 12,4 gr%,golongan darah: A.TROMBOSIT: 350 RIBU,
LEUKOSIT : 15.000 RIBU, MALARIA : NEGATIF
I. Data tambahan …………………………………………………………………………
A. Personalsosial………………………………………………………………………………
B. Motorik halus ,mau belajar menulis, merobek-robek kertas,
C. Motorik kasar , berlari, melompat,
D. Bahasa & kognitif ,sudah lancer bicara, sudah lancer merangkai kata
Bagi anak usia 3-6 tahun, hospitalisasi merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan karena membuat anak
mengalami perpisahan, kehilangan kendali dan cireda fisik. Oleh karena itu, dibutuhkan lingkungan yang mendukung
agar mengurangi efek hospitalisasi yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu keluarga bentuk asuhan
keperawatan dengan pendekatan Family Centered Care.
Dipinda i
Tgl 29 september 2021 jam 15.10
An. N usia 3 tahun datang ke RS Pertamina dengan keluhan demam dan kejang. Klien demam sejak 2 hari sebelum
masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap kejang. Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali.
Suhu tubuh : 40 ˚C. Saat kejang otot-otot seluruh tubuhnya tampak kaku, lidah tergigit dan gigi tampak terkatup tutup,
lidah klien demam sejak 2 hari sebelum masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap kejang, klien
tampak mengantuk, lemah, kulit terasa panas.
Dipinda i
PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN
ANAKRENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien tvtto Nama Ruangan Diagnosa Medis:Mut t,- d yh
Dokter
Umur :
Jenii Kelnmin : e «i
No. Rekam Medis Tanpgal Pengka]ian :
DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN (DS DAN
TUJUAN
DO) KRITERJAINTERVENSI
HASIL KEPERAWATAN
RASIONAL TINDAKAN
hr•› @ *
17
Dipindai
.tt \fJ/f '\t‹1x' grät ”.1t' f Er/’/.r.1P fr.f \’
18
.III/6t/.\rJ,s Jar.'¥t”JÅ‘J 4čr£JMîłJ7 v
* ‘*“*‘"
Pu
RATIONAL
CATATAN PERKEMBANGAN
rr v* o • ae»••' i ?a. »
T•°«°i r•°ax•i:•» :'•” ^ **’
TGW DIGNOSA
JAN IOPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PARAF
EVALUASI (SOAPI
‘*1’
20
Dipindai