MORNING SICKNESS
Disusun Oleh :
Nim : PO.71.20.3.19.002
A. Definsi
Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang terjadi selama kehamilan. Pada
umumnya, morning sickness terjadi selama trimester awal yakni sejak minggu ke-6 hingga
minggu ke-12 kehamilan.
Meskipun namanya adalah ‘morning sickness’ tetapi kondisi ini bisa terjadi kapan pun
selain di pagi hari. Umumnya, morning sickness akan berkurang dan hilang ketika usia
kandungan Anda menginjak trimester kedua.Morning sickness adalah hal yang biasa terjadi
pada wanita hamil. Sebagian besar wanita hamil mengalami morning sickness walaupun ada
juga beberapa wanita yang tidak mengalaminya selama masa kehamilan.
B. Etiologi
Menggunakan pil KB
Riwayat mual dan muntah karena aroma atau rasa tertentu sebelum hamil
Mengalami migrain sebelum hamil
Ibu yang mengandung bayi kembar
Riwayat morning sickness pada kehamilan sebelumnya
C. Manifestasi klinis
Berikut ini adalah beberapa gejala morning sickness:
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Morning sickness ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah –
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri,
jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
E. Pathway
E. Komplikasi
Berikut ini adalah beberapa komplikasi morning sickness yang parah jika tidak ditangani:
A. Pengkajian
1. Pengkajian DataSubjektif
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-
, lamanya perkawinan danalamat.
b. Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan,
nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasahaus
c. Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dankomplikasi
d. Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan
muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang
pernahdilakukan.
e. Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomenlainnya
f. Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi,
terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung
jawab, pekerjaan,dll
g. Riwayat diet: khususnya intakecairan
j. Pola aktivitas sehari- hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum
dan saatsakit.
2. Pengkajian DataObjektif
f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalamkoma
Respon mual
Defisit Nutrisi
DS : - Risiko
Hiperemesis Gravidarum
DO : ketidakseimbangan
- Pasien tampak elektrolit
Risiko mengalami perubahan
muntah
kadar elektrolit serum
Resiko Ketidakseimbangan
Elektrolit
C. Diagnosa
D. Perencanaan
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien
terpenuhi, dengan
Intervensi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makan
Terapeutik
1. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
Rasional
Observasi
1. Untuk mengetahui baik atau buruknya gizi klien
2. Untuk memonitor jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi klien
Terapeutik
1. Untuk memperbaiki fungsi mulut
2. Agar klien tidak bosan melihat penyajian makanan yang biasa
3. Untuk meningkatkan nafsu makan klien
Kolaborasi
1. Mencegah terjadinya infeksi atau gangguan pada pencernaan
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan keseibangan elektrolit terpenuhi.
Intervensi
Obsevasi
Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
jelaskan jenis, penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Rasional
Obsevasi
Mengetahuan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Mengetahui seberapa banyak kehilangan elektrolit akibat muntah
Terapeutik
Memantau perkembangan kondisi pasien
Mengetahui perkembangan pasien setiap pemeriksaan
Edukasi
Menambah wawasan pasien tentang ketidakseimbangan elektroli
REFERENSI
https://doktersehat.com/morning-sickness/#:~:text=Apa%20itu%20morning%20sickness%3F
%20Morning%20sickness%20adalah%20kondisi,yakni%20sejak%20minggu%20ke-
6%20hingga%20minggu%20ke-12%20kehamilan.
https://meyceria.wordpress.com/2012/04/14/hiperemesis-gravidarum/