Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

KB IUD

Disusun Oleh :

Nama : Adelia Triputri Kurnia Ningsih

Nim : PO.71.20.3.19.002

Kelas : A / Semester III

Dosen Pembimbing : Indah Dewi Ridawati S.Kep, Ns. M.Kep

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU


A. TINJAUAN TEORITIS
1. DEFINISI
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin Devices (IUD)
adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel
dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usi produktif (Saefudin.
2003). Prawiroharjo (2005) menambahkan bahwa alat tersebut digunakan sebagai usaha
pencegahan kehamilan. AKDR atau IUD berbentuk spiral, terbuat dari plastik yang
lentur, mempunyai lillitan tembaga yang juga mengandung hormon. Dimasukkan melalui
vagina kedalam rahim dan memiliki benang (BKKBN.2003)
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam
jaringan tubuh yang dapat menyebabkan cedera seluler setempat akibat metabolisme
toksin maupun reaksi antibodi-antigen (Potter & Perry. 2005)

2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya infeksi pada proses pemasangan IUD adalah
1. Memiliki resiko infeksi seksual sebelumnya seperti nutrisi ibu tidak adekuat
2. Tidak mengkonsumsi antibiotik dalam 20 hari pertama setelah pemasangan IUD
3. Teknik dan proses pemasangan IUD

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala dari infeksi genitalia pada pemasangan IUD adalah:
Tanda:
1. Nyeri di area yang terinfeksi
2. Muncul tanda-tanda infeksi seperti rubor, kolor, dolor,
3. Ibu tampak tidak nyaman

4. MACAM-MACAM IUD
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutera dan
logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada generasi plastik baik yang
ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak ditambahi obat (unmedicated). Jenis alat
kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode
ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya

5. PATOFISIOLOGI KB IUD
ntrauterine device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan jenis
alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim. IUD merupakan alat kontrasepsi yang
efektif untuk jangka panjang, efisien karena hanya membutuhkan satu kali pemasangan,
nyaman untuk pasien, terjangkau, dan dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat bila
dilepas.[1] IUD memiliki dua jenis yaitu IUD yang memiliki tembaga (misalnya IUD Cu
T380A) dan IUD yang mengandung hormon Levonorgestrel (mengandung total 13,5 mg
hormon levonorgestrel atau 52 mg hormon levonorgestrel).
Lama masa kerja IUD yang mengandung hormon adalah 5 tahun, sedangkan lama
masa kerja IUD Cu T380A adalah selama 10 tahun. Sehingga setelah masa kerjanya habis
IUD harus dilepas dan diganti dengan IUD yang baru bila masih ingin melanjutkan
kontrasepsi tersebut
Mekanisme kerja yang pasti dari tembaga IUD Cu T380A masih belum diketahui
secara pasti, tetapi diduga dapat menyebabkan inhibisi migrasi sel sperma, mengurangi
viabilitas sel sperma, mengurangi kecepatan transport sel ovum dan merusak ovum.
IUD yang mengandung levonorgestrel bekerja dengan cara menebalkan mukus
serviks sehingga menghambat penetrasi sel sperma, menghentikan ovulasi dan menipiskan
dinding rahim.
IUD tidak melindungi penggunanya dari risiko penyakit menular seksual, sehingga
pada wanita dengan risiko tinggi disarankan pasangannya tetap menggunakan kondom
Selain digunakan sebagai alat kontrasepsi konvensional, IUD Cu T380A juga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat. IUD Cu T380A sebagai alat kontrasepsi darurat
harus dipasang dalam waktu 5 hari setelah melakukan hubungan intim dan tetap dapat
memberikan manfaat selama 10 tahun bila tetap dipasang.[3] IUD Cu T380A dapat lebih
efektif sebagai alat kontrasepsi darurat bila dibandingkan dengan pil kontrasepsi darurat.[6]

6. PATHWAY KB IUD

IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum uteri tentang
Erosi Kontraksi
Perubahan prosedur
endometrium uterus
Fagosit reaksi pemasangan
meningkat enzimatik dan efek yg
Spotting Iskemia otot
uterus terjadi
uterus
Perubahan
Infeksi
endometrium Perubahan Ansietas
Pelepasan
endometrium
Makrofag mediator
Keputihan
meningkat inflamasi
meningkat Nidasi tidak
terjadi
Menekan Stimulasi
Infeksi
sperma saraf
pelvis
simpatis &
Sperma dan parasimpatis
Hipertermi
ovum tidak
bertemu Persepsi
nyeri

Nyeri

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan cultus jaringan yang terinfeksi
2. Laboratorium hematologi

8. PENATALAKSANAAN
1. Mengkonsumsi antibiotik sesuai indikasi
2. Melepaskan IUD

9. KOMPLIKASI DARI EFEK SAMPING IUD

Adapun komplikasi yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi IUD, yaitu :

1. Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan (Handayani, 2010)

2. Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
(Handayani, 2010)

3. Perforasi dinding uterus Perforasi uterus dapat terjadi pada saat insersi AKDR. Perforasi
dapat partial dimana sebagaian AKDR masih berada didalam uterus atau komplit dimana
seluruh bagian AKDR masuk ke dalam cavum abdomen (Handayani, 2010). Menurut
(Everett,2008), umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan IUD walaupun bisa terjadi
pula kemudian. Pada permulaan hanya ujung IUD saja yang menembus dinding uterus.
Kemungkinan adanya perforasi harus diperhatikan apabila pada pemeriksaan dengan sonde
uterus atau mikrokuret tidak dirasakan IUD dalam rongga uterus. Jika ada kecurigaan kuat
terjadinya perforasi, sebaiknya dibuat foto rontgen. Hendaknya dilakukan histerografi untuk
menentukan apakah IUD terletak didalam atau diluar rahim. Dan dapat ditentukan dengan
USG trasvaginal dan transabdominal

4. Infeksi IUD itu sendiri atau benangnya yang berada dalam vagina umumnya tidak
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat – alat yang digunakan disuci hamakan, 11 yakni
tabung penyalur, pendorong dan IUD. Organisme mirip Actinomyces adalah bakteri yang
ditemukan pada wanita yang menggunakan AKDR melalui pemeriksaan sitologi saat
dilakukan penapisan terhadap serviks. Gejala infeksi bisa dilihat dari keluhan seperti gatal
pada vagina, luka, rabas berbau tidak sedap dan nyeri. Wanita dapat memilih memakai
AKDR sebagai suatu metode kontrasepsi dan kondom untuk melindungi mereka dari infeksi
(Everett,2008).

5. Kehamilan Jika timbul kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan timbul cacat pada bayi
oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim. Angka keguguran
dengan AKDR in situ tinggi. Jika ditemukan kehamilan dengan AKDR in situ sedang
benangnya masih kelihatan, sebaiknya AKDR dikeluarkan oleh karena kemungkinan
terjadinya abortus setelah AKDR itu dikeluarkan lebih kecil daripada jika AKDR dibiarkan
terus berada dalam rongga uterus (Everett,2008).

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS KB IUD


1. PENGKAJIAN
2. Data Subyektif
a. Identitas
 Wawancara
1.      Identitas Klien : Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Status
pernikahan, Golongan darah, Tanggal pengkajian, Tanggal masuk RS, Alamat.
2.      Identitas Penanggung jawab : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan,
Pekerjaan, Hubungan dengan klien, Alamat.
b.      Keluhan Uatama : Pemasangan alat KB
c.       Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan dahulu
d.      Riwayat Penggunaan kontrasepsi sebelumnya : Jenis, Kapan, dan Masalah
e.       Persepsi dan dukungan pasangan terhadap klien
f.       Riwayat Obstetri
g.      Riwayat Pernikahan
a) Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB IUD tersebut antara
lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, keputihan, nyeri saat
berhubungan.
b) Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB IUD
dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
c) Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
d) Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
dysmenorhea atau tidak.
e) Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM, dan
TBC.
f) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
g) Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas
seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
b. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan,
kesadaran.
b) Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya
bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi
kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas atas,
adanya varices pada ekstremitas bawah.

2. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Proses pemasangan alat KB (IUD) Gangguan rasa
Adanya keluhan nyeri ↓ nyaman ; Nyeri
setelah pemasangan alat Insersi IUD ke dalam rahim
KB kedalam rahim ↓
Do : Merangsang saraf bebas
          Tampak meringis ↓
          Skala nyeri 3-5 (0-5) Merangsang pengeluaran
          Tampak gelisah histamine, bradikinin, serotonin

Korteks cerebri

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman; Nyeri
2 Ds : Proses pemasangan alat KB (IUD) Ansietas (cemas)
Adanya kekhawatiran ↓
dalam proses Ketidaktahuan klien terhadap
pemasangan alat KB proses penyakit/pembukaan IUD
(IUD) ↓
Do : Stressor
          Tampak cemas ↓
          Tampak sering Mekanisme koping in efektif
menanyakan tentang ↓
program yang akan ansietas
dilakukan

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


 Kecemasan b.d kurang pengetahuan tentang alat kontrasepsi.
 Perubahan pola haid b.d proses adaptasi hormonal.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
. Tujuan Intervensi
1. Pre pemasangan IUD:
         Tupan
Nyeri berhubungan  dengan            Kaji TTV
insersi alat kontrasepsi Setelah dilakukan intervensi
(IUD) ke dalam rahim keperawatan dalam waktu
         Ajarkan klien teknik
3X24 jam diharapkan nyeri
berkurang. relaksasi, distraksi.
         Tupen
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan dalam waktu
1X24 jam dharapkan nyri
berkurang, dengan kriteria :
         Ukur skala nyeri ( 0-
           Klien mengatakan nyeri
berkurang 5 ).
           Klien tampak tenang.
         Anjurkan klien untuk
      Tupan: tidak memegang daerah
Kecemasan klien dapat bekas suntikan
Kecemasan b.d kurangnya teratasi dalam waktu 7 hari
pengetahuan mengenai alat      Tupen:
kontrasepsi. Setelah dilakukan intervensi     Jelaskan pada klien
keperawatan selama 2 jam tentang efek samping
diharapkan cemas berkurang penggunaan alat
dengan criteria: kontrasepsi yang dipilih.
Klien tampak tenang dan
memahami efek samping     Berikan kesempatan
penggunaan alat kontrasepsi. pada klien untuk bertanya
tentang keraguan alat
kontrasepsi.

  Anjurkan pada klien


untuk control bila terjadi
keluhan yang terkait
tentang efek samping.
2. Post pemasangan IUD    Tupan:   Kaji lama dan banyaknya
Perubahan pola haid b.d Haid teratur dalam waktu 1 perdarahan.
proses adaptasi hormonal. tahun   Jelaskan pada klien efek
   Tupen: samping alat kontrasepsi
Setelah dilakukan intervensi AKDR dan hormonal pada
keperawatan selama 1 bulan hari-hari pertama
diharapkan pola haid teratur pemakaian alat kontrasepsi.
dengan criteria:   Observasi TTV.
-       Haid dengan siklus teratur.   Lakukan pemeriksaan
-       Tidak ada perdarahan di dalam untuk mengetahui
luar siklus haid. ada/tidaknya benang dalam
estrium uteri.
  Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
terapi.

Anda mungkin juga menyukai