KELOMPOK VIII
YOSA ANGGA OKTAMA
G0013239
G0013241
G0013161
JEVI IRGIYANI
G0013125
RIDHANI RAHMA V
G0013201
G0013065
G0013177
G0013213
G0013019
G0013033
G0013109
KHARIZ FAHRURROZI
G0013131
SKENARIO 3
SAYA SERING KEPUTIHAN
Seorang perempuan, 35 tahun, P2A0 akseptor KB IUD selama 9 tahun,
mengeluh keluar cairan warna putih kekuningan dan berbau disertai nyeri perut
sebelah kanan bawah sejak 6 bulan terakhir, sudah berobat ke bidan, tapi tidak ada
perubahan. Pasien juga mengeluh sering demam.
Pada pemeriksaan fisik, kondisi pasien tampak baik, namun suhu tubuh
didapatkan 38 oC. Pada pemeriksaan abdomen, teraba supel, nyeri tekan (+) di
regio iliaca dextra, teraba massa kistik dengan diameter 8 cm, mobile,
permukaan rata. Pada pemeriksaan bimanual, portio utuh, erosi (+), teraba radix
IUD, corpus uterus ukuran normal, teraba massa kistik adnexa kanan sebesar telur
bebek, nyeri tekan (+), adnexa kiri dalam batas normal, darah (-), discharge warna
putih kekuningan. Saat massa digoyangkan, portio tidak ikut gerak.
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter menjelaskan
kondisi pasien dan menyarankan untuk melepas IUD, pemeriksaan pap smear, dan
ultrasonografi serta pemberian terapi awal.
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
SEVEN JUMP
A. Langkah I : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah
dalam skenario.
1. IUD : Intra Uterine Device / alat kontrasepsi di dalam rahim (serviks uteri).
2. Pap smear : Pemeriksaan sitologi untuk mengetahui perubahan atau
abnormalitas pada serviks uteri dengan metode usapan dan dilihat di bawah
mikroskop.
3. Adnexa : Jaringan dan organ lain di sekitar rahim, misalnya : tuba uterina,
ovarium, dan ligamentum-ligamentumnya.
4. Supel : Perabaan tumor, abses, atau benjolan yang fleksibel.
5. Keputihan : Sekret putih yang keluar dari cavum uteri dan vagina.
6. Erosi : Proses kerusakan jaringan akibat infeksi jaringan dan peradangan.
B. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan.
Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut
1. Apakah jenis-jenis KB?
2. Adakah kaitan KB 9 tahun dengan keluhan pasien?
3. Apakah penyebab keputihan?
4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
5. Apakah terapi awal bagi pasien?
6. Apakah penyebab ketidaknormalan pada pemeriksaan fisik?
7. Mengapa IUD disarankan untuk dilepas?
8. Mengapa disarankan pap smear dan USG?
9. Bagaimana proses muncul massa kistik?
10. Mengapa pasien demam? Apakah ada hubungannya dengan keluhan?
11. Apakah hubungan riwayat P2A0 dengan keluhan?
12. Bagaimana diagnosis, diagnosis banding, dan terapi pada pasien?
C. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara
mengenai permasalahan.
1 Jenis-jenis KB
a
1
Kontrasepsi Sederhana
Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat
senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu
Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama
dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi.
Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif
sehat untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi
lain, risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi.
KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar
utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada
3 cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan
diafragma 4-8% kehamilan.
Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina,
sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk
tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup
efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan
diafragma.
b
1
Kontrasepsi Hormonal
Pil KB
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang
berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau
hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB
menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung
telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk
masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan endometrium. Mini pil
dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi, angka
kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini
pil.
2
Suntik KB
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik
KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek
sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,
perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan
libido, dan densitas tulang.
Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya
dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung
levonogestrel. Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan
sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan.
Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.
c
1
Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi
keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas
defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama,
efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008)
Dalam skenario, pasien menggunakan kontrasepsi IUD. Kontrasepsi ini
memiliki dua jenis :
IUD Hormonal
IUD jenis ini menggunakan hormon progestin (progesteron sintetik). Cara
kerjanya adalah dengan melepaskan hormon secara konstan untuk
beberapa tahun. Hormon ini akan mencegah ovulasi dan menebalakan
mukus servix sehingga sperma tidak dapat lewat. Jika ada ovulasi dan
terjadi pelepasan ovum perubahan kondisi ini tetap akan mencegah
kehamilan karena; (1) Penebalan diniding serviks akan mencegah sperma
masuk ke dalam cavum uteri dan tuba fallopi (2) Dinding uterus yang
lengket akibat sekresi mukus tidak akan menjadi tempat yang optimal
untuk implantasi zigot dan pertumbuhannya. IUD jenis ini ada yang dapat
juga sangat efektif. Biasana IUD copper dapat digunakan selama 10 tahun
(WebMD, 2013).
Perdarahan
Perdarahan sedikit sedikit ini akan cepat berhenti. Jika pemasangan
emosional dan ketakutan. Maka kepada wanita wanita seperti ini penting
diberikan penerangan yang cukup sebelum dilakukan pemasangan IUD
(Hakimi, 2009).
2
yang
bereaksi
dengan
ion
sel
PO4-
sehat
menyebabkan
mengalami
erosi
yang
ditandai
dengan
sekret
bercampur
Penanganan :
Erosi
dapat
ditangani
dengan
obat
keras
seperti
AgNO3
10%
Penyebab-penyebab keputihan
10
Fisiologis
Keputihan yang bersifat normal (fisiologis) pada perempuan normalnya
hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya
terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina. Keputihan fisiologis terdiri
atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak
epitel dengan leukosit yang jarang. Sedangkan pada keputihan yang patologik
terdapat banyak leukosit. Keputihan yang fisiologis dapat ditemukan pada:
Faktor konstitusi
Keputihan juga dapat disebabkan oleh faktor konstitusi misalnya kelelahan,
stres emosional, ada masalah dalam keluarga atau pekerjaan, bisa juga karena
penyakit yang melelahkan seperti gizi yang rendah ataupun diabetes, status
imunologis yang menurun, penggunaan obat-obatan, dan diet tidak seimbang
juga dapat menyebabkan keputihan terutama diet dengan jumlah gula yang
berlebihan karena kelebihan gula merupakan faktor pemperburuk keputihan.
Selain itu, diet juga memegang peranan penting untuk mengendalikan infeksi
jamur. Dengan makanan yang cukup gizi, bisa membantu tubuh kita
memerangi infeksi dan mencegah keputihan vagina yang berlebihan. Hindari
makanan yang banyak mengandung karbohidrat dengan kadar gula tinggi
seperti tepung, sereal, dan roti. Makanan dengan jumlah gula yang berlebihan
dapat menimbulkan efek negatif pada bakteri yang bermanfaat yang tinggal di
dalam vagina. Selaput lendir dinding vagina mengeluarkan glikogen, suatu
senyawa gula. Bakteri yang hidup di vagina disebut lactobacillus (bakteri
11
baik) meragikan gula ini menjadi asam laktat. Proses ini menghambat
pertumbuhan jamur dan menahan perkembangan infeksi vagina. Gula yang
dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan bakteri lactobacillus tidak dapat
meragikan semua gula kedalam asam laktat dan tidak dapat menahan
pertumbuhan penyakit, maka jumlah menjadi meningkat dan jamur atau
bakteri perusak akan bertambah banyak.
Keputihan patologis akibat infeksi diakibatkan oleh infeksi alat
reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang bisa
disebabkan oleh infeksi gonokokus, trikomonas, klamidia, treponema,
candida, human papiloma virus, dan herpes genitalis.(Sastrawinata, 2004)
5
Mencegah komplikasi.
Yaitu dengan cara melepas IUD. Penggunaan IUD dadpat meningkatkan
insidensi penyakit radang panggul. Pada Vaginosis bakterial yang merupakan
salah satu penyebab infeksi radang panggul lebih sering dijumpai pada
pemakai KDR (alat kontrasepsi dalam rahim) dibanding kontrasepsi lainnya.
Mencegah syok
Peningkatan suhu (demam) yang terlalu tinggi yang diakibatkan oleh infeksi
dapat menyebabkan syokm sehingga salah satu terapi yang dapat diberikan
adalah pemberian antipiretik.
12
Pelepasan KB IUD
Dalam skenario dokter menyarankan untuk melepas IUD. Pengeluaran IUD
dilakukan atas berbagai indikasi:
-
Translokasi IUD
papsmear.
Papsmear dan USG
USG
USG digunakan untuk melihat gambaran alat tubuh, bentuk, ukuran, gerakan,
hubungan dengan daerah sekitarnya.
Indikasi :
1 Menilai lokasi dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
2 Apabila teraba massa dalam daerah pelvis
3 Menentukan usia kehamilan
4 Terdapat daerah perdarahan
5 Kehamilan ektopik
Pada skenario dokter menyarankan USG untuk menilai lokasi AKDR dan
melihat masa di dalam daerah pelvis.
14
PAPSMEAR
A. DEFINISI
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio
(displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker.
Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang
telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45 satu kali usapan.
epitelium.
CIN III merupakan dysplasia berat/ karsinoma in situ di mana telah
mengenai 2/3-seluruh lapisan epitel tetapi membrane basalisnya masih
utuh
Klasifikasi Bethesda
16
Sel skuamosa
a. Atypical Squamous Cells Undeterminated Significance (Ascus)
b. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (Lisl)
c. High Grade Squamous Intraepithelial Lesion (Hsil)
d. Squamous Cell Carcinoma.
Sel glandular
a. Atypical Endocervical Cells
b. Atypical Endometrial Cells
c. Atypical Glandular Cells
d. Adenocarcinoma Endocervical In Situ
e. Adenocarcinoma Endocerviks
f. Adenocarcinoma Endometrium
g. Adenocarcinoma Extrauterin
h. Adenocarcinoma yang tidak bisa ditentukan asalnya (nos)
17
peradangan)
maupun
descenden
(berasal
dari
saluran
gastrointestinal)
18
Usia
P2A0
KB IUD
Jenis-jenis KB
Indikasi
Kontraindikasi
Efek Samping
Pasien
Keluhan
Penyebab
Terapi
Awal
Papsmear
USG
Terapi
19
menunjukan
adanya
20
a. Chronic Cervicitis
Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : Trichomonas
vaginalis, Candida sp dan mikoplasma ataupun mikroorganisme aerob
dan anaerob endogen vagina seperti Streptococcus sp, Enterococus sp,
E.coli,
dan
Stapilococus
sp.
Kuman-kuman
ini
menyebabkan
21
22
Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan dengan spekulum.
2) Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan.
3) Pap smear.
4) Biakan damedia.
5) Biopsi.
Penatalaksanaan
1) Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan Gonococcus dalam
secret
2) Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam
AgNO3 10 % dan irigasi.
3) Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10 %
atau Albothyl yang menyebabkan nekrosis epitel silindris dengan
harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis
banyak
Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan
kauterisasi-radial dengan termokauter atau dengan krioterapi.
Prognosis
Biasanya baik, namun dapat kambuh.
23
lapisan
endometrium,
dan
efek
protektifnya
serta
24
25
(Saifudin, 2002)
27
Gambaran USG
Terlihat gambaran multilokuler pada adnexa dengan adanya debris (sisa
jaringan), berbatas, dan berdinding tebal ireguler.
Biasanya bilateral namun dapat unilateral.
Terapi
Menggunakan antibiotik sesuai dengan organisme penyebab.
Drainase absses apabila resisten antibiotik dan ukuran abscess minimal
5 cm.
(Radiopaedia, 2014)
d. Bacterial Vaginosis
Terjadi akibat pertumbuhan bakteri yang berlebihan karena terganggunya
lingkungan normal pada daerah vagina
Gejala
Terjadi peningkatan discharge vagina.
Warna discharge putih/abu-abu.
Discharge tipis, encer, dan berbau amis.
Discharge bertambah banyak setelah koitus.
Terapi
Terapi biasanya menggunakan metronidazole. Saat mengonsumsi obat
ini sampa 48 jam setelah selesai tidak boleh minum alkohol karena akan
terjadi intoleransi berupa mual dan muntah-muntah.
e. Trichomoniasis
Disebabkan oleh infeksi Trichomonas vaginalis. Bakteri ini memiliki
flagel yang menyebabkan rasa gatal pada daerah genital. Bakteri ini
hampir selalu menyebar lewat hubungan seksual dan dapat bertahan
selama 24 jam di lingkungan lembab sehingga handuk basah bisa
28
menjadi
sarana
Keluar
discharge
warna
kuning/kehijauan,
Sering kencing.
Gatal.
Portio kemerahan.
Kadang didapatkan erosi.
Diagnosis
Pada pemeriksaan inspekulo dapat ditemukan vaginitis, dinding
dan portio nampak kemerahan pertanda terjadi peradangan. Banyaknya
fluor tergantung dari beratnya infeksi. Bisa terjadi komplikasi seperti
adneksitis, piosalphingitis, endometritis, infertilitas, serta ketuban pecah
dini yang dapat dialami oleh ibu hamil sehingga akan menyebabkan
berat bayi lahir rendah (BBLR).
Diagnosis pasti dapat ditegakkan apabila ditemukan parasit
Trichomoniasis vaginalis pada sekret vagina. Standar baku untuk
diagnosis adalah metode biakan air daging, PCR, dan PCR-ELISA (yang
paling optimal.
Terapi
Terapi biasanya menggunakan metronidazole. Saat mengonsumsi obat
ini sampa 48 jam setelah selesai tidak boleh minum alkohol karena akan
terjadi intoleransi berupa mual dan muntah-muntah.
Prognosis
Baik, asal pengobatan tepat.
29
f. Candidiasis.
Candida albicans merupakan salah satu flora normal di tubuh manusia.
Candidiasis terjadi akibat pertumbuhan jamur Candida albicans yang
banyak karena perubahan pH lingkungan atau turunnya daya tahan tubuh.
Gejala
Discharge vagina bertambah banyak berwarna putih.
Rasa gatal dan sensasi terbakar pada organ genital.
Kemerahan di kulit.
Terapi
Terapi dengan antifungal Nastatin atau Mycostatin.
g. Appendicitis
Appendicitis merupakan peradangan pada appendix, yaitu sebuah
jaringan berbentuk tubuler
yang menempel pada usus
besar. Fungsi dari appendix
sendiri
belum
diketahui
dapat
hidup
tanpa
adanya appendix.
Gambar 2 Lokasi anatomis
appendix
Appendicitis
disebabkan
oleh
obstuksi
30
Gejala
1
2
3
4
Pemeriksaan fisik
1 Rebound tenderness
2 Ditemukan nyeri quadran kanan bawah pada 96% pasien tapi tidak
3
4
5
spesifik
Nyeri ketika diperkusi
Tes Rovsing sign positif menandakan iritasi peritoneal
Tes Obturator sign positif menandakan inflamasi appendix berada di
Treatment
1
31
Gejala Klinis
Gejala yang timbul bila IUD mengalami dislokasi adalah
Nyeri abdomen
Nyeri ketika bersenggama.
Perdarahan diluar siklus menstruasi.
Sedangkan tanda terjadinya dislokasi IUD adalah terjadi kehamilan,
dimana perubahan posisi IUD yang bergeser ini 52% terjadi di leher rahim
sehingga mengurangi efektivitasnya.
Etiologi
Terjadinya dislokasi IUD kadang tidak diketahui secara pasti penyebabnya
atau idiopatik, tetapi diduga karena :
teknik pemasangan yang kurang hati-hati.
adanya infeksi pada uterus.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dislokasi IUD adalah dengan dilakukannya Aff
IUD, kemudian diganti dengan IUD yang baru. Jika benang IUD tidak
dapat dilihat maka alat tersebut mungkin telah lepas atau telah menembus
uterus. Pada keadaan lain, mungkin terjadi kehamilan. Setelah
menyingkirkan kehamilan, rongga uterus diperiksa secara hati-hati
menggunakan klem atau menggunakan batang khusus dengan ujung
berkait untuk menarik kembali benang tersebut.
Jika benang tidak terlihat dan alat tersebut tidak teraba melalui
pemeriksaan rongga uterus secara hati-hati, ultrasonografi dapat digunakan
untuk memastikan bahwa alat tersebut berada di dalam uterus. Jika tidak
meyakinkan atau jika tidak ada alat yang terlihat, maka foto polos
abdomen dan pelvis dilakukan, sebelumnya masukan terlebih dahulu
sonde ke dalam rongga uterus sebagai tanda letak cavum uterus di dalam
foto polos tersebut. Computed Tomography (CT) Scan, Magnetic
Resonance Imaging (MRI), dan histeroskopi merupakan alternatif lainnya.
Pendapat Ahli
Sikap sebagian besar ahli IUD mengenai translokasi ini adalah sebagai
berikut:
32
obstruksi
usus
(Ileus),
maka
sebaiknya
segera
33
penyebab
gangguan
Lendir/getah
vagina
34
BAB III
KESIMPULAN
penyakit pasien tersebut adalah massa dari Tuba Ovarium Abses (TOA) dengan
kemungkinan adanya infeksi Trichomoniasis.
Pasien di anjurkan untuk melepas IUD dikarenakan hasil pemeriksaan
yang mengindikasikan adanya infeksi yang dapat terjadi karena peradangan oleh
IUD. Pemeriksaan pap smear di lakukan untuk deteksi lesi pra-kanker, yang bisa
dilakukan dengan 3 sistem, yaitu Papanicolaus, CIN, atau Bethesda. Pemeriksaan
ultrasonografi dapat dilakukan untuk mengetahui lokasi AKDR maupun massa
kistik. Terapi awal yang dilakukan bertujuan untuk mencegah komplikasi, berupa
35
36
BAB IV
SARAN
37
DAFTAR PUSTAKA
38
(2013).
Intrauterine
Device
(IUD)
for
Birth
Control.
http://www.webmd.com/sex/birth-control/intrauterine-device-iud-for-birth-control
diakses 16 Maret 2015
39