Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ENDOMETRIOSIS


DI RUANG F1 DR. RAMELAN SURABAYA

Dosen pembimbing :
Puji Hastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Di susun oleh :
Ferlinda Putri Heviyanti
2010048

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2020/2021
A. Definisi

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stoma) diluar uterus
(arif mansjoer, kapita selekta, 381 : 2001)Endometriosis adalah terdapatnya jaringan
endometrium di luar kavum uterus. Bila jaringan endometrium terdpat di dalam mioetrium
disebut adenomiosis (ademotriosis internal) sedangkan bila diluar uterus tersebut (endometriosis
ekterna).Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di
dalam endometrium atau pun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam
miometrium disebut adenomiosis, bila brada di luar uterus disebut endometriosis.Pembagian ini
sudah tidak dianut lagi, karena secara patologik, klinik, ataupun etiologic adenomiosis berbeda
dengan endometriosis. Adenomiosis secara klinis lebih banyak  persamaan dengan mioma uteri.
Adenomiosis sering ditemukan pada multipara dalammasa premenopause, sedangkan
endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda danyang infertile (Sarwono.2007). 
Terdapat kurang lebih 15% wanita reproduksi dan pada30% dari wanita yang
mengalami infertilitas. Implantasi endometriosis bisa terdapat padaovarium, ligamentum
sakrouterina, kavum dauglasi, ligamentum latum dan ligamentumrotundum, tuba fallopi, dan
pada tempat-tempat ekstra peritoneal ( serviks, vagina,vulva, dan kelenjar-kelenjar limfe).
Penampakan kasarnya bisa dalam bentuk luka berupa sebuah peninggian atau kista
yang berisi darah baru, merah atau biru-hitam. Karena termakan waktu, luka tersebut berubah
menjadi lebih rata-rata dan berwarna coklat tua. Ukuran luka dapat berkisar dari luka kecil dari
10 cm.

B. Klasifikasi

Penentuan klasifikasi dan stadium endometriosis sangat penting

dilakukan untuk menerapkan cara pengobatan yang tepat dan untuk

evaluasi hasil pengobatan. Klasifikasi Endometriosis yang digunakan saat

ini adalah menurut American Society For Reproductive Medicine yang

telah di revisi pada tahun 1997 yang berbasis pada tipe, lokasi, tampilan, kedalaman invasi lesi,
penyebaran penyakit dan perlengketan. Klasifikasi

tersebut sebagai berikut :

a) Stadium I (minimal) 1–5

Implantasi terbatas dan tidak ada perlengketan

b) Stadium II (ringan) 6–15

Implantasi superfisial berkelompok dengan luas kurang dari 5 cm,

tersebar pada ovarium dan peritoneum. Tidak ada perlengketan yang


nyata.

c) Stadium III (sedang) 16–40

Implantasi superfisial dan dalam jumlah yang multipel. Terdapat

perlengketan peritubal dan periovarium.

d) Stadium IV (berat) >40

Implantasi superfisial dan dalam yang multipel, terdapat

endometrioma ovarium yang besar. Terdapat perlengketan yang yang hebat.

C. Etiologi

Beberapa ahli mencoba menerangkan kejadian endometriosis yaitu berupa beberapa teori, antara
lain:
1. Teori Implamantasi dan Regurgitasi
Teori ini menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari kavum uteri melalui tuba
falopi, tetapi teori ini tidak dapat menerangkan kasus endometriosis di luar pelvis.

2. Teori Metaplasia
Teori ini menerangkan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah menjadi
endometrium .Perubahan ini dikatakan sebagai akibat dari iritasi dan infeksi atau hormonal pada
epitel coelom. Secara endokrinologis hal ini benar karena epitel germinativum dariovarium,
endometrium dan peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama.

3. Teori hormonal
Dianut mengemukakan bahwa pertumbuhan endometriosis sangat tergantung darikadar estrogen
di dalam tubuh.

4. Teori Imunologik.
Secara embriologis, sel epitel yang membungkus peritoneum parietal dan permukaan ovarium
sama asalnya, oleh karena itu sel endometriosis sejenis dengan mesotel.Banyak peneliti
berpendapat bahwa endometriosisn adalah suatu penyakit autoimunkarena memiliki criteria
cenderung lebih banyak pada wanita, bersifat familiar,menimbulkan gejala klinik, melibatkan
multiorgan, menunjukkan aktivitas sel B- poliklonal. ( Baziad,Ali dkk.1993)
D. Manifestasi Klinis

a. Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid
(dismenore)
Dismenorea pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid
yangsemakin lama semakin hebat. Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui secara pasti tetapi
mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis
pada waktu sebelum dan semasa haid. Jika kista endometriumnya besar dan terdapat
perlengketan ataupun juka lesinya melibatkan peritoneum usu, keluhan dapat berupa nyeri
abdoen bawah atau pelvis yang konstan dengan intensitas yang berbeda-beda. (Derek Llewellyn-
jones.2002)

b. Dispareuinia
Merupakan keadaan yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya endometriosis di
kavum douglasi.

c. Nyeri pada saat defekasi


Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid disebabkan oleh karena adanya
endometriosis pada dinding rektosigmoid.

d. Gangguan haid (polimenorea dan hipermeneorea)


Gangguan haid dan siklusnya terjadi apabila kelianan pada ovarium demikian luasnya sehingga
fungsi ovarium terganggu. Menstruasi tidak teratur terdapat pada 60% wanita penderita. Pasien
mungkin mengeluhkan bercak merah permenstruasi, perdarahan menstruasi dalam jumlah
banyak (menoragia), atau frekuensi menstruasi yang lebih sering dan banyak mengeluarkan
darah. (jones. Derek Llewellyn.2001)

e. Infertilitas
Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30%-40% wanita dengan
endometriosis menderita infertilitas. Faktor penting menyebabkan infertilitas pada endometriosis
adalah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya.
Pada pemeriksaan ginekologik hususnya pemeriksaan vagina-rekto-abdominal, ditemukan pada
endometriosis ringan benda-benda padat sepertu butir beras sampai butir jagung di kavum
douglas dan pada ligamentum sakrouterinum dengan uterus dalam posisi retrofleksi dan
terfiksasi. (wiknjosastro, hanifa.2007.)
E. Web Of Caution (WOC)
Hipermenorea dan
Toksik sampah menoragia

Masuknya Mempengaruhi system


mikroorganisme hormonal

Gangguan sekresi esterogen


Respon imun menurun dan progesteron

Pertumbuhan sel Faktor Gangguan pertumbuhan


abnormal meningkat genetik sel endometrium

Endometriosis

Kadar estrogen dan


Adhesi di tuba fallopi Kurang informasi progesterone lebih rendah

Gerakan spontan ujung- Kurang pengetahuan Jaringan endometrial menjadi


ujung fimbriae nekrosis

Pendarahan di pelvic
Terhambatnya
penyampian ovum ke
uterus

ansietas Nyeri
Infertilitas Perubahan seksualitas

Gangguan Resti gangguan citra


harga diri tubuh
F. Pemeriksaan penunjang

Cara yang pasti untuk mendiagnosis endometriosis adalah laparoskopi.

1. Endoskopi, dapat dilaksanakan untuk mengetahui luasnya endometriosis


2. Biopsi, untuk mengetahui apakah ada keganasan

G. Komplikasi

 Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolon atau ureter
 Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma
 Infertilitas di temukan pada 30%-40% kasus. Endometrosis merupakan penyebab infertilitas kedua
terbanyak pada wanita.

H. Penatalaksaan

 Kolaboratif

Kehamilan bisa memperlambat perkembangan endometriosiskarena menstruasi (ovulasi) berhenti


selama kehamilan danlaktasi. Ada beberapa wanita yang menjadi asimptomatissetelah melahirkan.
Fertilitas wanita dengan endometriosis rendah maka bagi pasangan yang menginginkan anak
memerlukan bantuan medis.

Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen yang minimaldan progestin yang tinggi dapat
menyebabkan atrofiendometrium. Obat-obat antigonadotropik seperti Danasoldapat juga di pakai untuk
menekan kegiatan ovarium. Danasoldapat menghentikan perkembangan endometrium,
mencegahovulasi, dan menyebabkan atrofi jaringan endometrium yangada di luar uterus (jaringan
endometrium ektopik). Kelemahandari obat-obat ini adalah sangat mahal, adanya efek sampingseperti
mual, cepat lelah, depresi, berat badan bertambah,menyerupai gejala menopause, dan osteoporosis.

Apabila tidak ada respons terhadap terapi konservatif,intervensi bedah dapat dilaksankan. Pembedahan
laser laparoskopi adalah pembedahan yang bisa mempertahankanfertilitas pasien karena pembedahan
ini hanya melepas adhesidan menghancurkan jaringan endometrium yang ada dalamrongga pelvis.
Bedah radikal meliputi pengangkatan uterus,tuba fallopi, dan ovarium. Endometriosis bisa berhenti
ketika menopause

 Mandiri

Pasien perlu merasa yakin bahwa endometriosis dapat diobati. Perlu diterapkan kepada pasien efek
samping dari obat-obat yang dipakainya, strategi untuk menangani nyeri yang kronis juga perlu
dijelaslan

I. Konsep keperawatan

A. Pengkajian

A. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan
produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
B. Riwayat kesehatan sekarang

 Dysmenore primer ataupun sekunder


 Nyeri saat latihan fisik
 Dispareun
 Nyeri ovulasi
 Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen
bawah selama siklus menstruasi.
 Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual · Nyeri pada saat
pemeriksaan dalam oleh dokter
 Hipermenorea
 Menoragia
 Feces berdarah
 Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
 Konstipasi, diare, kolik

C. Riwayat kesehatan keluarga


Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.

D. Riwayat obstetri dan menstruasi Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek,
darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
American Society.
Endometriosis a guide for
patienthttp://www.asrm.org/Pati
ents/patientb
ooklets/endometriosis.pdf
Baziad,Ali dkk.1993.
Endokrinologi Ginekologi.
Jakarta.Media Aesculapius
Jones. Derek Llewellyn.2001.
Dasar-dasar obstetric dan
ginekologi. jakarta. hipokrates
Moore, Hacker.2001. Esensial
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta.Hipokrates
NHS Evidence. 2009.
Annual Evidence Update on
Endometriosis – Epidemiology
andaetiology.http://w
ww.library.nhs.uk/
womenshealth/
ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&cat
ID=11472
Oepomo TD. 2009.
Concentration of TNFα in the
peritoneal fluid and serum of
endometrioticpatients.
http://www.unsjournals.com/D
D0703D070302.pdf
Rayburn, F. William.2001.
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta. Widya medika
Wiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta.yayasan
bina pustak
DAFTAR PUSTAKA
American Society.
Endometriosis a guide for
patienthttp://www.asrm.org/Pati
ents/patientb
ooklets/endometriosis.pdf
Baziad,Ali dkk.1993.
Endokrinologi Ginekologi.
Jakarta.Media Aesculapius
Jones. Derek Llewellyn.2001.
Dasar-dasar obstetric dan
ginekologi. jakarta. hipokrates
Moore, Hacker.2001. Esensial
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta.Hipokrates
NHS Evidence. 2009.
Annual Evidence Update on
Endometriosis – Epidemiology
andaetiology.http://w
ww.library.nhs.uk/
womenshealth/
ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&cat
ID=11472
Oepomo TD. 2009.
Concentration of TNFα in the
peritoneal fluid and serum of
endometrioticpatients.
http://www.unsjournals.com/D
D0703D070302.pdf
Rayburn, F. William.2001.
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta. Widya medika
Wiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta.yayasan
bina pustak
DAFTAR PUSTAKA
American Society.
Endometriosis a guide for
patienthttp://www.asrm.org/Pati
ents/patientb
ooklets/endometriosis.pdf
Baziad,Ali dkk.1993.
Endokrinologi Ginekologi.
Jakarta.Media Aesculapius
Jones. Derek Llewellyn.2001.
Dasar-dasar obstetric dan
ginekologi. jakarta. hipokrates
Moore, Hacker.2001. Esensial
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta.Hipokrates
NHS Evidence. 2009.
Annual Evidence Update on
Endometriosis – Epidemiology
andaetiology.http://w
ww.library.nhs.uk/
womenshealth/
ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&cat
ID=11472
Oepomo TD. 2009.
Concentration of TNFα in the
peritoneal fluid and serum of
endometrioticpatients.
http://www.unsjournals.com/D
D0703D070302.pdf
Rayburn, F. William.2001.
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta. Widya medika
Wiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta.yayasan
bina pustak
DAFTAR PUSTAKA
American Society.
Endometriosis a guide for
patienthttp://www.asrm.org/Pati
ents/patientb
ooklets/endometriosis.pdf
Baziad,Ali dkk.1993.
Endokrinologi Ginekologi.
Jakarta.Media Aesculapius
Jones. Derek Llewellyn.2001.
Dasar-dasar obstetric dan
ginekologi. jakarta. hipokrates
Moore, Hacker.2001. Esensial
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta.Hipokrates
NHS Evidence. 2009.
Annual Evidence Update on
Endometriosis – Epidemiology
andaetiology.http://w
ww.library.nhs.uk/
womenshealth/
ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&cat
ID=11472
Oepomo TD. 2009.
Concentration of TNFα in the
peritoneal fluid and serum of
endometrioticpatients.
http://www.unsjournals.com/D
D0703D070302.pdf
Rayburn, F. William.2001.
Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta. Widya medika
Wiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta.yayasan
bina pustak
American Society. Endometriosis a guide for
patienthttp://www.asrm.org/Patients/patientbooklets/endometriosis.pdf Baziad,Ali dkk.1993.
Endokrinologi Ginekologi. Jakarta.Media AesculapiusJones. Derek Llewellyn.2001. Dasar-dasar obstetric
dan ginekologi. jakarta. hipokratesMoore, Hacker.2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta.HipokratesNHS Evidence. 2009. Annual Evidence Update on Endometriosis – Epidemiology
andaetiology.http://www.library.nhs.uk/womenshealth/ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&catID=11472Oepomo TD. 2009. Concentration of TNFα in the peritoneal fluid
and serum of endometrioticpatients. http://www.unsjournals.com/DD0703D070302.pdfRayburn, F.
William.2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. Widya medikaWiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta.yayasan bina pustaka

https://idoc.pub/documents/laporan-kasus-endometriosis-ylyxq91v3vnm

https://www.academia.edu/12164809/Laporan_Pendahuluan_Dan_Askep_Endometriosis

https://id.scribd.com/doc/131148660/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-ENDOMETRIOSIS

DAFTAR PUSTAKABaraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan SistemReproduksi &
Seksualitas. Jakarta: EGCMansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media AesculapiusScott,
R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.Missrani, 2009.
Endometriosis. From

http://missrani.multiply.com/journal/item/45/endometriosis

Anda mungkin juga menyukai