HIPERBARIK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3B
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3B
PEMBIMBING
PEMBIMBING INSTITUSI
LAHAN
( )
( )
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami kelompok 2 B dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Klinik tepat pada waktunya. Laporan Kasus disusun untuk memenuhi tugas
praktik klinik dari mata kuliah “KESEHATAN PENYELAMAN DAN
HIPERBARIK”.
Semoga hasil dari penyusunan Laporan Kasus ini dapat dimanfaatkan bagi
mahasiswa yang selanjutnya. Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun
Laporan Kasus mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................…..i
KATA PENGANTAR........................................................................................................…..2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................…..ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3
KONSEP HIPOGLIKEMIA..................................................................................................3
2.1.1 PENGERTIAN..........................................................................................................3
2.1.2 MANIFESTASI KLINIS...........................................................................................3
2.1.3 KLASIFIKASI...........................................................................................................3
2.1.4 ETIOLOGI.................................................................................................................3
2.1.5 WOC...........................................................................................................................4
2.1.6 PATOFISIOLOGI.....................................................................................................4
2.1.7 KOMPLIKASI...........................................................................................................4
2.1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................................5
2.1.9 PENATALAKSANAAN...........................................................................................6
KONSEP DASAR TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK.......................................................7
2.2.1 PENGERTIAN HBOT..............................................................................................7
2.2.2 TIPE HIPERBARIK CHAMBER.............................................................................7
2.2.3 MANFAAT HBOT....................................................................................................8
2.2.4 INDIKASI HBOT......................................................................................................9
2.2.5 KONTRAINDIKASI HBOT...................................................................................10
2.2.6 TIM TERAPI HBOT...............................................................................................10
2.2.7 PERAN PERAWAT DALAM HBOT....................................................................11
2.2.8 KOMPLIKASI HBOT.............................................................................................11
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP
3
PENYEMBUHAN HIPOGLIKEMIA..............................................................….....12
ALAT/BAGIAN RUBT DAN FUNGSINYA..........................................................................14
ALUR PASIEN TOHB ............................................................................................................17
PERAN PERAWAT PRE TOHB.............................................................................................18
PERAN PERAWAT INTRA TOHB........................................................................................18
PERAN PERAWAT POST TOHB..........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
hipoglikemi. Identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipoglikemia penting dilakukan untuk mengetahui faktor risiko kejadian
hipoglikemia, sehingga dapat digunakan sebagai dasar acuan pencegahan
hipoglikemia berat dan hipoglikemia berulang.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2.1.5. WOC HIPOGLIKEMIA
4
2.1.6. PATOFISIOLOGI HIPOGLIKEMIA
5
dengan system saraf pusat yang biasanya ditandai oleh perilaku dan
pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) dan menurut Kedia (2011)
hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan
otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma
sampai kematian.
2.1.8. PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPOGLIKEMIA
c. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl di gunakan untuk skrining bukan
diagnostik.
d. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). GD < 115 mg/dl 1⁄2 jam, 1 jam,
1 1⁄2 jam < 200 mg/dl, 2 jam < 140 mg/dl.
6
g. Glycosetat hemoglobin, memantau glukosa darah selama lebih dari
3 bulan.
i. Insulin serum puasa: 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml,
dapat digunakan dalam diagnosa banding Hipoglikemia atau dalam
penelitian diabetes
Penatalaksanaan Medis
1. Dekstrosa
2. Glukogen
8
2.2.2. TIPE HIPERBARIK CHAMBER
Hyperbaric chamber merupakan ruangan berbentuk kapsul
yang terbuat dari baja dan aluminium yang memiliki lubang jendela
akrilik. Chamber terdiri dari ruangan dengan dua pintu. Satu untuk ke
luar chamber (lock chamber) dan satu ruang utama dari chamber (main
chamber) yang dapat diberi tekanan masing-masing sehingga
memungkinkan pasien untuk masuk atau keluar dari main chamber
saat masih bertekanan. Airlock atau medical lock berfungsi untuk
memasukkan atau mengeluarkan obat-obatan, instrumen, makanan,
atau barang-barang yang tidak boleh dibawa ke dalam chamber
(Haryoto, 2015). Jenis ruangan hiperbarik dibedakan menjadi 4, yakni:
1. Monoplace chamber Chamber yang digunakan untuk pengobatan
satu pasien.
2. Multiplace chamber Chamber yang digunakan untuk pengobatan
beberapa pasien. Pada waktu yang bersamaan chamber ditekan dengan
udara dan pasien harus melakukan valsava manuver, kemudian setelah
mencapai kedalaman yang sesuai pasien menghirup oksigen murni
(100%) dari masker.
3. Animal chamber Chamber yang digunakan untuk penelitian dan
menggunakan binatang sebagai objek.
4. Portable chamber Chamber yang dapat digunakan atau dibawa ke
tempat kejadian penyelaman, sebagai tempat transfer dari tempat
kejadian hingga ke chamber utama.
2.2.3. MANFAAT HBOT
Terapi Hiperbarik Oksigen dapat dimanfaatkan pada:
1. Kasus penyelaman: dekompresi, keracunan gas CO, dan tes
toleransi oksigen untuk penyelam
2. Penyakit klinis: Diabetes Mellitus, stroke, luka bakar, bell’s
palsy, osteomyelitis, cangkok kulit/jaringan, dll
3. Kebugaran
9
Secara umum terapi hiperbarik oksigen memiliki manfaat, antara lain :
1. Meningkatkan konsentrasi oksigen ke seluruh sel dan jaringan
tubuh
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah daru untuk
meningkatkan aliran darah pada daerah sirkulasi yang berkurang
3. Membunuh bakteri terutama anaerob seperti Closteridium
perfingens (penyebab gas gangren)
4. Mampu menghentikan aktivitas bakteri (bakteriostatik) seperti
bakteri E.Coli dan Pseudomonas sp. Yang umumnya ditemukan pada
luka mengganas.
5. Mampu menghambat produksi alfa toksin
6. Meningkatkan kemampuan sel untuk bertahan hidup
7. Menurunkan waktu paruh koreboksihemoglobin dari 5 jam menjadi
20 menit pada penyakit keracunan gas CO
8. Mempercepat penyembuhan luka dengan pembentukan fibroblast
9. Mereduksi ukuran buble nitrogen
10. Mengurangi edema
11. Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang
dapat menjaga elastisitas kulit
12. Badan menjadi lebih segar, tidak mudah lelah, tidur menjadi lebih
pulas (Amira, et al, 2014)
2.2.4. INDIKASI HBOT
Menurut Sutarno (2000), indikasi terapi hiperbarik oksigen meliputi :
1. Dekompresi
2. Keracunan CO dan sianida
3. Emboli paru
4. Anemia
5. Infeksi jaringan lunak
6. Abses intrakranial
7. Osteomielitis
10
8. Peningkatan penyembuhan luka, ujung amputasi yang tidak
sembuh, luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama, ulkus
stasis refraktori
9. Luka bakar
10. Tuli mendadak
11. Crush injury & Acute traumatic injury
12. Delayed radiation injury
2.2.5. KONTRAINDIKASI HBOT
1. Absolute
Kontraindikasi HBOT adalah pneumothorax yang belum
dirawat, kecuali telah dilakukan tindakan pembedahan untuk
mengatasi pneumothorak sebelum diberikan terapi HBO.
2. Relatif
a. ISPA
b. Sinusitis kronis
c. Kejang-kejang
d. Empisema dengan retensi CO2
e. Panas tinggi yang tidak terkontrol. Hal ini merupakan
predisposisi dari kejang. Suhu tubuh harus diturunkan sebelum
terapi HBO
f. Riwayat operasi thorax atau operasi telinga
g. Infeksi virus
h. Penyakit keganasan
i. Kehamilan, hal ini akan mengakibatkan malformasi kongenital
2.2.6. TIM TERAPI HBOT
1. Supervisor
2. Dokter hiperbarik
3. Tender/perawat
4. Operator
5. Teknisi/mesin
11
2.2.7. PERAN PERAWAT DALAM HBOT
1. Pra terapi HBO
1) Anamnesis (identitas, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, kontraindikasi)
2) Persiapan alat (masker, air minum, selimut, pispot)
3) Pemeriksaan fisik lengkap
4) Pemeriksaan tambahan bila perlu
5) Inform consent (manfaat, proses, cara adaptasi ketika ada
tekanan, benda-benda yang tidak boleh dibawa)
2. Intra HBO
1) Bantu transfer input pasien
2) Safety klien
3) Cek kembali barang-barang yang dibawa
4) Ingatkan jangan terlambat valsava
5) Monitor tanda-tanda barotraumas, keracunan O2
6) Monitor keadaan umum pasien
7) Koordinasi dengan operator atau dokter jika terjadi masalah
3. Post HBO
1) Bantu pasien keluar
2) Monitor tanda-tanda barotraumas, keracunan CO
3) Lepas masker
4) Rapikan/ bersihkan chamber
5) Pendokumentasian
2.2.8. KOMPLIKASI HBOT
Komplikasi dari terapi hiperbarik oksigen antara lain :
1. Barotrauma pada telinga, paru, dan gigi
2. Keracunan oksigen
3. Nyeri sinus
4. Katarak dan myopia
5. Claustrophobia
12
6. Fibroplasia retrolental
7. Gangguan neurologis
2.3 PENGARUH TERAPI HIPERBARIK TERHADAP
PENYEMBUHAN HIPOGLIKEMIA
Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB) adalah metode perawatan medis di mana
pasien harus berada dalam ruang udara bertekanan tinggi, dan menghirup oksigen
100%, di ruangan dengan tekanan lebih dari 1 ATA. TOHB bukanlah hal baru,
metode ini mulai ditemukan pada tahun 1930 oleh Behnke untuk mengatasi
penyakit dekompresi, penyakit yang dialami oleh penyelam atau penambang di
lepas pantai karena adanya penurunan tekanan saat naik ke permukaan dengan
cepat atau tiba-tiba. Perkembangan sains dan teknologi dan penelitian,
menunjukkan bahwa terapi ini juga merupakan dampak yang signifikan terhadap
penyakit klinis, termasuk pada pasien Diabetes Mellitus (DM), luka bakar, pasca
stroke, cedera hancuran, iskemia akut dan kronis (lakesla 2009). Perubahan kadar
gula darah yang terlalu rendah adalah kondisi klinis yang disebabkan oleh
penurunan kadar glukosa darah di bawah kisaran batas normal. Kadar gula darah
yang menurun dapat disebabkan oleh berbagai kelainan dan tingkat keparahannya
ditentukan juga oleh lamanya penurunan kadar glukosa darah serta gejala ringan.
Pada pasien diabetes mellitus, penurunan kadar gula darah terutama karena
pemberian golongan obat sulfonilurea dan penggunaan insulin (Nabyl, 2012).
Sebagian besar penelitian observasional menunjukkan bahwa glukosa darah
menurun pada penderita diabetes yang menjalani TOHB. Perubahan kadar gula
darah telah menjadi temuan yang konsisten di hampir semua penelitian
observasional, biasanya pada urutan 50 mg / dl. Namun, masih belum jelas
apakah pengurangan ini terkait secara kausal dengan terapi hiperbarik saja, atau
hanya efek waktu pengobatan dengan makanan dan obat-obatan. Keluhan
diperoleh dari pasien setelah TOHB lapar, berkeringat dingin, kelelahan dan
pusing. Pengaruh buruk perubahan kadar gula darah ekstrim akan menyebabkan
disfungsi neuron otak sehingga jika berlangsung lama akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas. Jika terjadi penurunan glukosa darah, kadar glukosa
13
plasma pasien kurang dari 50 mg / dl, meski ada beberapa orang yang sudah
menunjukkan gejala penurunan kadar gula darah dalam kadar glukosa plasma di
atas 50 mg / dl. Kadar glukosa darah yang terlalu rendah menyebabkan sel otak
tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak bisa berfungsi meski rusak.
Serangan menurunkan kadar gula darah pada orang dengan diabetes umumnya
terjadi ketika orang lupa atau sengaja meninggalkan makan (sarapan pagi, makan
siang atau makan malam), makan terlalu sedikit (kurang dari yang
direkomendasikan oleh dokter atau ahli gizi Anda), berolahraga terlalu berat, obat
anti- diabetes dalam dosis Lebih besar dari yang diperlukan, minum alkohol,
stres, dan minum obat lain yang dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.
Oksigen bertekanan tinggi pada terapi 2,4 ATA TOHB selama 3x30 menit dan
diselingi istirahat 2x5 menit pada penderita diabetes, maka ada proses Oxphos
(fosforilasi oksidatif) pada mitokondria sel β pankreas meningkat. Dalam proses
ini mengakibatkan peningkatan sekresi insulin, peningkatan kadar insulin darah,
kadar glukosa darah menurun, pembentukan kadar aldimine juga menurun dan
penurunan pembentukan kadar ketoamine dan HbA1c juga menurun. Pengobatan
pada TOHB lingkungan untuk pasien dengan insulin-dependent diabetes dapat
menyebabkan penurunan gula darah. Efek ini terjadi karena penghambatan
hormon anti-insulin (hormon somatotropik dan glukagon) di lingkungan TOHB,
untuk mendapatkan gula darah 120 sebelum perawatan, semua pasien diabetes
harus makan dan kemungkinan, jika diindikasikan, tahan insulin sampai Setelah
perawatan Hasilnya jika terjadi penurunan kadar gula darah adalah dehidrasi,
kehilangan elektrolit, dan asidosis. Gula darah pada pasien Diabtes Mellitus
dapat dipantau dengan tes glukosa darah berkala untuk mengetahui perkembangan
target terapeutik diabetes dan dosis obat disesuaikan jika targetnya belum tercapai
(Nabyl, 2009). Karena beberapa pasien yang diobati diabetes, perlu diperhatikan
berkaitan dengan dosis insulin dan kadar gula darah. Bila gula darah menjadi
terlalu rendah, pertimbangan harus diambil untuk mengatur dosis insulin selama
perawatan. Perawat memiliki peran khusus dalam memperkuat nasehat yang
diberikan kepada klien. Klien pendidikan pada kenyataannya adalah kunci sukses
14
dalam mengendalikan diabetes yang bisa diukur dari kadar gula darah yang
baik adalah disiplin di mana suntikan insulin telah disaran benar oleh
dokter Anda secara teratur. Dalam hal ini, peran perawat hiperbarik dalam
memantau pengendalian insulin pada penderita diabetes sangat
dibutuhkan.
15
3. MAIN CHAMBER Untuk Pelaksanaan Terapi
16
6. MANOMETER KEDALAMAN Untuk Mengetahui
kedalaman Chamber
17
12. MINI CHAMBER Chamber Kecil
18
14. KOMPRESOR HAMBWORTHY Untuk menghasilkan udara
19
16. FILTER Untuk menyaring debu,
udara, air.
20
18. SAFETY VALVE Untuk pengaman
21
19. MANOMETER Untuk mengatur kadar O2
didalam
23
26. OKSIGEN CHAMBER O2 dalam chamber
24
30. WATER TANGKI Penyimpanan air
25
ada percikan air dalam
chamber
26
ALUR PELAYANAN MASUK SAMPAI KELUAR PASIEN TOHB DARI TAHUN 2019
SAMPAI SEKARANG
Pasien bersama keluarga datang ke LAKESLA, menuju meja screening, di meja screening perawat
wajib menanyakan kepada pasien apakah pasien tersebut pasien lama atau pasien baru untuk
memastikan, kemudian untuk dilakukan pemeriksaan DL, dan thorax, setelah di periksa makan
pasien dan keluarga menunggu hasil pemeriksaan tersebut. Jika hasil pemeriksaan memenuhi syarat
maka pasien dipersilahkan oleh perawat untuk masuk di pintu utama ruang TOHB dan menuju
ruang informasi dengan membawa file-file atau berkas , di ruang informasi maka tim informasi akan
menerima berkas pasien dan tim informasi akan mengecek file-file yang dibawa pasien sudah
lengkap atau belum. Jika ada file yang belum lengkap maka tim akan menginformasikan kepada
pasien dan keluarga pasien agar melengkapi filenya terlebih dahulu, jika filenya sudah lengkap
maka pasien akan dibawa ke ruang pemeriksaan tekanan darah, pada ruang tersebut pasien akan
dilakukan pemeriksaan tekanan darah atau tensi oleh perawat, kemudian pasien diantar oleh perawat
ke ruang dokter. Diruang dokter dilakukan pengkajian,kemudian dokter akan menyimpulkan
termasuk ke dalam penyakit klinis atau penyelaman.pemeriksaan fisik, penjelasan mengenai
penyakit klinis yang dideritanya, jika pasien baru maka dokter menjelaskan apa itu terapi TOHB,
manfaat dari terapi tersebut apa , kemudian dokter mengedukasi perawat dan keliuarga. Diakhir
dokter akan melakukan informe consent atau persetujuan kepada pasien dan keluarga untuk
melakukan terapi TOHB,jika pasien bersedia melakukan terapi TOHB maka perawat mengantar
kembali pasien ke ruang informan untuk melakukan atau mengatur jadwal terapi pasien, jika
informan mengkonfirmasi bahwa pasien bisa dilakukan terapi TOHB pada saat itu maka pasien
dipersilahkan untuk masuk ke ruang Chamber, sebelum masuk ke ruang chamber perawat akan
mempersilahkan pasien untuk memakai baju sesuai SOP dalam pasien Lakesla, kemudian perawat
mengajarkan kepada pasien baru maupun lama bagaimana cara melakukan valsafah dengan baik dan
benar, sebelum masuk ke ruang chamber juga dilakukan pengecekan barang oleh operator untuk
mengantisipasi apakah ada barang yang terbuat dari logam yang dibawa pasien, jika sudah
dilakukan pengecekan maka pasien dipersilahkan oleh perawat untuk duduk di kursi yang ada didala
chamber, didalam chamber perawat akan melakukan pembagian minum, safety briefing dengan
mengucap salam, memperkenalkan diri,mengingatkan kembali apakah pasien ada barang yang
mungkin terbawa, dan mengingatkan kembali kepada pasien jangan sampai terlambat valsavah,
Setelah dilakukan terapi maka pasien dipersilahkan untuk keluar dari ruang chamber dan di akhir
perawat akan mengevaluasi keadaan pasien dengan menanyakan setelah dilakukan terapi TOHB
apakah pasien ada keluhkan? Jika ada pasien yang ada masalah setelah melakukan terapi TOHB
maka perawat membawa pasien di ruang dokter untuk dilakukan pemeriksaan namun jika pasien
tidak ada keluhan maka perawat akan mengarahkan pasien dan keluarga pasien tersebut ke ruang
informan untuk melakukan jadwal terapi lanjutan dan jika sudah selesai maka perawat
mempersilahkan pasien untuk kembali ke rumah masing-masing.
27
ALUR PELAYANAN PASIEN SAAT COVID-19
Pasien bersama keluarga datang ke LAKESLA, Pasien akan diarahkan perawat untuk melakukan
cuci tangan dengan benar, kemudian pasien menuju meja skrinning untuk dilakukan pengecekan
seperti swab,cek lab DL, cek thorax. Di meja skrinning pasien akan ditanya oleh perawat apakah
pasien tersebut termasuk pasien lama atau pasien baru, perawat juga menanyakan apakah sebelum
ke LAKESLA pasien sudah melakukan swab antigen atau swab pcr diluar? Jika sudah maka perawat
akan mengecek hasil swab tersebut masih berlaku atau tidak? Jika belum dilakukan swab maka
perawat akan mengarahkan pasien ke bilik swab, di bilik swab akan dilakaukan swab pasien,
kemudian pasien diarahkan perawat untuk menunggu hasil swab. Jika hasil swab pasien positif
maka pasien akan dirujuk di RSAL untuk dilakukan tindakan lebih lanjut namun jika hasil swab
negative maka pasien dipersilahkan masuk ke ruang TOHB melalu pintu utama, sebelum masuk ke
pintu utama dilakukan pengecekan suhu pada pasien dan keluarga pasien kemudia pasien
dipersilahkan masuk menuju ruang informasi dengan membawa file-file atau berkas , di ruang
informasi maka tim informasi akan menerima berkas pasien dan tim informasi akan mengecek file-
file yang dibawa pasien sudah lengkap atau belum. Jika ada file yang belum lengkap maka tim
akan menginformasikan kepada pasien dan keluarga pasien agar melengkapi filenya terlebih dahulu,
jika filenya sudah lengkap maka pasien akan dibawa ke ruang pemeriksaan tekanan darah, pada
ruang tersebut pasien akan dilakukan pemeriksaan tekanan darah atau tensi oleh perawat, kemudian
pasien diantar oleh perawat ke ruang dokter. Diruang dokter dilakukan pengkajian,kemudian dokter
akan menyimpulkan termasuk ke dalam penyakit klinis atau penyelaman.pemeriksaan fisik,
penjelasan mengenai penyakit klinis yang dideritanya, jika pasien baru maka dokter menjelaskan
apa itu terapi TOHB, manfaat dari terapi tersebut apa , kemudian dokter mengedukasi perawat dan
keliuarga. Diakhir dokter akan melakukan informe consent atau persetujuan kepada pasien dan
keluarga untuk melakukan terapi TOHB,jika pasien bersedia melakukan terapi TOHB maka
perawat mengantar kembali pasien ke ruang informan untuk melakukan atau mengatur jadwal terapi
pasien, jika informan mengkonfirmasi bahwa pasien bisa dilakukan terapi TOHB pada saat itu maka
pasien dipersilahkan untuk masuk ke ruang Chamber, sebelum masuk ke ruang chamber perawat
akan mempersilahkan pasien untuk memakai baju sesuai SOP dalam pasien Lakesla, kemudian
perawat mengajarkan kepada pasien baru maupun lama bagaimana cara melakukan valsafah dengan
baik dan benar, sebelum masuk ke ruang chamber juga dilakukan pengecekan barang oleh operator
untuk mengantisipasi apakah ada barang yang terbuat dari logam yang dibawa pasien, jika sudah
dilakukan pengecekan maka pasien dipersilahkan oleh perawat untuk duduk di kursi yang ada didala
chamber, didalam chamber perawat akan melakukan pembagian minum, safety briefing dengan
mengucap salam, memperkenalkan diri,mengingatkan kembali apakah pasien ada barang yang
mungkin terbawa, dan mengingatkan kembali kepada pasien jangan sampai terlambat valsavah,
Setelah dilakukan terapi maka pasien dipersilahkan untuk keluar dari ruang chamber dan di akhir
perawat akan mengevaluasi keadaan pasien dengan menanyakan setelah dilakukan terapi TOHB
apakah pasien ada keluhkan? Jika ada pasien yang ada masalah setelah melakukan terapi TOHB
maka perawat membawa pasien di ruang dokter untuk dilakukan pemeriksaan namun jika pasien
tidak ada keluhan maka perawat akan mengarahkan pasien dan keluarga pasien tersebut ke ruang
informan untuk melakukan jadwal terapi lanjutan dan jika sudah selesai maka perawat
mempersilahkan pasien untuk kembali ke rumah masing-masing.
28
PERAN PERAWAT PRE TOHB
Sebelum pasien melakukan terapi HBO, perawat memperkenalkan diri kepada pasien. Setelah itu
perawat menjelaskan pengertian dari terapi HBO, masalah-masalah yang mungkin terjadi saat terapi
berlangsung. Perawat juga menjelaskan apa saja barang-barang yang boleh dan tidak boleh di bawa
masuk ke dalam chamber. Setelah perawat memberikan pengarahan kepada pasien, kemudian
perawat memberikan baju khusus TOHB dan sandal khusus chamber ke pada pasien. Lalu perawat
mengarahkan kepada pasien untuk berganti pakaian di ruang ganti. Setelah pasien memakai pakaian
dan sandal khusus untuk masuk ke dalam chamber, perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
menggunakan metal detector untuk mendeteksi ada atau tidaknya barang berbahan logam yang
terbawa oleh pasien. Setelah di pastikan bahwa tidak ada barang berbahan logam atau bahan mudah
terbakar yang dibawa oleh pasien di ruang chamber, maka pasien di persilahkan untuk masuk ke
dalam chamber. Sebelum pasien masuk ke dalam chamber, perawat menyiapkan masker yang akan
digunakan untuk terapi di dalam chamber dan pastikan sudah bersih dan steril. Setelah semua alat
sudah siap, pasien dipersilahkan masuk ke dalam chamber. Pasien yang pertama masuk ke dalam
chamber yaitu pasien yang menggunakan brankar terlebih dahulu. Karena jika pasien yang tanpa
menggunakan alat bantu jalan (jalan kaki) masuk terlebih dahulu di khawatirkan saat pasien yang
menggunakan brankar atau kursi roda akan mengenai kaki pasien yang tidak menggunakan alat
bantu jalan (jalan kaki) dan di khawatirkan akan susah saat masuk ke dalam chamber. Setelah itu di
lanjutkan dengan pasien yang berada di kursi roda, lalu yang terakhir yaitu pasien tanpa
menggunakan alat bantu jalan (jalan kaki). Setelah semua pasien masuk ke dalam chamber dan
duduk pada tempatnya masing-masing, perawat menghitung jumlah pasien dan mengecek jumlah
pasien yang akan melakukan terapi oksigen hiperbarik apakah sama data jumlah pasien yang
mengikuti terapi dengan jumlah pasien yang berada di dalam chamber. Jika jumlah pasien sesuai
dengan data yang ada, kemudian perawat mengajarkan teknik manuver valsava kepada pasien yang
bertujuan untuk meringankan telinga berdenging yang diakibatkan karena perbedaan tekanan saat
terapi oksigen hiperbarik berlangsung. Caranya yaitu menarik napas dalam-dalam dan tahan,
kemudian menutup hidung dengan tangan dan menutup mulut lalu mengejan seolah-olah akan BAB.
Saat mengejan, hembuskan napas dengan kuat. Setelah mengajari teknik manuver valsava, perawat
harus memastikan bahwa pasien benar-benar dalam keadaan aman. Lalu jika semua sudah siap,
perawat menginformasikan kepada operator untuk memulai memberikan tekanan di dalam chamber.
29
PERAN PERAWAT INTRA TOHB
Pasien masuk ke dalam chamber menggunakan pakaian dan sandal khusus untuk terapi oksigen
hiperbarik, pasien duduk pada tempatnya masing-masing. Setelah itu perawat melakukan safety
briefing terdiri dari yang pertama perawat mengucapkan salam kemudian perawat memperkenalkan
dirinya, mengingatkan kembali kepada pasien barang-barang yang tidak diperbolehkan dibawa
masuk ke dalam chamber. Kemudian perawat mengingatkan kembali bagaimana cara manuver
valsava dengan baik dan benar. Pada pasien stroke, peran perawat yaitu membantu pasien untuk
memasangkan masker oksigen. Saat masker oksigen sudah terpasang, perawat memberitahu kepada
operator untuk memulai pemberian terapi oksigen hiperbarik. Pada saat tekanan dimulai perawat
mengawasi dan memastikan pasien dalam keadaan aman. Jika disaat penghirupan oksigen maupun
istirahat pasien mengeluhkan kondisi fisiknya tidak nyaman, maka perawat akan membantu pasien
dengan menghampiri pasien dan menenangkan pasien sambil menanyakan bagaimana keadaan
pasien? Apa yang dirasakan oleh pasien?. Setelah itu pasien di arahkan oleh perawat untuk
menghisap oksigen selama 30 menit. Kemudian operator akan memberikan aba-aba bahwa terapi
akan di istirahatkan selama 5 menit. Setelah istirahat selama 5 menit, maka terapi akan dilanjutkan
dan operator akan memberikan aba-aba bahwa terapi oksigen yang ke 2 akan dilanjutkan selama 30
menit. Pada kasus kelompok kami disaat istirahat 5 menit yang ke 2, pasien mengalami kasus
hipoglikemia dengan ciri-ciri pasien terlihat lemas dan terdapat keringat dingin. Pasien juga
mengatakan merasa pusing. Maka kita sebagai perawat berusaha menenangkan pasien sambil
memberikan permen yang sudah di sediakan di dalam chamber. Kemudian perawat melaporkan
kepada operator bahwa di dalam chamber terdapat pasien yang mengalami masalah hipoglikemi.
Perawat melaporkan kepada operator dengan menyebut identitas pasien, kondisi yang dialami
pasien, dan apa saja keluhan pasien melalui alat komunikasi di dalam chamber. Setelah itu operator
akan menyampaikan pesan dari perawat tentang kondisi pasien kepada dokter penanggung jawab,
kemudian dokter penanggung jawab akan berbicara melalui alat komunikasi yang ada di bagian
panel operator chamber untuk memberikan instruksi kepada perawat yang ada di dalam chamber
agar menangani keadaan pasien dan menenangkan pasien. Melalui alat komunikasi di bagian panel
operator chamber dokter mengatakan kepada perawat bahwa sebentar lagi akan dikirimkan teh
hangat untuk pasien. Sambil menunggu teh hangat datang, perawat terus memantau keadaan pasien
sambil menenangkan pasien. Kemudian operator membuka medical lock dan memasukkan teh
hangat yang sudah dianjurkan oleh dokter ke dalam medical lock. Setelah itu operator
menyampaikan kepada perawat melalui alat komunikasi yang berada di panel kontrol chamber
bahwa teh hangat sudah berada di dalam medical lock dan siap untuk diambil. Kemudian perawat
akan menjawab “baik terimakasih” dan mengambil teh hangat di dalam medical lock, lalu
memberikan teh hangat kepada pasien untuk di minumkan. Setelah pasien meminum teh hangat
perawat mengecek keadaan umum pasien apakah sudah membaik atau tidak. Lalu perawat
memberitahukan kepada operator bagaimana kondisi keadaan pasien saat itu. Jika sudah membaik
30
maka terapi akan dilanjutkan sampai selesai. Jika keadaan pasien tidak membaik maka pasien akan
dilakukan evakuasi melalui lock chamber.
Setelah semua rangkaian terapi oksigen hiperbarik selesai dilakukan, maka operator akan
menyampaikan melalui alat komunikasi di panel kontrol bahwa terapi telah selesai dilakukan dan
mengucapkan terima kasih. Kemudian perawat membantu pasien untuk melepas masker oksigen
yang digunakan oleh pasien lalu meletakkan kembali ke tempatnya. Setelah itu perawat
mempersilahkan pasien untuk keluar dari ruangan chamber. Pasien yang keluar terlebih dahulu
adalah pasien tanpa menggunakan alat bantu jalan (jalan kaki), kemudian pasien yang menggunakan
kursi roda, dan yang terakhir adalah pasien diatas brankar. Perawat memastikan bahwa di dalam
ruangan chamber tidak ada barang yang tertinggal. Setelah terapi oksigen hiperbarik selesai
dilakukan, masker dibersihkan dengan disinfektan dan di cuci lalu dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Setelah itu perawat mengantarkan pasien ke ruangan dokter untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Saat di ruangan dokter, pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
seperti tensi, suhu dan lain-lain. Perawat juga mengecek keadaan pasien apakah tanda-tanda
hipoglikemi yang dialami oleh pasien sudah teratasi atau belum. Apakah pasien mengalami
keracunan oksigen atau tidak. Apakah pasien mengalami masalah pendengaran atau tidak. Perawat
bersama dokter juga menanyakan keluhan apa yang dirasakan pasien setelah melaksanakan terapi
oksigen hiperbarik. Dokter kemudian akan menuliskan resep agar kondisi pasien membaik.
Selanjutnya perawat mengantarkan pasien dan keluarga untuk menginformasikan jadwal terapi
selanjutnya kepada pasien dan menjelaskan tentang jadwal terapi selanjutnya. Sebelum masuk
chamber pasien akan dilakukan pengecekan GDA terlebih dahulu dan pasien disarankan makan
terlebih dahulu agar dapat terhindar dari hipoglikemi. Apabila pasien sudah melalukan pengecekan
GDA dirumah maka terapi akan dilakukan seperti awal, setelah perawat selesai menginformasikan
kepada pasien dan keluarga pasien tentang jadwal terapi oksigen hiperbarik, selanjutnya perawat
kembali ke dalam ruangan chamber untuk merapikan dan mensterilkan alat-alat yang sudah
digunakan saat melakukan terapi HBO kepada pasien seperti masker oksigen, baju pasien, dan
sandal pasien agar bisa digunakan kembali dalam keadaan bersih dan steril. Setelah itu perawat
mendokumentasikan selama jalannya terapi HBO dan membersihkan chamber agar bisa digunakan
untuk terapi selanjutnya.
BAB III
LAPORAN KASUS
31
Soal kasus : Hiplogikemi (Terjadi pada saat istirahat ke-2), teratasi dengan pemberian
minum teh manis hangat
2. Umur : 38 Tahun
3. Pendidikan : S1
4. Pekerjaan : Wiraswasta
Keluhan Utama
1. DCS : Tidak ada
2. Klinis : Tidak ada
3. Kebugaran : Pasien mengatakan
Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. A mengeluh pusing sejak 5 hari yang lalu disertai badan lemas dan gemetar pada
tanggal 9-12-2022 jam 06.00. Pasien sudah menderita penyakit hipoglikemia sejak ±1
tahun yang lalu. Pada tanggal 03-12-2022 pasien sempat melakukan pemeriksaan GDS
dengan hasil 65mg/dl dan disarankan untuk melakukan terapi HBO. Riwayat pengobatan
sebelumnya yaitu glibenkamit 2x1 tablet. 3 hari kemudian pada tanggal 09-12-2022, pasien
dibawa ke LAKESLA RSPAL Dr. Ramelan Suarabaya untuk terapi HBO.
32
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Terapi HBO
Pernah Dirawat :( ) Ya ( √ ) Tidak Kapan : -
Keluhan Saat Itu :( ) DCS ( ) Klinis ( √ ) Kebugaran
33
2. Riwayat Penyakit
Kontraindikasi Absolut
( ) Pneumothoraks ( ) Sudah Diterapi ( ) Belum Diterapi
Keterangan: Tidak ada
Relatif
( ) ISPA Keterangan : Tidak ada
( ) Sinusitis Kronis Keterangan : Tidak ada
( ) Kejang Keterangan : Tidak
ada ( ) Emphisema + Retensi O2 Keterangan : Tidak
ada ( ) Panas Tinggi Keterangan : Tidak
ada ( ) Pneumothorak Spontan Keterangan : Tidak
ada ( ) Operasi Dada Keterangan : Tidak
ada
( ) Operasi Telinga Keterangan : Tidak
ada ( ) Kerusakan Paru Asimptomatik Keterangan : Tidak
ada ( ) Infeksi Virus Keterangan : Tidak
ada ( ) Spherositosis Kongenital Keterangan : Tidak
ada ( ) Neuritis Optik Keterangan : Tidak
ada
Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : ( √ ) Composmentis ( ) Apatis ( ) Somnolen ( ) Sopor ( ) Koma
2. Tanda-Tanda Vital
S : 35 °C, N : 107 x/menit, TD : 100/70 mmHg, RR : 16 x/menit
3. Keadaan Fisik
Kepala : Tidak ada jejas atau lesi di kepala, rambut hitam, bersih
Mata : Tidak ada gangguan penglihatan, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
icterik
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran
Hidung : Tidak ada gangguan penciuman
Tenggorokan : Tidak ada gangguan menelan
4. Sistem Neurologis
GCS : Mata : 4 Verbal : 5 Psikomotor : 6
xx
xiv
Keluhan Pusing : ( √ ) Ya ( ) Tidak
P : Tidak ada
xx
xv
Q : Tidak ada
R : Tidak ada
S : Tidak ada
T : Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
5. Sistem Pernapasan
Keluhan : ( - ) Sesak ( - ) Nyeri Waktu Nafas (-)
Orthopnea Batuk : ( - ) Produktif ( - ) Tidak
Produktif
Sekret : Tidak ada Konsistensi : Tidak ada
Warna : Tidak ada Bau : Tidak ada
Irama Nafas : ( √ ) Teratur ( ) Tidak Teratur
Alat Bantu Nafas : ( ) Ya ( √ )Tidak
Keterangan : Tidak ada
Penggunaan WSD : ( ) Ya ( √ )Tidak
Keterangan : Tidak ada
Tracheostmi : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keterangan : Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
6. Sistem Kardiovaskuler
Irama jantung : ( √ ) Reguler ( ) Ireguler
CRT : < 2 detik
Akral : ( ) Hangat ( ) Kering ( ) Merah ( ) Basah ( ) Pucat ( ) Panas ( √ )Dingin
Nyeri Dada : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keterangan : Tidak
ada Lain-Lain : Tidak
ada
7. Sistem Pencernaan
Mulut : ( √ ) Bersih ( ) Kotor ( ) Berbau
Membran Mukosa : ( √ ) Lembab ( ) Kering ( ) Stomatitis
Tenggorokan : ( - ) Sakit Menelan ( - ) Sulit Menelan ( - ) Pembesaran Tonsil
Peristaltik : 15 ×/menit
BAB : Terakhir Tanggal : 12 Desember 2021
Konsistensi : ( ) Keras ( √ ) Lunak ( ) Cair ( ) Lendir/Darah
xx
xvi
Diit : ( √ ) Padat ( ) Lunak ( ) Cair
Nafsu Makan : ( √ ) Baik ( ) Menurun Frekuensi : 3x/hari
xx
xvi
Porsi Makan : ( √ ) Habis ( ) Tidak
Keterangan : Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
8. Sistem Perkemihan
Keluhan Kencing : ( ) Ada ( √ ) Tidak
Keterangan : Tidak ada
Perkemihan : ( √ ) Spontan ( ) Alat bantu Sebutkan : Tidak ada
Produksi Urine : ± 2000 ml/hari Warna: Kuning Bau : Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
9. Sistem Muskuloskletal
Pergerakan sendi : ( √ ) Bebas ( ) Terbatas
Kekuatan Otot : 5 5
2 5
Kelainan Ektremitas : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keterangan : Tidak ada
Spalk/Gips : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keterangan : Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
10. Sistem Integumen
Pitting Edema : ( ) Ada ( √ ) Tidak Grade : Tidak ada
Luka : ( ) Ada ( √ ) Tidak
Jenis : Tidak ada Lama : Tidak
ada Warna : Tidak ada
Luas : Tidak ada Kedalaman : Tidak ada Infeksi : Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
xx
xvi
4. Pasien diminta untuk memakai pakaian dan alas kaki khusus dari bahan 100% katun
yang sudah disediakan.
xx
xix
3.2 Analisis Data
xl
untuk diskusi dan instruksi pasien
untuk
5. Menyediakan pasien dan/atau bertanya,ki
keluarga dengan brosur ta dapat
informasi mengenai terapi mengetahui
HBO hal-hal
yang belum
6. Menjaga pasien dan/atau dipahami
keluarga dibeitahu tentang oleh pasien
semua prosedur
5. Brosur
7. Dokumen pasien/keluarga dapat
instruksi, menggunakan membantu
konfirmasi bentuk instruksi pasien
dan bentuk instruksi pasien untuk
umum. memahami
terapi HBO
6. Paien akan
mengetahui
tindakan
apa yang
akan
dilakukan
kepada
dirinya
7. Pasien
dapa
mengenal
lingkungan
HBO dan
untuk
mengetahui
adanya
gangguan
selama
terapi HBO
xli
3.4 Implementasi Keperawatan
NO
TANGGAL / JAM TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
DIAGNOSA
13 Desember 2021 PRE HBO
1,2 10.00 WIB 1. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga pasien Kel
1,2 2. Mengukur tekanan darah pasien 2
1,2 3. Mengkaji kondisi pasien sebelum terapi
1,2 4. Memberitahukan pasien cara melakukan valsava manuver
1,2 5. Mengajarkan pada pasien tentang teknik valsava maneuver dengan cara menelan
ludah, mengunyah, minum, atau menutup hidung lalu hembuskan.
1,2 6. Mengkaji kemampuan pasien melakukan teknik valsava maneuver
1,2 7. Memberitahukan kepada pasien terkait barang-barang yang tidak boleh dibawa ke
dalam chamber
1,2 2. Mengingatkan pasien untuk bernapas dengan normal ketika di dalam chamber
3. Mengingatkan kembali untuk melaksanakan valsava manuver ketika tekanan
1,2
chamber dinaikkan
42
1,2 4. Menganjurkan pasien untuk melapor jika merasakan ketidaknyamanan
1,2 5. Membantu pasien melakukan pemasangan masker O2
1 6. Monitor tanda-tanda dan gejala hipoglikemia hingga terapi selesai
1,2 8. Mengamankan peralatan di dalam ruang sesuai dengan kebijakan dan prosedur
9. Mengevakuasi pasien keluar dari chamber karena keadaan umum semakin lemah
13.00 POST HBO
1,2 1. Menghubungi layanan medis darurat : dokter jaga
1,2 2. Mengidentifikasi penyebab hipoglikemia dan gangguan fungsi tubuh akibat kelelahan
43
3.5 Evaluasi Keperawatan
44
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi medis dalam suatu ruangan menghisap
oksigen tekanan tinggi (100%) atau pada tekanan barometer tinggi (hyperbaric
chamber) dengan tekanan lebih besar daripada 1 ATA (Biomedical engineering,
2014).
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
6 Desember 2022.
2022.
24
LAMPIRAN
24