DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
(2010104)
TA 2021/2022
1. SISTEM HEMATOLOGI
A. ANATOMI FISIOLOGI DARAH
Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena
berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang
tersuspensi dalam plasma darah. Sel darah terbagi menjadi eritrosit (sel
darah merah, normalnya 5 ribu per mm³ darah) dan lekosit (sel darah
putih, normalnya sampai per mm³ darah). Terdapat sekitar 500 sampai
1000 eritrosit tiap satu lekosit. Lekossit dapat berada dalam beberapa
bentuk: eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit. Selain itu dalam
suspensi plasma, ada juga fragmen fragmen sel tak berinti yang disebut
trombosit (normalnya sampai trombosit per mm³ darah). Komponen
seluler darah ini normalnya menyusun 40% sampai 45% volume darah.
Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut hemaktorit. Darah
terlihat sebagai cairan merah, opak dan kental. Warnanya ditentukan oleh
hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah.volume darah
manusia sekitar 7% sampai 10% berat badan normal dan berjumlah
sekitar 5 liter. Darah bersikulasi di dalam sistem veskuler dan berperan
sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigen yang
diabsorbsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus
gastroinestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel.
Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh
metabolisme sel ke paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan
dibuang keluar dari tubuh. Darah juga membawa hormon dan antibodi ke
tempat sasaran atau tujuan. Untuk menjalankan fungsinya, darah harus
tetap berada dalam keadaan cair normal. Karena berupa cairan, selalu
terdapat bahaya kehilangan darah dari sistem vaskuler akibat trauma.
Untuk mencegah bahaya ini, darah memiliki mekanisme pembentukan
yang sangat peka yang dapat diaktiflkan setiap saat diperlukan untuk
menyumbat kebocoran pada pembuluh darah. Pembekuan yang
berlebihan juga sama bahayanya kerena potensial menyumbat aliran
darah ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi ini, tubuh
memiliki mekanisme febrinolitik yang kemudian akan melarutkan
bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.
Anatomi Darah
Darah dan komponennya mempunyai fungsi lainnya, yaitu:
o Transportasi (sari makanan, oksigen, Karbondioksida, sisa
metabolisme,dan air)
o Transpotasi hormon menuju organ target dan enzim menuju sel
sel tubuh
o Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
o Imunitas (pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus)
o Homeostasis (mengatur keseimbangan zat dan ph tubuh) melalui
buffer dan asam amino yang ada di dalam plasma
o Membantu dalam mencegah tubuh kehilangan cairan yaitu
dengan pembekuan darah
Komponen darah
Gambar 2
Komponen Darah
1. Karakteristik dan Volume Darah
Darah adalah cairan yang lengket dan buram dengan rasa logam yang
khas.
Warna. Tergantung pada jumlah oksigen yang dibawanya,
darah kaya oksigen berwarna merah tua, dan darah yang
mengandung sedikit oksigen berwarna merah pudar.
Berat. Darah lebih berat daripada air dan sekitar 5 kali lebih
tebal, atau lebih kental daripada air.
pH. Darah sedikit basa, dengan pH antara 7,35 – 7,45.
Suhu. Suhu darah (38 derajat Celcius, atau 100,4 derajat
Fahrenheit) selalu lebih tinggi dari suhu tubuh.
Gambar 4
Sumsum Tulang
Gambar 5
Jaringan Limfatik
3. Komponen Pembentukan Darah
Agranulosit
Memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya,
memiliki diameter 10-12mikron. Dibagi menjadi 3
jenis berdasarkan pewarnaannya:
o Neutrofil
Granula yang tidak berwarna mempunyai
inti sel yang terangkai, kadangseperti
terpisah pisah, protoplasmanya banyak
berbintik-bintik halus/granula, serta
banyaknya sekitar 60-70%. Neutrofil
berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap bakteri. Fungsinya sebagai fagosit
o Eusinofil
Granula berwarna merah, banyaknya kira-
kira 2-4%. Eusinofil berhubungan dengan
parasit, dan merusak sel kanker. Fungsinya
dalam merespon alergi ( tempat bagi
histamin, serotonin, heparin)
o Basofil
o JGranula berwarna biru dengan pewarnaan
basa, banyak nya kira kira 0,5-1 %, sel ini
lebih kecil daripadaeosinofil, tetapi
mempunyai inti yang bentuknya teratur.
Basofil ini juga berhubungan dalam
merespon alergi. Fungsinya juga sebagai
tempat untuk histamin, serotonin dan
heparin.
Granulosita
o Limfosit
Limfosit memiliki nucleus bear bulat
dengan menempati sebagian besar sel
limfosit berkembang dalam jaringan limfe.
Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum
tulang dan berkembang
lama,kemudian bermigrasi menuju
timus. Setelah meninggalkan timus,
sel-sel ini beredar dalam darah
sampai mereka bertemu dengan
antigen dimana mereka telah di
program untuk mengenalinya.
Setelah dirangsang oleh antigennya,
sel-sel ini menghasilkan bahan-
bahankimia yang menghancurkan
mikrooranisme dan menghasilkan
limfokin serta memberitahu sel darah
putih lainnya bahwa telah terjadi
infeksi.
Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu
bersirkulasi dalam darah
sampaimenjumpai antigen dimana
mereka telah diprogram untuk
mengenalinya. Pada tahap ini
limfosit B mengalami pematangan
lebih lanjut dan menjadi el plasma
serta menghasilkan antibodi.
o Monosit
Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan
mengalami proses pematanganmenjadi
makrofag setelah msuk ke jaringan.
Fungsinya sebagai fagosit, mencerna sel-sel
rusak/ mati, memberi perlawanan
immunologis terhadap penyebab penyakit.
Jumlahnya 34% dari total komponen yang
ada di sel darah putih.
Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar
dalam sumsum tulang yang terbentuk cakram bulat,
oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10
hari. Trombosit berperan penting dalam
pembentukan bekuan darah. Fungsi lain dalam
trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan
kualitas setelah berikatan dengan pembuluh darah
yang cedera.
Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih
berukuran satu kepalan tangan.limpa terletak pada
pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan
dengan diafragma dan permukaan medialyang
konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura,
linealis kolon dan ginjalkiri.limpa terdiri atas
kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa
jaringan limpa),dan pilpa merah ( jaringan ikat, sel
eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis
yang keluar dari arteri coeliaca.
Fungsi limpa :
o Pembentukan sel eritrosit (hanya pada
janin).
o Destruksi sel eritrosit tua.
o Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang
dihancurkan.
o Produksi bilirubin dari eritrosit.
o Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
o Pembentukan immunoglobulin.
o Pembuangan partikel asing dari darah.
Sumsum tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang
spons dan bagian tengah rongga tulang panjang.
Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan
total, sehingga merupakan yang paling besar dalam
tubuh. Sumsum bisa berwarna merah dan kuning.
Sumsum merah merupakan tempat produksi sel
darah merah aktif dan merupakan organ
hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang
sumsum kuning, tersusun terutama oleh lemak dan
tidak aktif dalam produksi elemen darah. Selama
masa kanak kanan, sebagian besar sumsum
berwarna merah. Sesuai dengan pertambahan usia,
sebagian besar sumsum tulang panjang mengalami
perubahan menjadi sumsum kuning, namun masih
mempertahankan potensi untuk kembali berubah
menjadi jaringan hematopoetik apabila diperlukan.
Sumsum merah pada orang dewasa terbatas
terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan
tulang pipih lainnya. Sumsum sangat banyak
mengandung pembuluh darah dan tersusun atas
jaringan ikat yang mengandung sel bebas. Sel
paling primitif dalam populasi sel bebas ini adalah
sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis
keturunan sel yang berbeda. Garis keturunan
mieloid meliputi eritrosit, berbagai jenis lekosit, dan
trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi
menjadi limfosit.
d. Fisiologi pembentukan sel darah Hematopoisis adalah
proses pembentukan darah dan system imun, menghasilkan
semua sel darah tubuh, termasuk sel darah untuk
pertahanan imunologis. Terjadi di sumsum tulang, dimana
sel batang multipotensial memunculkan 5 jenis sel yang
berbeda yang dikenal sebagai sel batang unipotensial.
Produksi sel darah merah(eritropoiesis)
Eritropoiesis adalah proses pembuatan eritrosit,
pada janin danbayi proses ini berlangsung di limfa
dan sumsum tulang, tetapi pada orang dewasa
terbatas hanya pada sumsum tulang
Produksi sel darah putih (leukopoiesis)
Leukopoises adalah proses pembuatan leukosit.
Produksi trombosit
Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah
menjadi bagian kecil kecil yang disebut platelet atau
trombosit. Megakariosit berasal dari sel mieloblast
yang juga merupakan induk sel leukosit.
e. Pembekuan Darah (Clotting Mechanism)
Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan
darah ditransformasi menjadi material semisolid yang
dinamakan bekuan darah. Bekuan darah tersusun terutama
oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam jaring-jaring
fibrin. Fibrin dibentuk oleh protein dalam plasma melalui
urutan reaksi yang kompleks. Berbagai faktor terlibat
dalam tahap-tahap reaksi pembentukan fibrin. Faktor
pembekuan darah, dan jalur ekstrinksik dan intrinksik
pembentukan fibrin diperlihatkan secara diagramatis.
Menurut howell proses pembekuan hematologi dibagi
menjadi tiga stadium yaitu:
o Stadium I : pembentukan tromboplastin.
o Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi
thrombin.
o Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi
fibrin.
B. WOC LEUKIMIA
Referensi https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/
smt-6-INJEKSI-PUNGSI-VENA-2019.pdf
JUDUL SPO RUMPLE LEED TEST
Pengertian Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi
dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas
selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler
dan fungsi trombosit.
Tujuan 1. Untuk mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit
(petekie) sebagai tanda demam berdarah.
2. Untuk mengetahui ketahan/kerapuhan dinding
pembuluh darah derta jumlah dan fungsi trombosit.
Indikasi Untuk membantu menegakkan diagnosis infeksi secara
klinis terutama dilayanan kesehatan dengan keterbatasan
sarana dan presarana, misalnya yang tidak memiliki fasilitas
pemeriksaan laboratorium darah.