Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PORTOFOLIO INDIVIDU

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

DOSEN PENGAMPU :

Christina Yuliastuti, S.Kep., Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH :

Tariza Ifalda Novatiara

(2010104)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH SURABAYA

TA 2021/2022
1. SISTEM HEMATOLOGI
A. ANATOMI FISIOLOGI DARAH
 Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena
berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang
tersuspensi dalam plasma darah. Sel darah terbagi menjadi eritrosit (sel
darah merah, normalnya 5 ribu per mm³ darah) dan lekosit (sel darah
putih, normalnya sampai per mm³ darah). Terdapat sekitar 500 sampai
1000 eritrosit tiap satu lekosit. Lekossit dapat berada dalam beberapa
bentuk: eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit. Selain itu dalam
suspensi plasma, ada juga fragmen fragmen sel tak berinti yang disebut
trombosit (normalnya sampai trombosit per mm³ darah). Komponen
seluler darah ini normalnya menyusun 40% sampai 45% volume darah.
Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut hemaktorit. Darah
terlihat sebagai cairan merah, opak dan kental. Warnanya ditentukan oleh
hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah.volume darah
manusia sekitar 7% sampai 10% berat badan normal dan berjumlah
sekitar 5 liter. Darah bersikulasi di dalam sistem veskuler dan berperan
sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigen yang
diabsorbsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus
gastroinestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel.
Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh
metabolisme sel ke paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan
dibuang keluar dari tubuh. Darah juga membawa hormon dan antibodi ke
tempat sasaran atau tujuan. Untuk menjalankan fungsinya, darah harus
tetap berada dalam keadaan cair normal. Karena berupa cairan, selalu
terdapat bahaya kehilangan darah dari sistem vaskuler akibat trauma.
Untuk mencegah bahaya ini, darah memiliki mekanisme pembentukan
yang sangat peka yang dapat diaktiflkan setiap saat diperlukan untuk
menyumbat kebocoran pada pembuluh darah. Pembekuan yang
berlebihan juga sama bahayanya kerena potensial menyumbat aliran
darah ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi ini, tubuh
memiliki mekanisme febrinolitik yang kemudian akan melarutkan
bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.
 Anatomi Darah
Darah dan komponennya mempunyai fungsi lainnya, yaitu:
o Transportasi (sari makanan, oksigen, Karbondioksida, sisa
metabolisme,dan air)
o Transpotasi hormon menuju organ target dan enzim menuju sel
sel tubuh
o Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
o Imunitas (pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus)
o Homeostasis (mengatur keseimbangan zat dan ph tubuh) melalui
buffer dan asam amino yang ada di dalam plasma
o Membantu dalam mencegah tubuh kehilangan cairan yaitu
dengan pembekuan darah
 Komponen darah

Gambar.1 Komponen darah

Gambar 2

Komponen Darah
1. Karakteristik dan Volume Darah
Darah adalah cairan yang lengket dan buram dengan rasa logam yang
khas.
 Warna. Tergantung pada jumlah oksigen yang dibawanya,
darah kaya oksigen berwarna merah tua, dan darah yang
mengandung sedikit oksigen berwarna merah pudar.
 Berat. Darah lebih berat daripada air dan sekitar 5 kali lebih
tebal, atau lebih kental daripada air.
 pH. Darah sedikit basa, dengan pH antara 7,35 – 7,45.
 Suhu. Suhu darah (38 derajat Celcius, atau 100,4 derajat
Fahrenheit) selalu lebih tinggi dari suhu tubuh.

2. Organ Pembentuk Darah

Gambar 4
Sumsum Tulang
Gambar 5
Jaringan Limfatik
3. Komponen Pembentukan Darah

Gambar. 6 Proses Pembentukan Komponen Darah


a. Plasma darah

Komposisi : air 91%, albumin, globulin, fibrinogen 7%, zat


terlarut (ion, nutrien, produk sisa enzim, hormon) 2 %.
Plasma darah mengandung protein-protein penting seperti
fibrinogen (pembekuan darah), globulin (antibodi dan
komplemen penting dalam respon imun /pertahanan
tubuh ), albumin (membantu aliran darah / keseimbangan
cairan antara darah dan jaringan serta mengatur tekanan
osmosis darah), dan lipoprotein. Fungsi plasma darah: -
Sebagai pelarut bahan-bahan kimia. -Membawa mineral-
mineral terlarut, seperti glukosa, asam amino, vitamin,
CO2, dan bahan buangan lain. -Menyebarkan panas dari
organ yang lebih hangat ke organ yang lebih dingin. -
Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan
cairan di luar sel
b. Eritrosit

Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan


diameter sekitar 7 mikron. Bikonkavitas memungkinkan
gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepatdengan
jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warna
kuning kemerahan-merahan, karena di dalamnya
mengandung suatu zat yang dsebut Hemoglobin.
Komponen eritrosit adalah membrane eritrosit, sistem
enzim; enzim G6PD ( Glucose6- Phosphatedehydrogenase)
dan hemoglobin yang terdiri atas heme dan globin.jumlah
eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gr
dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb
laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memiliki bermacam
antigen : Antigen A, B dan O Antigen Rh Proses
penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan
dan proses patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit
akan mengakibatkan terurainyakomponen hemoglobin
yaitu komponen protein dan komponen heme. Fungsi dari
sel darah merah : -Mentranspor O2 ke jaringan melalui
pengikatan Hb terhadap O 2 -Mentranspor CO 2 ke paru
melalui pengikatan Hb + CO2. Sebagian lagi dalam bentuk
ion bikarbonat -Berperan dalam pengaturan ph darah.
Karena ion bikarbonat dan Hb merupakan buffer asam-basa
c. Leukosit

Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan


perantaraan kaki kapsul(pseudopodia). Mempunyai
macammacam inti sel, sehingga ia dapat dibedakan
menurut inti selnya serta warna bening (tidak berwarna).
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel
bakal. Jenis jenis dari golongan sel ini adalah golongan
yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B ; monosit dan
makrofag; serta golongan yang bergranula yaitu eosinofil,
basofil, neutrofil

Fungsi sel darah putih :


 Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh kuman dan
memakan bibit penyakit, bakteri yang masuk ke
dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel)/
pagositosis.
 Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/ membawa
zat lemak dari dinding usus mealui limpa terus ke
pembuluh darah.

Jenis sel darah putih

 Agranulosit
Memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya,
memiliki diameter 10-12mikron. Dibagi menjadi 3
jenis berdasarkan pewarnaannya:
o Neutrofil
Granula yang tidak berwarna mempunyai
inti sel yang terangkai, kadangseperti
terpisah pisah, protoplasmanya banyak
berbintik-bintik halus/granula, serta
banyaknya sekitar 60-70%. Neutrofil
berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap bakteri. Fungsinya sebagai fagosit
o Eusinofil
Granula berwarna merah, banyaknya kira-
kira 2-4%. Eusinofil berhubungan dengan
parasit, dan merusak sel kanker. Fungsinya
dalam merespon alergi ( tempat bagi
histamin, serotonin, heparin)
o Basofil
o JGranula berwarna biru dengan pewarnaan
basa, banyak nya kira kira 0,5-1 %, sel ini
lebih kecil daripadaeosinofil, tetapi
mempunyai inti yang bentuknya teratur.
Basofil ini juga berhubungan dalam
merespon alergi. Fungsinya juga sebagai
tempat untuk histamin, serotonin dan
heparin.
 Granulosita
o Limfosit
Limfosit memiliki nucleus bear bulat
dengan menempati sebagian besar sel
limfosit berkembang dalam jaringan limfe.
 Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum
tulang dan berkembang
lama,kemudian bermigrasi menuju
timus. Setelah meninggalkan timus,
sel-sel ini beredar dalam darah
sampai mereka bertemu dengan
antigen dimana mereka telah di
program untuk mengenalinya.
Setelah dirangsang oleh antigennya,
sel-sel ini menghasilkan bahan-
bahankimia yang menghancurkan
mikrooranisme dan menghasilkan
limfokin serta memberitahu sel darah
putih lainnya bahwa telah terjadi
infeksi.
 Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu
bersirkulasi dalam darah
sampaimenjumpai antigen dimana
mereka telah diprogram untuk
mengenalinya. Pada tahap ini
limfosit B mengalami pematangan
lebih lanjut dan menjadi el plasma
serta menghasilkan antibodi.
o Monosit
Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan
mengalami proses pematanganmenjadi
makrofag setelah msuk ke jaringan.
Fungsinya sebagai fagosit, mencerna sel-sel
rusak/ mati, memberi perlawanan
immunologis terhadap penyebab penyakit.
Jumlahnya 34% dari total komponen yang
ada di sel darah putih.
 Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar
dalam sumsum tulang yang terbentuk cakram bulat,
oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10
hari. Trombosit berperan penting dalam
pembentukan bekuan darah. Fungsi lain dalam
trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan
kualitas setelah berikatan dengan pembuluh darah
yang cedera.
 Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih
berukuran satu kepalan tangan.limpa terletak pada
pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan
dengan diafragma dan permukaan medialyang
konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura,
linealis kolon dan ginjalkiri.limpa terdiri atas
kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa
jaringan limpa),dan pilpa merah ( jaringan ikat, sel
eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis
yang keluar dari arteri coeliaca.
Fungsi limpa :
o Pembentukan sel eritrosit (hanya pada
janin).
o Destruksi sel eritrosit tua.
o Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang
dihancurkan.
o Produksi bilirubin dari eritrosit.
o Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
o Pembentukan immunoglobulin.
o Pembuangan partikel asing dari darah.
 Sumsum tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang
spons dan bagian tengah rongga tulang panjang.
Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan
total, sehingga merupakan yang paling besar dalam
tubuh. Sumsum bisa berwarna merah dan kuning.
Sumsum merah merupakan tempat produksi sel
darah merah aktif dan merupakan organ
hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang
sumsum kuning, tersusun terutama oleh lemak dan
tidak aktif dalam produksi elemen darah. Selama
masa kanak kanan, sebagian besar sumsum
berwarna merah. Sesuai dengan pertambahan usia,
sebagian besar sumsum tulang panjang mengalami
perubahan menjadi sumsum kuning, namun masih
mempertahankan potensi untuk kembali berubah
menjadi jaringan hematopoetik apabila diperlukan.
Sumsum merah pada orang dewasa terbatas
terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan
tulang pipih lainnya. Sumsum sangat banyak
mengandung pembuluh darah dan tersusun atas
jaringan ikat yang mengandung sel bebas. Sel
paling primitif dalam populasi sel bebas ini adalah
sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis
keturunan sel yang berbeda. Garis keturunan
mieloid meliputi eritrosit, berbagai jenis lekosit, dan
trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi
menjadi limfosit.
d. Fisiologi pembentukan sel darah Hematopoisis adalah
proses pembentukan darah dan system imun, menghasilkan
semua sel darah tubuh, termasuk sel darah untuk
pertahanan imunologis. Terjadi di sumsum tulang, dimana
sel batang multipotensial memunculkan 5 jenis sel yang
berbeda yang dikenal sebagai sel batang unipotensial.
 Produksi sel darah merah(eritropoiesis)
Eritropoiesis adalah proses pembuatan eritrosit,
pada janin danbayi proses ini berlangsung di limfa
dan sumsum tulang, tetapi pada orang dewasa
terbatas hanya pada sumsum tulang
 Produksi sel darah putih (leukopoiesis)
Leukopoises adalah proses pembuatan leukosit.
 Produksi trombosit
Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah
menjadi bagian kecil kecil yang disebut platelet atau
trombosit. Megakariosit berasal dari sel mieloblast
yang juga merupakan induk sel leukosit.
e. Pembekuan Darah (Clotting Mechanism)
Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan
darah ditransformasi menjadi material semisolid yang
dinamakan bekuan darah. Bekuan darah tersusun terutama
oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam jaring-jaring
fibrin. Fibrin dibentuk oleh protein dalam plasma melalui
urutan reaksi yang kompleks. Berbagai faktor terlibat
dalam tahap-tahap reaksi pembentukan fibrin. Faktor
pembekuan darah, dan jalur ekstrinksik dan intrinksik
pembentukan fibrin diperlihatkan secara diagramatis.
Menurut howell proses pembekuan hematologi dibagi
menjadi tiga stadium yaitu:
o Stadium I : pembentukan tromboplastin.
o Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi
thrombin.
o Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi
fibrin.
B. WOC LEUKIMIA

Sumber Referensi : https://www.scribd.com/doc/276026841/Woc-Leukemia


C. WOC ANEMIA

Sumber Referensi : https://www.academia.edu/7559575/Woc_anemi_A


D. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

JUDUL SPO PENGAMBILAN DARAH VENA


Pengertian Pengambilan darah vena yang diambil dari vena Mediana
cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik
dan representatif dengan menggunakan tabung vacutainer/
dengian spuit
Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan
memnuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah
(infeksi, needle sticky injury) akibat vena punctie bagi
petugas maupun pasien
3. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan
pengambilan darah (phlebotomy)
Indikasi Untuk pemeriksaan penunjang laboratorium sempel darah
Kontraindikasi 1. Selulitis atau abses
2. Fibrosis vena pada palpasi
3. Hematoma
4. Terpasang akses vaskuler lainnya
5. Terdapat phabilitis atau trombosisi vena
1. Spuite atau jarum suntik 3 ml
Persiapan alat 2. Torniquet
3. Kapas Alkohol
4. Plesterin
5 Anti Koagulan/ ESTA
6. Vacuum tube
7. Bak Injeksi

Persiapan pasien 1. Ucapakan salam


2. Perkenalkan diri perawat
3. Beritahu maksud,waktu. dan tujuan tutindakan dilakukan
4.
5. Posisikan pasien supinasi
Mendekatkan alat

Persiapan lingkungan 1. Menutup pintu


2. Menutup jendela
3. Pasang sketsel
4. Menyalakan lampu bila gelap
5. Ciptakan lingkungan yang tenang
1. Mencuci
Langkah-langkah tangan
(sesuai fase/tahap) 2. Menggunakan sarung
tangan / handscoon
3. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng
banyak melakukan aktivitas
4. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
5. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
6. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena
teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki
7. dinding tebal
Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
8. pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit
pada daerah lengan. Bersihkan kulit pada bagian yang akan
diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering,
9. dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang
lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat
10. darah masuk kedalam semprit (flash). Usahakan sekali
tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien
membuka kepalan tangannya.
Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan /
tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama
± 15 menit.
Evaluasi 1. Melihat respon klien
2. Evaluasi subyektif objektif
3. RTL dan kontrak yang akan datang
4. Salam Penutup
5. Buka Sampiran
6. Letakkan alat pada tempatnya
Mencuci tangan
Gambar

Referensi https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/
smt-6-INJEKSI-PUNGSI-VENA-2019.pdf
JUDUL SPO RUMPLE LEED TEST
Pengertian Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi
dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas
selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler
dan fungsi trombosit.
Tujuan 1. Untuk mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit
(petekie) sebagai tanda demam berdarah.
2. Untuk mengetahui ketahan/kerapuhan dinding
pembuluh darah derta jumlah dan fungsi trombosit.
Indikasi Untuk membantu menegakkan diagnosis infeksi secara
klinis terutama dilayanan kesehatan dengan keterbatasan
sarana dan presarana, misalnya yang tidak memiliki fasilitas
pemeriksaan laboratorium darah.

Kontraindikasi Tidak ada kontraindikasi untuk pemeriksaan ini karena


sederhana dan aman
1. Spigmomanometer
Persiapan alat 2. Stetoskop
3. Timer / Stopwatch
4. Spidol hitam
1. Ucapkan salam.
Persiapan pasien 2. Bina hubungan saling percaya perawat dengan klien.
3. Klien diberitahu maksud, tujuan dan langkah-
langkah pemeriksaan status kaki.
4. Buat kontrak waktu pemeriksaan dengan klien.
5. Atur posisi kaki klien dengan cara meluruskan kaki
klien di tempat tidur
Persiapan lingkungan 1. 1. aga privacy klien dengan cara memasang sampiran
atau menutup horden pembatas kamar.
2. Atur pencahayaan ruangan.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
1. 1. Mendekatkan alat-alat ke sekitar klien.
2. Lakukan cuci tangan.
Langkah-langkah 3. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
(sesuai fase/tahap) 4. Atur posisi dalam keadaan berbaring
5. Lakukan pengukuran tekanan darah
6. Hitung batas tekanan sistolik dan tekanan diastolik
kemudian jumlahkan batas kedua tekanan tersebut
dan bagi dua dengan rumus
MAP :

7. Lakukan pengukuran MAP dengan mempertahankan


tekanan hasil pengukuran MAP sampai kurang
lebih 5 menit.
8. Setelah itu turunkan tekanan secara perlahan-lahan
9. Baca hasil positiif
- : Tidak ditemukan petekie (<20)
+ : adanya petekie (> 20)

1. Melihat respon klien


Evaluasi Evaluasi subyektif objektif
2.
3. RTL dan kontrak yang akan datang
4. Salam Penutup
5. Buka Sampiran
6. Letakkan alat pada tempatnya
Mencuci tangan
Gambar

Referensi Aziz Alimul Hidayat, A. 2008. Buku Saku Praktikum


Keperawatan Anak hlm. 46. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai