PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia
kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong 50%
pasangan infertil untuk memperoleh anak.Di masyarakat kadang infertilitas di salah
artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau kemandulan pada
kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk
memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di
antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%,
endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian
besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ
reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
Beberapa wanita terkejut ketika dokter menyebutkan diagnosa endometriosis yang
merupakan salah satu penyebab infertilitas, namun tidak mengetahui dengan jelas apa
sebenarnya endometriosis tersebut. Endometriosis paling sering terjadi pada usia
reproduksi. Insidensi yang pasti belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok
tertentu cukup tinggi. Misalnya, pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik,
ditemukan endometriosis sebanyak 0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas
yang belum diketahui penyebabnya ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%;
sedangkan pada wanita dengan infertilitas sekunder ditemukan endometriosis sebanyak
25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis akan terus meningkat dari tahun ketahun.
Meskipun endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah
ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu,
untuk setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu
dipikirkan adanya endometriosis.
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka
kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua
operasi pelvik. Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih sering
didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang kuat.
Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita
yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak. Ternyata
fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang
peranan penting di dalam terjadinya endometriosis.
Angka kejadian endometriosis yang terjadi pada infertilitas menurut Ali Badziad,
1992, adalah sebesar antara 20-60 %. Pada infertilitas primer angka kejadian
endometriosis yang terjadi sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder angka
kejadiannya sebesar 15%. Sedangkan angka kejadian endometriosis yang dilaporkan oleh
Speroff adalah 3-10% terjadi pada wanita usia produktif, dan antara 25-35 terjadi pada
wanita infertil. Sedangkan di Indonesia endometriosis ditemukan kurang lebih 30% pada
wanita infertil. Menurut William dan Pratt kejadian Endometriosis pada seluruh
laparatomi dari berbagai indikasi ditemukan sebesar 11,87%
Berdasarkan penjelasan di atas besar persentase kasus endometriosis pada wanita
mendasari study kasus ini untuk mengkaji lebih dalam mengenai salah satu penyebab dari
infertilitas.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Endometriosis ?
2. Apa penyebab dari Endometriosis ?
3. Apa tanda gejala dari Endometriosis ?
4.
Bagaimanakah cara penanganan Endometriosis ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Endometriosis
2.
Untuk mengetahui penyebab endometriosis
3.
Untuk mengetahui tanda gejala dari Endometriosis
4.
Untuk mengetahui penanganan Endometriosis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
suatu
penyakit
dimana
bercak-bercak
Klasifikasi
Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium
dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring
yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4
adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang
(stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium IV) (Rusdi, 2009).
Peritoneum
Ovarium
Ovarium
Endometriosis
Permukaan
Dalam
Kanan
Permukaan
Dalam
Kiri
Permukaan
Dalam
Perlekatan kavum douglas
Perlekatan
Kanan
Kiri
Tuba
Kanan
Kiri
C.
Tipis
Tebal
Tipis
Tebal
Tipis
Tebal
Tipis
Tebal
<1cm
1
2
1
4
1
4
Sebagian
4
<1/3
1
4
1
4
1
4
1
4
1-3 cm
2
4
2
16
2
16
Komplit
40
1/3-2/3
2
8
2
8
2
8
2
8
>1cm
4
6
4
20
4
20
>2/3
4
16
4
16
4
16
4
16
Penyebab
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
Teori paling banyak diterima ialah migrasi trans tuba atau menstruasi retrogrand.
Menurut teori ini, jaringan endometrium diregurgitasi dari uterus selama menstruasi ke
tuba falopii dan kedalam rongga peritoneum, dan organ-organ lain.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba
falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga
panggul/perut.
2. Teori sistem kekebalan
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain
rahim.
3. Teori genetik
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang
tinggi terhadap endometriosis.
D.
Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau
saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena
penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh
wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan
sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel
endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel
endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan
progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan
mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan
makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor
pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan
sel abnormal.
Gambaran Klinik
Tanda dan gejala endometriosis antara lain :
1.
-
Nyeri :
Dismenore sekunder
Dismenore primer yang buruk
Dispareunia
Nyeri ovulasi
Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian
abdomen bawah selama siklus menstruasi.
2.
-
Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
Perdarahan abnormal
Hipermenorea
Menoragia
Spotting sebelum menstruasi
Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir
menstruasi
3.
Keluhan buang air besar dan buang air keci
Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
Darah pada feces
Diare, konstipasi dan kolik
F.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis, antara
lain:
1.
-
Uji serum
CA-125
Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
Protein plasenta 14
Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai
Penanganan
Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan saja, terapi
hormonal, pembedahan dan radiasi
1.
Pencegahan
Meigh berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik
untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada
waktu dah sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang
endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan
3.
Terapi Hormonal
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat
Pil KB
Efek samping
Pembengkakan
kombinasi
estrogen-
progestin
Progestin
Danazole
vaginitis atrofika
Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut, hot flashes,
perut,
nyeri
payudara,
peningkatan
nafsu
makan,
Lama tinggal dirumah sakit lebih pendek yaitu sekitar 2 hari, jika dilaparotomi sekitar
b.
5 hari.
Kembalinya aktivitas kerja lebih cepat, Normalnya penderita dapat kembali
Radiasi
Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium, terapi cara ini
tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap pembedahan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan
dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa
tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di
apendiks, colon, ureter dan pelvis.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1.
2.
3.
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams & Wilkins :
Philadelphia
Irene M. Bobak, dkk.2004, Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta
Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu kandungan, Bina Pustaka : Jakarta
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta