ENDOMETRIOSIS
1.PENGERTIAN
Endometriosis adalah suatu keadaan di mana bercak-bercak endometrium
(endo = dalam, metri = rahim) yang terdiri dari kelenjar-kelenjar dan stroma yang
masih berfungsi tumbuh di luar uterus, pada atau kawasan lain tubuh, padahal
dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.
Biasanya, endometrium lepas setiap bulan disaat menstruasi; tetapi pada
endometriosis, endometrium yang salah letak tidak mampu keluar dari tubuh.
II.EPIDEMIOLOGI
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada
lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap
kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang
sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari
jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi
akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan
parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba.
Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba
falopii terganggu atau tidak terlaksana. Perlengketan itulah menyebabkan
terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim. Namun,
hubungan antara endometriosis dan kemandulan masih diselidiki.
Endometriosis juga bisa terjadi pada usia remaja. Endometriosis jarang
ditemukan pada orang-orang Negro, dan lebih sering ditemukan pada wanita-
wanita dari golongan sosio-ekonomi kuat. Endometriosis lebih sering ditemukan
pada wanita yang tidak kawin, pada umur muda, dan yang tidak mempunyai
banyak anak. Karena fungsi ovarium yang secara siklis yang terus menerus tanpa
diselingiolehkehamilan.
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan
pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang
meningkatkan resiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang
abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan kulit putih.
Endometrium paling sering ditemukan pada : ovarium (indung telur),
peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi, dinding belakang
uterus, tuba Fallopii, plika vesikouterina, ligamentum rotondum dan sigmoid,
septum rektovaginal, kanalis inguinalis, apendiks, umbilikus, seriks uteri, vagina,
kandung kencing, vulva, perineum, parut laparotomi, kelenjar limfe, lengan, paha,
pleura(walaupun sangat jarang).
III.PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
A.Teori ”Sistem Kekebalan”.
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di
daerah selain rahim.
B. Teori ”Genetik”.
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang
tinggi terhadap endometriosis. Bahwa anak atau saudara penderita
endometriosis berisiko besar mengalami endometriosis sendiri. Kajian terbaru
(2005) diterbitkan dalam “American Journal of Human Genetics” mendapati
kaitan antara endometriosis dan kromosom 10q26. Satu kajian mendapati
bahwa, kemungkinannya adalah 5,7 : 1.
C. Teori “Retrograde Menstruation" (menstruasi yang bergerak mundur), dari
John A. Sampson di tahun 1920-an.
Teori ini paling banyak penganutnya. Menurut teori ini, endometriosis terjadi
karena sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi mengalir
kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah dibuktikan
bahwa dalam darah menstruasi terdapat sel-sel endometrium yang masih
hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini kemudian dapat
mengadakan implantasi di pelvis.
D. Endometriosis merupakan keadaan yang disebabkan oleh esterogen berlebihan
yang dihasilkan oleh tubuh wanita, dan timbul kebanyakan semasa
melahirkan anak.
E. Endometriosis dapat ditularkan melalui torehan pembedahan selepas
pembedahan pada penderita endometriosis.
F. Kadang-kala endometriosis mungkin berpindah melalui darah atau oleh sistem
lymphatic kepada organ pinggiran (peripheral), seperti : paru-paru, otak.
G. Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada : wanita yang ibu atau
saudara perempuannya menderita endometriosis, siklus menstuasi 27 hari atau
kurang, menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal, menstruasi
berlangsung selama 7 hari atau lebih, orgasme ketika menstruasi.
IV. GEJALA
Gejala yang paling umum adalah :
A. Nyeri perut (abdomen) bagian bawah dan di daerah panggul (pelvic) yang
progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama menstruasi
(dismenorea). Kemungkinan disebabkan vaskularisasi dan perdarahan dalam
sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa menstruasi.
B. Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena
adanya endometriosis di kavum Douglasi.
C. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat
menstruasi. Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding
rektosigmoid.
D. Poli- dan hipermenorea
E. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibri=osis
dan karena perlekatan jaringan disekitarnya.
F. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
G. Haid yang banyak (menorragia)
H. Mual dan muntah-muntah
V. KOMPLIKASI
A. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat colon
atau ureter
B. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma.
C. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik,
dan dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat
berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis).
Laparoskopi turut membenarkan rawatan pembedahan bagi endometriosis.
Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum Douglasi ikut serta dalam
endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti : forniks
vaginae posterior, perineum, parut laparotomi. Biopsi endometrium dapat
memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada
endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam
tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya
endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan
Sistokospi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan
foto Rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran
dengan filling defect pada rektosigmoid dengan batas-batas yang jelasdan mukosa
yang utuh. Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang
seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.
Pemeriksaan penunjang yang lain adalah : USG rahim, barium enema, CT scan
atau MRI perut. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan
klasifikasi dari American Fertility Society.
Medroksipogesteron
Asiklik estrogen rendah Peningkatan berat badan, break,
3 asetat gastrinon
bleeding throuh bleeding, depresi, kloating
noretisteron
D. Pembedahan
E.Radiasi
Pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium tidak dilakukan lagi,
kecuali jika ada kontraindikasi terhadap pembedahan (Wiknjosastro, 2001 : 319-
326).
DAFTAR PUSTAKA
Tempat :
Tanggal :
Jam :
3. Riwayat menstruasi
Kaji ulang usia ibu mendapat menarche, lama haid, siklus haid,
jumlah darah yang keluar, keluhan selama haid (dismenorhea yang
makin lama makin keras, nyeri saat defekasi dan miksi, nyeri perut
bagian bawah), HPHT untuk mengetahui keteraturan menstruasi ibu.
4. Riwayat perkawinan
Kaji riwayat pernikahan ibu antara lain : pernikahan ke berapa, status
pernikahan, lama pernikahan, usia saat ibu dan suami pertama kali
menikah, jumlah anak yang dilahirkan dari masing-masing
pernikahan (karena terkadang ibu bisa mengalami infertile akibat
penyakit endometriosis yang ibu alami).
5. Riwayat gynekologi
Kaji ulang apakah ibu pernah menderita penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan alat-alat kandungannya.
8. Riwayat laktasi
Kaji riwayat menyusui ibu, pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI
On Demand, dan keluhan selama menyusui anak-anaknya.
9. Riwayat penyakit ibu
Kaji riwayat penyakit ibu seperti : penyakit jantung, sesak nafas,
tekanan darah tinggi, hepatitis, TBC, epilepsi dan gangguan jiwa
11.Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Spriritual
a.Biologis
1.Bernafas : Ibu tidak pernah mengalami gangguan saat
bernafas
2.Pola nutrisi : Ibu mengatakan makan 3x shari dengan
komposisi nasi putih, sayur, lauk dan kadag
buah, ibu minum ± 7-8 gelas/hari, tidak ada
pantangan dan alergi terhadap makanan
3.Pola eliminasi : Ibu BAK 4-5x sehari,warna kuning jernih,
bau pesing,BAB 1x sehari dengan warna
kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi
lembek dan saat menstruasi, ibu mengatakan
saat menstruasi mengeluh nyeri saat BAK
dan BAB.Saat menstuasi terdapat darah pada
tinja maupun air seni ibu.
4.Pola istirahat : Ibu biasa tidur malam pukul 22.00 wita dan
bangun pagi pukul 05.00 wita, tidur siang ±
1 jam dan tidak ada keluhan
5.Pola aktifitas : Ibu biasa jaga warung didepan rumahnya,
ibu biasa melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak, menyapu, mencuci
dan membersihkan rumahnya. Namun akhir-
akhir ini ibu merasa agak sulit untuk
beraktifitas kaena adanya benjolan dan luka
pada kemaluannya.
6.Personal hygiene : Ibu mengatakan biasa mandi 2x sehari,
keramas 2x seminggu, gosok gigi setiap
mandi, ganti pakaian setiap habis mandi, ibu
biasa cebok tidak dari arah depan ke
belakang dan tidak dikeringkan dengan
tissue.
7. Hub Seksual : Ibu masih melakukan hubungan seksual dan
setiap melakukan hubungan seksual Ibu
mengeluh nyeri ketika melakukan hubungan
seksual, ibu mengaku melakukan hubungan
seksual pertama kali ketika ia berusia 16
tahun.
b. Psikologis
Ibu mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang terlihat dari ibu
tampak gelisah dan terus menerus menanyakan keadaan dirinya
dan selalu mengulang pertanyaan yang sama
c. Sosial
Ibu mengatakan biasa berinteraksi dengan anggota keluarga lain
dan masyarakat disekitarnya
d.Spiritual
Ibu mengatakan selalu berdoa setiap hari dan mendekatkan diri
kepada Tuhan untuk memohon keselamatan dan kesehatan.
12. Pengetahuan
B. DATA OBYEKTIF
1.Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu baik, berat badan 72 kg, tinggi badan 158 cm,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, sahu 36,6 ⁰ c, respirasi
20 x/menit
2. Pemeriksaan sistematis
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada caries
pada gigi
c.Abdomen
Inspeksi : tidak luka bekas operasi
Palpasi : terdapat nyeri tekan diatas simphisis, distensi tidak ada
d.Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada kelainan
Inspikulo : terdapat sedikit penegeluaran darah dari dinding
uterus.
VT : tidak dilakukan.
e.Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema, kuku kemerahan
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
IV. PERENCANAAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan suaminya.
IV. PELAKSANAAN
Tanggal:........ Pukul : ...... wita
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan suaminya bahwa ibu saat
ini mengalami gejala endometriosis.
2. Memberi dukungan moril pada ibu agar ibu tabah dan ikhlas dalam
menerima penyakit yang sedang dideritanya, dan juga menyakinkan
ibu bahwa ibu masih bisa sembuh.
3. Menjelaskan penyebab dismenorhea yang semakin lama semakin keras
saat menstruasi yaitu karena ada hubungannya dengan vaskularisasi
dan perdarahan pada sarang endometriosis pada waktu sebelum dan
semasa haid.
4. Menjelaskan penyebab nyeri saat defekasi dan miksi. Hal ini terjadi
karena adanya endometriosis di dinding rektosigmoid dan saluran
kencing.
5. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri perut bagian bawah
yang dirasakan ibu yaitu karena adanya kelainan yang tumbuh dan
mengganggu fungsi normal dari organ yang mengalami endometriosis.
6. Menjelaskan penyebab nyeri saat ibu melakukan hubungan seksual,
hal ini terjadi karena endometriosis di kavum douglas.
7. Menjelaskan penyebab adanya darah pada tinja dan air seni ibu saat
menstruasi yaitu karena merupakan petunjuk adanya endometriosis
pada rektosigmoid atau saluran kencing.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG untuk melakukan
pemeriksaan USG rahim sehingga dapat memastikan diagnosa dan ibu
segera mendapatkan penanganan dan pengobatan yang semestinya.
V. EVALUASI
Tanggal : .............. Pukul : ........Wita