Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Endometriosis disebabkan oleh jaringan endometrium atau selaput


lendir rahim bagian dalam yang setiap bulan luruh menjadi darah haid.
Darah yang luruh ini seharusnya hanya keluar lewat vagina dan sebagian
kecil darah “tumpah“ melalui saluran telur ke dalam rongga abdomen atau
rongga perut.Seharusnya tubuh bisa menyerap darah yang luruh ini. Namun
beberapa hal seperti faktor genetik dan faktor lingkungan menyebabkan
turunnya kemampuan sistem pertahanan tubuh. Sehingga darah tidak
diserap secara maksimal.

Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan


angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat
ditemukan antara semua operasi pelvic. Endometriosis jarang didapatkan
pada orang-orang Negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita
dari golongan social-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian ialah
bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin
pada umur muda dan yang tidak mempunyai banyak anak. Rupanya fungsi
ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi oleh kehamilan,
memengang peranan dalam terjadinya endometriosis.
Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami nyeri
yang bermakna saat menstruasi. Remaja merupakan 8% wanita yang
menderita endometriosis. Dari remaja-remaja yang menderita endometriosis,
10% nya mengalami obstruksi congenital aliran keluar menstruasi. Gejala-
gejala yang paling mengarah ke endometriosis pada kelompok umur ini
adalah peningkatan dismenorea yang didapat, nyeri panggul kronis,
perubahan usus saat menstruasi dan perdarahan vagina abnormal. Karena
itu, pemeriksaan laparoskopi untuk diagnostic harus dipertimbangkan pada
remaja yang benar-benar menunjukkan gejala. Pada kasus yang jarang,

1
2

dapat terjadi endometriosis pascamenopause yang disebabkan oleh


penggunaan estrogen eksogen yang tidak teratur.
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada
keturunan pertama (ibu anak perempuan, saudara perempuan).
Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena
menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian


Makalah ini akan membahas mengenai definisi dari endometriosis, gejala
endometriosis, tempat terjadinya endometriosis, dan cara pengobatan
endometriosis

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umun
Masyarakat bisa mengetahui tentang endometriosis, gejala, dan cara
pengobatannya.
1.3.2.Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan endometriosis
b. Mampu mengetahui gejala dari endometiosis
c. Mampu mengetahiu tempat-tempat terjadinya endometiosis pada genetia
eksternal wanita
d. Mampu mengetahui cara pengobatan endometriosis

1.4. Manfaat
1.Manfaat Bagi Masyarakat.
Meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-
tanda bahaya dan usaha penanggulangan sehingga diharapkan dapat
dicegah.
2.Manfaat bagi mahasiswa
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk
mendapatkan pengalaman nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium di
luar uterus, paling sering mengenai ovarium atau permukaan peritoneum
viseralis yang mengantung. Meskipun jinak, endometriosis bersifat
progresif, cenderung kambuh dan dapat mengivansi secara lokal, dapat
memiliki banyak fokus yang tersebar luas (jarang), dan dapat terjadi dalam
nodus limfe pelvis (30%).
Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan endometrium
yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri
atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di dalam miometrium ataupun di
luar uterus.
Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon estrogen
berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan
pembuluh darah, hingga menonjol keluar rahim dan menyebabkan pelvic
pain.

2.2 Gejala Endometriosis


1. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha
yang terjadi pada dan selama haid. Dismonorea pada endometriosis biasanya
merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lama semakin menghebat.
Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui, tetapi mungkin adanya hubungan
dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada
waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri tidak selalu didapatkan pada
endometriosis walaupun kelainan sudah luas, sabaliknya kelainan ringan
dapat menimbulkan gejala nyeri yang keras.

3
4

2. Dispareunia
Dispareunia adalah nyeri ketika melakukan hubungan seksual
Dispareunia yang merupakan gejala yang sering dijumpai, disebabkan
oleh karean adanya endometriosis di kavum Douglasi.
3. Nyeri waktu defekasi, khusunya pada waktu
Defekais yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid, disebabkan
oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid. Kadang-
kadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut. Endometriosis
kandung kencing jarang terdapat, gejala-gejalanya ialah gangguan miksi dan
hematuria pada waktu haid.
4. Polimenorea dan hioermenorea
Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang
siklus haid yang klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara
volume pendarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume
pendarahan haid biasa
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama
dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari.
Gangguan haid dan siklusnya dapat terjadi pada endometriosis apabila
kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga fungsi ovulasi
terganggu.
5. Infertilitas
Infertilitas adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil secara
alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.
Tiga puluh sampai empat puluh persen wanita dengan endometriosis
menderita infertilitas. Menurut Rubin kemungkinan untuk hamil pada
wanita dengan endometriosis ialah kurang lebih separuh wanita biasa.
Faktor penting yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis ialah
apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di
sekitarnya.
5

2.3 Penyebab Endometriosis

Penyebab tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim belum


diketahui secara pasti. Tapi ada teori yang mengatakan bahwa endometriosis
terjadi karena dinding rahim yang luruh saat menstruasi gagal dikeluarkan
dari dalam tubuh (menstruasi retrograd) dan akhirnya melekat pada organ
dalam panggul. Namun teori ini pun tidak bisa menjelaskan menagapa
endometriosis juga terjadi pada wanita yang sudah menjalani pengangkatan
rahim (histerektomi).

2.4 Faktor timbulnya endometriosis

salah satunya adalah hormon estrogen. Hormon estrogen yang


tinggi terbukti dapat memperparah kondisi ini. Itulah yang
menyebabkan endometriosis umumnya menyerang wanita di usia produktif.
Ada beberapa faktor risiko selain estrogen yang diduga sebagai pemicunya,
yaitu faktor keturunan, sistem kekebalan tubuh, faktor adaptasi sel sesuai
lingkungan organnya, dan faktor paparan lingkungan.

2.5 Tempat-tempat ditemukannya endometriosis


Pada endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum
uteri dan di luar miometrium. Menurut urutan yang tersering endometriosis
di temukan ditempat-tempat sebagai berikut :
1. Ovarium
2. Peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi; dinding
belakang uterus, tuba Fallopii, plika vesikounterina, logamentum rotondum
dan sigmoid
3. Septum rektovaginal
4. Kanalis ingunalis
5. Apendiks
6. Umbilicus
7. Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum
8. Parut laparotomi
6

9. Kelenjar limfe
10. Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat ditemukan dilengan, paha,
pleura, dan perikardium.

(gambar tempat-tempat ditemukannya endometriosis)

2.6 Penaganan Endometriosis


Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, observasi, terapi
hormonal, pembedahan dan radiasi.
1. Pencegahan
Bila disminorea yang berat terjadi pada seorang pasien muda,
kemungkinana bermacam-macam tingkat sumbatan pada aliran haid harus
dipertimbangkan.kemungkinan munculnya suatu tanduk rahim yang tumpul
pada rahimbikornuata atau sebuah sumbatan septum rahim atau vaginal
harus diingat.dilatasi serviks untuk memungkinkan pengeluaran darah haid
yang lebih mudah pada pasien dengan tingkat disminorea yang hebat.
Kemudian, adapula pendapat dari Meigs. Meigs berpendapat bahwa
kehamilan adalah pencegahan yang paling baik untuk endometriosis.
Gejala- gejala endometriosis memang berkurang pada waktu dan sesudah
kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis.
Maka dari itu perkawinan hendaknya jangan ditunda terlalu lama dan
diusahakan secepatnya memiliki anak yang diinginkan dalam waktu yang
tidak terlalu lama. Sikap demikian tidak hanya merupaka profilaksis yang
baik untuk endometriosis, melainkan juga mrnghindari terjadinya infertilitas
7

sesudah endometrium timbul. Selain itu juga jangan melakukan


pemeriksaan yang kasar atau kerokan saat haid, karena dapat mengalirkan
darah haid dari uterus ke tuba fallopi dan rongga panggul.
2. Observasi
pengobatan ini akan berguna bagi wanita dengan gejala dan kelainan
fisik yang ringan. Pada wanita yang agak berumur, pengawasan ini bisa
dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-gejala
endometriosis hilang sendiri. Dalam masa observasi ini dapat diberi
pengobatan paliatif berupa pemberian analgetik untuk mengurangi rasa
nyeri.
3. Pengobatan Hormonal
Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah menciptakan
lingkungan hormone rendah estrogen dan asiklik. Kadar estrogen yang
rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. Keadaan yang asiklik
mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak terjadi pelepasan jaringan
endometrium yang normal ataupun jaringan endometriosis. Dengan
demikian dapat dihindari timbulnya sarang endometriosis yang baru karena
transport retrograde jaringan endometrium yang lepas serta mencegah
pelepasan dan perdarahan jaringan endometriosis yang menimbulkan rasa
nyeri karena rangsangan peritoneum.
Prinsip kedua yaitu menciptakan lingkungan tinggi androgen atau tinggi
progesterone yang secara langsung dapat menyebabkan atrofi jaringan
endomeetriosis.
4. Pembedahan
Adanya jaringan endometrium yang berfungsi merupakan syarat mutlak
tumbuhnya endometriosis. Oleh krarena itu pada waktu pembedahan,harus
dapat menentukan apakah ovarium dipertahankan atau tidak. Pada
andometriosis dini , pada wanita yang ingin mempunyai anak fungsi
ovarium harus dipertahankan. Sebaliknya pada endometriosis yang sudah
menyebar luas pada pelvis, khususnya pada wanita usia lanjut. Umumnya
pada terapi pembedahan yang konservatif sarang endometriosis diangkat
dengan meninggalkan uterus dan jaringan ovarium yang sehat, dan
8

perlekatan sedapatnya dilepaskan. Pada operasi konservatif, perlu pula


dilakukan suspensi uterus, dan pengangkatan kelainan patologik pelvis.
Hasil pembedahan untuk infertile sangat tergantung pada tingkat
endometriosis, maka pada penderita dengan penyakit berat, operasi untuk
keperluan infertile tidak dianjurkan.
5. Radiasi
pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium, tapi sudah
tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontraindikasi terhadap pembedahan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY.M UMUR 30 TAHUN


DENGAN ENDOMETRIOSIS SEDANG
DI RSUD DR.PIRNGADI

A. Data subjektif

No. Register : 01034168


Masuk RS tanggal / Jam : 24-07-2017 / 11.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit

1. Biodata
Nama : Ny. M Tn.W
Umur : 30 tahun 35 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Pendidikan :SMA S-1
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga PNS
Alamat : P.Sidempuan P.Sidempuan

2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawahdan daerah panggul dan
juga nyeri saat berhubungan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan bahwa 1 minggu terakhir keluar gumpalan-
gumpalan darah dari alat kelamin, dan tidak pernah menderita
penyakit menular seperti hepatitis,DM, dan lain-lain.

4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

9
10

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,dan


juga pasien mengatakan keluarga juga tidak pernah menderita
penyakit menular atau penyakit keturunan.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,dan
juga pasien mengatakan keluarga juga tidak pernah menderita
penyakit menular atau penyakit keturunan.

6. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama haid : 9 hari
Sifat darah : cair
Siklus : 25 hari
Teratur : Tidak teratur
Keluhan : Diasminorhea

7. Riwayat Perkawinan
Sudah menikah

8. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB

9. Data Psikososial
a. psikososial
Pasien mengatakan cemas karena tidak pernah mengalami hal seprti
itu.
b. sosial
Pasien mengatakan tinggal dengan kedua orangtuanya dan hubungan
dengan orangtua
11

10. DataSosial Budaya


Pasien mengatakan tidak ada pantangan apapun.

11. Data Spiritual


Pasien mengatakan beragama Islam dan tidak percaya dengan hal
yang takhayul.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C
Status emosional : Stabil
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 55 kg
LILA : 24,5 cm
2.Pemeriksaan Fisik
a.Inspeksi
Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada benjolan, tidak ada
bekas luka operasi
Muka : Bentuk oval, tidak odem, tidak ada kloasma, tidak ada
jerawat
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada polip
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, lidah bersih
Telinga : Simetris, bersih, tidak terdapat serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, parotis
dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
12

Dada : Denyut jantung normal, pernafasan teratur, tidak ada


bunyi ronchi
Payudara : Simetris, , tidak ada kelainan
Abdomen : Uterus membesar
Genetalia : Bersih, tidak ada perbesaran kelenjar bartolini
Anus : Tidak ada hemoroid
Ektremitas : Atas : Tidak terdapat odema, gerakan aktif,
kuku tidak pucat
Bawah : Tidak terdapat odema dan varises,
gerakan aktif
b.Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan.
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis,tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid.
Payudara :Tidak ada nyeri pada saat ditekan.
Abdomen : Tidak ada nyeri.
c.Auskultasi
Dada : Tidak ada bunyi Ronchi maupun wheezing.
d.Perkusi
Reflek : +/+
3.Pemeriksaan Penunjang
USG
13

ASSASMENT
Dx : Ny. M usia 30 tahun dengan pendarahan pada uterus dan menderita
endometriosis.
Ds :Pasien mengatakan bahwa 1 minggu terakhir sering keluar darah
dan gumpalan-gumpalan darah dengan warna merah kecoklatan.
Do :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C
Status emosional : Stabil
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 55 kg
LILA : 24,5 cm

Masalah : Ny “M” mengatakan bahwa 1 minggu terakhir sering keluar darah


dan gumpalan-gumpalan darah dengan warna merah kecoklatan.
Kebutuhan : - Supprt mental
- Penkes tentang siklus haid
- Penkes tentang kebersihan personal higine
- Pemenuhan nutrisi
- Istirahat
Diagnosa Potensial :
1. Potensial terjadi infeksi
2. Potensial terjadi anemia gravis

Kebutuhan Tindakan Segera


Kolaborasi Bidan dengan Dokter SpOG untuk tindakan laparaskopi.
14

PLANNING
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu menderita
endometrosis sedang
2. Beritahu KIE kepada ibu bahwa endometriosis merupakan adanya
jaringan dinding rahim yang berada di luar rongga rahim. gejalanya nyeri
perut bagian bawah saat haid,nyeri ketika berhubungan seksual,menstruasi
tidak teratur, saat menstruasi keluar darah banyak. Pemeriksaannya dengan
cara laparaskopi oleh dokter S.pOG
3. Beritahu kepada ibu mengenai persetujuan tindakan yang akan di
lakukan.
4. Beritau kolaborasi dengan dokter S.pOG untuk melakukan tindakan
laparaskopi dan pemberian terapi.
5. Beri terapi sesuai ajuran dokter.
6. Beritahu dokumentasi tindakan.

IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu menderita
endometrosis sedang
2. Memberitahu KIE kepada ibu bahwa endometriosis merupakan adanya
jaringan dinding rahim yang berada di luar rongga rahim. gejalanya nyeri
perut bagian bawah saat haid,nyeri ketika berhubungan seksual,menstruasi
tidak teratur, saat menstruasi keluar darah banyak. Pemeriksaannya dengan
cara laparaskopi oleh dokter S.pOG
3. Memberitahu kepada ibu mengenai persetujuan tindakan yang akan di
lakukan.
4. Memberitahu kolaborasi dengan dokter S.pOG untuk melakukan tindakan
laparaskopi dan pemberian terapi.
5. Memberi terapi sesuai dengan ajnjuran dokter.
6. Beritahu dokumentasi tindakan.
15

EVALUASI

a) Catatan perkembangan Tanggal/Jam:24-07-2017/11.25 wib


S: -Ibu mengatakan perutnya terasa sakit
-Ibu mengatakan keluar gumpalan darah dari kemaluannnya
O: -Kesadaran composmentis
-Keluar gumpalan darah dari kemaluan
A: -Resiko kekurangan cairan dan volume darah akibat pengeluaran
darah dari vagina
P: -Konsul Obgyn
-Infus RR 30 tts/i
-Injeksi Transamin 500 mg
-USG

b) Catatan perkembangan Tanggal/Jam:24-07-2017/12.00 wib


S: -Masih Keluar darah dari kemaluan
O: -Keadaan umum ibu tenang, kesadaran composmentis.
-Tekanan darah : 110/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit
-Pernapasan : 20 x/menit
-Suhu : 370 C
A: Endometriosis
P: -Injeksi Transamin 500 mg diteruskan
-Ibu sudah cek Lab, hasil: Hb:11 g%
c) Catatan perkembangan Tanggal/Jam: 24-07-2017/20.00 wib
S: Keluar darah dari kemaluan sudah berkurang
O: Keadaan umum ibu tenang, kesadaran compoentis
-Tekanan darah : 110/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit
-Pernapasan : 20 x/menit
-Suhu : 370 C
A: Endometriosis
P: -Besok ibu rencana operasi
-Pasang Laminaria jam 22.00 wib
-Konsul anastesi
-Sio
-Ibu dipuasakan
-Injeksi Ceftriaxon 2 gr dan profilaksis
d) Catatan perkembanga Tanggal/Jam: 14-07-17/00.10 wib
S: Keluar darah dari kemaluan sudah berkurang
O: Keadaaan umum ibu tenang, kesadaran composmentis
16

-Tekanan darah : 110/80 mmHg


-Nadi : 80 x/menit
-Pernapasan : 20 x/menit
-Suhu : 370 C
A: Endometriosis
P: -Laminaria sudah terpasang
-Sudah consul anastesi
-Hari ini ibu rencana operasi jam 08.00 wib di KBE
e) Catatan perkembangan Tanggal/Jam: 25-07-2017/06.00
S: Ny.M G1P1A0 umur 30 tahun Masuk keruang operasi di COT hari ini
O: -Pasien tampak cemas
-Tekanan darah : 110/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit
-Pernapasan : 20 x/menit
-Suhu : 370 C
A: - operasi
-Resiko pendarahan
-Resiko infeksi
P:-Membantu dokter dalam pelaksanaan
-Kolaborasi dengan dokter obgyn
-Pemberian analgletik
-Ibu diantar ke RR (ruang pemulihan)

f) Catatan perkembangan Tanggal/Jam: 25-07-2017/10.00 wib


S:Pelaksanaan operasi
O:Ibu sudah dibius dengan GA Tiva Anastesi
A: Operasi
P:-Menyiapkan alat instrument
-Mencuci tangan sesuai dengan prosedur
-Memakai jubah steril
-Melakukan Yoderum dan membantu dokter melakukan Operasi
g) Catatan perkembangan Tanggal/Jam:25-07-2017/12.00 wib
S: Ny.M G1P1A0 umur 30 tahun post endometriosis
O:keadaan umum lemah, kesadaran composmentis
-Tekanan darah : 110/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit
-Pernapasan : 20 x/menit
-Suhu : 370 C
A:Post endometriosis
P:-Infus RL + Oxytosin 10 IU 10 tts/i
-Ibuprofen 3x500mg,cefadroksil 2x500 mg
-Danazol 3x500 gr
17

- Pantau keadaan umum pasien dan tanda-tanda perdarahan serta


kontraksi uterus
h) Catatan perkembangan Tanggal/Jam:25-07-2017/ 23.30 wib
S:Nyeri dibawah kemaluan
O:Keadaan umum ibu sudah stabil, keadaan composmentis
-Tekanan darah : 110/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit
-Pernapasan : 20 x/menit
-Suhu : 370 C
A:Post operasi atas Endometriosis
P:-Trhapy infuse + injeksi + obat oral diteruskan
-Tanggal 27-07-2017 pasien dipulangkan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masyarakat bisa mengetahui tentang endometriosis, gejala, dan cara
pengobatannya.
a. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan endometriosis
b. Mampu mengetahui gejala dari endometiosis
c. Mampu mengetahiu tempat-tempat terjadinya endometiosis pada genetia
eksternal wanita
d. Mampu mengetahui cara pengobatan endometriosis

4.2 Saran
1.Manfaat Bagi Masyarakat.
Meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-
tanda bahaya dan usaha penanggulangan sehingga diharapkan dapat
dicegah.
2.Manfaat bagi mahasiswa
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk
mendapatkan pengalaman nya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo.Sarwono.Ilmu Kandungan.2005.Jakarta:yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo 315-326
Benzo M.D. Ralp C. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Diterjemahkan
oleh :
H. Hendrik, Problem Haid : tinjauan syariat islam dan medis, 2006, Hal 122
Errol norwits dan John schorse obstetric dan ginekologi,Hal 28
Dr.Taufan nugroho Obsterti dan ginekologi,Hal 73
Fakultas kedokteran Bagian obstetric dan ginekologi,Hal 93
Ralp C.Benson Buku saku obstetric dan ginekologi, Hal 666

19

Anda mungkin juga menyukai