Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini telah banyak sekali terjadi perubahan - perubahan yang cukup
pesat dan luas di seluruh dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar/pikir
manusia. Perubahan Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai,
tetapi karena tata nilai baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai
ditinggalkan, maka dapat menimbulkan berbagai gejolak, ketidakpastian, rasa
cemas dan kegelisahan.
Bangsa Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada
Pancasila, dengan cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan Ekonomi, Sosial Budaya. Kehidupan manusia tanpa mengenal
Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila yang pertama dapat mengakibatkan mereka
kehilangan nilai-nilai etik, moral dan spritual. Tanpa Kemanusiaan yang adil dan
beradab, kemajuan bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi justru akan
memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke dalam tempat yang rendah.
Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa indonesiaakan mengalami
perpecahan dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau
ras. Tanpa nilai - nilai Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan
kekuatan pemerintahan yang sewenang - wenang yang akhirnya terjadi
pertentangan antara pemerintah dan rakyat. Tanpa nilai - nilai Keadilan sosial,
dapat disaksikan kesenjangan sosial dalam masyarakat,akan terjadi kecemburuan
sosial antara sikaya dan si miskin. Lebih lanjut hal ini dapat menimbulkan
keresahan dan perpecahan yang selanjutnya dapat membahayakan kelestarian
hidup bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mutlak
harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar
dari akibat - akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan pancasila ?
2. Apa manfaat dari pelayanan kesehatan ?
3. Bagaimana Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Melaksanakan Tugas
Kebidanan ?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai pandangan
hidup dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
2. Tujuan Khusus
o Agar dapat memahami nilai-nilai pancasila dalam pandangan hidup bangsa
Indonesia.
o Mahasiswa mampu menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan
sehari – hari dan dalam praktek kebidanan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengerti, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia.
2. Dapat menerapkan bentuk-bentuk pengamalan sila-sila Pancasila dalam
praktek kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) undang-undang dasar 1945
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki
pengertian pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai
kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara
kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.
untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi
lingkup pengertian sebagai berikut :

2.1.1.Pengertian Pancasila secara etimologis


Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila”
memilki dua macam arti secara leksikal yaitu
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau yang senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa
Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena
itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah
“Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu
sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah
“Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang
penting.

2.1.2.Pengertian Pancasila secara Historis


Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama
dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan
dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon
rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada
sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini
menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli
bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di
mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan
merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik
Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

2.1.3.Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan


negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang
berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea
tersebut tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945


inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

2.2.Pelayanan Masyarakat
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikanlayanan kesehatan kepada masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan )
dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973),
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah
dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak
macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:
 Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
 Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan
atau kombinasi dari padanya.
PERAN PENTING MAHASISWA KEBIDANAN DALAM ILMU NEGARA
DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRAKTEK KEBIDANAN
Mahasiswa kebidanan menjadi subjek pokok dalam negara sedangkan
Ilmu negara atau kenegaraan menjadi acuan utama untuk mahasiswa kebidanan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara:
 Kode Etik Kebidanan Dalam Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
 Fungsi etika dan moralitas dalam kebidanan
1) Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
2) Menjaga kita melakukan tindakan yang merugikan / membahayan orang lain
3) Menjaga privacy setiap individu
4) Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan profesinya.
5) Dengan etika mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6) Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
7) Menghasilkan tindakan yang benar
8) Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9) Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku manusia antara baik, buruk,
benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.
10) Berhubungan dengan pengaturanhal-hal yang bersifat abstrak
11) Menfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12) Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13) . Mengatur tata cara pergaulan baik didalam tata tertib masyarakat maupun
tata-cara di dalam organisasi.
 Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang
biasa
o Falsafah kebidanan
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan
panduan dalam memberikan asuhan. Kayakinan tersebut meliputi :
1) Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
2) Keyakinan tentang perempuan
3) Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya
4) Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan
5) Keyakinan tentang tujuan asuhan
6) Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
7) Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup pancasila
8) Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan
kebudayaan.
9) Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat
10) Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga
11) Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah / daerah membentuk masyarakat
kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa
Indonesia.

Ketulusan dalam praktek kebidanan


Bidan adalah profesi yang mulia dan tidak ringan namun dengan
profesionalisme,ketulusan dan pengabdian seorang bidan dapat mempermudah
Bidan dalam menjalankan tugas profesinya.profesi Bidan seharusnya
mendapatkan penghargaan dan perhatian untuk meningkatkan prospek kerja
Bidan,dan stigma negative tentang Bidan hendaknya dihapus,tidak adil bagi
profesi dan pengabdian bidan selama ini jika kematian dikaitkan dengan
banyaknya Bidan.
Tingginya AKI dan AKB bukan sepenuhnya kesalahan Bidan,Bidan yang
telah menjalankan tugas sesuai standar profesi serta sesuai kewenanganya namun
tetap teerjadi kematian mungkin saja pengaruh komplikasi pada Bayi ataupun
Ibu.Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang penyebab utama kematian
itu terjadi sehingga perlu dilakukan program-program serta inovasi baru untuk
menanggulangi AKI dan AKB agar dicegah.
Tingginya angka kematian ini seharusnya menjadi pr bagi semua pihak
bukan saja Bidan tetapi nakes serta berbagai pihak. Langkah yang efektif yang
dapat dilakukan bidan untuk penurunan angka kematian diantaranyadeteksi dini
kelainan ataupun masalah yang dialami oleh ibu dan bayi melalui ANC, deteksi
dini komplikasi kala 1,kala II,kala III serta kala IV adalah manajemen yang
efektif untuk mencegah serta antisipasi terjadinya komplikasi yang berpotensi
mengarah kepatologi hingga kematian Bidan masa depan yang modern yang
diharapkan dapat memberikan inovasi baru untuk menurunkan angka
kematian,karena seiring perkembangan zaman maka semakin berkembang dan
kritisnya pemikiran orang,dengan berkembangnya pikiran manusia ,diharapkan
akan lahir Bidan-Bidan yang cerdas serta inovativ dalam menangani masalah-
masalah ibu dan anak.
Ketika Bidan menjadi sorotan public serta angka kematian Ibu dan Bayi
yang menunjukan angka yang sangat drastis mendorong saya untuk menjadi
seorang Bidan masa depan yang dapat menjadi ”kunci penurunan AKI dan AKB”
di Indonesia yang mampu bekerja secara professional serta dapat menurunkan
angka kematian Ibu dan anak.Cita-cita tertinggi saya adalah Indonesia yang sehat
serta pada tahun 2014 AKI dan AKB di Idonesia menurun menjai 0 per 100.000
kelahiran hidup.Saya tidak ingin terkenal namun saya ingin berguna dan dapat
menyelamatkan nyawa manusia.
Banyak hal yang ingin sala lakukan ketika nanti saya menjadi Bidan di
Indonesia,saya Ingin terjun langsung kemasyarakat,mengabdi kepada masyarakat
terutama untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan Ibu dan anak,agar
Indonesia dapat menjadi rangking terakhir AKI dan AKB di Dunia dan menjadi
peringkat pertama dalam kategori kesehtan Ibu dan Anak dan Stigma negative
Bidan dapat diubah menjadi”Bidan Peri penyelamat nyawa manusia”.

3.1.Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Melaksanakan Tugas Kebidanan


Bentuk pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada pasien, sebagai berikut:
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Manusia indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,sesuai dengan
Agama dan kepercayaan masing-masing berdasarkan kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk Agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda sehingga terbina kerukunan hidup antar Agama.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-
masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaaan kepada orang lain.
2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban azasi antara
manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama bangsa lain.
3.Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan,persatuan,kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia ber-Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian,keadilan.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawarakatan/Perwakilan.
a. Warga masyarakat mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang sama dengan
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksa kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat dilandasi semangat kekeluargaan.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
putusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan oleh akal sehat yang dilandasi oleh hati nurani.
g. Putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan dengan mengutamakan persatuan demi kepentingan bersama.
5.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
a. Mengembangkan sikap dan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong royong.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
f. Bersifat boros.
g. Tidak bergaya hidup mewah.
h. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Menghargai hasil karya orang lain.
k. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata,adilan.
Pengamalan Butir-Butir Pancasila Dalam Merawat Pasien
Menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa
pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat/bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar
perawatan. Aspek-aspek tersebut meliputi:
1. Aspek penerimaan
l. Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang
sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan
pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang
lain dan memiliki wawasan yang luas.
2. Aspek perhatian
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sadar, murah hati dalam arti bersedia memberikan
bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan
imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

3. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling
berinteraksi antara pasien dengan perawat dan adanya hubungan baik dengan
keluarga pasien.

4. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.

5. Aspek tanggung jawab


Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat
dalam bertindak.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat
Indonesia, maka rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai
perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia
dan setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.
Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya
karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain
merupakan salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.

3.2 Saran
1. Uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila merupakanpandangan
hidup negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab.
2. Dalam praktek kebidanan, diharapkan bidan lebih pengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila untuk melakukan pelayanan kebidanan kepada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

 Undang-undang republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


 Soepardan, Suryani.2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC
 Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.
 Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah
dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam
kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan
menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003
 Notonegoro. 1995. pancasila secara ilmiah populer. Jakarta: Bumi Aksara.
 Jarmanto. 1982. Pancasila Suatu Tujuan Aspek Histotis dan Sosio-
politis.yogyakarta: Liberty.
 Salam, Burhanuddin. 1985. Filsafat pancasilaisme. Bandung: Bina Aksara.
 Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma

Anda mungkin juga menyukai

  • DR Melva Ganti Padang
    DR Melva Ganti Padang
    Dokumen3 halaman
    DR Melva Ganti Padang
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengatar Anti Korupsi
    Kata Pengatar Anti Korupsi
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengatar Anti Korupsi
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah
    Isi Makalah
    Dokumen30 halaman
    Isi Makalah
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • ANGKA Kematian Ibu
    ANGKA Kematian Ibu
    Dokumen1 halaman
    ANGKA Kematian Ibu
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ayu Konsep Kebidanan
    Tugas Ayu Konsep Kebidanan
    Dokumen29 halaman
    Tugas Ayu Konsep Kebidanan
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen5 halaman
    Diare
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengatar Anti Korupsi
    Kata Pengatar Anti Korupsi
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengatar Anti Korupsi
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Varney
    Varney
    Dokumen2 halaman
    Varney
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK2
    ABSTRAK2
    Dokumen10 halaman
    ABSTRAK2
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Yeni GaNTI Naomi,, Asuhan Persalinan
    Yeni GaNTI Naomi,, Asuhan Persalinan
    Dokumen5 halaman
    Yeni GaNTI Naomi,, Asuhan Persalinan
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Askeb Kbi Kbe
    Askeb Kbi Kbe
    Dokumen12 halaman
    Askeb Kbi Kbe
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Fisikologi
    Fisikologi
    Dokumen8 halaman
    Fisikologi
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Makalah Endometriosis
    Makalah Endometriosis
    Dokumen19 halaman
    Makalah Endometriosis
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Pertama 2017
    Komunikasi Pertama 2017
    Dokumen144 halaman
    Komunikasi Pertama 2017
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mutu Ana
    Tugas Mutu Ana
    Dokumen9 halaman
    Tugas Mutu Ana
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengatar Anti Korupsi
    Kata Pengatar Anti Korupsi
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengatar Anti Korupsi
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Febry BR Barus
    Febry BR Barus
    Dokumen25 halaman
    Febry BR Barus
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat
  • YNG
    YNG
    Dokumen1 halaman
    YNG
    yeni vristiana saragih
    Belum ada peringkat