PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(>5%) pada wanita berumur 15-44 tahun (Benson,2009). Menurut T.Z. Jacoeb
(2007), angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan karena belum ada studi
epidemiologik, tapi dari data temuan di rumah sakit, angkanya berkisar 13,6-69,5%
Dari data rekam medik pasien infertilitas yang melakukan pemeriksaan di Poli
Infertilitas dan klinik fertilitas RSUD Dr. Soetomo diperoleh data dari Poli
Infertilitas, sejumlah 35,5% pasien datang melakukan pemeriksaan saat usia istri
kurang dari 30 tahun, 44,48% datang saat umur istri 30-35 tahun dan 20% datang saat
umur istri >35 tahun. Sedangkan di Klinik Fertilitas diperoleh data 31% datang saat
usia istri <30 tahun, 48,5% datang saat umur Istri 30-35 tahun dan 20,5% datang saat
umur istri >35 tahun. Angka keberhasilan penanganan infertilitas akan terus menurun
1. Definisi
2. Epidemiologi
7
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
10-83 tahun), walaupun 75% kasus terjadi pada perempuan yang berusia 25
Endometriosis juga terjadi pada dua per tiga remaja yang mengalami
2009).
Etiologi
regurgitasi transtuba darah haid dan implantasi (Gant & Cunningham, 2010)
tempat. Sel hidup dan mendapat rangsangan estrogen dan progeston dalam
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
dan sel endometrium yang menyebabkan desakan dan menimbulkan rasa nyeri
sesuai dengan fase menstruasi. Rasa nyeri terjadi karena vaskularisasi yang
2009).
Patofisiologi
peritoneum. Hal ini pertama kali diterapkan oleh John Sampson (1921).
Teori ini dibuktikan dengan ditemukan adanya darah haid dalam rongga
yang ada dalam haid itu dapat dikultur dan dapat hidup menempel dan
Disamping itu, endometrium eutopik dan ektopik adalah dua bentuk yang
berperan secara genetik. Risiko menjadi 7 kali lebih besar bila ditemukan
ektopik.
Faktor Predisposisi
Gejala Klinis
Gejala pada umumnya terjadi karena menstruasi dan bertambah hebat setiap
berat dan ringan. Pada wanita dengan endometriosis berat, sering didapatkan
dyschezia (nyeri saat buang air besar) dibandingkan pada wanita dengan
1. Nyeri pelvik
ciri khas nyeri bersifat kronis dan berulang, timbul sebagai dismenorea
lainnya dalah kejang yang berat, rasa berat pada panggul dan tekanan
2. Dismenorea
3. Dispareunia
2011). Nyeri dapat bersifat tajam, seperti terbakar atau kram. Otot –
(Binik, 2010).
4. Infertilitas
Pemeriksaan Endometriosis
1. Ultrasonografi (USG)
Serum CA 125 adalah petanda tumor yang sering digunakan pada kanker
CA 125 juga meningkat pada keadaan infeksi radang panggul, mioma, dan
4. Bedah Laparoskopi
endometriosis. Lesi aktif yang baru berwarna merah terang, sedangkan lesi
(Prawirohardjo, 2011)
Penanganan Endometriosis
1. Penanganan Medis
a. Pengobatan simtomatik
ibuprofen 400 mg tiga kali sehari, asam mefenamat 500 mg tiga kali
gabapentin.
b. Kontrasepsi Oral
c. Progestin
yang paling sering diteliti dan sangat efektif dalam meringankan rasa
sesuai dengan respons klinis dan pola perdarahan. MPA 150 mg yang
d. Danazol
level androgen dalam jumlah yang tinggi dan estrogen dalam jumlah
e. Gestrinon
dua sampai tiga kali seminggu, selama enam bulan. Efek sampingnya
ovarium tidak aktif sehingga tidak terjadi siklus haid. GnRHa dapat
depot satu bulan ataupun depot tiga bulan. Efek samping antara lain,
mengurangi efek samping dapat disertai dengan terapi add back dengan
bulan.
g. Aromatase Inhibitor
mioma uteri.
kekambuhan
(Prawirohardjo, 2011)
Klasifikasi
menetapkan cara pengobatan yang tepat dan untuk evaluasi hasil pengobatan.
(American Fertility Society = AFS) yang pertama kali dibuat pada tahun 1979
dan kemudian telah berubah nama manjadi American Society for Reproductive
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22