Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA


(FISIOLOGI DAN KELELAHAN KERJA)

Oleh:
Kelompok 1
1. Hasnul Mutaqin (190503034)
2. Indra Fadli Nst (200503003)
3. Leni Putma Sari (200503013)
4. Yudi Saputra (200503015)
5. Nurul Sabryah Dwi Putri (200503021)

Dosen Pengampu
Meri Andriani ST.MT

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAK ULTA S T E KNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
MODUL 1
FISIOLOGI DAN KELELAHAN KERJA
Oleh
Kelompok 1
1. Hasnul Mutaqin (190503034)
2. Indra Fadli Nst (200503003)
3. Leni Putma Sari (200503013)
4. Yudi Saputra (200503015)
5. Nurul Sabryah Dwi Putri (200503021)

Disetujui Oleh :
Koordinator Teknik Industri Dosen Pengampu Ergonomi dan
PSK

(Heri Irawan,S.T.,M.T.) (Meri Andriani, S.T.,M.T.)

LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAK ULTA S T E KNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
MODUL 1
FISIOLOGI DAN KELELAHAN KERJA

Oleh:
Kelompok 1
1. Hasnul Mutaqin (190503034)
2. Indra Fadli Nst (200503003)
3. Leni Putma Sari (200503013)
4. Yudi Saputra (200503015)
5. Nurul Sabryah Dwi Putri (200503021)

Disetujui Oleh :
Pembimbing

(Meri Andriani, S.T.,M.T.)

LABORATORIUM PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAK ULTA S T E KNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ergonomi
yang berjudul “Fisiologi dan Kelelahan Kerja”. Shalawat beriringkan salam tak
lupa kita sanjungsajikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti
saat ini.
Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungannya
kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberi kemudahan berbagai macam
bantuan baik secara dorongan doa maupun materi
2. Dosen pengampu kami, Ibu Meri Andriani,S.T.,M.T., yang telah membimbing
selama menyusun laporan ini
3. Teman-teman yang selalu membantu memberikan solusi dan pendapat dalam
menyelesaikan laporan ini
Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
memperbaiki kesalahan dalam penyelesaian tugas ini.

Langsa, 30 Juni 2022

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan pekerjaannya. Setiap manusia bekerja untuk memelihara dan memenuhi
kelangsungan hidupnya. Akan tetapi manusia mempunyai keterbatasan dalam
melakukan aktivitas itu. Salah satu dari keterbatasan manusia adalah mengalami
kelelahan dan stress akibat beban kerja. Salah satu ilmu ergonomi yang dapat
membantu kita dalam memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang
mempengaruhi kelelahan kerja pada suatu aktivitas kerja adalah metode
pengukuran kinerja fisiologi. Dengan menggunakan ilmu fisiologi, dapat diukur
konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan untuk setiap pekerjaan, kecepatan
denyut jantung awal sebelum beraktivitas, suhu tubuh awal sebelum beraktivitas,
kecepatan denyut jantung saat beraktivitas, kecepatan denyut jantung setelah
beraktivitas, dan suhu tubuh setelah beraktivitas (Hidayat, dkk, 2020).
Pengukuran bisa dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Pengukuran secara langsung yaitu pengukuran dilakukan dengan menggunakan
alat khusus yang menunjukkan konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan
untuk setiap pekerjaan. Cara tidak langsung adalah meggunakan rumus-rumus
yang akan mendapatkan jumlah konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan
untuk setiap pekerjaan melalui data denyut jantung per menit, perubahan
temperatur tubuh, dan waktu recovery percobaan. Setelah mengetahui konsumsi
oksigen dan energi yang dihasilkan, maka dapat ditentukan waktu recovery yang
semestinya diberikan pada pekerja agar mampu mengembalikan kondisi pekerja
pada keadaan seperti semula atau minimal mendekati kondisi tersebut (Astuti,
dkk, 2021).
Berdasarkan penjelasan di atas, pada praktikum Analisis Perancangan
Kerja dan Ergonomi untuk modul pengukuran kinerja fisiologi, dilakukan
pengukuran konsumsi oksigen dan energi pada pekerjaan dinamis, yaitu berlari di
atas treadmill. Pengukuran tersebut dilakukan secara tidak langsung. Oleh karena
itu dilakukan pengumpulan data denyut jantung, dan waktu recovery percobaan
dengan variasi kecepatan treadmill dan waktu aktivitas yang berbeda-beda.
Dengan diketahuinya konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan maka dapat
ditentukan waktu recovery teoritis yang perlu diberikan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah dalam Praktikum ini adalah :
1. Bagaimana melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan metode
fisiologi?
2. Bagaimana menghitung beban kerja dengan metode pengukuran denyut
nadi?
3. Bagaimana menentukan selang kerja istirahat karena beban kerja ?
4. Faktor apaa saja yang mempengaruhi besar beban yang diangkat operator?
5. Bagaimana menentukan waktu istirahat bagi operator ?

1.3. Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum fisiologi yaitu :
1. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan metode
fisiologi.
2. Mampu memahami, melakukan, dan menyelesaikan perhitungan beban kerja
fisik suatu pekerjaan terntentu dengan metode pengukuran denyut nadi
3. Mampu menilai tingkat beban kerja fisik suatu pekerjaan tertentu dan
menentukan selang kerja-istirahat karena beban kerja tersebut
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besar batasan beban yang
dibolehkan untuk diangkat seorang operator
5. Mampu menentukan waktu istirahat bagi Operator

1.4. Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah pada praktikum fisiologi yaitu :
1. Pengumpulan data diambil pada saat operator melakukan kegiatan
berjalan dan berlari kecil di treadmill selama 7 menit.
2. Waktu pengukuran dilakukan melalui 2 fase, yaitu fase waktu bekerja
dan fase waktu istirahat.

1.5. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu:
1. Treadmill
2. Timbangan
3. Elektrokardiograf (EKG).
4. Stopwatch.
5. Kamera untuk pengambilan gambar.

1.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan


Asumsi asumsi yang di gunakan ialah sebagai berikut:
1. Operator diasumsikan dalam keadaan sehat.
2. Alat praktikum yang digunakan dalam keadaan baik.
3. Operator yang akan melakukan praktikum sudah sarapan.

1.7. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Praktikum
1.4. Batasan Masalah
1.5. Alat dan Bahan
1.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan
1.7. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerja Fisik dan Konsumsi Energi
2.2 Proses Metabolisme
2.3 Standar Untuk Energi Kerja
2.4 Pengukuran Denyut Jantung
2.5 Kalori Dalam Makanan
2.6 Peningkatan Efisiensi Kerja Fisik
2.6.1. Evaluasi Metode Kerja dengan Cara Pengukuran
Energi yang Dikonsumsi
2.7 Kelelahan Akibat Kerja
2.8 Pengertian Kelelahan
2.9 Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja
2.10. Langkah-Langkah Mengatasi Kelelahan
2.11. Pengukuran Kelelahan
2.12. Beban Kerja
2.13. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
2.14. Penilaian Beban Kerja Fisik
2.15. Penilaian Beban Kerja Secara Langsung
2.16. Penilaian Beban Kerja Secara Tidak langsung
2.17. Penilaian Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
2.18. Jurnal Internet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Lokasi dan Waktu Praktikum
3.2. Sampel yang Digunakan
3.3. Data yang Digunakan
3.4. Pengolahan Data
3.5. Analisis dan Evaluasi
3.6. Kesimpulan dan Saran
3.7. Flowchart Praktikum
BAB IV PENGUMPULAN DATA
4.1. Pengumpulan Data Fisiologi
4.1.1. Data DNI Operator
4.1.2. Data DNK Operator
BAB V PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengolahan Fisiologi Operator
BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Fisiologis
6.1.2. Evaluasi
6.1.3. Perancangan Fasilitas Kerja Usulan
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.1. Tabel DNI
1.2. Tabel DNK
Foto Operator
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Kerja Fisik dan Konsumsi Energi


Kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan energi fisik
otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik seringkali juga
disebut sebagai “manual operation” dimana performan kerja sepenuhnya
akan tergantung manusia baik yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power)
ataupun pengendali (control). Kerja fisik seringkali pula dikonotasikan
sebagai kerja berat ataupun kerja kasar. Dapat juga dirumuskan sebagai
kegiatan yang memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode
kerja berlangsung (Wignjosoebroto, 2003).
Setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau
seimbang baik dalam kemampuan fisik, kognitif, maupun keterbatasan
manusia yang menerima beban kerja tersebut, ini dari sudut pandang
ergonomi (Tarwaka, dkk, 2018). Kemampuan kerja seseorang berbeda dari
satu dengan yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan,
kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
Beban kerja disebabkan oleh 2 hal yaitu beban kerja fisik (fisiologis) dan
beban kerja mental (psikologis). Kerja mental merupakan kerjayang
melibatkan proses berpikir dari otak kita.Pekerjaan ini akan mengakibatkan
kelelahanmental bila kerja tersebut dalam kondisi yanglama, bukan
diakibatkan oleh aktivitas fisiksecara langsung. Sedangkan kerja fisik adalah
kerja yang memerlukan energi otot fisik ototmanusia sebagai sumber tenaga
(power)(Sugiono, 2018). Konsumsi energi untuk kegiatan tertentu merupakan
selisih antara pengeluaran energi pada saat kerja terhadap pengeluaran energi
pada saat istirahat.
Konsumsi energi ialah faktor yang penting dan menjadi acuan ringan
maupun beratnya suatu kerja fisik, namun konsumsi energi belum dikatakan
mencukupi saat digunakan untuk mengestimasi beban kerja fisik. Jumlah kJ
(kilo Joule) yang dikonsumsi belum bisa menjadi penentu, tetapi jumlah otot
yang terlibat serta beban statis yang diterimalah yang menjadi penentu beban
kerja fisik, selain itu tekanan panas dari lingkungan kerja mengakibatkan
meningkatnya denyut nadi (Annisa, 2018).Rumus konsumsi energi adalah
sebagai berikut:
1. E = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (Kkal/menit)
berdasarkan kecepatan denyut jantung per menit (X).
E =1,80411–0,0229038 X + 4,71711.10-4 X2
Sedangkan untuk menghitung lamanya waktu istirahat adalah:
2. Lamanya waktu istirahat diharapkan cukup untuk diasumsikan
berdasarkan pada 25 Kkal.
a. Diasumsikan bahwa selama istirahat, jumlah energi 1,5 kcal/menit.
b. Tingkatan energi dimana cadangan energi dapat dibangun kembali
adalah 5,0–1,5kcal/menit.
c. Waktu istirahat ini adalah konstan/tetap dan diasumsikan berdasarkan
pada 25Kkal.
Dalam penentuan waktu istirahat, terdapat rumus dengan
menggunakan nilai K sebagai jumlah energi yang dipakai untuk bekerja
(Kkal/menit), S sebagai standar energi yang dipakai (untuk pria 5 Kkal/menit,
dan untuk wanita 4 Kkal/menit),T sebagai total dari durasi kerja yang
dilakukan (menit), dan BM adalah nilai dari metabolisme basal (Kkal/menit).

2.1.1 Proses Metabolisme

Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan bagian


terpenting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk kerja fisik. Lewat
metabolisme akan dihasilkan panas dan energi yang diperlukan untuk kerja
fisik (physical work) lewat sistem otot manusia.

Metabolisme menyediakan kebutuhan energi kepada sistem


muskuloskeletal manusia. Metabolisme adalah proses kimia perubahan dari
makanan menjadi energi atau kalor untuk melakukan kerja fisik (kegiatan-
kegiatan) yang menggunakan keterbatasan atau kemampuan (kekuatan) baik
itu seperti pemindahan material (manual material handling), pekerjaan yang
berulang (repetitive manual works), dan lain-lain maupun kerja mekanis
yakni kegiatan yang terjadi dalam tubuh. Selain itu, sebagai produk
sampingan yang berguna dalam membersihkan kulit tubuh dan
mensekresikan racun, kalor yang dihasilkan dari proses metabolisme
dikeluarkan dengan keringat (sweating rate).

2.1.2 Standar untuk EnergiKerja


Konsumsi energi total terdiri atas :
1. Metabolisme basal
2. Kalori untuk bersantai
3. Kalori untuk bekerja Kebutuhan energi :
1. Metabolisme dasar (tubuh sedang istirahat){25 kalori/kg berat badan
(wanita) ; 30 kalori/kg berat badan (pria)}
2. Aktivitas ringan = (1+0.5) metabolisme dasar/kg berat badan
3. Aktivitas berat = (1+1) metabolisme dasar/kg berat badan
Kebutuhan Energi dan Kalori Sebagai Standar Energi Kerja:
1. Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT)IMT = berat badan (kg)/
[tinggi(m)]2
2. Tentukan BB ideal dengan klasifikasi IMT
i. BB kurang : < 18,5BB normal : 18,5 - 22,9
ii. BB lebih : >= 23,0
iii. BB lebih dengan risiko: 23,0 - 24,9
iv. Obes I: 25,0 - 29,9
v. Obes II: >= 30
3. Hitung Kebutuhan Kalori Basal
 Laki-laki : BB (kg) x 30 kalori/kg =…………kalori
 Wanita : BB (kg) x 25 kalori/kg
4. Koreksi/penyesuaian
 Umur > 40 tahun: minus (-) 5% x kalori basal =…..kalori
 Aktivitas ringan : plus (+) 10% x kalori basal = +……kalori
 Sedang : (+) 20% berat : (+) 30%
 BB gemuk : (-) 20% x kalori basal = -/+……kalori
 Lebih : (-) 10% kurang : (+) 20%
 Stres metabolik (+) 10-30%xkalori basal = +…….kalori
 Hamil trimester I&II = + 300 kalori
 Hamil trimester III/laktasi = +500 kalori
5. TOTAL KEBUTUHAN =…….kalori
Stres metabolik berupa infeksi, operasi, dll

2.1.3 Pengukuran Denyut Jantung


Denyut Jantung berguna untuk mengukur beban kerja pekerja yakni dari
gerakan otot, dengan keyakinan bahwa semakin besar aktivitas ototnya maka
peningkatan dari gerakan denyut nadipun juga semakin tinggi, begitupun
sebaliknya (Susandi. 2018). Mengukur denyut jantung dapat dilakukan saat
pekerja belum memulai aktivitasnya dan saat pekerja sedang melakukan
pekerjaannya.
Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu untuk menilai
cardiovascular strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk
menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan
electrocardiograph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat
dicatat secara manual memakai stopwatch dengan Metode 10 denyut
(Kilbon,2018). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai
berikut:
10 Denyut
Denyut Nadi (denyut/menit) = x 60…………..………..(2.1)
Waktu Perhitungan

Selain metode 10 denyut tersebut, dapat juga dilakukan perhitungan


denyut nadi dengan metode 15 detik atau 30 detik. Penggunaan nadi kerja untuk
menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan. Selain
mudah, cepat, efisien dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta
hasilnya cukup reliabel.Tarwaka menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum
karena beban kardiovaskuler (cardiovascular load = %CVL) yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

100 X (Denyut Nadi Kerja-Denyut Nadi Istirahat )


%CVL= . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. ..(2 . 2)
(Denyut Nadi Maksimum-Denyut Nadi Istirahat )
Sumber: Buku Panduan EPSK, 2017

Di mana denyut nadi maksimum adalah 220-umur untuk laki-laki dan 200-
umur untuk wanita. Dari hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian
dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. <30% = Tidak terjadi kelelahan


2. 30 s.d. <60% = Diperlukan perbaikan
3. 60 s.d. <80% = Kerja dalam waktu singkat
4. 80 s.d. <100% = Diperlukan tindakan segera
5. >100% = Tidak diperboehkan beraktivitas

2.1.4 Kalori dalamMakanan


Kalori adalah satuan unit kandungan panas atau energi, atau jumlah energi
yang didapatkan dari makanan dan minuman.Satuan ini juga merupakan jumlah
energi yang dibakar tubuh melalui aktivitas sehari-hari. Artinya, bagian dari zat
gizi karbohidrat ini yaitu energi yang dibutuhkan tubuh agar bisa beraktivitas dan
menjalankan fungsinya dengan baik (Briggita, 2021).
Kalori makanan berperan penting dalam membentuk energi bagi tubuh.
Tubuh memerlukan kalori agar bisa berfungsi dengan baik. Namun, terlalu banyak
atau terlalu sedikit kalori tentu berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh.
Sebelum mengetahui berapa banyak kalori dalam sebuah makanan, perlu
mengenali dahulu berapa kebutuhan kalori harian. Di bawah ini cara menghitung
kalori dalam makanan guna membantu menurunkan berat badan(Dewanty, 2021):
1. Membaca informasi nilai gizi makanan
Salah satu cara menghitung kalori makanan yang paling mudah yakni
membaca informasi nilai gizi pada kemasan makanan.Hampir setiap produsen
makanan diharuskan menyertakan informasi nilai gizi pada produk kemasan.
Informasi ini biasanya bisa Anda jumpai dalam bentuk grafik pada bagian
belakang atau samping kemasan. Bila Anda ingin tahu apa saja kandungan gizi
makanan yang dikonsumsi, label fakta gizi adalah solusi yang Anda cari.Anda
perlu menyeimbangkan asupan jumlah kalori dengan kalori yang akan dibakar.
2. Memperhatikan jumlah protein, karbohidrat, dan lemak
Pada saat membaca informasi gizi sebuah makanan, Anda perlu
memperhatikan 3 kandungan gizi yang tertera pada label, yaitu: protein,
karbohidrat dan lemak. Ketiga zat gizi makro ini biasanya meliputi semua kalori
dalam makanan. Hasilnya, jumlah setiap zat gizi tersebut memperlihatkan berapa
skala dari total kalori yang terdapat dalam makanan.
3. Mengalikan setiap zat gizi makro dengan kalori
Langkah selanjutnya dari menghitung kalori makanan yakni dengan
mengalikan ketiga zat gizi yang disebutkan dengan jumlah kalorinya. Hitungan
satu gram protein diperkirakan mengandung sekitar 4 kalori dan satu gram
karbohidrat pun mengandung kalori yang sama. Sementara itu, satu gram lemak
setara dengan 9 kalori. Artinya, bila makanan yang dikonsumsi mengandung 20
gram protein, 35 gram karbohidrat, dan 15 gram lemak, hasil kalori dalam
makanan yaitu sebesar 355 kalori dengan rincian: protein (20 gram × 4 = 80
kalori), karbohidrat (35 gram × 4 = 140 kalori) dan lemak (15 gram × 9 = 135
kalori). Usahakan untuk menggunakan standar yang benar saat menghitung
kalori makanan, yaitu dalam satuan kalori.
4. Menjumlahkan kalori setiap zat gizi makro
Setelah mengetahui bagaimana kalori dihitung, jumlahkan setiap zat gizi
makro untuk mendapatkan kalori total dalam satu porsi makanan.Total kalori zat
gizi makro yang telah dihitung sebelumnya yakni 355 kalori. Jumlah tersebut
harus sesuai dengan kemasan yang tertera pada label fakta gizi.
5. Mempertimbangkan jumlah kalori dengan porsi makanan
Jumlah kalori yang sudah diketahui hanya menunjukkan satu porsi
sebuahmakanan. Bila ada beberapa porsi yang termasuk dalam makanan
tersebut, jumlahkalori sebenarnya akan jauh lebih banyak. Itu sebabnya, Anda
perlu mengatur berapabanyak porsi makan yang sesuai dengan jumlah
kebutuhan kalori harian. Sebagaicontoh, makanan dengan 355 kalori per porsi
akan menghasilkan 1.065 kalori biladalamkemasan tersebut terdapat 3 porsi.

2.2 Peningkatan Efisiensi Kerja Fisik


Secara umum pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara
suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut
sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya.
Efisiensi kerja merupakan suatu prinsip dasar untuk melakukan setiap
kegiatan suatu perusahaan dengan tujuan untuk dapat memperoleh hasil yang
dikehendaki dengan usaha yang seminimal mungkin seusai dengan standar yang
ada. Menurut Sedarmayanti (2001) Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik
antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan
tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya
yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang
maksimal.
Faktor-Faktor Mempengaruhi Efisiensi Kerja (Sedarmayanti, 2018):
a. Kompetensi Individu, kompetensi individu adalah kemampuan dan
keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitukemampuan, pendidikan dan pelatihan, pengalaman
kerja, motivasi dan etos kerja.
b. Dukungan Organisasi, tingginya efisiensi karyawan juga tergantung pada
dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan
prasarana kerja, kondisi kerja serta syarat kerja. Pengorganisasian
dimaksudkan untuk memberikan kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap
orang perlu memiliki dan memahami uraian jabatan dan uraian tugas yang
jelas.
c. Dukungan Manajemen, Efisien dan penghematan waktu setiap orang
dipengaruhi oleh kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan,baik
dengan membangun system kerja dan hubungan industrial yang aman dan
harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja yang terlibat
dalam aktifitas perusahaan, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi
dan memobilisasi seluruh pegawai untuk bekerja secara optimal dalam
rangka pengembangan kompetensi pekerja.

Efisiensi kerja fisik dapat ditingkatkan melalui:


1. Mendelegasikan pekerjaan.
2. Membuat daftar pekerjaan.
3. Istirahat.
4. Disconnect.
5. Memilih cemilan yang tepat.
6. Hindari pengambilan keputusan kecil dipagi hari.

2.3 Evaluasi Metode Kerja dengan Cara Pengukuran Energi yang


Dikonsumsi
Konsumsi energi pada waktu kerja dapat ditentukan dengan cara tidak
langsung (pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah,
temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan paru-
paru) dan dapat diukur dengan cara pengukuran denyut nadi (Andriyanto &
Bariyah, 2012). Metode untuk evaluasi metode kerja adalah metode Nordic Body
Map.
Metode ini merupakan metode pengukuran rasa sakit otot dengan cara
menganalisis setiap bagian tubuh manusia. Metode ini bertujuan untuk
mengetahui bagian otot yang mengalami keluhan dari tingkat tidak menyakitkan
sampai tingkat menyakitkan (Setyanto,.dkk, 2015).
Konsumsi energi pada pekerja dapat diukur menggunakan rumus, sebagai
berikut:
 Konsumsi oksigen:
5.2 Kkal/menit = 5.2/4.8 = 1.08 liter oksigen/menit
 Tenaga/daya:
5.2 Kkal/menit = 5.2 x 4.2. kJ/menit = 21.84 kJ/menit
Atau:
21.48 x 1000/60 = 364 Watt

2.4 Kelelahan AkibatKerja


2.4.1 Pengertian Kelelahan
Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi
pada saraf dan otot manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana
mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja
pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan
kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi atau kedua-duanya dari
performansi optimum seorang operator. Salah satu definisi dari kelelahan kerja
sebagai berikut:
1. Levy (1990) mengutarakan bahwa kelelahan kerja masih merupakan misteri
dunia kedokteran modern, penuh kekaburan dalam sebab musababnya serta
pencegahannya pun belum terungkap secara jelas.
2. Rizeddin (2000): kelelahan menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan
kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas
menurun.
3. Keadaan yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan kerja dan
penurunan kesiagaan.
4. Keadaan pada saraf sentral sistimik akibat aktivitas yang berkepanjangan
dan secara fundamental dikontrol oleh sistim aktivasi dan sistim ihibisi
batang otak.
5. Kelelahan merupakan fanomena komples yang disebabkan oleh faktor
biologi pada proses kerja dan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal.
6. Kelelahan merupakan kriteria lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan
fisik dan psikis tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan
kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan
produktivitas kerja.
2.4.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja
Faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan akibat kerja diantaranya
(Ariani, 2019):
1. Penentuan dan lamanya waktu kerja.
2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat.
3. Sikap mental pekerja.
4. Besarnya beban tetap.
5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.
6. Kondisi tubuhoperator pada waktu melaksanakan pekerjaan.
7. Lingkungan fisik kerja.
8. Kecapaian kerja.
9. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.
10. Jenis kelamin

11. Umur.

12. Sikap kerja.

2.4.3 Langkah-langkah Mengatasi Kelelahan


Penting untuk mengatasi kelelahan, jika tidak segera diatasi maka dapat
menimbulkan resiko yang lebih besar, sehingga dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain yang notabene teman sepekerja kit. Maka diperlukan langkah-langkah
untuk mengatasi kelelahan, berikut adalah 5 cara ampuh mengatasi kelelahan
(Lukyani, 2021):
1. Masalah kesehatan mental
Kelelahan merupakan gejala umum dari depresi klinis, baik karena depresi
itu sendiri atau masalah terkait seperti insomnia. Selain itu, kondisi lain yang
bisa juga menyebabkan kelelahan adalah kegelisahan, tekanan, kelelahan
emosional, atau peristiwa yang traumatis.
2. Faktor endokrin dan metabolisme
Kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi hormon dan menyebabkan
kelelahan adalah penyakin ginjal, diabates, masalah elektrolit, sindrom Cushing,
hingga kehamilan.
3. Konsumsi obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat menimbulkan efek samping
kelelahan. Obat tersebut di antaranya adalah antidepresan, antihipertensi, statin,
steroid, antihistamin, dan obat penenang.
4. Kondisi jantung dan paru-paru
Kondisi jantung dan paru-paru memengaruhi aliran darah dalam tubuh yang
dapat berakibat pada kelelahan. Kondisi tersebut tersebut radang paru-paru,
aritmia, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), penyakit jantung
koroner, dan gagal jantung.
5. Masalah tidur
Sulit tidur atau kualitas tidur yang buruk yang dialami terus-menerus dapat
membuat seseorang merasa kelelahan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan tidur adalah sleep apnea, narkolepsi, insomnia, dan sebagainya.
Adapun langkah-langkah dalam mengatasi kelelahan, sebagai berikut:
1. Konsumsi makanan seimbang
2. Berolahraga secara teratur
3. Minum lebih banyak air
4. Kurangi kafein
5. Perbaiki kebiasaan Tidur
6. Mengurangi stres
7. Konsultasi dengan ahli
8. Berhenti merokok

2.4.4 Pengukuran Kelelahan


Metode pengukuran kelelahan terbagi dalam beberapa kelompok
(Waskito, 2017), yaitu:
1. Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan
Pengertian kualitas kerja adalah hasil aktivitas yang dilakukan
mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara yang ideal dari
penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan di suatu
aktivitas kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan.
Kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan karyawan, dan
jumlah aktivitas yang dihasilkan.

2. Uji psiko-motor (psychomotortest)

Uji psiko-motor (psychomotor test), dapat dilakukan dengan cara


melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor dengan menggunakan
alat digital reaction timer untuk mengukur waktu reaksi. Waktu reaksi adalah
jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran
atau dilaksanakan kegiatan.Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu,
denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan.Terjadinya pemanjangan waktu
reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot.
3. Uji hilangnya kelipan (flicker-fusiontest)
Dalam kondisi yang lelah, kemampuan tengaa kerja untuk melihat
kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang
diperlukan untuk jarak anatra dua kelipan. Uji kelipan, di samping untuk
mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja

4. Perasaan kelelahan secara subyektif (subjective feelings offatigue)

Kelelahan kerja merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif yang


disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Kelelahan juga dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja yang berdampak langsung pada tingkat
produktivitas kerjanya.
5. Uji mental

Uji mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu


pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan
dalammenyelesaikan pekerjaan. Bourdon Wiersman test merupakan salah satualat
yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dankonsentrasi.

Pengukuran Kelelahan, Sampai saat ini belum ada cara untuk


mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran pengukuran yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang
menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja.

2.5 Beban Kerja

2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja yaitu beban kerja
eksternal dan beban kerja internal (Tarwaka, 2004)
1. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja, meliputi:
1. (task)
Faktor yang meliputi tugas bersifat fisik dan mental. Tugas yang bersifat
fisik seperti tata ruang tempat kerja, stasiun kerjaa, sikap kerja, kondisi
lingkungan kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas
yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab,kompleksitas pekerjaan,
emosi pekerja dan sebagainya.
2. Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift kerja,
sistem kerja, metode kerja dan sebagainya.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi,
lingkungan kerja fisik (suhu, udara, kelembaban udara, intensitas
penerangan, intensitas kebisingan dan tekanan udara), lingkungan kerja
kimiawi (debu, gas-gas pencemar udara), lingkungan kerja biologis
(bakteri, virus, parasit, jamur, serangga) dan lingkungan kerja psikologis
(pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan
pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga, pekerja dengan
lingkungan).
Faktor internal beban kerja adalah Faktor yang dipengaruhi dari
beban kerja eksternal sebagai stressor yang terjadi pada dalam tubuh yang
meliputi:
1. Faktor somatis (jenis kelamin, usia, ukuran tubuh, status
gizi,kondisi kesehatan, dan sebagainya).
2. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,
kepuasan, dan sebagainya

2.5.2 Penilaian Beban Kerja Fisik


2.5.2.1 Penilaian Beban Kerja Secara Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang
dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Meskipun metode dengan
menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk
waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal.

2.5.2.2 Penilaian Beban Kerja Secara Tidak Langsung


Metode pengukuran tidak langsung adalah denganmenghitung denyut
nadi selama kerja. Denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme
yang baik, kecuali dalam keadaan emosi (Konz, 1996). Kategori berat, ringannya
beban kerja didasarkan pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut
jantung. Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja dapat
digunakan untuk menentukan berapa lama seorang pekerja dapat melakukan
aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja Semakin
berat beban kerja maka semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja
tanpa kelaelhan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.

2.6 Penentuan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat


Menghitung jumlah energi yang dikeluarkan oleh pekerja dapat digunakan
dengan rumus seperti berikut(Nadya, 2017):
Y=1.80411-0.0229038......................................................................(2.3)
Keterangan:
Y=Energi(Kkal/menit)
X=Kecepatan denyutjantung(denyut/menit)
Menghitung waktu istirahat yang dibutuhkan pekerja. Setelah mengetahui
besarnya konsumsi energi yang dikeluarkan oleh pekerja, kemudian dilanjutkan
dengan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk beristirahat, dengan
menggunakan rumus seperti berikut(Nadya, 2017):
T ( K−S)
R= … … … … … … … … … … … … … … . … … … … … … … … … … … ..(2.4)
K −1,5
Keterangan:
R=Waktu istirahat yang diperlukan(menit)
T=Total waktu yang digunakan untuk kerja (menit)
K=Rata-rata energi yang dikonsumsikan untuk kerja (Kkal/menit)
S=Standar beban kerja normal yang direkomendasikan (S=4Kkal/menit
untuk wanita dan S =5 Kkal/menit untuk pria).

2.7 Jurnal Internet


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Pratikum dilakukan di Laboratorium Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Samudra pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2022 pukul 10:00
WIB.
3.2 Sampel yang Digunakan
Sampel yang digunakan pada pratikum ini yaitu 5 orang operator
mahasiswa Teknik Industri Universitas Samudra angkatan 2019 dan
2020.
3.3 Data Primer yang Digunakan
Data Primer yang digunakan pada pratikum ini yaitu data hasil
perhitungan fisiologi operator pada saat melakukan pekerjaan.
3.4 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan dan menghitung beban
kerja suatu pekerjaan tertentu dengan metode pengukuran denyut nadi
dan denyut jantung.
3.5 Analisis dan Evaluasi
Melakukan, menghitung, menentukan dan menillai analisis dan evaluasi
kekuatan operator dalam melakukan suatu pekerjaan agar dapat
mengetahui apakah sesuatu pekerjaan tersebut berbahaya atau tidak bagi
operator.
3.6 Kesimpulan dan Saran
Melakukan pengukuran denyut nadi pada operator sebelum bekerja,
bekerja dan setelah bekerja untuk mengetahui penentuan waktu istirahat,
penentuan asupan makanan yang diperlukan untuk mengganti kalori yang
hilang agar operator dapat kembali bekerja dengan energi yang stabil
Saran dalam pratikum ini yaitu untuk perbaikan dan pengembangan
pratikum ergonomi dan perancanagan sistem kerja dimasa yang akan
datang.

3.7 Flowchart Praktikum

Gambar 3.1 Flowchart Praktikum


BAB IV
PENGUMPULAN DATA

4.1 Pengumpulan data fisiologi


Pada praktikum ini pengumpulan data fisiologi diperoleh dari 5 operator
dengan pengukuran berat badan, DNI (Denyut Nadi Istirahat), DNK (Denyut nadi
Kerja).Pengumpulan dilakukan dengan melakukan percobaan berlari di treadmill
selama 7 menit setelah itu diukur denyut nadinya.
4.1.1 Data DNI Operator
Data hasil pengukuran DNI operator sebelum berlari di treadmill dapat
dilihat pada table 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Data DNI Operator
No. Operator Jenis Kelamin Umur Berat Badan DNI
1 Hasnul Laki – laki 21 55 106
2 Yudi Laki – Laki 22 54 112
3 Indra Laki - Laki 20 48 117
4 Leni Perempuan 19 40 100
5 Nurul Perempuan 20 50 112
Sumber : Pengumpulan Data
4.1.2 Data DNK Operator
Data hasil pengukuran DNI operator sebelum berlari di treadmill dapat
dilihat pada table 4.2 berikut
Tabel 4.2 Data DNK Operator
Berat
No. Operator Jenis Kelamin Umur DNK
Badan
1 Hasnul Laki - laki 21 55 159
2 Yudi Laki - Laki 22 54 119
3 Indra Laki - Laki 20 48 182
4 Leni Perempuan 19 40 115
5 Nurul Perempuan 20 50 143
Sumber : Pengumupulan Data
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengolahan Data Fisiologi Operator


5.1.1 Metode Penilaian Secara Langsung
Pengolahan data dengan menggunakan metode penilaian secara langsung
dapat dihitung dengan menggunakan Konsumsi Energi (E).
Perhitungan konsumsi energi dilakukan dengan mengukur Denyut Nadi
Kerja (DNK) pada saat berlari di treadmill. Berikut hasil perhitungan Konsumsi
Energi pada operator pertama yaitu:
Y =1,80411−0,0229038(DNK )+4,71711. 10−4 (DNK )2
У = 1,80411 – 0,0229038(159) + 4,71711.10−4(159)2
У = 10,0877 Kkal/Menit
Ү = 605,264 Kkal/Jam
Tabel 5.1 Rekapitulasi Metode Penilaian Secara Langsung
Operator DNK (DNK)2 Y Kkal/Menit Y Kkal/Jam
Hasnul 159 25281 10.0877 605.264
Yudi 119 14161 5.7585 345.507
Indra 182 33124 13.2606 795.634
Leni 115 13225 5.4086 324.513
Nurul 143 20449 8.1749 490.493
Sumber : Pengolahan Data
5.2.2 Metode Penilaian secara Tidak Langsung
5.2.2.1 Perhitungan %CVL
Cardiovaskuler Load (%CVL) merupakan suatu perhitungan untuk
menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja
dan sebelum kerja yang dibandingkan dengan Denyut Nadi Maksimum.
Perhitungan %CVL didapat dengan menggunakan rumus berikut:
100 X (Denyut Nadi Kerja-Denyut Nadi Istirahat )
%CVL=
(Denyut Nadi Maksimum-Denyut Nadi Istirahat )
Dimana denyut nadi maksimum didapat dari denyut nadi operator perempuan
- umur, dan denyut nadi operator laki–laki – umur. Berikut hasil perhitungan
%CVL pada operator:
1. Hasil Perhitungan %CVL Pada Operator Pertama
100 X ( DNK −DNI)
% CVL=
DNmaks−DNI
100 X (159−106)
% CVL=
199−106
5.300
% CVL= = 56,98
93
Karena %CVL>30 maka dapat diperoleh kesimpulan diperlukan perbaikan.
Tabel 5.2 Rekapitulasi Metode Secara Tidak Langsung
Operator DNI DNK DNM % CVL Keterangan
Hasnul 106 159 199 56.99 Diperlukan perbaikan
Yudi 112 119 198 8.14 Tidak terjadi kelelahan
Indra 117 182 200 78.31 Kerja dalam waktu singkat
Leni 100 115 181 18.52 Terjadi Kelelahan
Nurul 112 143 180 45.59 Diperlukan perbaikan
Sumber : Pengolahan Data
5.2.3 Penentuan Waktu Istirahat
Untuk mendapatkan waktu istirahat pada operator pada saat melakukan
pekerjaan maka harus mencari rata-rata konsumsi energi yang digunakan pada
saat bekerja, pada perhitungan waktu istirahat dibutuhkan denyut nadi kerja dan
denyut nadi istirahat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Perhitungan Waktu Istirahat Pada Operator Pertama
Et =1,80411−0,0229038( DNK )+ 4,71711.10−4 ( DNK )2
Et= 1,80411 – 0,0229038(159) + 4,71711.10−4(159 ¿ ¿2
Et = 10,0877 Kkal/Menit

−4 2
Ei=1,80411−0,0229038(DNI )+4,71711. 10 ( DNI)
Ei = 1,80411−0,0229038( 106)+ 4,71711.10−4 (106)2
Ei = 4,676 Kkal/Menit

Sehingga diperoleh rata-rata konsumsi energi bekerja sebagai berikut:


K= Et−Ei
K = 10,0877 – 4,676
K = 5,4113 Kkal/Menit
Tabel 5.3 Rekapitulasi Penentuan Waktu Istirahat
Operator DNI DNI2 DNK DNK2 Et Ei K
Hasnul 106 11236 159 25281 10.0877 4.676 5.4113
Yudi 112 12544 119 14161 5.7585 5.156 0.6024
Indra 117 13689 182 33124 13.2606 5.581 7.6790
Leni 100 10000 115 13225 5.4086 4.23 1.1777
Nurul 112 12544 143 20449 8.1749 5.156 3.0189
BAB VI
ANALISIS DAN EVALUASI

6.1 Analisis
6.1.1 Analisis Fisiologi Untuk Pemilihan Operator
Pemilihan operator dilakukan dengan percobaan lari menggunakan
treadmill selama 7 menit yang di lakukan oleh seluruh praktikum lalu di ukur
denyut nadinya. Setelah itu data pengamatan operator dihitung melalui
perhitungan denyut nadi secara langsung dan tidak langsung. Data hasil
perhitungan denyut nadi dapat dilihat pada tabel 6.1 dan tabel 6.2. berikut:
Tabel 6.1 Data Perhitungan Konsumsi Energi
No Operator Konsumsi Energi Kategori Beban Kerja
1 Hasnul 605.264 Berat
2 Yudi 345.507 Sedang
3 Indra 795.634 Berat
4 Leni 324.513 Sedang
5 Nurul 490.493 Berat

Tabel 6.2. Hasil Perhitungan %CVL


No Operator %CVL Kesimpulan
1 Hasnul 59.99 Dipelukan Perbaikan
2 Yudi 8.14 Tidak Terjadi Kelelahan
3 Indra 78.31 Kerja Dalam Waktu Singkat
4 Leni 18.52 Terjadi Kelelahan
5 Nurul 45.59 Diperlukan Perbaikan

6.2. Evaluasi
6.2.1. Perancangan Metode Usulan
Pada saat melakukan kegiatan berlari menggunakan treadmill dengan
operator mahasiswa/i Teknik Industri Universitas Samudra Angkatan 2019 dan
2020. Usia dan berat badan operator sangat berpengaruh dengan kecepatan lari
dengan menggunakan treadmill. Maka dari itu sebaiknya kecepatan dari treadmill
dikurangi dan memilih operator yang mempunyai berat badan yang ringan dan
umur yang paling sedikit.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan fisiologi yang di dapat yaitu perhitungan
konsumsi energi, perhitungan % CVL, dan perhitungan waktu istirahat.
a. Hasil perhitungan konsumsi energi untuk berlari di treadmill yaitu:
Hasil dari perhitungan konsumsi energi berlari di treadmill dominan lebih
besar dari 795, maka dapat kesimpulan bahwa memiliki kategori beban kerja
berat.
b. Hasil perhitungan % CVL saat berlari di treadmill yaitu:
Hasil perhitungan % CVL untuk berlari di treadmill memiliki nilai yang
berbeda, maka diperoleh empat kesimpulan yaitu diperlukan perbaikan, tidak
terjadi kelelahan, kerja dalam waktu singkat, dan terjadi kelelahan.
c. Hasil perhitungan dari waktu istirahat untuk berlari di treadmill yaitu:
Hasil perhitungan waktu istirahat untuk berlari di treadmill bervariasi ada
yang kurang dari 7 menit dan ada yang lebih dari 7 menit. maka waktu
istirahat untuk berlari di treadmill ada yang perlu waktu istirahat tambahan
dan ada yang tidak perlu.

7.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Operator sebaiknya sarapan sebelum melakukan praktikum agar sehat dan
semangat dalam berlangsungnya praktikum.
2. Pada waktu pengukuran denyut nadi di harapkan ketelitian agar bisa
mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Rahmaniyah Dwi, dkk. (2021). Analisis Beban Kerja Fisiologis dan
Psikologis Pada Pekerja Bahan Bangunan UD Selo Tirto
Menggunakan Metode Cardiovascular Load dan NASA-TLX.
ISSN:2579-6429
Diniaty,Dewi. Zukri Mullyadi.(2016). Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental
Karyawan Pada Lantai Produksi Dipt Pesona Laut Kuning. Vol.13
No.2.ISSN:1693-2390
Hidayat, Wahyu, dkk. (2020). Analisis Beban Kerja Fisiologis Sebagai Dasar
Penentuan Waktu Istirahat Untuk Mengurangi Kelelahan Kerja.
Vol.13 No.1. ISSN:1693-2102
Sokhibi, Ahmad. (2017). Perancangan Kursi Ergonomis untuk Memperbaiki
Posisi Kerja Pada Proses Packaging Jenang Kudus.Vol3:1.
ISSN:2477-2089.
LAMPIRAN

L.1 Tabel DNI


Tabel L.1 Data Hasil Pengukuran Denyut Nadi Istirahat

Operator Jenis Kelamin Umur DNI


Hasnul Laki - laki 20 106
Yudi Laki - laki 20 112
Indra Laki - laki 20 117
Leni Perempuan 19 100
Nurul Perempuan 20 112

L.2 Tabel DNK


Tabel L.2 Data Hasil Pengukuran Denyut Nadi Kerja

Operator Jenis Kelamin Umur DNK


Hasnul Laki - laki 20 159
Yudi Laki - laki 20 94
Indra Laki - laki 20 119
Leni Perempuan 19 115
Nurul Perempuan 20 143

Foto Operator
1. Pengukuran Denyut Nadi Sebelum Berlari Ditreadmil
2 Pengukuran Denyut Nadi Sesudah Pelarian Ditreadmil
3. Foto Operator Saat Berlari Ditreadmil

Anda mungkin juga menyukai