Disusun Oleh :
Rauhul Rahman Adam (20032010068)
JUMAT / KELOMPOK 80
LAPORAN RESMI
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN
ERGONOMI
PRAKTIKUM PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KERJA
Disusun Oleh :
Rauhul Rahman Adam (20032010068)
Jumat / Kelompok 80
LAPORAN RESMI
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN
ERGONOMI
PRAKTIKUM PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KERJA
Disusun Oleh :
Rauhul Rahman Adam (20032010068)
Jumat / Kelompok 80
LEMBAR BIMBINGAN
MODUL II
PENGUKURAN WAKTU KERJA
2.
DENGAN JAM HENTI
MODUL III
PENGUKURAN WAKTU KERJA
3.
DENGAN SAMPLING KERJA
MODUL IV
4. PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN
MODUL V
5. BIOMEKANIKA
MODUL VI
6.
ANTROPOMETRI
Mengetahui,
Asisten Laboratorium
Riski Arfian
NPM. 19032010118
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga Laporan Resmi
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi dapat kami susun.
Dengan terselesaikannya laporan ini diharapkan dapat menambah ilmudan
wawasan pembaca, khususnya mahasiswa terutama praktikan Perancangan
Sistem Kerja dan Ergonomi.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan resmi ini adalah untuk
memenuhi tugas praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
dengan Kepala Laboratorium Ir. Akmal Suryadi, MT. Selain itu juga
diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa
khususnya mahasiswa Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-
saran kepada penyusun. Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian laporan resmi ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan resmi ini.
COVER
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR
BIMBINGAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR
TABEL
MODUL I PETA KERJA KESELURUHAN DAN PETA KERJA SETEMPAT
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Peta Kerja Keseluruhan (Peta Proses Operasi)
1.2.2 Peta Kerja Setempat (Peta tangan kiri dan tangan
kanan)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta Kerja Keseluruhan
2.1.1 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart/OPC)
2.1.2 Peta Aliran Proses (Flow Process Chart/FPC)
2.1.3 Peta Proses Regu Kerja
2.1.4 Diagram Alir
2.2 Peta Kerja Setempat
2.2.1 Peta Pekerja dan Mesin
2.2.2 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
III. FLOWCHART
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.1 Prosedur Kerja
4.1.1 Proses Pembuatan Badan
4.1.2 Proses Pembuatan Atap
PETA KERJA
KESELURUHAN DAN
PETA KERJA SETEMPAT
MODUL I
PETA KERJA KESELURUHAN DAN PETA KERJA
SETEMPAT
I. PENDAHULUAN
luruskan 1.1 Latar Belakang
Era kompetisi yang ketat seperti saat ini suatu usaha dituntut untuk
meningkatkan kinerjanya agar dapat memenangkan persaingan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran, melakukan inovasi proses dan
produk serta meningkatkan kualitas dan produktivitas.Untuk mendapatkan
produktivitas kerja yang sesuai dengan yang diharapkan tentu suatu perusahaan
harus menerapkan metode/cara kerja yang yang efektif. Salah satunya yaitu dengan
memaping kegiatan pada stasiun kerja dengan peta kerja.
Peta Kerja dibedakan menjadi 2 yaitu Peta kerja Keseluruhan dan Peta
Keja Setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan
tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk
membuat produk yang bersangkutan dan untuk menggambarkan kegiatan tersebut
dapat digunakan peta kerja keseluruhan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan
kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi biasanya hanya melibatkan orang
dan fasilitas dalam jumlah terbatas dan untuk menggambarkannya digunakan peta
kerja setempat. (Andriani D, 2017)
O-3 Melipat
O-8 Membuat Lubang
O-10
Merakit atap dan
badan
O-11 Menghias
RINGKASAN
Kegiatan Jumlah Waktu I-I Inspeksi
Operasi 11
Pemeriksaan 1
Penyimpanan
Penyimpanan 1
R
G
3 G
P
Melipat P U Melipat
M
RL
R
G
Membuat G P Membuat
4
Lubang H U Lubang
M
RL
G R
G
H Mengelem
5 Mengelem R P
A
L
M
R
G
G
6 Merakit M
M Merakit
atap P
P badan
A RL
A
TOTAL 26 48
Ringkasan
Waktu tiap siklus
Jumlah produk tiap siklus
Waktu untuk membuat satu produk
Keterangan:
A = Praktikan
G = Memegang
H = Memegang untuk menandai
M = Membawa
P = Mengarahkan
U = Memakai
RL = Melepas
R = Istirahat
PENGUKURAN WAKTU
KERJA DENGAN JAM
HENTI (STOPWATCH
TIME STUDY)
MODUL II
PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
(STOPWATCH TIME STUDY)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha
untukmenentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator
(yangterlatih) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, tingkat
kecepatankerja yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada
saat itu.Dengan demikian, pengukuran waktu ini merupakan suatu proses
kuantitatif, yangdiarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang objektif.
Dalam pengukuran produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan
keluaran secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan.
Pengukuran kerja merupakan metode penetapan keseimbangan antara
kegiatan manusia yang dikonstribusikan dengan unit output yang dihasilkan.
Pengukuran waktu jam henti (stopwatch) adalah suatu cara untuk menentukan
waktu baku yang pengamatannya langsung dilakukan di tempat
berlangsungnya suatu aktivitas atau berlangsungnya suatu pekerjaan dengan
menggunakan alat utamanya adalah jam henti (stopwatch) yaitu dengan
mengamati saat mulainya pekerjaan itu hingga berakhirnya pekerjaan atau
aktivitas yang meliputi waktu setting, waktu operasi dan waktu inspeksi.
Terdapat beberapa masalah yang akan diselesaikan praktikan pada
praktikum pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch time study).
Permasalahannya mengenai pengukuran jam waktu kerja menggunakan
stopwatch atau jam henti. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sistem kerja
dengan mengukur berapa lama waktu baku sampai waktu keefektifan seseorang
dalam bekerja pekerja. Karena waktu keefektifan para pekerja sangat
diutamakan agar para pekerja dapat bekerja dengan optimal. Pengukuran waktu
kerja menggunakan dua operasi kerja dalam pembuatan miniatur pabrik yaitu
merakit badan dan merakit atap.
dimana:
PR = peringkat kinerja (dalam persen).
Peringkat kinerja diperlukan untuk penyesuaian waktu yang diperoleh
dari pengamatan terhadap satu orang pekerja menjadi waktu normal yang
berlaku bagi seluruh pekerja. Peringkat kinerja untuk rata-rata pekerja sebesar
100%. Pekerja yang memiliki keterampilan / kecakapan lebih dari rata-rata
pekerja lainnya memiliki peringkat kinerja di atas 100%. Pekerja yang
dimana:
A = toleransi kelonggaran (dalam persen)
Untuk faktor kelonggaran yang dinyatakan sebagai persentase dari
waktu kerja:
Keterangan :
N` = Banyaknya data yang diperlukan
S = Tingkat ketelitihan
K = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan
yang diambil.
2.) Rumus standar deviasi
Keterangan :
N = Jumlah data
X = Data
X = Rata-rata data
Σ = Standar deviasi
3.) Persentil
P5 = X – 1,645 σx
P50 = X
P95 = X + 1,645 σx
(Kusuma, 2013)
Nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Percentile Perhitungan
1-st X̄ −2,325𝜎𝑋
2,5-th X̄ −1,96𝜎𝑋
5-th X̄ −1,64𝜎𝑋
SD =
Keterangan :
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
x̄ = Nilai rata-rata
σ = Standar deviasi
k = tingkat keyakinan
- untuk tingkat kepercayaan 95% harga k adalah 2
OS = 1/ws (unit/jam)
(Prasnowo,2020)
Mulai
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Identifikasi Variabel
Pengumpula Data:
1. Produk dan Komponen
2. Peta tangan kanan dan tangan kiri
dan OPC
3. Waktu pengamatan
4. Faktor Penyesuaian
(PerformanceRating)
5. Faktor Kelonggaran (Allowance)
Uji Keseragaman
Data
Tidak
Penambahan Data Data
Seragam
Data Tidak Seragam
Tidak
Uji Kecukupan Data Sisa Data
N<N’
Ya
Waktu Siklus
Faktor
Penyesuaian Waktu Normal
Output Standart
Selesai
Gambar 3.1 langkah langkah pengukuran waktu baku ( flowchart)
Menggunting
81 Memotong 135 O-2
O-6 P = 44 cm
detik P = 10,5 cm detik L = 26,5 cm
L = 14 cm
40 Membuat Lubang
O-8 158 Merakit Badan
detik O-4
detik
Merakit Atap
80 O-9
detik
RINGKASAN
156 O-11 Menghias
Kegiatan Jumlah Waktu detik
Penyimpanan 1 -
Penyimpanan
R
G
G
Memotong U
2. 135 H 135 Memotong
mengikuti tanda M
RL
P
RL
R
G
G
3 Melipat 72 P 72 Melipat
P
M
RL
R
G
G P
4 Membuat Lubang 40 40 Membuat Lubang
H U
M
RL
R
G G
5 Merakit Atap 80 H P 80 Merakit Atap
RL A
M
R
G G
M M
6 Merakit Badan 158 158 Merakit Badan
A P
P RL
A
Keterangan
A = Perakitan
G = Memegang
H = Memegang untuk memakai
M = Membawa
P = Mengarahkan
U = Memakai
RL = Melepas
Lintasan I (Badan)
Pengamatan
No Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6
1 Mengukur dan
menandai 222 203 232 252 162 232
2 Memotong 102 162 104 139 172 147
3 Melipat 222 105 122 127 112 107
4 Merakit Badan 168 100 223 133 111 158
Merakit
5
atap dan badan 222 203 132 207 233 202
2. Standart Deviasi
∑(𝑥̅ − 𝑥̅)2
𝜎 = √
𝑁−1
(222−17
0,6944) 2 + (203−170,69444) 2 +⋯+ (232−17 44)2
0,69
= √
36−1
= 22,6
3. Mencari Nilai K
a. Tingkat Ketelitian
𝜎𝑥̅
𝑆= x 100% = 22,6 𝑥̅ 100% =13,24 % = 0,1324
𝑥̅ 170,69444
Analisa:
Merakit Badan
300
Waktu Pengamatan
250 252
222 232 232 222 222 233
200 203 203 207 202 202109 212
172 178 171060 Data
150 162 162 139 147
1212217107 132 BKA
100 102 104 105 12
50 CL
BKB
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Jumlah Pengamatan
2
2/0,2620√36𝑥̅1212986−[40934404]
N ‘= [ ] = 3,88
6398
Faktor Kelonggaran
Jenis Kelonggaran Kelonggaran%
1. Untuk kebutuhan pribadi 1,0
2. Untuk menghilangkan rasa lelah
a. Tenaga yang dikeluarkan 2,0
b. Sikap kerja 1,0
c. Gerakan kerja 2,0
e. Keadaan suhu tempat kerja 5,0
f. Keadaan atmosfer 0
g. Keadaan lingkungan 2
3. Untuk hambatan yang tak 3,0
Terhindarkan
Besar Kelonggaran 16
Maka diperoleh waktu baku (WB)
WB = WN x 100%
100%−%𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
= 191,17 x 100%
100%−16%
= 227,58 detik/pcs
Analisa:
2. Standart Deviasi
∑(𝑥̅ − 𝑥̅)2
𝜎 = √
𝑁−1
= 16,79
PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
MODUL II PENGKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
SESI JUMAT / 80
3. Mencari Nilai K
a. Tingkat Ketelitian
𝜎𝑥̅
𝑆= x 100% = 16,79 𝑥̅ 100% = 22,58% = 0,2258
𝑥̅ 74,33
Analisa:
Merakit Atap
120
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Jumlah Pengamatan
2
2/0,2258√30(173942)−[2230]
N ‘= [ ] = 3,87
2230
= 83,24 x 100%
100%−16%
= 99,09 detik/pcs
Analisa:
Waktu baku yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki tingkat
kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan melakukan
proses merakit badan sebesar 99,09 detik/pcs.
4. Output Standart (OS)
OS = 1
𝑊𝐵
1
= = 0,010 pcs/detik
99,09
Analisa
PENGUKURAN WAKTU
KERJA DENGAN
SAMPLING KERJA
(WORK SAMPLING)
MODUL III
PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN SAMPLING
KERJA (WORK SAMPLING)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktifitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja /
operator. Metode sampling kerja sangat cocok di gunakan dalam melakukan
pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus
waktu yang relatif panjang. Metode sampling pekerjaan sangat efisien karena
informasi yang dikehendaki dapat diperoleh dalam waktu yang relatif lebih
singkat dan dengan biaya yang tidak terlalu besar.Waktu siklus adalah waktu
yang digunakan dalam melakukan suatu elemen kerja tanpa
mempertimbangkan aspek kecepatan kerja dan kelonggaran. Waktu siklus
adalah waklu penyelesaian satu saluan produksi sejak bahan baku mulai
diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Waktu normal merupakan waktu
kerja yang telah mempertimbangkan faktor penyesuaian, yaitu waktu siklus
rata-rata dikalikan dengan rating factor.
Waktu baku adalah waktu yang diperlukan oleh manusia untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan secara tuntas. Waktu baku
mempertimbangkan aspek kecepatan kerja operator dan kelonggaran yang
dibutuhkan oleh operator. Waktu baku untuk perencanaan kebutuhan tertentu
tenaga kerja (man power planning), estimasi biaya-biaya untuk upah
karyawan, penjadwalan produksi dan penganggaran, perencanaan sistem,
indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang operator
Pada praktikum kali ini kelompok kami akan melakukan pengamatan
pada toko penjualan makanan ringan yang bernama Toko Karunia untuk
melakukan pengukuran waktu kerja dengan menggunakan work sampling.
Jumlah kunjungan dilakukan sebanyak 96 kali selama 1 hari jam kerja yaitu
mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB (total 8 Jam Pengamatan).
Mulai
Tujuan Praktikum
Identifikasi Variabel
Pengumpulan data:
1. Waktu Berkunjung
2. Jumlah Karyawan
3. Elemen Kerja
4. Jumlah Kegiatan
Produktif dan Tidak
5. Nilai Performance
Rating dan Allowance
Tidak
Data Seragam
Waktu Siklus
Faktor Penyesuaian
Waktu Normal
(Performance Rating)
Output Standart
Perhitungan Beban
Selesai
𝑁 69
∑𝑛 69
𝑛= 1= = 34,5
rapikan
rumusnya
𝑘 2
𝐵𝐾𝐴 = 𝑃+ 3√𝑃
(1−𝑃)
= 0,07 + 3 √
0,07 (1−0,07) = 0,2049
𝑛 34.
PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
MODUL III PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN SAMPLING KERJA
SESI JUMAT / 80
𝐶𝐿 = 𝑃= 0,0725
ngapain kosong??
= 5,6665
dafpus naikkan
sini
LAMPIRAN
PENGARUH KONDISI
LINGKUNGAN
MODUL IV
PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan oleh perusahaan. Secara umum pengertian lingkungan kerja
merupakan kondisi dan suasana dimana para pegawai tersebut melaksanakan
tugas dan pekerjaannya dengan maksimal. Lingkungan kerja tersebut mencakup
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja yang
terbentuk antara sesama pegawai, hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta
lingkungan fisika tempat pegawai bekerja. Lingkungan kerja ada dua macam
yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Lingkungan kerja yang baik tentunya
memenuhi syarat kelayakan pada kondisi lingkungan kerja antara lain:
kelembapan suhu, kebisingan, pencahayaan, warna, dan lain-lain. Lingkungan
kerja kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk
bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Kondisi
lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.
Pada tempat kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur, pencahayaan, getaran, bau-
bauan, radiasi, bahan berbahaya beracun, dan ventilasi. Semua faktor tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan berpengaruh terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman sangat
dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif.
Dengan mempelajari bab ini, para siswa diharapkan mengetahui faktor-faktor
lingkungan kerja yang bisa mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja.
Anda. Tak hanya itu, kantor yang dibersihkan setiap hari juga lebih kecil
risikonya sebagai tempat berkembangbiaknya virus dan bakteri penyebab
penyakit, serta seranggaserangga yang mungkin membawanya.
b. Memiliki akses air yang mudah dan bersih
Hal ini sangat penting, karena air minum bersih yang dikonsumsi hampir
setiap hari merupakan hal vital bagi kesehatan fisik Anda. Pasalnya, air minum
yang tidak jelas asal-usulnya bisa saja mengandung bakteri dan kuman yang
membuat Anda sakit, dan hal ini jelas tidak Anda inginkan di hari-hari kerja. Jika
seperti itu, bukannya mandapatkan manfaat air untuk kesehatan tubuh malah
sebaliknya. Akses air minum bersih juga harus tersedia setiap hari, agar Anda dan
pekerja lain tak menderita dehidrasi. Tak hanya itu, air bersih pun harus tersedia
di toilet, guna memenuhi kebutuhan kakus pekerjanya. Air toilet yang tidak
Variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel lain, dalam hal ini
variabel terikatnya adalah pengaruh kondisi lingkungan.
B. Variabel Bebas adalah
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel yang
dipengaruhi dalam hal ini adalah kebisingan dan cahaya.
3.2 Flowchart
Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah (Flowchart) adalah
Mulai
Rumusan Masalah
Tujuan Praktikum
Identifikasi Variabel
Pengumpulan Data:
1. Pencahayaan
2. Kebisingan
Analisa
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart
Tabel 4.2 Data Ketikan Acak berdasarkan Kondisi Kebisingan dan Cahaya
Cahaya 10 dB 30 dB 50 dB
100 C 77 90 84
100 C 100 68 84
100 C 93 94 94
100 C 92 92 69
200 C 90 80 90
200 C 80 97 64
200 C 106 64 89
200 C 75 90 82
300 C 90 80 89
300 C 109 86 93
300 C 60 85 84
300 C 90 80 89
Parameter :
a. P-Value > 0.05, maka H₀diterima dan H₁ ditolak, maka faktor tidak
berpengaruh pada kondisi lingkungan kerja.
b. P-Value < 0.05, maka H₀ ditolak dan H₁ maka faktor berpengaruh pada
kondisi lingkungan kerja.
Analisa :
1. Kebisingan
0,585 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, maka faktor kebisingan
berpengaruh pada kondisi lingkungan kerja.
2. Cahaya
0,853 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, maka faktor cahaya tidak
berpengaruh pada kondisi lingkungan kerja.
0,922 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, maka faktor cahaya tidak
berpengaruh pada kondisi lingkungan kerja.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dari praktikum modul 4 ini sebagai berikut:
BIOMEKANIKA
MODUL V
BIOMEKANIKA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk
dan macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan
menganalisis suatu gerakan. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan
sendirinya, melainkan ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi,
fisiologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga bidang ilmu
itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang disebut biomekanika. Selain itu, pada
dasarnya penekanan utama dalam biomekanika adalah seluruh konsep mekanik,
tetapi tubuh manusia adalah sistem yang jauh lebih kompleks daripada
kebanyakan objek yang ditemui dalam konsep mekanika. Oleh karena itu,
biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.
menurut Rudiger. B, et al. (2000: 26) prinsip biomekanika meliputi pergerakan
hukum mekanika yang diaplikasikan untuk tubuh manusia. Ruang lingkup
biomekanika (area spesialisasi) mencakup Developmental Biomechanics,
Biomechanics of Exercise, Rehabilitation Mechanics, Equipment Design, dan
Sports Biomechanics (biomekanika olahraga).
Ergonomi memiliki prinsip dasar untuk menyesuaikan kerja agar sesuai
dengan batasan atau karakteristik pekerjanya. Karakteristik ini biasanya disebut
antropometri baik fisik/tubuh atau pun antropometri non fisik seperti psikometri.
Biomekanika merupakan studi tentang karakteristik-karakteristik tubuh manusia
dalam istilah mekanik. Biomekanika dioperasikan pada tubuh manusia balk saat
tubuh dalam keadaan statis ataupun dalam keadaan dinamis. Oleh karena itu, agar
sistem kerja menjadi ergonomis maka hams memperhatikan biomekanika (Irzal,
2016).
Mulai
Rumusan Masalah
Tujuan Praktikum
Identifikasi Variabel
Pengumpulan Data:
1. Data pengamatan denyut jantung
2. Data pengamatan produktivitas
dengan frekuensi sudut 30◦ dan 45◦
Analisa
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum modul Biomekanika:
A. Menentukan konsumsi energi manusia dari perbedaan kecepatan dan sudut
kemiringan tangga.
Para praktikan dibekali dengan beban dengan masing-masing berat 1kg.
Pencatat waktu mulai mempersiapkan stopwatch untuk mengukur
waktu selama 3 menit.
Praktikan berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan sudut
kemiringan yang berbeda selama 3 menit.
Apabila selama 3 menit selesai; pencatat waktu mendata seberapa
banyak praktikan berjalan menaiki dan menuruni tangga.
B. Menentukan konsumsi energi manusia dari perbedaan beban Tarik ricken
fatique indicator.
Atur beban tarik dari ricken fatique indicator sesuai dengan kebutuhan
data.
Pencatat waktu mendampingi praktikan pada saat berjalan di atas ricken
fatique indicator.
25,93
-2,20 0 2,20
ANTROPOMETRI
MODUL VI
ANTROPOMETRI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antropometri berasal dari kata lain yaitu “Anthropos” yang berarti
manusia dan “Metron” yang berarti pengukuran, dengan demikian
antropometri mempunyai arti sebagai pengukuran tubuh manusia (Bridger,
1995). Antropometri menurut Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapandari data tersebut untuk penanganan
masalah desain. Sedangkan Sanders and Mc. Cormick (1987) menyatakan
bahwa antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik
tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Dengan mengetahui ukuran dimensi tubuh pekerja, dapat dibuat rancangan
peralatan kerja, stasiun kerja dan produk yang sesuai dengan dimensi tubuh
pekerja sehingga dapat menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan
kerja.
Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung
menilai status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang.
Dengan demikian, antropometri merupakan indikator status gizi yang
berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal
dengan KEP. Antropometri dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya infeksi) merupakan
faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri
Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang
perancang fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris
ukuran dari produk rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-
segmen bagian tubuh pengguna produk tersebut. Oleh karena itu, pada
praktikum kali ini kita mengukur dimensi tubuh seseorang menggunakan 3
dimensi yaitu lebar telapak tangan yang bisa diukur baik dalam posisi
membungkuk sampai berdiri (LTT), panjang lengan yang diukur dari bahu
Mulai
Tujuan Penelitian
Identifikasi Variabel
Pengumpulan Data :
a. Lebar Bahu (LB)
b. Tinggi Kepala (TK)
c. Tinggi Badan (TB)
N’ ≤ N
Ya
Menentukan Persentil
Selesai
Keterangan:
LB : Lebar Bahu
TK : Tinggi Kepala
TB : Tinggi Badan
4.3 Analisis dan Pembahasan
4.3.1 Uji Keseragaman Data
a. Lebar Bahu (LB)
1. Rata-Rata
∑ 𝑥̅ 285
𝑋= = = 9,5
𝑁 30
∑(𝑋𝑖−𝑋) 2
2. SD = √
𝑛−1
(8−8,9) 2+ (7−8,9)2+⋯+(11−8,9)2
=√
30−1
= 1,408
3. Uji Keseragaman Data
BKA = 𝑋+ 2𝜎𝑥̅
= 9,5 + 2(1,408)
= 12,3162
Dari data diatas dapat dibuat grafik uji keseragaman Lebar Bahu
(LB) sebagai berikut:
Lebar Bahu
13
14 12 12
11 11 11 11 11
Data Pengukuran
12 10 10 10
9 9 9 9 9
10 8 8 8 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
Jumlah Pengamatan
(48−53,3) 2+ (53−53,3)2+⋯+(55−53,3)2
=√
30−1
= 3,6477
3. BKA = 𝑋+ 2𝜎𝑥̅
= 27,9 + 2(3,6477)
= 35,2287
BK = 𝑋
= 27,9
Lebar Bahu
38
40 34
32 31 31
292727292728 29 30 292930 30
Data Pengukuran
29 28 29 27
30 25 25 26 25 25 24 25
20 20
20
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
Jumlah Pengamatan
(48−53,3) 2+ (53−53,3)2+⋯+(55−53,3)2
=√
30−1
= 5,998
3. BKA = 𝑋+ 2𝜎𝑥̅
= 161,466 + 2(5,998)
= 173,463
BK = 𝑋
= 161,466
BKB = 𝑋– 2𝜎𝑥̅
Tinggi Badan
180
175 170 170 169 168 170
Data Pengukuran
K/S√N∑X 2−(∑X)2 2
N’ = [ ]
∑X
2/0,05√30(2765)−(81225) 2
N’ = [ ]
285
N’ = 33,97
Kesimpulan :
Karena 33,97 > 30 (N’ > N) maka data dinyatakan belum cukup sehingga
perlu melakukan pengukuran lagi
K/S√N∑X 2−(∑X)2 2
N’ = [ ]
∑X
2/0,05√30(23794)−(702244) 2
N’ = [ ]
838
N’ = 26,37488
Kesimpulan :
K/S√N∑X 2−(∑X)2 2
N’ = [ ]
∑X
2/0,05√30(783188)−(23464336) 2
N’ = [ ]
4844
N’ = 2,134
Tabel 4.3 Hasil Uji Kecukupan Data Dimensi Tubuh N, N’, Keterangan
Dari perhitungan uji keseragaman data lebar peti mati diperoleh nilai
x = 9,5 cm selanjutnya untuk menentukan tinggi lebar peti mati
digunakan dimensi tubuh lebar bahu dengan nilai persentil P95% (nilai
95% persentil), menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau
dibawah ukuran tersebut dengan maksud 95% populasi dapat
menggunakan peti mati ini dengan nyaman. Berdasarkan hasil
perhitungan standar deviasi di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan
lebar peti mati dengan perhitungan nilai persentil 95% sebagai berikut :
= 11,816
b. Tinggi Kepala
= 33,9
c. Tinggi Badan
= 12,00071
Analisa:
Tinggi Peti = 12 cm
Lebar Peti = 34 cm
Panjang Peti = 224 cm
dafpus naikan
1. 17 Lambang Therblig
2. 9 Foto Proses pembuatan Pabrik Mini
LAMPIRAN
Tabel Kelonggaran
LAMPIRAN
Tabel t
LAMPIRAN