Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktikum : Praktek Manufaktur

Disusun oleh :

Nama : 1.Bachtiar Novarianto ( 201754040)

2.M Didik Prakoso (201754093)

3.M Nanda Eka (201754103)

Mata Kuliah : Praktek Manufaktur

Kelas : 2B1

Jadwal Praktek : Rabu, 11.30-14.00

Asisten Lab. : 1. Damas

Laboran : Setiawan Harmoko, A.Md

Dosen : Qomarudin ST.MT

Telah Diperiksa

Laboran Asisten Lab.

Setiawan Harmoko, A.Md Damas

Menyetujui
Dosen Pengampu Mata Kuliah

Qomarudin ST.MT

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek
Manufaktur.

Laporan Praktek Manufaktur telah saya susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini, untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang relah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dari segi sesunan kalimat dan bahasanya oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki laporan ini.

Akhir kata dari saya berharap semoga laporan Praktek Manufaktur ini dapat
bermanfaat bagi pembaca

Kudus, 01 Mei 2018

Penyusun

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 3

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 4
Latar Belakang ................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
2.1 Mesin Bubut ................................................................................... 5
2.2 Mesin Milling ................................................................................ 26
2.3 Mesin Bor ..................................................................................... 44
2.4 Kerja Bnagku ................................................................................. 44
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 53
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 71
3.2 Saran .............................................................................................. 71

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 4

BAB I
LATAR BELAKANG
Proses produksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mesin-mesin yang
berkaitan dengan kegiatan produksi khususnya pada bidang Industri. Selain
mempelajari tentang teori dari mesin tersebut, proses produksi juga menjelaskan tentang
cara penggunaanya serta pengoperasian mesin secara manual dan otomatis, serta
pengoperasian mesin yang benar sehingga terwujud K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja).

Mempelajari ilmu Proses Produksi dalam praktikum ini sangatlah penting,


terutama yang berkaitan dengan mesin-mesin seperti mesin bubut, mesin sekrap, mesin
milling/frais, dan mesin lainnya. Pengetahuan akan mesin tersebut dapat diketahui dan
dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produktifitas serta mutu
dari produk yang dihasilkan. Sebagai orang yang nantinya akan bekerja dibidang
teknologi dan industri harus dapat mengetahui tentang semua hal dari mesin-mesin
tersebut.

Mesin-mesin yang dipelajari pada praktikum proses produksi, yaitu mengenai


mesin bubut, mesin sekrap, mesin milling/frais, mesin drilling, mesin pemotong plat,
mesin penekuk, mesin power hack saw, dan mesin las. Mesin-mesin tersebut digunakan
untuk menyelesaikan laporan pembuatan produk poros, roda gigi, dan bangku atau meja
dengan desain gambar yang dibuat menggunakan software autocad.

Macam – macam mesin pada proses produksi ini antara lain, konvensional dan
non konvensional. Mesin yang praktikan gunakan pada laboraturium proses produksi
Universitas Brawijaya ini menggunakan mesin konvensional, dengan begitu di harapkan
praktikan dapat mengoperasikan mesin secara manual dengan tingkat kesulitan yang
lebih tinggi dibandingkan apabila menggunakan mesin non konvesional. Sehingga
nantinya pada saat bekerja praktikan dapat mudah beradaptasi dengan mesin yang ada di
perusahaan industri di mana praktikan akan bekerja.

Praktikum Proses Produksi merupakan praktikum yang menunjang bagi Jurusan


Teknik Mesin untuk membekali dan meningkatkan pemahaman yang bertujuan untuk
mengetahui dan mengoperasikan mesin secara baik. Maka diharapkan berguna sesuai
dengan kebutuhan masyarakat baik merencanakan, memperbaiki, melaksanakan, dan
mengendalikan suatu sistem kerja. Pengetahuan terhadap mesin-mesin proses produksi
tersebut sebagai salah satu bagian dari perkembangan teknologi.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 5

BAB II
PRAKTIKUM

2.1 Mesin Bubut


Lathe machine atau dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin
perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan
benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan meratakan permukaan benda
putar.

2.1.1 Tujuan
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin perkakas.
Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut.
b. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.
c. Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir.

2.1.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin Bubut
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

Gambar 2.00 Mesin Bubut KRISBOW


Sumber : Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 6

2. JangkaSorong
Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.00 Jangka Sorong


Sumber : Laboratorium Pemesinan

3. Stop Watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

Gambar 2.00Stop Watch


Sumber :Laboratorium Pemesinan

4. Kunci Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar.

Gambar 2.00Kunci Chuck


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 7

5. KunciPahat
Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses pembubutan
kedudukan pahat tidak berubah.

Gambar 2.00KunciPahat
Sumber :Laboratorium Pemesinan
6. Tachometer
Digunakan untuk mengukur putaran dari spindle

Gambar 2.00Tachometer
Sumber :Laboratorium Pemesinan

7. Pahat HSS
Sebagai alat untuk pemakan benda kerja.

Gambar 2.00 Pahat HSS


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 8

8. Tang Ampere
Untuk mengukur arus pada saat pembubutan

Gambar 2.00Tang Ampere


Sumber :Laboratorium Pemesinan
B. Bahan
1. Aluminium

Gambar 2.00 Aluminium


Sumber :Laboratorium Pemesinan

2.1.3 Desain Benda Kerja


(Terlampir)

2.1.4 Penentuan Parameter Permesinan


a. Putaran Spindle (n)
1. Pembubutan = 330 rpm
2. Penguliran = 65 rpm
b. Feed motion = 0,231 mm/rev
c. Pitch = 1,75 mm/gang
d. Tirus = 330 rpm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 9

2.1.5 Proses Pembuatan Benda Kerja


a. Awal Benda Kerja

Gambar 2.12 Benda Awal


b. Proses 1

Gambar 2.13 Pemakanan Pertama

Tabel 2.1 Proses Pemakanan Pertama

Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t')


1 35 mm 0,5 mm
2 35 mm 0,5 mm

c. Proses 2

Gambar 2.14 Pemakanan Kedua

Tabel 2.2 Proses Pemakanan Kedua

Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t')


1 50 0,5 mm
2 50 0,5 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 10

3 50 0,5 mm
4 50 0,5 mm
5 50 0,5 mm

d. Proses 3

Gambar 2.15 Pemakanan Ketiga


Tabel 2.3 Proses Pemakanan Ketiga

Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t')


1 40 mm 0,5 mm
2 40 mm 0,5 mm
3 40 mm 0,5 mm
4 40 mm 0,5 mm
5 40 mm 0,5 mm

e. Proses 4

Gambar 2.16 Proses Penirusan

Tabel 2.4 Proses Pemakanan Keempat

Pemakanan ke- Panjang penirusan (L) Depth of Cut (t')

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 11

1 5 mm 0,5 mm

f. Proses 5

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 12

Gambar 2.17 Proses Penguliran


Tabel 2.5 Proses Pemakanan Kelima
Pemakanan ke- Panjang penguliran (L) Depth of Cut (t')
1 30 mm 0.12 mm
2 30 mm 0.12 mm
3 30 mm 0.12 mm
4 30 mm 0.12 mm
5 30 mm 0.12 mm
6 30 mm 0.12 mm
7 30 mm 0.12 mm
8 30 mm 0.12 mm
9 30 mm 0.12 mm
10 30 mm 0.12 mm
11 30 mm 0.12 mm
12 30 mm 0.12 mm
13 30 mm 0.12 mm
14 30 mm 0.12 mm
15 30 mm 0.12 mm
16 30 mm 0.12 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 13

2.1.6 Flowchart

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 14

Gambar 2.18 Flowchart pembubutan dan penguliran


Sumber: Dokumen pribadi

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 15

2.1.7 Data HasilPraktikum


JENIS MESIN : Bubut
TIPE : KRISBOW HSML 90-4
DAYA (P) : 1,5 KW
BAHAN YANG DIGUNAKAN
 Nama Bahan : ST-37
 Koefisien Bahan (K) : 157 kg/mm2
 Konstanta Eksponen (m) : 0,75

PEMBUBUTAN
Tabel 2.7 Data pembubutan

No. L (mm) D (mm) d (mm) s (mm/rev) Nt (rpm) na (rpm) t' (mm) t (detik) I (Ampera) V (Volt)
1 70 25 24 0,0791 381 343 1 2'24" 10 230
2 70 23 22 0,0791 415 564 1 1'33" 10 230
3 90 19 18 0,0659 502 562 1 2'22" 10 230
4 90 18 17 0,0659 530 548 1 2'23" 10 230
5 40 15 14 0,0527 636 763 1 1' 10 230

2.1.8 Pengolahan Data


Rumus Perhitungan
a. Kecepatan Pemotongan (v)
1. Pembubutan
π . D. n m
v= ( )
1000 menit
Dimana:
D = diameter awal benda kerja (mm)
n = putaran spindle (rpm)
2. Penguliran

v=
√[ ( π . D ) + P ] . n (m/menit)
2 2

1000
Dimana:
P = jarak pitch (mm)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 16

b. Depth of Cut (t’)


' D−d
t= (mm)
2
Dimana:
D = diameter awal benda kerja
d = diameter benda kerja setelah pemakanan (mm)

c. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)


' m
Pz=K .t . s
Dimana:
K = koefisien bahan (Kg/mm2)
s = feed motion (mm/rev)
t’ = depth of cut (mm)
m = konstanta eksponen

d. Daya Pemotongan (Nc)


Pz . v
Nc= (kW )
60.102

e. Machining Time (Tm)


L .i
Tm= (menit )
s.n
Dimana:
L = panjang pembubutan (mm)
i = jumlah pemotongan = t/t’

f. Momen Torsi (Mt)


Pz . D
Mt= (Kg . mm)
2

g. Tenaga Motor (Nm)

Nc
Nm= ( kW )
η1 . η 2
η1 = efisiensi mesin (75%)
η2 = efisiensi motor gerak (90%)
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM
1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 17

Contoh Perhitungan Teoritis


a. Kecepatan Pemotongan (v) Teoritis
1. Pembubutan teoritis
π . D. n
v= m/menit
1000
3,14.22 .330
v=
1000
v=22,7964 m/ menit
2. Penguliran

v=
√[ ( π . D ) + P ] . n (m/menit)
2 2

1000

v=
√[ ( 3,14.22 ) +1,75 ] .65
2 2

1000
v=0,55711 m/menit

b. Depth of Cut (t’)


' D−d
t= (mm)
2
' 22−21
t=
2
'
t =0,5 mm

c. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz) Teoritis


' m
Pz=K .t . s
Pz=157.0,5 .0,2310,75
Pz=26,15644

d. Daya Pemotongan (Nc) Teoritis


Pz . v
Nc= (kW )
60.102
26,15644.22,7964
Nc=
60.102
Nc=0,097 kW

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 18

e. Machining Time (Tm) Teoritis


L .i
Tm= (menit )
s.n
40.1,046
Tm=
0,231.330
Tm=0,5488 menit

f. Momen Torsi (Mt) Teoritis


Pz . D
Mt= (Kg . mm)
2
26,15644.22
Mt=
2
Mt=287,72084 Kg . mm

g. Tenaga Motor (Nm) Teoritis


Nc
Nm= ( kW )
η1 . η2
0,097
Nm=
75 % .90 %
Nm=0,1437 kW

Contoh Perhitungan Aktual


a. Kecepatan Pemotongan (v) Aktual
1. Pembubutan
π . D. n
v= m/menit
1000
3,14.22 .350
v=
1000
v=24,178 m/menit
2. Penguliran

v=
√[ ( π . D ) + P ] . n (m/menit)
2 2

1000

v=
√[ ( 3,14.22 ) +1,75 ] .65
2 2

1000

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 19

m
v=0,55711
menit

b. Depth of Cut (t’)


D−d
t '= (mm)
2
' 22−21
t=
2
'
t =0,5 mm

c. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz) Aktual


' m
Pz=K .t . s
0,75
Pz=157.0,5 .0,518
Pz=47,931

d. Daya Pemotongan (Nc) Aktual


Pz . v
Nc= (kW )
60.102
26,15644.24,178
Nc=
60.102
Nc=0,087 kW

e. Feed Motion (s) Aktual


L .i
s= (mm /rev)
Tm . n
40.1,046
s=
0,231.350
s=0,5175 mm/rev

f. Momen Torsi (Mt) Teoritis


Pz . D
Mt= (Kg . mm)
2
26,15644.22
Mt=
2
Mt=287,72084 Kg . mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 20

g. Daya Motor (Nm) Teoritis

Nm = 380.30.5 . 2,2 . 0,8


Nm = 526,543 . 2,2
Nm = 1158,3946 kW

2.1.9 Grafik dan Pembahasan


Grafik

Tabel 2.8 Hubungan Antara Feed Motion (s) dengan Gaya Pemotongan (Pz)
Kelompo
k St Pzt Tm na sa Pza
0,15531
3 0,184 22,05378 0,925069 348 6 19,42147
0,19409
16 0,231 26,15644 0,736852 349,6 7 22,95533
0,13948
9 0,166 20,41506 1,025378 349,6 1 17,9166
0,17304
12 0,205 23,91581 0,830306 348 2 21,06124
0,11078
15 0,132 17,19096 1,289491 350 6 15,07414

Tabel 2.9 Hubungan Antara Putaran (n) dengan Daya Pemotongan (Nc)
Kelompo
k nt na vt va Nct Nca
0,05908
1 200 212 13,82857 14,65829 8 0,062633
0,09749
6 330 349,6 22,81714 24,17234 5 0,103285
0,06942
8 235 239,6 16,24857 16,56663 8 0,070787
0,08272
16 280 299,4 19,36 20,70137 3 0,088454
0,08863
20 300 315 20,74286 21,78 2 0,093063
0,10635
21 360 380 24,89143 26,27429 8 0,112267

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 21

Hubungan Antara Feed Motion (s) dengan gaya


Pemotongan (Pz)
Gaya Pemotongan (Pz)

60
50 22.95533
21.06124 Pza
40 19.42147 17.9166 sa
30 15.07414
0.194097
26.15644 Pzt
0.155316
22.05378 0.173042
23.91581
20 0.139481
20.41506 St
0.110786
17.19096
10
0 0.184 0.231 0.166 0.205 0.132
1 2 3 4 5
Feed Motion (S)

Gambar grafik 2.1 Hubungan antara Gaya Pemotongan dengan Feed Motion (s)

Hubungan antara Gaya Pemotongan vertikal (Pz) dengan Feed Motion (s)
Gaya pemotongan merupakan gaya yang diperlukan untuk melakukan pemakanan
terhadap benda kerja sedangkan feed motion (s) adalah jarak yang ditempuh pahat saat
benda kerja berputar 1 putaran.
Dari grafik diatas di peroleh perbandingan kelompok 1 mempunyai gaya
pemotongan dan feed motion lebih rendah dari pada kelompok 8 , gaya pemotongan dan
feed motion dari kelompok 8 lebih rendah dari kelompok 16, gaya pemotongan dan
feed motion dari kelompok 20 lebih tinggi dari kelompok 16, gaya pemotongan dan
feed motion dari kelompok 20 lebih rendah dari kelompok 6 , gaya pemotongan dan
feed motion dari kelompok 21 adalah yang paling tertinggi dari semua kelompok.
Dari grafik tersebut didapat bahwa kecenderungan data teoritis memiliki nilai
yang lebih kecil dari pada data aktual antara hubungan gaya pemotongan vertikal (Pz)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 22

dengan putaran feed motion (s). Dari grafik di atas di peroleh pernbandingan kelompok
1

Hubungan Antara Putaran (n) dengan Daya


Pemotongan (NC)
800
380
0.106358
0.112267
700 349.6
0.097495
0.103285
Putan Spindel (n)

600 299.4
0.082723
0.088454 315
0.088632
0.093063 Nca
500 239.6
0.069428
0.070787 Nct
400 212
0.059088
0.062633 na
330 360
300 280 300 nt
200 200 235
100
0
1 2 3 4 5 6

Daya Pemotongan (Nc)

Grafik 2.2 Hubungan antara Putaran Spindle (n) dengan Daya Pemotongan (Nc)

Hubungan antara Daya Pemotongan (Nc) dengan Putaran Spindle (n)


Daya pemotongan merupakan daya yang dibutuhkan untuk melakukan pemakanan
terhadap benda kerja sedangkan putaran spindle merupakan perbandingan antara satu
putaran dengan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran tersebut.
Grafik hubungan antara daya pemotongan (Nc) dengan putaran spindle (n)
mempunyai bentuk naik walau sempat turun pada posisi ketiga dan naik pada posisi
seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar putaran spindle akan
mengakibatkan semakin naiknya kecepatan. Naiknya nilai kecepatan pemotongan
(v)maka mengakibatkan naiknya daya pemotongan (Nc).
Dari grafik di atas di peroleh perbandingan dari kelompok 3 bahwa hubungan antara
putaran spindel (N) dan daya pemotongan (Nc) lebih tinggi dari pada kelompok 9 ,
hubungan antara putaran spindel (n) dan daya pemotongan (Nc) dari kelompok 9 lebih
tinggi dari pada kelompok 15, hubungan antara putaran spindel (n)dan daya
pemotongan kelompok 15 lebih rendah dari pada kelompok 12, dan hubungan antara
putaran spindel (n)dan daya pemotongan dari kelompok 16 lebih tinggi dari pada semua
kelompok.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 23

Dari grafik tersebut didapat bahwa kecenderungan data aktual memiliki nilai yang
lebih besar daripada data teoritis antara hubungan daya pemotongan (Nc) dengan
putaran spindle (n).

2.1.10 Studi Kasus


1. Gagal membuat ulir
 Analisa
Menganalisa terhadap setting mesin, kecepatan putaran spindle, dan
eretan otomatis pada mesin bubut.

Gambar 2.1 hasil pembubutan dan penguliran


Sumber :Laboratorium Pemesinan
 Penyebab
Setelah dianalisa ternyata penyebabnya ialah karena eretean otomatis
pada mesin bubut. Karena pada saat penguliran eretan otomatis tersebut di ubah
ubah. Hal tersebut bisa terjadi karena mungkin ketidak fokusan kami pada saat
asdos dan laboran menjelaskan tentang penguliran.

 Solusi
Seharusnya eretan otomatis tersebut disetting pada awal saja saat akan
melakukan penguliran. Ketika sudah melakukan penguliran eretan otomatis
tersebut tidak boleh di ubah ubah lagi, karena akan mengakibatkan pembubutan
yang berbeda alur. Jadi kita harus lebih fokus lagi pada saat asdos ataupun
laporan sedang menjelaskan.

2.2 Mesin Milling

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 24

Mesin milling merupakan jenis pemotong yang melakukan pemotongan logam


dengan cutting tool bergigi banyak (multiple tooth cutting tool) yang disebut milling
cutter/pisau frais, mesin milling memiliki fungsi melakukan pemotongan logam dan
biasanya digunakan pada pembuatan roda gigi, meratakan permukaan, membuat rata
bertingkat, dan alur pada poros.

2.2.1 Tujuan
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengopersiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin perkakas.
Tujuan khusus
a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian-bagian dari mesin milling.
b. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam pembuatan roda gigi, alur pada
poros dengan menggunakan mesin milling dan mengetahui macam-macam
pekerjaan yang dapat dilakukan.

2.2.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin Milling
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 25

Gambar 2.00 Mesin Milling


Sumber :Laboratorium Pemesinan

2. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.00 Jangka Sorong


Sumber :Laboratorium Pemesinan

3. Milling Cutter (Modul = 2)


Digunakan untuk pemakanan benda kerja.

Gambar 2.00 Milling Cutter


Sumber :Laboratorium Pemesinan
4. Stop watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 26

Gambar 2.00 Stop watch


Sumber :Laboratorium Pemesinan

5. Kunci Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar.

Gambar 2.00 Kunci Chuck


Sumber :Laboratorium Pemesinan

6. Kunci L
Digunakan untuk mengencangkan tailstock agar selama proses
pengerjaan, kedudukan tailstock tidak berubah.

Gambar 2.00 Kunci L


Sumber :Laboratorium Pemesinan

5. Kunci

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 27

Digunakan untuk mengencangkan benda kerja pada poros berulir dan


Mengatur kedudukan sector arm.

Gambar 2.00 Kunci


Sumber :Laboratorium Pemesinan

6. Obeng (-)
Digunakan untuk mengatur dan mengencangkan index crank.

Gambar 2.00 Obeng (-)


Sumber :Laboratorium Pemesinan

7. Poros Berulir
Digunakan sebagai tempat kedudukan benda kerja sebelum dipasang
pada chuck.

Gambar 2.00 Poros Berulir


Sumber :Laboratorium Pemesinan

7. Jig

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 28

Digunakan sebagai pemandu untuk mengarahkan bagi mata pahat dalam


proses pemotongan.

Gambar 2.00 Jig


Sumber :Laboratorium Pemesinan
B. Bahan
1. Aluminium

Gambar 2.00 Aluminium


Sumber :Laboratorium Pemesinan
2.2.3 Desain Benda Kerja
(Terlampir)

2.2.4 Penentuan Parameter Dan Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 29

Gambar 2.00 Bagian-bagian roda gigi


Sumber :R.S Khurmi (2005:1025)

A. Roda Gigi 1
 M1= 2,25

 Z1= 22

 K1= 60

 X1 = 2,72

 N1= 680

Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus


1. Diameter Pitch (dp)
dp
Z¿
M
dp = Z.M
dp = 22 x 2,25 = 49,5 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 30

2. Diameter Kepala (dk)


dp = dk – 2M
49,5 = dk – 2(2.25)
dk = 54 mm

3. Jumlah putaran untuk index crank (X)


K
X=
Z
60
X=
22
16
X=2 putaran
22

4. Tinggi gigi (H)


H = 2,25.M
H = 2,25 x 2,25
H = 5,06 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 31

5. Tinggi kepala gigi (hk)


hk = k.M
hk = 60 x 2,25
hk = 135 mm

6. Tinggi kaki gigi (hf)


hf = k.M + ck
hf = 60(2,25) + 0,25(2,25)
hf = 135 + 0,5625 = 135,56 mm
ck = faktor kelonggaran puncak (ck = 0,25 M)

7. Tebal gigi t M π
π.M
t=
2
3,14 x 2,25
t=
2
t = 3,53 mm

B. Roda Gigi 2
 M2= 2,75

 Z2= 25

 K2= 40

 X2 = 1,6

 n2= 640

Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus


1. Diameter Pitch (dp)
dp
Z¿
M
dp = Z.M
dp = 25 x 2,75 = 68,75 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 32

2. Diameter Kepala (dk)


dp = dk – 2M
68,75 = dk – 2(2.75)
dk = 74,25 mm
3. Jumlah putaran untuk index crank (X)
K
X=
Z
40
X=
25
15
X=1 putaran
25

4. Tinggi gigi (H)


H = 2,25.M
H = 2,25 x 2,75
H = 6,18 mm

5. Tinggi kepala gigi (hk)


hk = k.M
hk = 40 x 2,75 = 110 mm
6. Tinggi kaki gigi (hf)
hf = k.M + ck
hf = 40(2,75) + 0,25(2,75)
hf = 110 + 0,6875 = 135,68 mm
ck = faktor kelonggaran puncak (ck = 0,25 M)

7. Tebal gigi t M π
π.M
t=
2
3,14 x 2,75
t=
2
t = 4,32 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 33

2.2.5 Flowchart

Mulai

Benda kerja

N1=680 rpm
Z1 = 22
M1 = 2,25 mm
K1 = 60

Menyiapkan mesin dan


alat-alat

Mengukur dimensi
benda kerja

Memasang dan
mengencangkan benda
pada poros

Mengatur posisi
poros pada chuck

Mengatur jumlah
putaran index crank

Mengatur kecepatan putaran spindle

Masukkan inputan RPM (680 RPM)

Menghidupkan mesin

A
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM
1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 34

Menentukan titik nol& menyenterkan benda kerja

Mengatur kedalaman
pemotongan
(1/2 tinggi gigi)

Memutar index crank

Melakukan pemakanan

Apakah jumlah
gigi& tinggi gigi Tidak
sesuai desain?

Mematikan Mesin Ya

Melepaskan dan membersihkan benda kerja

Mengembalikan
peralatan ketempat
semula

Roda gigi

Selesai

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 35

Gambar 2.33 Flowchart langkah kerja pembuatan roda gigi 1 pada mesin milling
Sumber: Dokumen pribadi
Mulai

Benda kerja

N2=640 rpm
Z2 = 25
M2= 2,75 mm
K2= 40

Menyiapkan mesin dan


alat-alat

Mengukur dimensi
benda kerja

Memasang dan
mengencangkan benda
pada poros

Mengatur posisi
poros pada chuck

Mengatur jumlah
putaran index crank

Mengatur kecepatan putaran spindle

Masukkan inputan RPM (640 RPM)

Menghidupkan mesin

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 36

Menentukan titik nol& menyenterkan benda kerja

Mengatur kedalaman
pemotongan
(1/2 tinggi gigi)

Memutar index crank

Melakukan pemakanan

Apakah jumlah
gigi& tinggi gigi Tidak
sesuai desain?

Mematikan Mesin Ya

Melepaskan dan membersihkan benda kerja

Mengembalikan
peralatan ketempat
semula

Roda gigi

Selesai

Gambar 2.34 Flowchart langkah kerja pembuatan roda gigi 2 pada mesin milling

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 37

Sumber: Dokumen pribadi


2.2.6 Data Hasil Praktikum
Putaran yang digunakan (n) = 680 rpm
Feed Motion (s) = 0,214 mm/rev
Diameter cutter (D) = 62 mm
Depth of Cut (t’) = 1,7 mm
Modul (M) = 2,25 mm
Dimensi roda gigi yang dibuat :
Teoritis
1. Diameter kepala (Dk) = 54 mm
2. Diameter pitch (Dp) = 49,5 mm
3. Jumlah gigi (Z) = 22
4. Tinggi gigi (H) = 5,06 mm
5. Tebal gigi (t) = 3,53 mm
Aktual
1. Diameter kepala (Dk) = 54,3 mm
2. Diameter pitch (Dp) = 48,4 mm
3. Jumlah gigi (Z) = 22
4. Tinggi gigi (H) =5 mm
5. Tebal gigi (t) = 2,3 mm
Bahan benda kerja = Aluminium
Konstanta bahan = 32 kg/mm²
Konstanta eksponen = 0,5
Lebar benda kerja =21,5 mm
Jumlah gigi worm wheel (K) = 60
16
Jumlah putaran untuk index plate (x) = 2
22

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 38

 Waktu tiap kali pemakanan :

Tabel 2.10 Data Waktu Pemakanan Proses Milling

Pemakanan ke- L (mm) Vhabel (mm/menit) nt (rpm) na (rpm) T (detik)


1 19,88 9 431 353 32,3
2 19,88 9 431 353 27,40
3 19,88 9 431 352 26,80
4 19,88 9 431 352 26,49
5 19,88 9 431 353 27,16
Σ 19,88 9 431 353 27,34

2.2.7 Pengolahan Data


1. Feed motion(s)
L+ √ t '( D−t ' )+ 6
s= (menit )
Tm. n (2 - 15)
dimana :

L = panjang pemotongan (mm)


t’ = kedalaman pemotongan (mm)
D = diameter milling cutter (mm)
s = feed motion (mm/rev)
n = putaran spindle (rpm)
Tm = Machining time(mnt)

2. Gaya pemotongan (Pz)


m
Pz=K . t ' . s (kg) (2 - 3)
dimana:
K = Koefisien bahan (Kg/mm2)
t’ = Depth of cut (mm)
m = konstanta eksponen
3. torsi (Mt)
Pz . D
Mt= ( Kg . mm)
2 (2 - 6)
dimana:

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 39

D = diameter milling cutter (mm)

4. Daya pemotongan (Nc)


Mt . n
Nc= ( Kw )
974000 (2 - 4)

5. Kecepatan pemotongan ( Tm )
π .D.n
v=
1000 (2 - 5)
dimana :

n = putaran spindle (rpm)


A. Perhitungan Aktual

1. Feed motion(s)
L+ √ t '( D−t ' )+6
s=
Tm. n
19 , 2+ √ 2(6−2)+6
s=
0 , 23 .680
s = 0,57 mm/rev

2. Gaya pemotongan (Pz)


Pz = K . t’ . sm
Pz = 32 . 2 . 0,570,5= 48,3 kg
Pz = 48,3 kg

3. Momen torsi (Mt)


Pz . D
Mt =
2
48,3 . 60
Mt =
2
Mt = 1449,99kg.mm

4. Daya pemotongan (Nc)


Mt .n
Nc =
97400

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 40

1449,99. 680
Nc=
974000
Nc = 1,01 Kw

5. Kecepatan pemotongan ( v )
ԉ. D .n
v=
1000
3,14 .6,25.720 3,14.60.680
v=
1000 1000
v = 128,177 m/menit

2.2.8 Studi Kasus


1. Diameter kepala dan pitch berbeda

(A) (B)
Gambar 2.35 Ukuran diameter kepala (A) dan diameter pitch (B) yang berbeda
Sumber: Dokumentasi pribadi

a. Analisa
Ukuran diameter kepala dan pitch gigi berbeda dari perencanaan dengan
perhitungan. Pada aktual lebih besar daripada perencanaan.
b. Penyebab

A Kesalahan memasukkan nilai modul B pada perhitungan. Perhitungan


perencanaan diatas menjadi lebih besar, modul yang harusnya 2,25 menjadi
2,5. Sehingga diameter kepala dan pitch gigi menjadi tidak sesuai.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 41

c. Solusi
 Untuk menyamakan ketebalan gigi dapat dilakukan praktikum kembali
dengan perhitungan yang lebih akurat.
 Perlu dikoreksi ulang sebelum pelaksanaan praktikum.
2. Tebal gigi berbeda

Gambar 2.36 Tebal gigi benda kerja berbeda


Sumber: Dokumentasi Pribadi

a. Analisa
Ukuran tebal tiap gigi berbeda-beda.Beberapa gigi ketebalannya besar, ada
beberapa gigi yang ketebalannya kecil.
b. Penyebab
Kesalahan memasukkan nilai modul pada perhitungan. Perhitungan
perencanaan diatas menjadi lebih besar, modul yang harusnya 2,25 menjadi
2,5. Sehingga tebal gigi menjadi tidak sesuai.

c. Solusi
 Untuk menyamakan ketebalan gigi dapat dilakukan praktikum kembali
dengan perhitungan yang lebih akurat.
 Perlu dikoreksi ulang sebelum pelaksanaan praktikum.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 42

3. Terdapat gigi yang ukurannya kecil

Gambar 2.37 Ukuran gigi benda kerja berbeda


Sumber: Dokumentasi Pribadi

a. Analisa
Ukuran salah satu gigi paling kecil.Gigi tersebut terpotong pisau frais terlalu
banyak.
b. Penyebab
Kesalahan memasukkan nilai modul pada perhitungan. Perhitungan
perencanaan diatas menjadi lebih besar, modul yang harusnya 2,25 menjadi
2,5. Sehingga salah satu gigi terpotong pisau frais terlalu banyak, karena
diameter benda kerja yang tidak sesuai.
c. Solusi
 Perlu dikoreksi ulang metode perhitungan perencanaan sebelum
pelaksanaan praktikum.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 43

2.3 Mesin Bor


Mesin bor adalah mesin yang digunakan untuk membuat lubang (drilling),
menambah diameter dalam (reaming), dan counterboring pada benda-benda ferrous
maupun nonferrous. Benda kerja yang diletakkan pada table dan jika diperlukan dapat
dijepit pada ragum (vise) yang biasanya ada sebagai perlengkapan tambahan pada mesin
bor. Selanjutnya, mata bor yang mendapat daya dan putaran dari motor listrik
ditekankan pada benda kerja.

2.3.1 Tujuan
Tujuan umum:
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.
Tujuan khusus:
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor.
b. Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan menggunakan mesin
bor.

2.3.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin Bor
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

Gambar 2.00 Mesin Bor


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 44

2. Mata Bor
Digunakan sebagai alat untuk melubangi benda kerja.

Gambar 2.00 Mata Bor


Sumber :Laboratorium Pemesinan

3. Kunci Drill chuck


Digunakan untuk mengencangkan mata bor pada drill chuck

Gambar 2.00 Drill chuck


Sumber :Laboratorium Pemesinan
4. Stop watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengeboran.

Gambar 2.00 Stop watch


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2016)
5. Waterpass

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 45

Digunakan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan tegak lurus


dengan mata bor.

Gambar 2.00 Waterpass


Sumber :Laboratorium Pemesinan

6. Palu
Digunakan untuk memberikan gaya pada penitik.

Gambar 2.00 Palu


Sumber :Laboratorium Pemesinan
B. Bahan
1. Aluminium

Gambar 2.00 Aluminium


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 46

2.2.3 Desain Benda Kerja


(Terlampir)

2.2.5 Penentuan Parameter Permesinan


 Type = SB M3
 Produksi = Flott GmbH -German
 Spindle stroke = 125 mm
 Drilling capacity in steel = 25 mm
 Drilling capacity in cast iron = 30 mm
 Motor = 2 speed 0,75/1,1 kW

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 47

2.2.6 Flowchart

Mulai

Benda kerja

Menyiapkan mesin, alat-alat


dan desain bendakerjadengan 5
lubangdan diameter 6 mm

Pasang mata bor ukuran 6 mm

Tempelkan benda dengan JIG


pada ragum

Hidupkan mesin bor

Lubangi salah satu sisi benda kerja


yang terletak tepat pada salah satu
lubang JIG

Pasangkan baut pada salah satu lubang JIG dan


bagian benda kerja yang telah dilubangi tersebut

Hidupkan mesin bor

Tentukan letak
awal titik

Proses Pengeboran

A B

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 48

A B

Tidak
Apakah
jumlahlubangdandia
meter sesuai?

Matikan mesin Ya

Selesai

Gambar 2.47 Flowchart pembuatan lubang pada roda gigi menggunakan mesin bor
Sumber: Dokumen pribadi

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 49

2.3.6 Data Hasil Praktikum


Tabel 2.11 Data Waktu Proses Pengeboran
Pengeboran ke- Waktu Pengeboran (detik)
1 50,8”
2 33,8”
3 30,1”
4 23,7”
5 18,5"

2.3.7 Pengolahan data


1. Kecepatan pengeboran
π. D .n
=
v 1000 (2 - 1)

3 . 14 .6 . 680
v=
1000
v = 12,81 m/menit

2. Feed Motion ( s )
L.i
s=
Tm. n (2 - 5)

19,2 .1
s=
0,873 .680
s = 0,0323 mm/rev

3. Momen torsi (Mt)


1,9 0,8
Mt=C . D . s (2 - 17)
1,9 0,8
Mt=32.6 . 0 ,0323
Mt = 61.8 kg.mm
dimana :

C = Konstanta bahan Alumunium


D = diameter mata bor (mm)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 50

4. Daya pengeboran (Nc)


Mt . n
Nc=
974000 (2 - 18)

61,8 . 680
Nc=
974000
Nc = 0,043 kW

2.3.8 Studi Kasus


1. Lubang tidak tepat sesuai desain

Gambar 2.48 Lubang tidak sesuai desain


Sumber: Dokumentasi Pribadi

a. Analisa
Lubang hasil pemboran tidak sesuai desain.Lubang yang dihasilkan bergeser
dari desain.
b. Penyebab
Bekas tanda penitik tidak tepat dengan desain.Penandaan lubang pada roda gigi
tidak tepat disebabkan oleh metode pemukulan penitik yang salah, seharusnya
tegak lurus dengan roda gigi, tetapi metode yang digunakan adalah pemukulan
dengan membentuk sudut.Sehingga tanda yang dihasilkan tidak tepat atau
bergeser dari perencanaan.Oleh karena itu mata bor yang digunakan berada
pada titik yang salah, sehingga lubang yang dihasilkan bergeser.
c. Solusi
Menggunakan metode pemukulan yang benar, yaitu penitik dan palu
tegak lurus dengan roda gigi.Dan perlu dilakukan pengecekan ulang sebelum
pengeboran

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 51

2.4 Kerja Bangku


2.4.1 Tujuan
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung terhadap mesin las serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang proses pengelasan.
Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, memahami dan melakukan proses pengelasan.
b. Melatih ketrampilan dalam mengoperasikan mesin las.

A. 2.4.2 Alat dan Bahan Alat


1. Mesin Las SMAW
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

Gambar 2.01 Mesin Las SMAW


Sumber :Laboratorium Pemesinan

2. Tang
Digunakan untuk menjepit benda kerja pada saat pengelasan apabila
diperlukan.

Gambar 2.02 Tang


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 52

3. Kacamata las / Topeng Las


Digunakan untuk melindungi mata pada saat proses pengelasan
berjalan.

Gambar 2.03 Kacamata las / Topeng Las


Sumber :Laboratorium Pemesinan
4. Stop watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengelasan.

Gambar 2.04 Stop watch


Sumber :Laboratorium Pemesinan

5. Penggaris Siku
Digunakan untuk menentukan kedudukan benda kerja sebelum dilas.

Gambar 2.05 Penggaris Siku


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 53

6. Kikir
Digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah proses pemotongan.

Gambar 2.06 Kikir


Sumber :Laboratorium Pemesinan
7. Roll Meter
Digunakan untuk mengukur benda kerja sebelum dan setelah dipotong.

Gambar 2.07 Roll Meter


Sumber :Laboratorium Pemesinan

8. Gergaji besi
Digunakan untuk memotong material.

Gambar 2.08 Gergaji besi


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 54

9. Sikat Kawat
Digunakan untuk membersihkan terak pada benda kerja.

Gambar 2.09 Sikat Kawat


Sumber :Laboratorium Pemesinan

10. Pemukul Terak


Digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel pada hasil
lasan.

Gambar 2.10 Pemukul Terak


Sumber :Laboratorium Pemesinan

B. Bahan
1. Besi Plat

Gambar 2.11 Besi Plat


Sumber :Laboratorium Pemesinan

2.2.2 Desain Benda Kerja


(Terlampir)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 55

2.4.4 Flowchart
2.4.4.1. Pengukuran dan pemotongan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 56

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 57

Gambar 2.66 Flowchart Pengukuran dan Pemotongan


Sumber : Dokumen Pribadi

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 58

3.4.4.2 Assembly

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 59

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 60

Gambar 2.67 Flowchart Assembly


Sumber : Dokumen Pribadi

2.4.5 Data Hasil Praktikum

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 61

Jenis bahan = Baja Esser


Tegangan = 25 Volt
Arus = 64,4 Ampere
Tebal Las = 6,3 mm
Panjang Pengelasan = 50 mm
Tahanan = 0.38 Ohm
Waktu pengelasan = 17 Detik
Faktor daya = 0,8
Tegangan geser = 37,5 kg / mm2
No KODE D (mm) I (mm) a (Amp) A (mm) t (menit) V (mm/mnt) J (KJ/mtr)
1 AWS E6013 3,98 1,5 97,3 456 11,53 8,43 111.392,88
2 AWS E6013 3,98 11,7 103,5 456 15,29 15,29 89.352,52
3 AWS E6013 3,98 10,1 101,7 456 20,7 20,7 273.409,37
4
5 Rata-rata 3,98 11,1 100,84 456 15,84 14,801 76.028,78

2.4.6 Pengolahan Data


1. Heat Input ( P)
P=V . I . cos α (W ) (2 - 19)

Dimana :
V = tegangan (Volt)
I = besar arus ( Ampere)
Cos α= faktor daya

2. Kekuatan las ( Po )
Po=2 . h. L. σ (Kg ) (2 - 20)

Dimana :
h = tebal las (mm)
L = panjang pengelasan (mm)
σ = tegangan geser ijin (Kg/mm2)

3. Panas yang timbul ( Q )

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 62

Q=0 , 24 . I 2 RT ( Kalori ) (2 - 21)


dimana :
R= tahanan (Ohm)
t = waktu pengelasan (detik)

B. Perhitungan Pengelasan Material Baja Esser


1. Heat Input ( P)
P=V . I cos α
P=25 . 0,64 cos 0,8
P = 1288 W

2. Kekuatan las ( Po )
Po=2 . h . L . σ
Po=2 . 6,3 .50.37,5
Po = 23625 kg

3. Panas yang timbul ( Q )


2
Q=0,24 . I . R . T
2
Q=0,24 .(64,4) .0,38.17
Q = 6430,06 Kalori

2.4.7 Studi kasus


1. Mengatur arus las
 Analisa
Ternyata jika plat atau bahan yang kita gunakan berbeda kita harus
mengatur kembali arus las yang ingin kita gunakan.

Gambar 2.00 hasil pengelasan SMAW


Sumber :Laboratorium Pemesinan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 63

 Penyebab
Jika arus las tidak disesuaikan dengan plat maka plat tersebut akan
berlubang dan tidak bisa dilas karena arusnya terlalu besar. Seperti apabila
ukuran platnya tidak terlalu tebal maka arusnya sebaiknya juga jangan terlalu
besar, begitupun sebaliknya apabila ukuran platnya lumayan tebal maka arusnya
diperbesar tidak masalah.
 Solusi
Diperhatikan terlebih dahulu setingan mesin las sebelum digunakan.
Disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas. Dan juga kerja sama kelompok
harus lebih kompak agar hasil praktek menjadi bagus.

1 Hasil Pengelasan berbeda


 Analisis

Mesin las yang digunakan berbeda tipe yaitu tipe mesin las SMAW dan
mesin las MIG.

Gambar 2.01 Hasil Pengelasan MIG


Sumber : Laboratorium Mesin

 Penyebab

Mesin las yang berbeda tipe, jadi cara kerja dan hasilnya pun berbeda.
Mesin las SMAW adalah las listrik yang menggunakan elektroda berselaput
sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan
bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar.
Sedangkan mesin las MIG adalah juga termasuk las listrik, dimana panas yang
ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena
adanya arus listrik. Elektrodanya berbentuk gulungan yang gerakannya diatur
oleh pasangan roda gigi yang digerakan oleh motor listrik. Tangkai las
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas CO 2 yang dialirkan
dari tabung gas melalui selang gas untuk pelindung.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 64

 Solusi

Sebelum menggunakan mesin las SMAW maupun MIG harus di pahami


betul cara kerja mesin lasnya agar kita bisa mengelas dengan baik dan
menghasilkan benda kerja yang bagus.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI PRAKTIKUM


1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 65

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum proses pembubutan dihasilkan sebuah poros berulir yang dikerjakan
dengan menggunakan mesin bubut. Mesin yang digunakan disesuaikan dengan
dimensi benda kerja sehingga perhitungan actual dan teoritis tidak jauh berbeda
2. Pada praktikum proses pembuatan roda gigi dikerjakan dengan mesin milling.
Kedudukan benda kerja mempengaruhi hasil akhir pengerjaan seperti ketebalan gigi
yang satu dengan yang lainnya
3. Pada proses pengeboran roda gigi yang dikerjakan dengan mesin bor. Posisi benda
kerja sangat mempengaruhi hasil akhir pengerjaan yaitu berupa lubang yang
harusnya sesuai dengan desain benda kerja oleh karena itu harus dilakukan
pengukuran yang presisi agar lubang pada roda gigi sesai dengan benda kerja
4. Pada praktikum proses pengelasan dihasilkan sebuah grill yang dikerjakan dengan
menggunakan mesin las. Untuk menghindari hasil pengelasan yang berlubang maka
dibutuhkan ketepatan waktu dalam melumerkan logam sehingga logam tidak akan
berlubang. Selain itu diperlukan penyesuain terhadap arus karena apabila arus yang
digunakan terlalu besar maka benda akan berlubang

3.2 Saran
1. Untuk Laboratorium Proses Produksi agar ditambahkan generator pembangkit Listrik
agar jika mati listrik kegiatan praktikum Tetap dapat berjalan
2. Untuk kegiatan praktikum proses produksi agar timeline waktu praktikum tidak
bersinggungan dengan waktu kuliah
3. Untuk laporan praktikum agar softcopy saja bisa dijadikan bahan untuk acc untuk
penghematan kertas dan agar mengurangi sampah kertas
4. Untuk asisten Laboratorium Proses Produksi agar lebih menjelaskan ke praktikan
agar praktikan lebih mengerti saat menggunakan alat
5. Untuk waktu asistensi agar tidak terlalu malam dan tidak bersinggungan dengan
waktu kuliah dan lebih fleksibel dalam waktu

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI KESIMPULAN DAN SARAN


1

Anda mungkin juga menyukai