Manajemen Cairan Elektrolit
Manajemen Cairan Elektrolit
& ELEKTROLIT
CAIRAN BAGI TUBUH
Ø Cairan merupakan kebutuhan dasar yang utama.
Ø Jumlah cairan adalah 60% BB dengan komposisi 36% cairan intra sel dan 24% cairan
ekstra sel(18% interstisial; 6% intravaskular).
Ø Dialisis -> cairan merupakan salah satu perhatian perawat disamping oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, proteksi dan aktifitas.
Ø 33 -50% pasien hemodialisis tidak patuh terhadap pembatasan cairan. -> kelebihan
cairan secara kronik , meningkatkan resiko Kardiovaskuler dan hipertensi.
Ø 60-80% pasien meninggal akibat kelebihan asupan cairan dan makanan pada
intradialitik -> PENTING monitoring dan penbatasan cairan
(Henrich’s, 2017)
Kalsifikasi pembuluh darah
Kalsifikasi Jaringan Lunak
q penyebab kematian terbesar
q Hiperfosfatemia
q serangan jantung
q Ca x P meningkat
q stroke
q HPTi meningkat
Hipo/
Hiperfosfatemia Hiperparatiroid
Hiperkalsemia
• Peningkatan kadar pospat • Kadar hormone • Kadar Kalsium total darah <
darah > 4.6 mg/dl (n : 2,5 – 8 mg/dl / >10 mg/dl
paratiroid pad PGK
4,5) (n: 8,4 – 9,5)
bervariasi dikarenakan
• Manifestasi klinis pada PGK
dengan LFG < 30. peningkatan resistensi
disebabkan retensi posfor skeletal thd hormone
pth.
• Penyebabnya adl
kondisi hiperfosfatemia.
Suwitra, K.
Hiperfosfatemia Hiperparatiroid sekunder
Non-famakologis Dapat dilakukan tindakan
Paratiroidektomi baik itu total /
a. Diet rendah fosfor 900 (800 subtotal. Dengan teknik medis
– 1000) mg/hari. Makanan (injeksi alkohol absolut /
yang mengandung banyak paricalcitol) atau teknik
Fosfor : Makanan yang pembedahan bedah. Indikasi dari
diawetkan, Cola, Protein.
Tatalaksana b. Awasi kemungkinan
tindakan adalah :
ühiperparatiroid sekunder berat
malnutrisi + hiperkalsemia /
Farmakologis: obat pengikat hiperfosfatemia gagal terapi
fosfat ; aluminium hidroksida ; farmakologis
kalsium karbonat ;kalsium ükeluhan menonjol
asetat ; magnesium
karbonat ;lanthanum karbonat üpruritus sangat mengganggu
▪ sevelamer
ünyeri tulang & sendi progresif
Dialisis : tidak banyak
membuang fosfat ükalsifilaksis
Kalsitriol/Vitamin D Analog Hipokalsemia
üalfacalcidol ü Pengikat fosfat
mengandung kalsium
ücalcitriol
üDialisat→ kadar kalsium :
ücholecalciferol / 2,5 – 3,0 mEq/L kendali
ergocalciferol
Tatalaksana üdihydrotachysterol
glukosa darah
dalam GMT- 4. Edukasi Pasien :pencegahan resiko jatuh, kepatuhan diit dan
terapi tulang,
PGK 5. Evaluasi berkala terhadap program yang dilaksanakan terkait
penatalaksanaan ganguan metabolisme Ca dan P
6. Management Hemodialisis yang adekuat
7. Kolaborasi dengan dokter HD dan dokter Gisi
GANGGUAN NEUROLOGI
PADA PASIEN DIALISIS
Nugroho
Lazuardi
NEFROLOGI & NEUROLOGI
Sudung O, 2016
Komplikasi
neurologis -
hemodialisis
Patofisiologi
Klinis
Sindrom Nyeri kepala
Disequilibrium
Mual
Fatigue
Dialisis Kejang
Penurunan
kesadaran
Gangguan Neurologis Lain
Gangguan Neurologi Keterangan
Sindrom carpal tunnel § Komplikasi dialisis jangka panjang biasanya akumulasidari Beta-2 microglobulin.
§ Penanganan bersifat bedah.
Kejang pada dialisis § Paling umum terjadi pada pasien yang sangat uraemik.
§ Penyebab : Ensefalopati Uraemik, Sindrom disekuilibrium, Peningkatan Hb yang cepat , Hipotensi,
Penyakit serebrovaskular, Kelainan elektrolit, Emboli udara.
§ Pencegahan : dialisis lebih awal
Neuropati Perifir § Polineuropati uremik dapat diperberat dengan malnutrisi, hipertensi tidak terkontrol dan komorbid lain
seperti diabetes.
§ Mononeuropati dapat disebabkan oleh nerve entrapment (hantaran saraf) -> hipermagnesium
§ Neuropati autonom disebabkan oleh penyakit aksonal,diabetes.
§ Diare nokturnal, disfungsi ereksi dan inkontinensia urin berhubungan dengan neuropati perifer
Gangguan kognitif kronis § Disfungsi neurokognitif dengan penurunan area pemusatan perhatian, bahasa, dan memori,
§ Demensia dialisis (jarang), disebabkan Aluminium pada air dialisis
Gangguan tidur : Sleep Apnoe § Gangguan siklus tidur-bangun (UREMIK) : Kantuk berlebihan disiang hari
§ HD nocturnal dapat mengurangi sleep apnoe
Ress Leg Sindrom § Gangguan sensorik pada kaki : sensasi, sakit, gatal, menusuk, berat, tegang, terbakar, atau dingin.
§ Exercise program dapat mengurangi sindrom tersebut.
1. Pemeriksaan derajat kesadaran : kualitatif dinyatakan sebagai : samnolen, apatis, sopor,
dan koma. kriteria kuantitatif dinilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS)
2. Penilaian Neurologis
3. Pemeriksaan motoric meliputi kekuatan otot, tonus otot, reflex fisiologis dan patologis.
4. Nilai bentuk, ukuran, kesetaraan dan respon terhadap cahaya
Assesment 5.
6.
Hipotensi postural:
Neuropati Perifer : Keluhan Mati rasa, rasa sakit atau sensasi terbakar mengurangi sensasi
Gangguan tusukan jarum, dan penurunan sentuhan ringan.
Neurologi 7. Mononeuropati: keluhan : tusukan-> rasa sakit dan / atau mati rasa dan, sentuhan ringan
dan / atau reflex.
dialisis 8. Neuropati kranial: Keluhan : Ketika ada riwayat satu atau lebih dari satu keterlibatan saraf
kranial, Ketika pemeriksaan menunjukkan satu atau lebih dari satu cacat saraf kranial.
9. Neuropati otonom: : Dipertimbangkan ketika setidaknya ada salah satu dari yang berikut:
Ø Keringat banyak, diare nokturnal
Ø Gerakan Tungkai Berkala:
Ø Rest Leg Sindrom
Gangguan Neurologi Tatalaksana
DImensia Aluminuim-free dialysis
Pemberian deferoxamine
benzodiapin
Sindrom disequilibrium Hemodialisis lambat
Tatalaksana High dialisat sodium level
Ensefalopati uremikum Dialisis
Gangguan Transplantasi ginjal
Faktor-faktor mempengaruhi
keseimbangan cairan :
a. umur,
b. suhu lingkungan,
c. diet,
d. stress, dan
e. Kondisi Sakit -> PGK,
DEFINISI
Berat badan kering adalah Berat badan tanpa kelebihan cairan, Tanpa oedema paru, Tanpa
oedema di ekstrimitas, Tekanan darah stabil post dialisis tanpa obat anti hipertensi, Hipotensi
bukan berarti telah mencapai berat kering, Kesesuaian antara data SUBYEKTIF dengan OBYEKTIF
dari pasien.
Berat Badan Kering didefinisikan sebagai berat badan terendah pasien yang dapat ditoleransi,
tanpa gejala hiper/hipotensi. ( rudialyst, 2011)
Ideal berat Badan kering :
a. Waktu pemulihan post dialisis yg pendek
b. Kurangnya kejadian hipotensi intradialisis
c. Memperpanjang lama hidup pasien
d. Menurunkan resiko cardiovaskular dan serbrovaskular serta rawat inap
e. Menurunkan resiko hipovolemia dan trombosis akses (karena hipovolemia)
f. Resiko jatuh post dialisis menurun
g. Seharusnya sudah dapat ditentukan setelah pasien hd 6-8 kali
INTERDIALITIC WEIGHT GAIN (IDWG)
IDWG adalah peningkatan volume cairan sbg a. IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh ->
manifestasi adanya peningkatann berat badan tidak lebih dari 1,0- 1,5 kg (Lewis et al.,
dengan cara mengetahui jumlah cairan masuk 1998) atau tidak lebih dari 3 % dari berat
selama periodic interdialitik ( diantara 2 sesi kering (Fisher, 2006).
dialisis) (arifin, 2017)
b. Cairan dibatasi, yaitu dengan menjumlahkan
Penilaian IDWG Penting untuk menentukan urin/24jam ditambah 500- 750 ml (Almatsier,
jumlah cairan yang diperlukan selama dialysis. 2004).
c. The target interdialytic weight gain should be
less than 4% in the midweek sessions and up
to 5% during the weekends
d. Peningkatan berat badan antar waktu
hemodialisis tidak boleh melebihi 5% dari
berat badan kering (Kresnawan, 2012, ¶6).
e. Menurut Kimmel, et al., (2000) peningkatan
IDWG yang ideal adalah 1,5 kg.
RUMUS KEBUTUHAN CAIRAN & IDWG
Kebutuhan cairan dalam/24 jam : IDWG
IWL (Insensibel Water Loss : 500 cc ) + total
produksi urin (24 jam). IDWG : BB Pre – BB Post x 100%
BB Post
f. Membagi jumlah cairan rata dalam sehari n. Penting untuk menjaga pekerjaan/kesibukan
g. Menggunakan gelas kecil bukan gelas besar o. Cek berat badan tiap hari sebelum makan pagi,
akan membantu untuk mengetahui tingkat cairan
h. Setiap minum hanya setengah gelas. antar hemodialysa.