Anda di halaman 1dari 24

UMKM

UMKM: KRITERIA

► USAHA MIKRO, memiliki asset 50 jt dan


omset 300 jt.
► USAHA KECIL, memiliki asset lebih dari 50 Jt
s/d 500 jt dan omset 300 jt s/d 2.5 Milyar.
► USAHA MENENGAH, memiliki asset 500 jt
S/d 10 milyar, asset 2.5 s/d 50 Milyar.
UMKM: IKLIM USAHA

1. Pendanaan
2. Sarana & Prasarana
3. Informasi Usaha
4. Kemitraan.
5. Perijinan Usaha
6. Kesempatan Berusaha
7. Promosi Dagang, dan
8. Dukungan Kelembagaan.
MASALAH KUMKM

INTERNAL:
1. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan
2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
3. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar
4. Mentalitas Pengusaha UKM
5. Kurangnya Transparansi

EKSTERNAL:
UPAYA UNTUK UMKM

► Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif


► Bantuan Permodalan
► Perlindungan Usaha
► Pengembangan Kemitraan
► Pelatihan
► Membentuk Lembaga Khusus
► Memantapkan Asosiasi
► Mengembangkan Promosi
► Mengembangkan Kerjasama yang Setara
► Mengembangkan Sarana dan Prasarana
KEMITRAAN
UMKM: DASAR KEBIJAKAN
KEMITRAAN
► UU No. 20/2008 tentang UMKM, pasal 7, 11, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35,36, 37 dan 39),
► PP No. 44 tentang Kemitraan,
► UU No. 5/1984, pasal 10 & 11 tentang Perindustrian,
► Kepres No. 16/1994 jo Kepres 24/1995 yang mengatur kontraktor besar/
menengah melakukan sub kontrak dengan kontraktor kecil dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah / BUMN.
► Kemitraan pola Bapak-Anak Angkat yang dikembangkan oleh Kementrian
Perindustrian,
► SK Menkeu No. 1232/1993, tentang Penyisihan sebagian laba BUMN untuk
golongan Pengusaha Lemah dan Koperasi,
► Pemberian penghargaan UPAKARTI kepada Pengusaha yang dianggap berhasil
dalam membina usaha kecil.
UMKM: MODEL KEMITRAAN

✔ Inti Plasma
✔ Sub Kontrak
✔ Waralaba
✔ Perdagangan Umum
✔ Distribusi dan Keagenan, dan
✔ Bentuk-bentuk Kemitraan lain, seperti ;
Bagi Hasil, KSO (Kerja Sama Operasi), Usaha Patungan (joint venture) dan
Penyumberluaran (Outsourching).
POLA INTI-PLASMA

Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar
yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha
kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan penyediaan sarana
produksi
► bintek manajemen usaha dan produksi
► teknologi
► pembiayaan
► pemasaran hasil produksi
► lainnya (efisiensi dan produktivitas)
SUB KONTRAK

Pola subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau
usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh
usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari produksinya. Kelemahan pola
subkontrak ini adalah pada besarnya kebergantungan pengusaha kecil pada pengusaha
menengah atau besar. Hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kemandirian dan
keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha kecil. Manfaat yang diperoleh pengusaha kecil
melalui pola subkontrak ini adalah dalam hal :
► Kesempatan untuk mengerjakan sebagian produksi dan atau komponen.
► Kesempatan yang seluas-luasnya dalam memperoleh bahan baku.
► Bimbingan dan kemampuan teknis produksi dan atau manajemen.
► Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang digunakan.
DAGANG UMUM

Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar
yang berlangsung dalam bentuk kerjasama pemasaran, penyediaan lokasi usaha,
atau penerimaan pasokan dari usaha kecil mitra usahanya untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukan oleh usaha besar dan atau usaha menengah yang
bersangkutan.
PP NO. 4 TAHUN 1997

Waralaba (franchise):
Suatu sistem yang menggambarkan hubungan antara usaha besar (franchisor) dengan
usaha kecil (franchisee), dimana franchisee diberikan hak atas kekayaan intelektual
atau penemuan ciri khas usaha, dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan pihak franchisor dalam rangka penyediaan atau penjualan barang dan
atau jasa.
PP NO. 4 TAHUN 1997

Keagenan:
Hubungan kemitraan, dimana pihak principal memproduksi/memiliki sesuatu,
sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak yag menjalankan bisnis
tersebut dan menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak
ketiga
SEDERHANA

PEMBINA/
FASILITATO
R
KEMITRAA
Perusahaan Koperasi/
Besar N Usaha Kecil

❑ MODAL
❑ SARANA
PRODUKSI
❑ ALAT & MESIN
❑ MANAJEMEN
❑ TEKNOLOGI
MADYA

PEMBINA/
FASILITATO
R
KEMITRAA
Perusahaan Koperasi/
Besar N Usaha Kecil

❑ ALAT & MESIN ❑ SARANA


❑ AGROINDUSTRI PRODUKSI
❑ PEMASARAN ❑ MANAJEMEN
❑ TEKNOLOGI ❑ PERMODALAN
UTAMA

PEMBINA/
FASILITATO
R

KONSULTA
N

KEMITRAA
Perusahaan N Koperasi/
Besar Usaha Kecil
SAHAM
KEMITRAAN KOPERASI (KUD)
(Kemitraan Petani Tembakau & PT. Gudang Garam)

APARAT
PEMBINA

KUD
❑ KREDIT
❑ JASA ALSIN
❑ SAPRODI

❑ PEMBINAAN
❑ HARGA PRODUKSI
❑ SAPRODI
PERUSAHAAN :
KELOMPOK PT. GUDANG
TANI GARAM
❑ PRODUKSI
(TEMBAKAU KERING)
KENDALA KEMITRAAN

► Besarnya kesenjangan antara Usaha Besar dengan UKM, khususnya dalam hal
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN.
► Adanya PERSEPSI TENTANG KEMITRAAN YANG BERBEDA antara usaha
besar dengan UKM.
► Kelembagaan pendukung (SUPPORTING AGENCY) yang dapat mengurangi
kesenjangan UKM dan usaha besar, baik kualitas dan kuantitas lembaga,
MASIH KURANG.
► KURANGNYA PENGHARGAAN UKM terhadap persyaratan atau fakor Quality,
Cost & Delevery (QCD).
► Kualitas SDM UKM masih rendah.
► Masih BANYAK USAHA BESAR yang melakukan kegiatan usaha yang bersifat
INTEGRASI VERTICAL.
Pemberdayaan Usaha Kecil dilakukan
melalui :
► Penumbuhan iklim usaha yang mendukung bagi pengembanganUsaha Kecil;
► Pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil serta kemitraan usaha.
► Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk menghasilkan tingkat
efisiensi dan produktivitas yang optimal diperlukan sinergi antara pihak yang
memiliki modal kuat, teknologi maju, manajemen modern dengan pihak yang
memiliki bahan baku, tenaga kerja dan lahan. Sinergi ini dikenal dengan
kemitraan. Kemitraan yang dihasilkan merupakan suatu proses yang dibutuhkan
bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh nilai tambah. Hanya
dengan kemitraan yang saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling
memperkuat, dunia usaha baik kecil maupun menengah akan mampu bersaing.
TUJUAN KEMITRAAN
► Tujuan dari Aspek Ekonomi
► Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan secara
lebih kongkrit yaitu :
► Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat;
► Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan;
► Mengenal tiga jenis efisiensi diantaranya yaitu pertama, efisiensi teknis adalah cara yang
paling efektif dalam menggunakan suatu sumber yang langka (tenaga kerja, bahan baku,
mesin dan lain sebagainya) atau sejumlah sumber dalam suatu pekerjaan tertentu.
Kedua, efisiensi statis meliputi efisiensi teknis yang mencerminkan alokasi
sumber-sumber yang ada dalam rangkaian waktu tertentu, dengan kata lain, efisiensi
ekonomi diperoleh bila tak ada kemungkinan realokasi sumber lain yang dapat
meningkatkan output produk lainnya. Ketiga, efisiensi dinamis, pada pihak lain
menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan kenaikan sumber yang seharusnya
menyebabkan pertumbuhan ini. Jadi walaupun dua perekonomian mungkin telah
meningkatkan persediaan modal dan tenaga kerja mereka dengan persentase yang sama,
tapi tingkat pertumbuhan nasional dalam kedua kasus ini mungkin sangat berlainan.
► Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya
► Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya pemberdayaan usaha
kecil. Pengusaha besar berperan sebagaai faktor percepatan pemberdayaan
usaha kecil sesuai kemampuan dan kompetensinya dalam mendukung mitra
usahanya menuju kemandirian usaha, atau dengan perkataan lain kemitraan
usaha yang dilakukan oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan
pengusaha kecil sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar
untuk ikut memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha
yang tangguh dan mandiri. Adapun sebagai wujud tanggung jawab sosial itu
dapat berupa pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada pengusaha
kecil, dengan pembinaan dan bimbingan yang terus menerus diharapkan
pengusaha kecil dapt tumbuh dan berkembang sebagai komponen ekonomi
yng tangguh dan mandiri.
► Tujuan dari Aspek Teknologi
► Secara faktual, usaha kecil biasanya mempunyai skala usaha yang kecil dari sisi
modal, penggunaan tenaga kerja, maupun orientasi pasarnya. Demikian pula
dengan status usahanya yang bersifat pribadi atau kekeluargaan; tenaga kerja
berasal dari lingkungan setempat; kemampuan mengadopsi teknologi, manajemen,
dan adiministratif sangat sederhana; dan struktur permodalannya sangat bergantung
pada modal tetap. Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi pada
usaha kecil, maka pengusaha besar dalam melaksanakan pembinaan dan
pengembangan terhadap pengusaha kecil meliputi juga memberikan bimbingan
teknologi. Teknologi dilihat dari arti kata bahasanya adalah ilmu yang berkenaan
dengan teknik. Oleh karena itu bimbingan teknologi yang dimaksud adalah
berkenaan dengan teknik berproduksi untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi.
► Tujuan dari Aspek Manajemen
► Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau lebih
individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk
mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu
bertindak sendiri. Sehingga ada 2 (dua) hal yang menjadi pusat
perhatian yaitu : Pertama, peningkatan produktivitas individu yang
melaksnakan kerja, dan Kedua, peningkatan produktivitas organisasi di
dalam kerja yang dilaksanakan. Pengusaha kecil yang umumnya
tingkat manajemen usaha rendah, dengan kemitraan usaha diharapkan
ada pembenahan manajemen, peningkatan kualitas sumber daya
manusia serta pemantapan organisasi.
Thanks...

Anda mungkin juga menyukai