Anda di halaman 1dari 16

Mohamad Riduwan

2602213946

Tugas Kelompok ke-1

Week 3

1. Sebutkan dan jelaskan kriteria suatu usaha disebut usaha kecil atau usaha menengah

menurut UU Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM.

Jawaban :

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) di Indonesia mendefinisikan UMKM berdasarkan beberapa kriteria. Berikut

adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah suatu usaha dapat

diklasifikasikan sebagai usaha kecil atau usaha menengah:

a) Kriteria Jumlah Tenaga Kerja:

• Usaha Mikro: Mempunyai jumlah tenaga kerja kurang dari 10 orang.

• Usaha Kecil: Mempunyai jumlah tenaga kerja antara 10 hingga 49 orang.

• Usaha Menengah: Mempunyai jumlah tenaga kerja antara 50 hingga 199 orang.

b) Kriteria Omset Usaha Tahunan:

• Usaha Mikro: Memiliki omset usaha tahunan tidak lebih dari Rp 300 juta.

• Usaha Kecil: Memiliki omset usaha tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga Rp 2,5

miliar.

• Usaha Menengah: Memiliki omset usaha tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar hingga

Rp 50 miliar.

c) Kriteria Modal Usaha:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Usaha Mikro: Memiliki nilai kekayaan bersih tidak lebih dari Rp 50 juta (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).

• Usaha Kecil: Memiliki nilai kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta hingga Rp 500

juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).

• Usaha Menengah: Memiliki nilai kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta hingga

Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).

d) Kriteria Jenis Usaha:

• Usaha UMKM ini harus berbentuk badan usaha atau bentuk usaha lain yang sah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Usaha UMKM tidak termasuk dalam kategori tertentu yang dikecualikan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Jadi, apabila suatu usaha memenuhi kriteria-kriteria di atas, maka usaha tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai usaha mikro, kecil, atau menengah sesuai dengan UU Nomor 20

Tahun 2008 tentang UMKM di Indonesia. Klasifikasi ini penting karena UU tersebut

memberikan berbagai jenis dukungan dan insentif kepada UMKM untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan mereka dalam perekonomian nasional.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Menurut pendapat Anda apakah peran UMKM sangat penting dan berpengaruh bagi

perekonomian suatu negara? Jelaskan.

Jawaban :

Ya, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sangat penting dan berpengaruh bagi

perekonomian suatu negara. Dan dalam beberapa Krisis moneter UMKM lah tetap

bertahan dan tetap eksis dalam menjalankan usahanya. Berikut adalah beberapa alasan

mengapa peran UMKM sangat signifikan dalam perekonomian:

a) Penciptaan Lapangan Kerja: UMKM biasanya merupakan penyedia lapangan kerja

terbesar di banyak negara. Mereka membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan

mempekerjakan banyak orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan kualifikasi

pendidikan atau pengalaman kerja. Dengan menciptakan lapangan kerja, UMKM secara

langsung mendukung kesejahteraan masyarakat.

b) Kontribusi terhadap PDB: Sektor UMKM dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Meskipun setiap

UMKM mungkin memiliki omset yang relatif kecil, jumlahnya yang besar berarti bahwa

secara kolektif, UMKM dapat memiliki dampak ekonomi yang substansial.

c) Pemberdayaan Ekonomi Lokal: UMKM sering kali beroperasi di tingkat lokal atau

regional. Mereka membantu menggerakkan perekonomian lokal dengan menghasilkan

produk dan layanan yang dibutuhkan oleh komunitas setempat. Ini berarti bahwa

pendapatan yang dihasilkan oleh UMKM tetap berputar di dalam komunitas tersebut dan

mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


d) Inovasi dan Kreativitas: UMKM seringkali menjadi pusat inovasi dan kreativitas.

Mereka lebih fleksibel dalam mencoba ide-ide baru dan produk-produk inovatif. Inovasi

dari UMKM dapat merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan

meningkatkan daya saing suatu negara di pasar global.

e) Keseimbangan Regional: UMKM dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan

ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Mereka sering berlokasi di pedesaan atau

daerah terpencil, membantu mengurangi ketimpangan ekonomi antara wilayah perkotaan

dan pedesaan.

f) Kepemilikan Lokal: UMKM sering dimiliki oleh warga lokal, yang berarti bahwa

pendapatan yang dihasilkan oleh UMKM tetap berada di tangan komunitas lokal dan

tidak mengalir keluar negeri.

Oleh karena itu, UMKM memiliki peran penting dalam memperkuat perekonomian suatu

negara, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Dukungan yang tepat dari pemerintah dan sektor swasta dapat membantu

UMKM berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap

perekonomian nasional.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


3. Jika Anda ingin membentuk suatu usaha berbentuk UMKM, apa yang perlu Anda

persiapkan untuk membentuk usaha tersebut? Mengapa Anda memilih membentuk usaha

tersebut? apakah terdapat peluang dan kendala pada usaha Anda? Jelaskan

Jawaban :

Membentuk usaha UMKM memerlukan persiapan yang matang. Berikut adalah beberapa

langkah yang perlu Anda persiapkan untuk memulai usaha UMKM:

a) Ide Usaha:

• Pertama-tama, tentukan ide usaha yang ingin Anda jalankan. Ide ini sebaiknya

sesuai dengan minat, keahlian, dan pengalaman Anda.

b) Rencana Bisnis:

• Buat rencana bisnis yang mencakup detail tentang visi, misi, target pasar, produk

atau layanan yang akan ditawarkan, analisis kompetisi, proyeksi keuangan, dan

strategi pemasaran.

c) Penelitian Pasar:

• Lakukan penelitian pasar untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan

potensial Anda. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi peluang dan tantangan

dalam bisnis Anda.

d) Pembiayaan:

• Tentukan sumber pembiayaan untuk memulai usaha Anda. Ini bisa meliputi

tabungan pribadi, pinjaman dari bank, modal dari investor, atau program

dukungan pemerintah bagi UMKM.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


e) Pilih Bentuk Usaha:

• Tentukan bentuk hukum usaha Anda, seperti perusahaan perseorangan, kemitraan,

atau PT (perseroan terbatas). Keputusan ini akan memengaruhi tanggung jawab

hukum dan pajak Anda.

f) Perizinan dan Regulasi:

• Pelajari semua perizinan dan regulasi yang diperlukan untuk usaha Anda.

Pastikan Anda memenuhi semua persyaratan hukum yang berlaku, termasuk izin

usaha dan perpajakan.

g) Pemilihan Lokasi:

• Jika bisnis Anda memerlukan lokasi fisik, pilih lokasi yang sesuai dengan target

pasar Anda dan yang sesuai dengan anggaran Anda.

h) Sumber Daya Manusia:

• Jika diperlukan, rekrut karyawan yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda.

Pastikan Anda memiliki tim yang kompeten untuk menjalankan operasi sehari-

hari.

i) Branding dan Pemasaran:

• Buat identitas merek dan strategi pemasaran untuk mempromosikan produk atau

layanan Anda. Ini mencakup pembuatan situs web, media sosial, dan strategi

iklan.

j) Manajemen Keuangan:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Tetapkan sistem keuangan yang baik, termasuk akuntansi dan pemantauan

keuangan yang rutin. Ini membantu Anda mengelola keuangan bisnis Anda

dengan baik.

k) Perijinan Izin UMKM:

• Pastikan Anda mendaftarkan usaha Anda sesuai dengan ketentuan UU UMKM

dan memperoleh izin UMKM yang diperlukan.

l) Mengembangkan Jaringan:

• Bangun jaringan dengan pelanggan potensial, pemasok, dan pemangku

kepentingan lainnya dalam industri Anda. Ini dapat membantu Anda mendapatkan

dukungan dan peluang lebih lanjut.

m) Evaluasi dan Peningkatan:

• Selalu pantau kinerja bisnis Anda dan berusaha untuk terus meningkatkannya.

Pelajari dari pengalaman dan kesalahan Anda.

n) Kepatuhan Hukum:

• Pastikan Anda selalu mematuhi semua regulasi dan peraturan yang berlaku, baik

dari segi pajak, lingkungan, maupun ketentuan lainnya.

Mengapa saya memilih bidang usaha kuliner, Memilih UMKM di bidang kuliner makanan

memiliki berbagai alasan yang dapat menjadi daya tarik bagi calon pengusaha. Beberapa alasan

utama termasuk:

a) Permintaan Tinggi: Makanan adalah kebutuhan dasar manusia, dan permintaan akan

makanan selalu tinggi. Orang selalu mencari variasi dalam makanan, mencoba hidangan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


baru, dan berbagi pengalaman makan dengan keluarga dan teman-teman. Ini menciptakan

peluang bisnis yang besar dalam industri kuliner.

b) Pengalaman Sosial: Makanan sering kali menjadi bagian penting dari pengalaman

sosial. Restoran, kafe, dan tempat makan lainnya adalah tempat-tempat di mana orang

berkumpul, merayakan peristiwa khusus, atau sekadar bersantai bersama. Bisnis kuliner

makanan memungkinkan Anda untuk menciptakan lingkungan sosial yang nyaman dan

menyenangkan.

c) Kreativitas: Industri makanan memberi Anda ruang untuk bereksperimen dengan resep,

presentasi, dan konsep kuliner. Ini adalah peluang besar bagi individu yang memiliki

keahlian kuliner dan minat dalam mengembangkan hidangan kreatif.

d) Pasar yang Diversifikasi: Anda dapat memilih berbagai segmen pasar untuk

ditargetkan, mulai dari restoran fine dining hingga makanan jalanan (street food). Ini

memungkinkan Anda menyesuaikan bisnis Anda dengan preferensi dan anggaran

konsumen yang berbeda.

e) Peluang Franchise: Jika Anda tidak ingin memulai dari awal, industri kuliner juga

menawarkan peluang waralaba (franchise). Anda dapat membeli franchise dari merek

terkenal dengan sistem yang sudah terbukti, yang dapat meminimalkan risiko bisnis

Anda.

f) Pengujian Pasar yang Terjangkau: Memulai bisnis kuliner seringkali memungkinkan

Anda untuk memulai dengan skala yang lebih kecil, seperti makanan kaki lima atau food

truck. Ini dapat menjadi pengujian pasar yang lebih terjangkau sebelum Anda

memutuskan untuk memperluas bisnis Anda.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


g) Kebutuhan Berkelanjutan: Makanan adalah kebutuhan yang berkelanjutan, yang

berarti bahwa bisnis kuliner memiliki peluang untuk bertahan dan berkembang dalam

jangka panjang.

h) Keunggulan Lokal: Makanan sering kali terkait erat dengan budaya dan tradisi lokal. Ini

berarti bahwa Anda dapat menonjolkan keunikan dan kekhasan lokal dalam hidangan

Anda, yang dapat menjadi daya tarik bagi pelanggan. Peluang dalam Usaha Kuliner

Makanan:

i) Permintaan Tinggi: Permintaan terus muncul untuk makanan yang enak dan bervariasi.

Orang selalu mencari pengalaman kuliner yang baru dan menarik.

j) Kreativitas dan Inovasi: Peluang untuk menciptakan menu yang unik dan kreatif, serta

menggabungkan berbagai jenis masakan dan gaya kuliner.

k) Keunggulan Lokal: Menonjolkan kekhasan kuliner lokal yang mencerminkan budaya

dan tradisi tertentu.

l) Kemitraan dengan Pemasok Lokal: Mendukung perekonomian lokal dengan bekerja

sama dengan petani dan produsen lokal untuk memasok bahan baku segar.

Peluang dalam Usaha Kuliner Makanan:

Peluang usaha kuliner makanan

a) Permintaan Tinggi: Permintaan terus muncul untuk makanan yang enak dan

bervariasi. Orang selalu mencari pengalaman kuliner yang baru dan menarik.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b) Kreativitas dan Inovasi: Peluang untuk menciptakan menu yang unik dan

kreatif, serta menggabungkan berbagai jenis masakan dan gaya kuliner.

c) Keunggulan Lokal: Menonjolkan kekhasan kuliner lokal yang mencerminkan

budaya dan tradisi tertentu.

d) Kemitraan dengan Pemasok Lokal: Mendukung perekonomian lokal dengan

bekerja sama dengan petani dan produsen lokal untuk memasok bahan baku segar.

Kendala dalam Usaha Kuliner Makanan:

a) Persaingan yang Ketat: Industri kuliner memiliki tingkat persaingan yang tinggi.

Persaingan dari restoran lain, food truck, layanan pengiriman makanan, dan lain-

lain dapat membuat sulit untuk menonjol.

b) Bahan Baku dan Harga Fluktuatif: Harga bahan baku, terutama produk

pertanian, dapat fluktuatif. Ini dapat mempengaruhi marjin keuntungan Anda.

c) Regulasi dan Izin: Industri makanan sering kali tunduk pada peraturan ketat

terkait dengan keamanan pangan, sanitasi, dan perizinan. Mematuhi regulasi ini

penting, tetapi juga bisa menjadi kendala.

d) Manajemen Biaya: Menjaga biaya operasional seperti gaji karyawan, sewa, dan

persediaan dalam kendali adalah tantangan tersendiri.

e) Kualitas dan Konsistensi: Menjaga kualitas dan konsistensi dalam hidangan

Anda adalah penting untuk mempertahankan pelanggan dan reputasi bisnis.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


f) Keterbatasan Jam Kerja: Bisnis kuliner seringkali memerlukan jam kerja yang

panjang dan fleksibel, terutama pada akhir pekan dan hari libur.

4. Jelaskan peranan Akuntansi pada UMKM!

Jawaban :

Akuntansi memainkan peran yang sangat penting dalam UMKM (Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah). Berikut adalah beberapa peran utama akuntansi dalam UMKM:

a) Pemantauan Keuangan:

• Akuntansi membantu UMKM untuk memantau keuangan mereka secara rutin. Ini

termasuk mencatat pendapatan dan pengeluaran harian, mingguan, atau bulanan.

Dengan pemantauan yang baik, pemilik UMKM dapat melihat bagaimana uang

mereka digunakan, mengidentifikasi masalah potensial, dan membuat perubahan

yang diperlukan.

b) Perencanaan Keuangan:

• Dengan bantuan akuntansi, UMKM dapat membuat perencanaan keuangan yang

lebih baik. Ini termasuk merencanakan anggaran, proyeksi pendapatan dan

pengeluaran di masa mendatang, serta menentukan tujuan keuangan jangka

panjang.

c) Pengambilan Keputusan:

• Informasi keuangan yang tepat dan terkini membantu pemilik UMKM dalam

mengambil keputusan yang lebih baik. Mereka dapat mengevaluasi kinerja bisnis,

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


memutuskan investasi yang diperlukan, atau menentukan strategi untuk

pertumbuhan bisnis.

d) Pemenuhan Kewajiban Hukum:

• UMKM harus mematuhi berbagai peraturan perpajakan dan hukum lainnya.

Akuntansi membantu mereka mengelola kewajiban ini dengan baik, seperti

pelaporan pajak, pembayaran karyawan, dan pemenuhan peraturan lingkungan.

e) Pengelolaan Utang dan Piutang:

• Akuntansi membantu UMKM dalam mengelola utang dan piutang dengan efisien.

Mereka dapat melacak berapa banyak uang yang mereka berutang atau yang harus

mereka terima dari pelanggan. Ini membantu menjaga arus kas yang seimbang.

f) Evaluasi Kinerja:

• Dengan catatan keuangan yang akurat, UMKM dapat mengevaluasi kinerja

mereka dari waktu ke waktu. Ini termasuk mengukur profitabilitas, efisiensi

operasional, dan pertumbuhan bisnis.

g) Pendukung Pembiayaan:

• Ketika UMKM mencari pembiayaan tambahan, seperti pinjaman bank atau

investasi dari pihak ketiga, akuntansi yang baik dapat memberikan bukti kinerja

keuangan yang positif. Ini meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan

dukungan keuangan.

h) Pemantauan Persediaan:

• Akuntansi membantu dalam memantau persediaan barang atau bahan baku. Hal

ini memungkinkan UMKM untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


menghambat operasi mereka atau mengalami kerugian karena barang

kadaluwarsa.

i) Transparansi dan Akuntabilitas:

• Akuntansi menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam bisnis UMKM. Ini

penting terutama jika bisnis memiliki beberapa pemilik atau pemangku

kepentingan lainnya.

j) Pajak:

• Akuntansi membantu UMKM menghitung dan melaporkan pajak yang benar

sesuai dengan hukum pajak yang berlaku, sehingga menghindari masalah hukum

dan denda pajak.

Akuntansi yang efisien dan teratur adalah salah satu elemen kunci dalam menjaga

kesehatan keuangan dan keberlanjutan bisnis UMKM. Meskipun beberapa UMKM

mungkin memiliki sumber daya terbatas, investasi dalam sistem akuntansi yang baik

dapat memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan.

5. Jelaskan apa yang membedakan SAK EMKM dengan SAK lainnya?

Jawaban :

Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) EMKM adalah suatu kerangka akuntansi yang

dikembangkan khusus untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Ini berbeda dari SAK lainnya, terutama dalam beberapa aspek berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


a) Sederhana dan Tersederhanakan:

• Salah satu perbedaan paling mencolok adalah tingkat kompleksitasnya. SAK

EMKM dirancang untuk menjadi sederhana dan tersederhanakan, dengan

persyaratan pelaporan yang lebih mudah dipahami dan dipenuhi oleh UMKM

yang mungkin memiliki sumber daya terbatas dalam bidang akuntansi.

b) Penekanan pada Kegunaan Lokal:

• SAK EMKM sangat mempertimbangkan keadaan lokal dan budaya bisnis

Indonesia. Ini berarti bahwa sistem ini lebih sesuai dengan lingkungan bisnis dan

kebutuhan UMKM di Indonesia.

c) Tersedia bagi UMKM Tertentu:

• SAK EMKM diterapkan khusus untuk UMKM dengan kriteria tertentu, termasuk

batasan pendapatan, jumlah karyawan, dan nilai aset. Ini berarti bahwa UMKM

yang lebih besar atau yang tidak memenuhi kriteria ini mungkin harus mengikuti

SAK yang lebih umum.

d) Pengungkapan yang Lebih Terbatas:

• SAK EMKM mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih terbatas

dibandingkan dengan SAK umum. Ini berarti bahwa UMKM tidak perlu

memberikan banyak informasi tambahan yang mungkin rumit atau mahal untuk

disiapkan.

e) Penekanan pada Fleksibilitas:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• SAK EMKM memberikan fleksibilitas lebih dalam metode pencatatan dan

pengukuran yang digunakan oleh UMKM. Ini memungkinkan UMKM untuk

memilih cara yang paling sesuai dengan karakteristik bisnis mereka.

f) Fokus pada Keadilan:

• SAK EMKM mengedepankan prinsip keadilan (fairness) dalam pengukuran dan

pelaporan. Ini berarti bahwa SAK EMKM berusaha untuk memberikan gambaran

yang adil dan relevan tentang kinerja keuangan UMKM.

g) Pengurangan Beban Biaya Akuntansi:

• SAK EMKM berusaha untuk mengurangi beban biaya akuntansi yang dikenakan

pada UMKM. Hal ini termasuk mengurangi biaya penyusunan laporan keuangan

dan biaya audit.

h) Peningkatan Akses ke Pembiayaan:

• Salah satu tujuan utama SAK EMKM adalah meningkatkan akses UMKM ke

pembiayaan. Dengan menyediakan laporan keuangan yang lebih sederhana dan

relevan, UMKM dapat lebih mudah memenuhi persyaratan pembiayaan dari

lembaga keuangan.

Dengan demikian, SAK EMKM dirancang khusus untuk mengakomodasi karakteristik

dan kebutuhan UMKM di Indonesia, dengan fokus pada penyederhanaan, keadilan, dan

peningkatan akses ke pembiayaan. Hal ini berbeda dari SAK umum yang lebih kompleks

dan sesuai dengan perusahaan besar dengan lebih banyak sumber daya akuntansi.

---oOo---

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Referensi :

https://ppid.unud.ac.id/img/admin/page_attc/a16a3dba809cb5346a0cbf2c0073cd6d.pdf

Abdelhafid, M., & Mohammed, S. (2019). The Impact of information asymmetry on the bank

financing of SMEs in Algeria : An econometric study. International Journal of Inspiration

& Resilience Economy.

Badria, N. (2018). Persepsi pelaku UMKM dan sosialisasi SAK EMKM terhadap

diberlakukannya laporan keuangan yang berbasis SAK EMKM 1 Januari 2018. E_Jurnal

Ilmiah Riset Akuntansi Unisma.

IAI. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta: Ikatan

Akuntan Indonesia.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise

Anda mungkin juga menyukai