Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET PENGANTAR AKUTANSI

UMKM MIE SOP BLITAR WARISAN

Dosen pengampu:

KORNELIUS HAREFA,SE,M.SI

Disusun Oleh :

CHRISTIAN (7223143025)
DANIEL MARTIUS (7223143013)
DILLA SYADZWINA (7223143029)
FEBY CAROLINE (7223143017)

PROGRAM S1 PENDIDIKAN
BISNIS FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan makala ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
pengantar akuntansi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa,saran, dan kritik sehingga makala ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makala ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia perkuliahan.

Medan,11 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................I

ABSTRAK......................................................................................................................II

DAFTAR ISI..................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN…...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………....
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………….
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………

2.1 Definisi dan Pengertian UMKM……………………………………………….


2.2 Ciri- cirri UMKM………………………………………………………………
2.3 Kriteria UMKM………………………………………………………………...
2.4 Klasifikasi UMKM……………………………………………………………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………

3.1 Desain Penelitian………………………………………………………………..


3.2 Subjek Penelitian………………………………………………………………..
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………………………..
3.4 Metode Analisis Data…………………………………………………………...

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………………...

4.1 Pelaksanaan Penelitian………………………………………………………….


4.2 Hasil Penelitian…………………………………………………………………

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………..

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
5.2 Saran……………………………………………………………………………

LEMBAR PERTANYAAN…………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi merupakan seni pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian


mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak, dan
pembuat keputusan lain untuk membuat lokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan,organisasi dan lembaga pemerintah. Akuntansi disebut sebagai bahasa
bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada
pihak kepada pihak-pihakyang membutuhkannya. Untuk menyampaikan informasi-
nformasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang disebut dengan
laporan keuangan.
Hal yang digunakan dalam setiap laporan keuangan yaitu dengan memperhatikan
siklus akuntansi yang baik dan benar. Hal itu berlangsung ketika ada laporan
yang akan dicatat kan seperti ada jasa,dagang maupun manufaktur. Disamping itu
perkembangan yang pesat juga mengarahkan kita agar dapat lebih baik dalam
setiap penyusunan. Adapun yang diarahkan dalam berbagai rutinitas yang
perlu diperhatikan adalah pedagang kecil yang sering kali berlalu lalang.
Sering kali pertanyaan terlintas dengan memperhatikan berbagai struktur apakah
mereka membuat laporan keuangan untuk dagangan mereka.
Melihat pentingnya laporan keuangan bagi sebuah para pedagang, kami
mengobservasi salah satu UMKM yang ada di sekitar wilayah UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN, untuk menelaah sejauh mana laporan keuangan telah berlaku
dalam UMKM tersebut, dan makalah ini disusun untuk tujuan penyelesaian tugas mini
riset praktikum pengantar akuntansi, yang berhubungan dengan laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
Bagaimana latar belakang berdirinya usaha MIE AYAM BLITAR WARISAN, dan
berapa besar pendapatan perhari atu perbulan ?
Bagaimana cara manajer melaksanakan manajemen di usaha MIE AYAM BLITAR
WARISAN ?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari penulisan


penelitian ini :
1.3.1 Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pengantar
akutansi.
1.3.2 untuk melatih penulis dalam menulis laporan mini riset.
1.3.3 Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana bisnis
dan manajemen usaha mie sop blitar warisan yang termasuk
UMKM.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana penelitian
berdasarkan pendekatan kualitatif, selain itu untuk mengetahui bagaimana bisnis dan
lingkungan mie ayam blitar warisan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Pengertian UMKM


UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang
telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Secara lebih jelas, pengertian UMKM
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM.
Dalam UU tersebut disebutkan bahwa UMKM adalah sesuai dengan jenis usaha yakni
usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah.
Biasanya, penggolongan UMKM adalah dilakukan dengan batasan omzet per tahun,
jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan. Sedangkan usaha yang takmasuk
sebagai UMKM adalah dikategorikan sebagai usaha besar. Usaha besar adalah usaha
ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah.Usaha besa rmeliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
Sementara itu, jika melihat definisi UMKM yang dituturkan para ahli, penjelasannya
sebagai berikut:
1. M. Kwartono
Berdasarkan yang disampaikan M. Kwartono, pengertian UMKM adalah sebuah
kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki harta kekayaan bersih maksimal sebesar Rp200
juta, dimana tanah serta bangunan tempat usaha tidak termasuk dalam hitungan.
Dari sudut pandang lain, pengertian UMKM adalah usaha yang memiliki omzet penjualan
per tahun maksimal sebesar Rp1 miliar dan dimiliki oleh WNI atau Warga Negara
Indonesia.
2. Ina Primiana
Berdasarkan yang diterangkan Ina Primiana, pengertian UMKM adalah sebuah
pengembangan empat kategori kegiatan ekonomi utama yang tengah menjadi motor
penggerak untuk proses pembangunan Indonesia. Motor penggerak tersebut, antara lain:
 Industri manufaktur
 Bisnis kelautan
 Sumber daya manusia
 Agribisnis
Di samping itu, Ina juga menjelaskan bahwa pengertian UMKM dapat diartikan
sebagai sebuah pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan
perekonomian. Usaha ini juga mewadahi program prioritas serta pengembangan untuk
berbagai sektor di Indonesia.
Sedangkan usaha kecil adalah meningkatkan berbagai upaya yang memberdayakan
masyarakat.
3. Rudjito
Berdasarkan yang disampaikan Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang
memiliki peran signifikan dalam sistem perekonomian negara Indonesia, baik dari segi
penciptaan lapangan kerja maupun segi jumlah usahanya.

Sehingga, dari pengertian UMKM di atas, secara umum, definisi UMKM adalah
usaha yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu mikro, kecil, dan menengah, dilakukan
oleh individu ataupun sebuah badan usaha, menyimpan aset dan omzet tertentu, serta
berperan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia.

2.2 Ciri-ciri UMKM


Ciri- ciri UMKM diuraikan sebagi berikut :
 Usaha tersebut memiliki tempat beroperasi yang dapat berpindah-pindah
jika diperlukan.
 Jenis produk atau komoditi yang tidak selalu tetap. Apa yang dijual kepada
pelanggan bisa berubah sewaktu-waktu.
 Usaha tersebut belum mempunyai administrasi yang terbilang lengkap.
Pengelolaan finansial kerap bercampur dengan keuangan pribadi.
 Sebagian besar usaha tersebut tidak memegang surat izin usaha serta legalitas
lain seperti NPWP.
 Pelaku usaha umumnya tidak memiliki akses perbankan. Tapi beberapa usaha
juga sudah ada yang memiliki akses ke lembaga keuangan non perbankan.
 SDM yang bekerja pada usaha tersebut umumnya belum terasah dan matang.

2.3 Kriterian UMKM


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Usaha Mikro
yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha milik perorangan
yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus
juta rupiah)
b. Usaha Kecil
yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah)
c. Usaha Menengah,
yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta`rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan


kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
5 orang samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang. Menurut Kementrian
Keuangan, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994
tanggal 27 Juni 1994.
bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan
kegiatan /usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp.
600.000.000 atau asset (aktiva ) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan
bangunan yang ditempati ). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk
badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri
rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya.

2.4 Klasifikasi UMKM


Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.Selain itu kelompok ini
terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi.Maka sudah menjadi
keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan
banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)
1) Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang labih umum
biasa disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki lima.
2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak
dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha
besar (UB).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana manajemen dalam
usaha “mie ayam blitar warisan”
Penyusunan penilitian ini tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai
pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Ditinjau dari jenis
datanya Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Qualitative Research)
yang berdasarkan pendekatan penggunaan dan pengolahan data yang ada pada
usaha “mie ayam blitar warisan”.
Metode kualitatif digunakan dengan alasan penggunaan sistem informasi
manajemen yang ada di organisasi di kaji lebih sederhana.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Manajer dari usaha “mie ayam blitar warisan” yang memiliki wewenang
dan kompetensi untuk memberikan data yang relevan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data diperoleh melalui wawancara yang dilakukan secara langsung kepada
manajer usaha mie ayam blitar warisan.

3.1 Metode Analisis Data


Teknik analisis data kualitatif dilakukan sesuai pendekatan studi kasus,
sehingga analisis data yang digunakan dengan cara menelah jawaban-jawaban
yang dikumpulkan yang di dapat dari subjek penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian


A. Lokasi Observasi
Nama Toko : Mie ayam blitar
warisan Lokasi : MMTC
Berdiri : 16 maret 2022
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan berbagai data yang
berhubungan dengan manajemen usaha mie ayam blitar warisan, sebelum
peneliti melakukan penelitian maka terlebih dahulu mempersiapkan instrumen
yang digunakan yaitu alat perekam, pedoman wawancara, dan instrumen lainnya
untuk menunjang kelancaran jalannya penelitian. Kemudian peneliti mencari
subjek yang memenuhi kriteria.

4.2 Hasil Penelitian


Setelah melakukan wawancara peneliti dapat mengemukakan hasil
penelitian berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, usaha mie ayam
blitar warisan merupakan salah satu UMKM dari sekian banyak UMKM yang
berada di medan, harga satu porsi mie ayam blitar warisan adalah Rp.12.000.000
Dan harga tersebut adalah harga terjangkau sesuai dengan harga bahan-bahan
yang diapakai untuk membuat mie ayam.
Usaha mie ayam blitar warisan sudah berdiri kurang lebih selama 7 bulan,
strategi pasar yang digunakan usaha makanan ini untuk menarik perhatian
pelanggan agar mau berkunjung dan menjadi pelanggan tetap adalah dengan
memberikan pelayanan yang bagus serta ramah dan meningkatkan cita rasa
makanan yang diperjual belikan. Di usaha mie ayam blitar warisan tersebut
sudah ada pembagian pekerjaan dan manajemen usaha mereka juga terbilang
cukup teratur.
Usaha ini memiliki general manajer dan dua orang chef serta dua orang
pelayan, jika dilihat dari awal usaha ini dimulai, pemilik perusahaan memulai
dengan modal awal Rp250 juta di dalam nya yaitu terdapat pembelian peralatan
20 juta, dibayar cash 10 juta dan di kredit 10 juta juga terdapat perlengkapan
dibayar dengan cash 5 juta dan pada awal dibuka usaha ini mendapatkan
pendapatan awal sebesar Rp5-10 juta, usaha mie ayam blitar warisan juga
menyewa tempat untuk usaha mereka dengan biaya 85-90 juta pertahun,
sementara untuk bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mie ayam
menghabiskan 300-500 ribu perhari, untuk kredit atau hutang usaha ini masih
memiliki cicilan di bank sebesar 10 juta, dan gaji karyawan perbulan pada usaha
ini adalah 1,5 juta.
Agar lebih jelas penulis menyediakan table untuk menghitung semua
pembayaran dan pendapatan yang telah di terima usaha ini, berikut tablenya :

TABEL UMKM MIE AYAM BLITAR WARISAN

AKTIVA/ ASET/ HARTA PASSIVA/ HUTANG


Kas piutang perlengkapan peralatan akumulasi hutang modal keterangan
230 juta 10 juta 10 juta 250 Modal awal
juta
-5 juta 5 juta membeli
peralatan
(cash)
-90 juta 90 juta Sewa tempat
usaha
5 juta 5 juta Pendapatan
awal
-1,5 juta 1,5 juta Beban Gaji
-500 -500 Bahan harian
ribu ribu
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sama halnya dengan jenis bisnis lainnya, bisnis kuliner juga butuh proses
yang panjang untuk eksis dan menjadi pilihan pelanggan Bisnis kuliner bergantung
pada rasa dan kepercayaan, oleh sebab itu tak ada ukuran seberapa besar kita harus
memulai bisnis ini.
Pada dasarnya semua jenis usaha menggunakan system manajemen, yang
secara tidak sadar di lakukan oleh pemilik, dari manajemen perencanaan hingga
keungan.
Warung makan adalah sebuah usaha yang menjanjikan dengan modal awal
yang tidak terlalu banyak, sehingga masyarakat dapat ikut berwirausaha membuka
warung makan tanpa berhutang modal. Walaupun hanya warung makan pinggir
jalan setidaknya jika dijalankan dengan serius akan membuahkan hasil yang cukup
baik dan dapat menyerap sumberdaya manusia sehingga dapat mengurangi
pengangguran serta memperbaiki ekonomi masyarakat.
Jika ingin usaha warung makan tentunya harus bersih agar kualitas makanan
terjamin, walaupun warung makan pinggir jalan tetapi kebersihan harus tetap di
perhatikan agar mutu tetap terjamin, sehingga pelanggan/konsumen tetap datang
dan tentunya dengan mutu yang terjamin secara tidak langsung konsumen akan
mengatakan kepada orang-orang tetang mutu warung makan. Agar
pelanggan/konsumen tidak bosan dengan menu makanan adakalanya harus ada
variasi menu makanan baru.

5.2 Saran
Dengan pesatnya perkembangan usaha warung makan yang menjamur,
sehingga menimbulkan persaingan yang tajam antar warung makan. Untuk hal
inilah Pemilik “ mie ayam blitar warisan ” juga harus berpikir keras untuk
memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas warung makannya.
Dalam peningkatan kualitas warung makan ini, Pemilikmie sop ayam Blitar
warisan diharapkan dapat secara tepat dan efisien dalam mengelola biaya kualitas
yang harus dikeluarkan.
Selain itu, factor kualitas pelayanan juga mempengaruhi, yang di mana
menyangkut pelayanan pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang
penting untuk diperhatikan untuk dapat memenangkan persaingan usaha warung
makan. Apabila kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan
pelanggan, maka akan diperoleh kepuasan pelanggan yang maksimal. Dengan
demikian, kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas
pelanggan kepada Warung makan mie sop ayam Blitar warisan yang memberikan
kualitas pelayanan yang memuaskan.
Pengelola warung makan ini sebaiknya lebih memperhatikan lagi kualitas
tempat sehingga pelanggan/konsumen bisa lebih nyaman untuk makan dan
pengelola warung makan ini juga harus bisa mengolah bahan baku menjadi lebih
baik lagi, sehingga tidak ada bahan makanan yang tersisa lagi. Untuk hal lainnya
warung ini sudah cukup baik.
Di dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode
yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat. Sedangkan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data
mengenai kualitas pelayanan adalah melalui wawancara dengan pemilik warung
makan mie sop ayam Blitar warisan.
LEMBAR WAWANCARA

1. Kapan usaha ini dimulai, dan berapa jumlah modal yang dikeluarkan ?
2. Peralatan pada usaha ini apakah semua nya dibeli secara cash ?
3. Saat awal memulai usaha berapa pendapan awal yang didapatkan ?
4. Apakah ada piutang dari pelanggan kepada usaha makanan ini ?
5. Tempat usaha ini apakah di sewa atau dibeli ?
6. Berapa modal yang di keluarkan untuk membeli bahan-bahan membuat mie ayam?
7. Berapa gaji setiap karyawan yang bekerja disini ?
DAFTAR PUSTAKA

Redaksi OCBC NISP, 2021. Pengertian UMKM, Kriteria, dan Perannya dalam
Ekonomi RI.( https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/07/pengertian-umkm)

Sadaah, miftah,2022.laporan hasil wawancara mini riset.


(https://www.academia.edu/35614905/LAPORAN_HASIL_WAWANCARA_MINI_RISET)

Universitas123,2022. Apa Itu Mini Riset dan Cara Melakukannya yang Benar.
https://www.universitas123.com/news/apa-itu-mini-riset-dan-cara-melakukannya)

Anda mungkin juga menyukai