Anda di halaman 1dari 17

WARALABA (FRANCHISE)

PROLOG
• KELEMAHAN SDM UMKM BERDAMPAK PADA
ASPEK LAINNYA, TERMASUK KEMITRAAN
• PROGRAM KEMITRAAN BELUM OPTIMAL,
MASIH BANYAK PERMASALAHAN
• PROGRAM KEMITRAAN BELUM SIMBIOSIS
MUTUALISME
SEJARAH KEMITRAAN

1998, Program
Pengembangan Hubungan
Bank dan KSM (PHBK)

1997, Program
Kemitraan Terpadu (PKT)

Mei 1996, Gerakan


Kemitraan Usaha
Nasional (GKUN)

1993, Bank Indonesia telah Peran Perbankan dalam


memperkenalkan Proyek Kemitraan kemitraan cukup besar,
Usaha Kecil Terpadu (PKUKT) atau diawali dari Pakjan 1990
Runway Case (RWC)
PENGATURAN KEMITRAAN
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah sebagai penyempurnaan dari UU No. 9 Tahun 1995 tentang
Usaha Kecil.
• Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
• Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
• Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kecil.
• Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.
• Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan
Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
• Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha
yang Tertutup dan Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan Kemitraan di Bidang Penanaman Modal.
• Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha
Menengah.
KONSEPSI KEMITRAAN
• Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik
langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling
memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan
menguntungkan yang melibatkan pelaku dan Menengah
dengan Usaha Besar (Sumber:UU No.20/2008).
• (1) Kemitraan antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan
(2) Kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dengan Usaha Besar mencakup proses alih
keterampilan di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran,
permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi.
SINTESA KEMITRAAN
Analisis Mikro
Kebutuhan (Man, Money, Machine, Kemampuan
Material, Method)
Usaha Besar UMKM
Analisis Makro

Masalah dan Hambatan

Alternatif Model Alternatif Model


Mitra Usaha Mitra Usaha

Hubungan Kemitraan
UMKM dengan Usaha Besar

Keterkaitan Bisnis
(Langsung - Tidak Langsung)
KEMITRAAN ON LINE BUSINESS

Peluang Usaha Kondisi Kemampua


Usaha Besar UMKM dan Koperasi

Karakteristik Keterkaitan
UMKM dan Koperasi – Usaha Besar
Input Output
Proses Pemasaran
POLA KEMITRAAN

POLA INTI PLASMA

POLA SUBKONTRAK (SUBCONTRACTING)

PERDAGANGAN UMUM (VENDOR)

POLA DISTRIBUSI DAN KEAGENAN

POLA WARALABA (FRANCHISING)

POLA-POLA LAIN
KONSEP DASAR WARALABA
• Terjemahan dari “franchise” yang bermakna
KEBEBASAN
• Dalam bahasa kita sering dimaknai LEBIH UNTUNG
• Sejarahnya dari Perancis dan Inggris tetapi lebih
populer di AS (era 1970-an dengan KFC dsb)
• Lembaga pemantau waralaba: International Franchise
Association (IFA)
• Di Indonesia mulai muncul tahun 1980-an diawali
dengan McDonald, KFC dan Wendys. Disusul Es Teler
77 (Sukiyatno Nugroho) untuk waralaba lokal.
KONSEP DASAR WARALABA

FRANCHISOR FRANCHISEE
(PEWARALABA) (TERWARALABA)
 Melebarkan sayap  Membeli bisnis yang
dengan menggunakan mapan
sumberdaya orang lain  Tingkat keberhasilan
 Memposisikan yang telah teruji
pembeli waralaba  Tidak perlu membuat
sebagai “distributor” merek
 Menghemat cost  Pemasaran bersama
KONDISI WARALABA SAAT INI
• Waralaba menjadi bagian penting dalam perekonomian
Nasional, omzet mencapai 172 triliun.
• Pertumbuhan Waralaba di Indonesia 12 – 16% per tahun.
• Jumlah Waralaba di Indonesia tahun 2016 sebesar 698 (55
Waralaba Lokal) dengan 24.400 gerai.
• Jumlah Waralaba tahun 2008 ada 850-900 baik lokal
maupun asing, tahun 2006 sebanyak 450 dan tahun 2005
baru 366. Jumlah gerai Waralaba mencapai 31.827 gerai,
terdiri 27.454 waralaba lokal dan 4.373 gerai waralaba asing
(Data Asosiasi Franchise Indonesia/AFI, 2008).
• Faktanya tidak semua waralaba mampu bertahan hidup
dalam kurun waktu lama. Waralaba yang tutup tahun 2004
sebanyak 6%, meningkat menjadi 14% pada tahun 2006 dan
14% pada tahun 2007.
PENGATURAN WARALABA
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, sebagai penyempurnaan dari UU No. 9
Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
• Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.
• Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun
1997.
WARALABA MENURUT UU NO. 20/2008
• Usaha Besar yang memperluas usahanya dengan cara
waralaba memberikan kesempatan dan mendahulukan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah yang memiliki kemampuan.
• Pemberi waralaba dan penerima waralaba mengutamakan
penggunaan barang dan/atau bahan hasil produksi dalam
negeri sepanjang memenuhi standar mutu barang dan jasa
yang disediakan dan/atau dijual berdasarkan perjanjian
waralaba.
• Pemberi waralaba wajib memberikan pembinaan dalam bentuk
pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran,
penelitian, dan pengembangan kepada penerima waralaba
secara berkesinambungan.
UNSUR-UNSUR
MEREK WARALABA
Nama
termasuk
?
derivatifnya

“SISTEM BISNIS”
FEE SEMUA PERANGKAT
Initial fee, OPERASIONAL:
biaya/investasi standarisasi produk,
awal, royalty metode pengolahan,
metode jasa, standar
iklan, sistem keuangan,
sistem kontrol

14
TAHAPAN MENILAI WARALABA

Mempertimbangkan peluang usaha


waralaba
 MEREK, SISTEM BISNIS, FEE

Prospektus, proyeksi dan


kelengkapan manajerial
TUGAS KELAS
1. Silakan search di Internet dan temukan
beberapa bisnis Waralaba terpilih.
2. Analisis Waralaba tersebut dengan
berpatokan pada 2 komponen pokok:
a. Pertimbangan peluang usaha Waralaba
(Merek, Sistem Bisnis, dan Fee)
b. Prospektus usaha.

Anda mungkin juga menyukai