Anda di halaman 1dari 16

ARAH KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN PENGUATAN

KEWIRAUSAHAAN, UMKM DAN KOPERASI

DEPUTI BIDANG KEWIRAUSAHAAN TA.2021


AMANAT RPJMN 2020-2024 DAN
STRATEGI TRANSFORMASI UMKM DAN KOPERASI
“ARAHAN PRESIDEN” UMKM MODERNISASI
(Dalam Pelantikan NAIK KELAS KOPERASI
Menteri Koperasi dan UKM, 2019)

AMANAT RPJMN STRATEGI TRANSFORMASI

TRANSFORMASI USAHA TRANSFORMASI KE DIGITAL


1 INFORMAL KE FORMAL
2 DAN PEMANFAATAN TEKNOL OGI
Arah kebijakan dalam rangka peningkatan nilai tambah
ekonomi pada tahun 2020-2024 Mencakup Penguatan
Kewirausahaan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
dan Koperasi dengan strategi:

1 Meningkatkan kemitraan usaha antara usaha mikro


kecil dan usaha menengah besar;
Meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan
2
bagi wirausaha;

3 Meningkatkan kapasitas, jangkauan, dan inovasi


koperasi;

4 Meningkatkan penciptaan peluang usaha dan


start-up;

5 Meningkatkan nilai tambah usaha sosial. TRANSFORMASI KE DALAM MODERNISASI


3 4
RANTAI NILAI KOPERASI
TANTANGAN/ISU UTAMA
TRANSFORMASI KOPERASI DAN UMKM

P O T R E T TA N TA N G A N / I S U TA R G E T R PJ M N 2 0 2 4

➢ Rasio Kewirausahaan rendah berkisar 3,47%.


Rendahnya peringkat
➢ Perbandingan Rasio Kewirausahaan dengan Negara ASEAN seperti 3,95%
Kewirausahaan nasional
➢ Singapura 8,76 %, Thailand 4,26% dan Malaysia 4,74%.

➢ Populasi UMKM mencapai 99% dari pelaku usaha, namun hanya 65%
berkontribusi 61,07% terhadap PDB.
UMKM sulit untuk ➢ Kontribusi UMKM terhadap ekspor hanya 14%, lebih rendah dibanding
Naik Kelas negara lain (Singapura 41%, Malaysia 18%, Thailand 29%, Jepang 25% 21,60%
dan Tiongkok 60%)
➢ Porsi kredit perbankan yang diakses oleh UMKM baru mencapai 19,97%. 22%

c Koperasi belum menjadi


pilihan Utama ➢ Kontribusi PDB Koperasi hanya sebesar 5,1%. 5,5%
Kelembagaan Ekonomi
Rakyat
Sumber: Olahan Kementerian Koperasi dan UKM, 2019
Kemudahan Koperasi dan UMKM
dalam UU Cipta Kerja

Memberikan kemudahan dan efisiensi biaya dalam pendirian


koperasi

UU CIPTA KERJA
Mendorong koperasi melakukan modernisasi dan digitalisasi,
Kehadiran UU Cipta Kerja menajdi sangat
relevan dan memudahkan Koperasi dan
UMKM tumbuh dan berkembang
Pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
koperasi berdasarkan prinsip syariah

Menciptakan dan menumbuhkan wirausaha baru

Integrasi UMKM dalam Global Value Chain

Mendorong UMKM naik kelas


KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SEMBILAN KEMUDAHAN BAGI UMK


Melalui UU Cipta Kerja, pemerintah memberi kemudahan berusaha,
pemberdayaan dan perlindungan kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

1 Izin Tunggal bagi UMK


• Pemberian nomor induk berusaha
(NIB) melalui Perizinan Berusaha
9 Kemudahan untuk
Koperasi
secara elektronik • Pembentukan koperasi primer
minimal 9 orang
• NIB berlaku untuk semua kegiatan • Rapat anggota tahunan bisa
usaha: izin usaha, izin edar, standar diwakilkan
nasional Indonesia (SNI) & sertifikasi
produk halal • Koperasi bisa usaha syariah

2 Pemerintah pusat & daerah


8 Kemitraan UMK
bisa memberi insentif & Rest area, stasiun & terminal
kemudahan berusaha bagi (angkutan, pelabuhan, bandara)
usaha menengah & besar untuk promosi
yang bermitra dengan UMK & penjualan produk UMK
dengan pola kemitraan

3 Pengelolaan terpadu UMK 4 6


• Sinergi pemerintah pusat,
daerah & stakeholder
Kemudahan Pembiayaan &
Insentif Fiskal
Bantuan dan
Perlindungan
hukum
7 Produk UMK diprioritaskan
• Pendampingan berupa dukungan • Penyederhanaan administrasi dalam pengadaan jasa
manajemen, SDM, anggaran & perpajakan pemerintah

5 • Minimal 40% untuk produk


sarana-prasarana • Pengajuan izin usaha tanpa biaya Pemerintah
• Pemberian fasilitas: lokasi, • Insentif pajak penghasilan Prioritaskan UMK
sertifikasi, promosi, pemasaran • Insentif kepabeanan bagi UMK Penggunaan DAK bagi
ekspor pengembangan UMK
SUMBER: UU CIPTA KERJA
PENYEDERHANAAN ANGGOTA PENDIRI KOPERASI

USAHA KOPERASI
Koperasi Primer dibentuk paling sedikit oleh 9
(Sembilan) orang dari sebelumnya 20 (Dua Puluh)
TUJUAN
HUKUM DAYA SAING KETAHANAN
UU CIPTA KERJA BAGI KOPERASI

Mempermudah Koperasi dapat Koperasi teregistrasi


Dapat Dilakukan secara Mengakomodir kebutuhan Masyarakat berdaya Saing & mampu
Menjalankan Tunggal usaha / masyarakat dalam rangka dalam berusaha dengan Korporasi menghadapi
Prinsip Serba Usaha menarik masyarakat melalui Badan lain transformasi yang
Syariah menjadi anggota Koperasi Hukum Koperasi. cepat
INFOGRAFIS

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI


KOPERASI SYARIAH
PENCATATAN BUKU ANGGOTA
Wajib memiliki
Pencatatan daftar anggota dapat dilakukan
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
secara daring dengan tujuan untuk

Dewan Syariah mendapatkan pembinaan atau memudahkan pengadministrasian Daftar


pengembangan kapasitas dari pemerintah dan / DSN Anggota lebih cepat, akurat dan tertib.
MUI

Mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan informasi


hukum syariah. RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
SECARA DARING
Untuk memastikan Koperasi Syariah berjalan sesuai
dengan prinsip syariah Diatur dalam AD/ART

Koperasi dengan anggota > 500


anggota
TRANSFORMASI UMKM DAN KOPERASI
POTRET KOPERASI INDONESIA
Kop. Konsumen (73.209 unit )

Kop. Produsen (25.228 unit)


NASIONAL
KOPERASI
5.161 Unit Koperasi Kop. Simpan Pinjam BERDASARKAN
Nasional 4.06% (17.737 unit) JENIS
Kop. Jasa
PROVINSI (7.325 unit)
8.078 Unit Koperasi Kop. Pemasaran (3.625 unit)
Provinsi 6.36% Koperasi
No Sektor Usaha
Aktif
1 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 21
KABUPATEN / KOTA 2 Industri Pengolahan 724
3 Informasi dan Komunikasi 867
113.885 Unit Koperasi 4 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 47
Kabupaten / 89.57% 5 Jasa Keuangan dan Asuransi 57,370
Kota 6 Jasa Lainnya 40,975
Total Jumlah Koperasi Aktif: 127.124 Unit 7 Jasa Pendidikan 67
Total Koperasi Bersertifikat NIK: 38.865 Unit 8 Jasa Perusahaan 337
9 Konstruksi 151
10 Pengadaan Air, Peng Sampah, Limbah dan Daur Ulang 51
11 Pengadaan Listrik dan Gas 88
12 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11,858
13 Perdagangan Besar dan Eceran - Rep Mobil dan Motor 1,940
14 Pertambangan dan Penggalian 201
15 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 11,659
Aset Koperasi Jumlah Anggota PDB Koperasi sebesar 16 Real Estat 24
221.508.887.840.000 Koperasi 5,1% terhadap PDB 17 Transportasi dan Pergudangan 744
Grand Total 127,124
25.098.807 Orang Nasional
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, Desember 2020
8
OUTLOOK 2021 DEPUTI KEWIRAUSAHAAN
SASARAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
MITRA Kemitraan dengan perguruan tinggi,
universitas, inkubator, dan badandiklat
• PTN / PTS dalam menyelenggarakan pelatihan


BUMN / Swasta
Asosiasi
SASARAN PROGRAM
• Donor PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN

PELAKU DAK Daerah & Pembiayaan PENDAMPING


Wirausaha Pemula (WP)
Start-Up Scale-Up Social Entrep. PLUT Komunitas
No Scale Makers (Produk Green PT/ Univ. Swasta
Entrepreneur & Jasa) Entrepreneurs Optimalisasi Dana DAK untuk
pelaksanaan program pengembangan
Creative Innovative Reseller Usaha berbasis rural wirausaha yang selaras dengan program Asosiasi Inkubator
Entrepreneur empowerment pemerintah pusat.
Cooperative
Entrepreneur
Sistem Pelatihan Pendamping
• Klasifikasi pelaku usaha yang dibedakan berdasarkan • Program kewirausahaan diaksanakan berbasis pada 3 • Sistem pelatihan yang berbasis online dan offline
tingkat kemajuan bisnis dan pendekatan penggunaan Entrepreneurship Framework (Ability, Attitude, dengan berbagai jenis modul dan pelatihan yang
tekonologi dan inovasi dalam menjalankan usahanya Aspiration) dapat diakses oleh pendamping.
• Pelatihan dan standardisasi SDM pendamping
• Pemberian insentif (insentif pajak, subsidi, dll) bagi jenis wirausaha / UMKM yang berpedoman pada
usaha yang berorientasi lingkungan (green kurikulum dan modul pelatihan (courses) dengan
entreprenuers) dan usaha yang berorientasi pada sistem data yang dapat men-tracking peserta.
pemberdayaan masyarakat, terutama masyarakat di • Pemberian Rating kepada lembaga
daerah rural (pedesaan) pendamping/inkubator
2
KOLABORASI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

LEVEL
WIRAUSAHA PRE-START UP START UP SCALE-UP

• Kemendikbud • Kemenkop UKM • Kemenkop UKM


K/L PELAKSANA
• Kemendes • Kominfo • KemenBUMN
PROGRAM • Kemenpora • Kemenristek/BRIN • BUMN
• Kemensos • Kemenperin
• Kemenristek/BRIN
• Kemenaker

Finalisasi Produk Legalitas, Hak Cipta, Ekspansi Pasar, Kapasitas


PERAN K/L Validasi pasar Standarisasi, & Akses Pasar Produksi / Skala Ekonomi

MITRA ITB/SBM – UNPAD – Prasetya Mulya BI – BRI – BNI – Mandiri – ASTRA/YDBA - Pertamina

Kurasi – Pelatihan – Pendampingan Pengembangan Usaha – Pasar – Pendampingan


PERAN MITRA
3
KONSULTASI BISNIS DAN PENDAMPINGAN

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Pelatihan Bidang Ekonomi dan Keuangan

Rencana Aksi Rencana Aksi

❑ Penyusunan Kebijakan Konsultasi Bisnis bagi Wirausaha Pendekatan Berbasis :


1. Wilayah; ❑ Penyusunan Kebijakan Pendampingan Usaha Bagi
❑ Penyusunan Model dan Roadmap Konsultasi Bisnis
2. Perguruan Tinggi; Wirausaha
bagi Wirausaha
3. Pondok Pesantren; dan ❑ Penyusunan Model dan Roadmap Pendampingan
❑ Penyelenggaraan Konsultasi Bisnis bagi Wirausaha
4. Komunitas Usaha / Usaha bagi Wirausaha
❑ Dukungan Fasilitasi
Sentra. ❑ Bimbingan Teknis bagi Tenaga Pendamping bagi
Wirausaha
Implementasi ❑ Penyelenggaraan Pendampingan Wirausaha
Rencana Aksi Unit Kerja Terkait : ❑ Pelatihan Penumbuhan Wirausaha
1. Dep. Bidang Perkoperasian; ❑ Pemeliharaan dan Pegembangan Sistem
1. Identifikasi Karakteristik Wirausaha; 2. Dep. Bidang UKM;
2. Pemetaan Kebutuhan dan Produk Calon Wirausaha; 3. LLP-KUKM; Implementasi
3. Temu Konsolidasi Wirausaha dan Calon Wirausaha; 4. LPDB-KUKM; Rencana Aksi
4. Dukungan Stakeholder Swasta bagi Wirausaha; 5. K/L Terkait;
5. Business Model Entrepreneur Competition; 6. Asosiasi / Praktisi. 1. Pelatihan vokasi Kewirausahaan;
2. Identifikasi dan Pemetaan Model Pendampingan
6. Pengembangan Wirausaha masuk ke dalam Supply
Wirausaha;
Chain;
3. Tenaga Ahli Pemeliharaan dan Pengembangan Sistem
7. Penyediaan Layanan Ahli dalam bidang bahan baku, di Asdep Konsultasi Bisnis dan Pendampingan;
R&D, Finance, Pasar, serta Ide/Inovasi; 4. Workshop bagi Tenaga Pendamping Wirausaha;
8. Temu Konsolidasi Stakeholder dengan Wirausaha; 5. Pelatihan Penumbuhan Wirausaha secara Hybrid;
6. Monev Pendampingan bagi Wirausaha.
PENGEMBANGAN EKOSISTEM BISNIS
Fasilitasi Peningkatan Peran Dunia Usaha Fasilitasi Peningkatan Peran Dunia Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga
dan Industri di Bidang Kewirausahaan Pendidikan di Bidang Kewirausahaan Rencana Aksi
Rencana Aksi Rencana Aksi
❑ Penyusunan Perpres Kewirausahaan
❑ Target penerima fasilitasi : 10 lembaga usaha ❑ Target penerima fasilitasi : 37 lembaga Pendidikan ❑ Peningkatan Peran Pemerintah di Bidang
❑ Kontribusi wirausaha yang akan dihasilkan sebanyak 1.000 ❑ Kontribusi wirausaha yang akan dihasilkan sebanyak Kewirausahaan
wirausaha 1.500 wirausaha ❑ Sinkronisasi Kebijakan Kewirausahaan Pusat
❑ Penyusunan model pengembangan ekosistem bisnis ❑ Penyusunan model pengembangan ekosistem bisnis dan Daerah
wirausaha yang didukung oleh dunia usaha wirausaha yang didukung oleh lembaga pendidikan
Implementasi Rencana Aksi
Implementasi Rencana Aksi Implementasi Rencana Aksi
1. Identifikasi dan Inventarisasi Kebijakan Bidang
1. Identifikasi dan Inventarisasi Data Peran Dunia Usaha 1. Identifikasi dan Inventarisasi Data Peran Dunia Kewirausahaan
dan Industri Pendidikan 2. Pemetaan peraturan terkait dengan
2. Rapat kolaborasi dan sinergi program peningkatan peran 2. Rapat kolaborasi dan sinergi program peningkatan kewirausahaan
dunia usaha dan industri di bidang kewirausahaan peran dunia pendidikan di bidang kewirausahaan 3. Koordinasi Rencana Penyusunan Kebijakan Bidang
3. Seleksi badan usaha yang akan difasilitasi 3. Seleksi lembaga pendidikan yang akan difasilitasi Kewirausahaan
4. Kesepakatan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) 4. Kesepakatan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) 4. Penyusunan dan Pembahasan Kebijakan
5. Pelaksanaan fasilitasi peningkatan peran dunia usaha 5. Pelaksanaan fasilitasi peningkatan lembaga Kewirausahaan Nasional (Perpres Kewirausahaan)
dan industri dibidang kewirausahaan pendidikan dibidang kewirausahaan 5. Sosialisasi Kebijakan Bidang Kewirausahaan;
6. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan 6. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Unit Kerja Terkait
Unit Kerja Terkait Unit Kerja Terkait
❑ Kemenko Perekonomian ❑ Kemenperin
❑ KADIN ❑ Kementerian Perindustrian ❑ Kementerian Pendidikan ❑ Kementerian ❑ Kementerian Hukum dan HAM ❑ Kemenag
❑ PLUT ❑ Kementerian Tenaga Kerja dan Kebudayaan Agama ❑ Kementerian Tenaga Kerja ❑ Sekretariat Negara
❑ Rumah Kreatif BUMN ❑ BUMN dan Perusahaan ❑ Kemenristek ❑ Perguruan Tinggi ❑ Kemenpora ❑ Sekretariat Kabinet
Swasta ❑ Kementerian Perindustrian ❑ BDS ❑ Kemendikbud ❑ Bappenas
❑ Kemenristek ❑ Pemerintah Daerah
❑ Kemendag ❑ Dunia usaha
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN INKUBASI USAHA

Fasilitasi Pengembangan Lembaga Inkubator Wirausaha Fasilitasi Calon Wirausaha (startup) Melalui Inkubasi

Rencana Aksi Rencana Aksi


❑ Pengembangan Lembaga Inkubator Wirausaha kepada 20 1. Penerima Manfaat Langsung
Lembaga ❑ 50 orang Calon Wirausaha (Start Up) yang menjadi tenant
• Peningkatan Dukungan Kelembagaan dan administrasi Lembaga Inkubator
Inkubator (BMC, SOP, dll) ❑ 5 Lembaga Inkubator
• Peningkatan Pengetahuan SDM Pengelola Inkubator (Capacity
building Pengelola) 2. Penerima Manfaat Tidak Langsung:
• Peningkatan layanan program untuk tenant Inkubator ❑ 25 s.d. 50 orang Pengelola
• Peningkatan Kepuasan Tenant terhadap Layanan Lembaga 3. Peningkatan Pengetahuan SDM Tenant Inkubator (Capacity building)
Inkubator Lembaga/Inkubator 4. Peningkatan kualitas indikator pendukung usaha tenant (produk,
❑ Dihasilkan 200 Start-Up Terkait manajemen, kelembagaan, pembiayaan, pemasaran dan penjualan)

Implementasi Rencana Aksi ❑ Inkubator Wirausaha Implementasi Rencana Aksi


LPDB
1. Rapat Koordinasi Lintas Sektor ❑ Balai Inkubator Teknologi
2. Penyusunan Peraturan Pendukung Fasilitasi 1. Kurasi Inkubator (closed recruitment)
BPPT
3. Sosialisasi Pengembangan Lembaga Inkubator 2. Penandatanganan Kerjasama dan Kickoff Program
❑ BCIC Dirjen IKM
4. Seleksi Lembaga Inkubator Penerima Program (open recruitment) 3. Pelaksanaan Fasilitasi Inkubasi calon wirausaha oleh lembaga
Kemenperin
5. Verifikasi lapangan Inkubator Terpilih sebagai Role Model (ex:ITB,UNPAD, PRASETYA
❑ BDE Kemenparekraf
6. Penandatanganan Kerjasama dan Kickoff Program MULYA ,dll)
❑ Kewirausahaan Inkubasi
7. Pelaksanaan Fasilitasi Pengembangan Lembaga Inkubator 4. FGD Inkubasi Calon Wirausaha
Bisnis di BBPPK dan PKK
Wirausaha kepada 20 Lembaga Inkubator yang sedang 5. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan
❑ Kemnaker
berkembang 6. Visualisasi Fasilitasi Inkubasi Calon Wirausaha
8. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan 7. Showcase/ Pameran hasil Inkubasi dan Evaluasi Kegiatan
PEMBIAYAAN WIRAUSAHA

Fasilitasi Bantuan Pemerintah Berupa Modal Awal Fasilitasi Perluasan Akses Pembiayaan Alternatif
Usaha Kepada Wirausaha Pemula Bagi Wirausaha Pemula
Rencana Aksi Rencana Aksi
❑ Wirausaha yang memperoleh fasilitasi Wirausaha Pemula Produktif
target 1.500 Orang ❑ Literasi Skema Pembiayaan Alternatif Bagi Wirausaha
❑ Dukungan Fasilitasi a) Himbara d) Jaringan angel investor
❑ Pemantauan dan Evaluasi b) BUMN (PNM) e) Peer to peer landing crowd funding
c) Modal ventura
PEMBIAYAAN ❑ Target 240 orang
Implementasi Rencana Aksi
YANG RAMAH
1. Penyusunan Peraturan tentang Bantuan Permodalan BAGI WIRAUSAHA Implementasi Rencana Aksi
2. Sosialisasi Juknis offline/online PEMULA
3. Kerjasama dengan Lembaga Pemeringkatan Lembaga Inkubator 1. Skema Pembiayaan Wirausaha melalui Lembaga
4. Appraisal Proposal Pembiayaan Alternatif
5. Pemberian Bantuan Permodalan 2. Pilot Project Bussiness Matching Wirausaha melalui
6. Pemberkasan Bimbingan Teknis Pembiayaan Alternatif bagi Wirausaha
7. Pemantauan dan Evaluasi
STAKEHOLDERS

❑ Kementerian/Lembaga ❑ Swasta
terkait ❑ Inkubator
❑ BUMN ❑ Himbara
❑ Pemda ❑ LKBB
❑ PTN/S ❑ Lembaga Pemeringkatan
❑ Koperasi
Deputi Bidang Kewirausahaan

Anda mungkin juga menyukai