PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
PEMBAHASAN
B. Contoh-Contoh di Lapangan
Saat ini persaingan strategi bisnis provider seluler pada titik puncak, tekanan-
tekanan pesaing tidak saja muncul dari satu lini namun sudah mulai menyeluruh.
Menyeluruh dari lini penurunan harga, produk dan layanan, kedekatan fungsi dan
kedekatan harga dengan kepentingan pelanggan.
Satu hal, bahwa persaingan dalam strategi bisnis dengan lini penurunan harga
akan memberikan keuntungan bagi pelanggan, karena masyarakat golongan
menengah ke bawah merasakan harga yang semakin terjangkau, namun hal ini
bisa menurunkan aspek kepuasan pelanggan jika hal ini muncul dengan tujuan
untuk memunculkan persepsi; siapa termurah maka terbaik bagi pelanggan, dan
menjadi pilihan masyarakat. Ketika tarif sms awalnya adalah 350 rupiah, maka
SMS merupakan alternative komunikasi yang terjangkau dan digunakan oleh
kebanyakan pelanggan, baik dari masyarakat menengah maupun atas. Dan
histerisnya tingkat penggunaan call/telepon lebih rendah daripada SMS, dilihat dari
sisi kuantiti utility. Namun semua akan berubah ketika tarif telepon didiskon mati-
matian dibawah variable harga SMS, konkretnya bawah telepon permenit bisa
mencapai Rp. 1/detik, bahkan gratis. Sedang SMS masih di tingkat Rp. 350. Yang
terjadi dari dampak persaingan ini peralihan dari yang tadinya menggemari SMS
menjadi percakapan via telepon dengan menggunakan provider yang menawarkan
tarif termurah.
Strategi bisnis dalam menunjang kewirausahaan sangatlah penting mengingat
tidak semua wirausaha bisa dijalankan dengan konsep tradisiononal dan natural,
seiring perubahan ekonomi, kondisi negara dan teknologi. Contoh perubahan itu,
dahulu banyak usaha mikro di bidang cetak foto kilat 10 menit jadi, hampir di setiap
lokasi baik kantor dan lembaga pendidikan ada. Terutama ketika musim
pendaftaran ajaran baru. Namun apa yang terjadi dalam 2 tahun ini ketika Negara
menurunkan pajak-pajak impor untuk yang sebelumnya berstatus pajak barang
mewah menjadi barang konsumsi umum (Dari PPnBM mennjadi PPN, maka biaya
impor barang-barang cetak mencetak untuk foto semakin murah dan berdampak
menjamurnya kepemilikannya, semua berbasis digital. Sehingga pengusaha mikro
Cetak Foto kilat dengan lampu petromax bangkrut karena masyarakat lebih
memilih penggunaan cetak digital baik dari kamera digital yang praktis kemudian
make over foto dengan komputer kemudian cetak dan print pun bisa secara
mandiri dan cepat, ditinggal mandipun cetak foto 50 buah bisa selesai. Semua ini
berkaitan dengan pemahaman, keuangan, prediksi dan teknologi. Harga yang
ditawarkan pun terjangkau oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Dengan kondisi perekonomian saat ini dan ketatnya persaingan usaha dalam
masyarakat, tentunya semua pihak mempunyai harapan agar usaha yang mereka
bangun dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Persaingan yang ada
hendaknya dapat berlangsung secara sehat, bukan secara monopoli. Hal ini
dikarenakan jika muncul persaingan secara monopoli, maka persaingan tidak sehat
yang timbul akan sangat menguntungkan bagi satu pihak yang memonopoli.
Sebaliknya, hal ini akan sangat merugikan banyak pihak pesaing. Akhirnya, bila hal
seperti ini terus berlangsung, maka kelangsungan hidup usaha akan terancam
sehingga peluang usaha pun akan tertutup.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pihak Pemerintah, baik pusat maupun daerah
juga sangat menentukan peluang usaha. Maka, kebijakan yang dibuat tidak boleh
semata-mata untuk kepentingan suatu pihak tertentu ataupun politik balas jasa. Hal
ini harus dilakukan mengingat demi kepentingan banyak pihak. Pengucuran dana
bantuan untuk kredit UKM sangat membantu jika benar-benar terlaksana dan
tersampaikan dengan baik kepada masyarakat yang dituju.
BAB III
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai cara meningkatkan peluang berbisnis pada
masyarakat ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai cara memahami
bisnis dengan baik, mengenal strategi berbisnis secara sehat, memahami pesaing
sehingga dapat bersaing secara sehat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam
berwirausaha.
Memahami bisnis dengan baik adalah menjalankan bisnis yang disesuaikan
dengan kemampuan kita bukan secara ikut-ikutan dengan orang lain. Apabila
masyarakat kurang terlalu memahami bisnis yang akan mereka jalankan, mereka
tetap dapat menjalankan bisnis tersebut dengan cara merekrut staf atau karyawan
yang mempunyai potensi dalam bidang tersebut untuk menjalankan bisnis dan
usahanya. Hal ini tentunya juga diperlukan pengetahuan akan kontrol di lini-lini
penting usaha yang dijalankan oleh pengusaha. Bisnis yang dijalankan tidak harus
langsung menghasilkan terlalu besar, akan tetapi mempunyai prospek dan
peningkatan yang pasti.
Dalam strategi berbisnis secara sehat, harus diperhatikan 7 penyebab
kegagalan dalam bisnis :
1. Kurangnya pemahaman usaha dan tempat usaha.
2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran.
3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan
sarana.
4. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan.
5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit.
6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha.
7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi.
Kendala bisnis yang utama yang harus dipahami adalah tidak terjadinya
penjualan, biaya awal yang tinggi, kurangnya keterampilan, tidak adanya produk
yang baru, akses ke pendanaan, keuntungan yang tidak mencukupi, tidak adanya
kepercayaan diri, pemasok yang berbiaya tinggi, hambatan birokrasi dan suku
bunga yang tinggi. Diantara semuanya itu, hal yang paling penting adalah intuisi
dari masyarakat untuk membaca situasi pasar dan peluang yang ada di pasar
menggunakan intuisi dan data-data yang tepat sehingga tepat dalam pengambilan
keputusan untuk menjalankan usahanya.
B. Saran
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan penulisan makalah mengenai cara
meningkatkan peluang berbisnis pada masyarakat ini, maka penulis memberikan
saran kepada para calon pengusaha agar sebelum memulai sebuah bisnis, terlebih
dahulu memahami bisnis tersebut, produk atau jasa apa yang akan dijual, kualitas
dari produk dan jasa tersebut dan garansi. Kemudian, seorang pengusaha juga
harus sering melihat kondisi-kondisi persaingan di pasar, seperti tingkat harga yang
ditawarkan oleh pesaing atau kelebihan-kelebihannya. Setelah didukung oleh
observasi dan data-data tersebut, maka pengusaha harus menggunakan intuisinya
dimana agar bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan
keuntungan yang baik pula. Dalam bidang perekrutan staf juga penting dimana hal
ini harus disesuaikan antara pendapatan dengan biaya yang akan dikeluarkan,
apakah seimbang atau tidak, kemudian apakah SDM yang direkrut dapat
memberikan hasil yang maksimal kepada pemilik usaha. Singkatnya, dengan
memahami kendala dan strategi bersaing serta sering mengikuti program dan
penyuluhan yang diadakan oleh instansi-instansi terkait, misalnya Pemerintah
maka akan sangat membuka peluang bisnis di dalam masyarakat baik daerah
maupun pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Gifford Pinchot III, dan Zulkifli Kasip, Intrepreneuring (Mengapa Anda Tidak
Meninggalkan Perusahaan Tempat Anda Bekerja Untuk Menjadi Seorang
Wiraswastawan), Erlangga, Jakarta, 1988
Michael E. P., dan Agus Maulana, Strategi Bersaing, Erlangga, Jakarta, 1990
Nugroho Widi, Informasi Kredit Usaha Kecil, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,
1997