Anda di halaman 1dari 5

Kendala pengembangan UMKM

Sebuah usaha yang dimulai dari usaha kecil hingga usaha menengah bahkan berkembang
menjadi usaha besar tentunya tidak serta merta instan dalam pembentukan dan
pelaksanaannya, namun pelaku usaha pasti menemui berbagai hambatan dan masalah baik
dari segi pembiayaan maupun perjanjian non keuangan.
Beberapa masalah dan kendala yang dihadapi baik dalam manajemen internal maupun
eksternal dalam pelaksanaan kegiatan usaha antara lain adalah sebagai berikut:1
a. Modal terbatas yang dimiliki oleh pelaku UMKM
b. Pengetahuan dan pemahaman pelaku UMKM untuk mengembangkan dan
mempertahankan usaha masih rendah
c. Kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan pelaku UMKM untuk mengembangkan
dan meningkatkan usahanya
d. Terdapat hambatan eksternal seperti ketersediaan listrik yang menghambat kegiatan
operasional UMKM
e. Kurangnya pemahaman pelaku UMKM terhadap strategi, sistem dan proses pemasaran
hasil produksi
f. Kurangnya pemahaman tentang birokrasi bisnis untuk menembus lebih luas dari pasar
lokal dan minimnya pengetahuan tentang pengembangan bisnis UMKM2
g. Kemampuan menggunakan atau menerapkan teknologi untuk mendukung peningkatan
usaha dan kemampuan menerapkan standar produk UMKM yang masih terbatas
h. Akses ke layanan informasi yang tersedia untuk publik masih dibatasi dan kebijakan
tampaknya masih berfokus pada UMKM, sehingga mengurangi ruang gerak UMKM.

Sesuai dengan cirinya, UMKM sangat rentan terhadap berbagai keterbatasan dan
permasalahan, beberapa diantaranya adalah :
a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan
b. Aspek legalitas usaha yang lemah
c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku
d. Sebagian besar tidak memiliki laporan keuangan dan tidak memisahkan aset pribadi dari
aset bisnis
e. Kualitas manajemen rendah dan jarang memiliki rencana usaha

1
Yusnita maya, wibawa Dian prahardini, “Menakar Peran Pemerintah Dan Akademisi Terhadap Pengembangan
UMKM” Jurnal Penelitian Ipteks Vol. 5 No. 1 Januari 2020 p-ISSN:2459-9921 E-ISSN:2528-0570 hal:63
2
f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi
g. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas
h. Pemilik memiliki ikatan emosional yang kuat dengan perusahaan, sehingga segala
kewajiban perusahaan menjadi tanggung jawab pemilik juga.

Kendala lain yang dihadapi UMKM adalah keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang
jelas serta perencanaan, visi dan misi yang masih ragu. Hal ini terjadi dikarenakan UMKM
pada umumnya bersifat income gathering yaitu menaikkan pendapatan, dan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : (1) Merupakan bisnis milik keluarga, (2) Menggunakan teknik yang relatif
sederha, (3) Kurangnya akses permodalan (bankable); dan(4) Tidak ada pemisahan modal
usaha dengan kebutuhan pribadi. Masalah lain yang dihadapi dan sekaligus menjadi
kelemahan UMKM adalah kurangnya akses informasi, terutama informasi pasar. Hal ini
menjadi kendala dalam memasarkan produknya, karena terbatasnya ketersediaan informasi
pasar, menyebabkan rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya saing global. Kurangnya
informasi mengenai pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak dapat secara jelas mengarahkan
pengembangan usahanya secara jelas dan fokus, sehingga perkembangannya mengalami
stagnasi.3
Peran media sosial
Data populasi UMKM Indonesia menunjukkan angka yang sangat besar. Meskipun jumlah
UMKM di Indonesia sangat besar, namun partisipasi UMKM dalam teknologi digital masih
tergolong rendah.
Namun seiring berjalannya waktu, TIK bukan lagi komoditas yang langka dan mahal.
Perkembangan berbagai media sosial digunakan sebagai sarana interaksi antar individu dan
masih sangat murah digunakan dalam kegiatan bisnis saat ini.
Perkembangan teknologi internet dan aplikasi digital berperan besar dalam menjawab
kebutuhan pasar dan pelayanan yang cepat. Branding suatu produk dan mempresentasikannya
ke masyarakat dengan menggunakan teknologi adalah hal yang harus dilakukan untuk
menjalankan bisnis. Brand merupakan sebuah nama, tanda, istilah, simbol, model, kata, atau
kombinasi yang tujuannya untuk mewakili dan membedakan suatu produk atau layanan jasa
yang dimiliki dengan yang lainnya.4

3
Yusnita maya, wibawa Dian prahardini, “Menakar Peran Pemerintah Dan Akademisi Terhadap Pengembangan
UMKM” Jurnal Penelitian Ipteks Vol. 5 No. 1 Januari 2020 p-ISSN:2459-9921 E-ISSN:2528-0570 hal:64
4
Santo Tjhin, Tombak Matahari,Rachmat Arsyadi,Maria Josef,Retno Budi Wahyuni,Arya Harditya, “Strategi
Branding: Peran Media Sosial dalam Memajukan Perekonomian Masyarakat Melalui UKM” Journal of
Community Services: Sustainability and Empowerment Vol. 01, No. 01, March 2021, pp. 21 - 33 hal:24
Munculnya media sosial tentunya menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku UMKM,
apalagi penggunaan media sosial tidak membutuhkan modal yang besar dan berbagai
keuntungan bisa didapatkan dengan mengetahui cara memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya. Jangkauan bisnis UMKM biasanya terbatas pada wilayah dimana UMKM tersebut
berada, namun dengan bantuan media sosial tidak ada yang menghalangi pemasaran produk
dan jasa mereka ke wilayah yang lebih luas.5
Media sosial dapat digunakan untuk berkomunikasi di dalam suatu bisnis, membantu
memasarkan produk dan layanan, berkomunikasi dengan pelanggan dan pemasok,
melengkapi merek, mengurangi biaya, dan menjual secara online. Di era digital, media sosial
telah menjadi tren dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah media online di mana
pengguna dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten seperti blog,
jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki adalah bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Sejumlah media sosial yang sedang berkembang saat ini antara lain WhatsApp, Instagram,
Twitter, Line, Telegram, Facebook, Youtube dan lainnya. Seseorang pasti memiliki motif lain
dalam menggunakan media sosial. Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk
mengetahui perkembangan sesuatu, untuk bertukar informasi atau untuk mengikuti salah satu
trend yang sedang berkembang yaitu menggunakan media sosial sebagai eksistensi diri.
Orang yang ingin mendapatkan pengakuan di masyarakat luas melalui media sosial
cenderung menggunakan media sosial yang bersifat terbuka seperti Instagram, Facebook,
Line atau Twitter karena media sosial memungkinkan kita untuk berinteraksi secara bebas
dan terbuka. Jadi banyaknya update status dan postingan adalah bentuk jika kita ingin dikenal
secara luas.
Media sosial juga dapat memiliki fungsi potensial dalam bisnis, yaitu identifikasi pelanggan,
komunikasi timbal balik, berbagi informasi untuk menemukan target yang disukai pelanggan,
keberadaan pelanggan, hubungan antara pelanggan dengan tempat dan pola interaksi, reputasi
perusahaan di mata pelanggan dan membentuk kelompok antar pelanggan. Distribusi yang
didukung teknologi juga dapat meningkatkan jumlah produk yang sampai ke konsumen.
Media sosial yang saat ini menjadi tren anak muda untuk mengekspresikan diri, merupakan
peluang besar sebagai media periklanan dan promosi bisnis. Media sosial seperti Facebook,
Instagram, Twitter, WhatsApp dan lainnya. kini banyak digunakan di media bisnis, mulai dari
produk ternama hingga produk rumahan. Dengan bantuan internet para pelaku usaha dapat

5
Sri rejeki kiki,”Analisis manfaat media sosial dalam pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah(UMKM)”
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Volume: 7 No.1 (Januari - Juni 2016) Hal:61
menawarkan efisiensi anggaran pemasaran, internet memiliki jangkauan yang luas, akses
yang mudah dan biaya yang murah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang
mencoba menawarkan produk berbeda di jejaring sosial.
Dengan diterapkannya sistem pemasaran digital ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat
lebih mengoptimalkan dan memperluas pengetahuannya tentang sistem pemasaran digital
atau sistem pemasaran online, karena melalui sistem pemasaran digital atau sistem pemasaran
online produk UMKM akan semakin baik. diketahui publik, pesanan dapat dilakukan secara
online.6
Dan yang kita ketahui, dari awal tahun 2020 Indonesia tengah dilanda pandemi COVID-19
maka permasalahan utama pelaku UMKM dalam masa pandemi COVID-19 saat ini semua
pelaku UMKM tengah terkena dampak ekonomi yakni mengalami penurunan dalam
penjualan maupun permintaan produk barang atau jasa dari konsumen. Promosi yang
dilakukan saat ini rata-rata masih melalui promosi dari orang ke orang secara langsung dan
melalui broadcast Whatsapp, namun ada juga UMKM yang telah meggunakan Facebook.
Promosi melalui media sosial masih kurang dilakukan dikarenakan adanya hambatan dalam
pengetahuan mengelola media sosial yang kurang dan tidak adanya fasilitas mengakses
media sosial. Dengan demikian, tentunya inovasi yang tepat sangatlah diperlukan dalam
meningkatkan maupun bangkit dari adanya penurunan penjualan produk.
Dan yang kita ketahui, sejak awal tahun 2020 Indonesia terkena dampak pandemi COVID-
19, masalah terbesar bagi UMKM di masa pandemi COVID-19 saat ini adalah perekonomian
yang berdampak pada semua UMKM yaitu penurunan penjualan. dan permintaan konsumen
akan barang atau jasa. Saat ini rata-rata promosi masih dilakukan secara langsung person to
person dan melalui broadcast WhatsApp, namun ada juga UMKM yang sudah menggunakan
Facebook. Masih kurangnya iklan media sosial karena kurangnya keterampilan manajemen
media sosial dan tidak ada cara untuk mengakses media sosial. Tentunya dibutuhkan inovasi
yang tepat dalam meningkatkan maupun bangkit dari adanya penurunan penjualan produk.
Salah satu strategi pemasaran produk yang diterapkan di masa pandemi adalah memanfaatkan
media sosial untuk memperluas jangkauan promosi produk atau jasa. Selama pandemi
COVID-19 saat ini, media sosial adalah platform yang paling mudah diakses oleh semua
orang.. Selain itu, semua kalangan dari tua hingga muda dapat mengakses jejaring sosial
dengan mudah. Tentunya dengan menerapkan promosi yang lebih luas di media sosial, dapat

6
Yusmelinda Zagoto,Mutia Tri Yuliyati,Rizky Pambudi,Muhammad Cikdan,Mukadi”Peran Pemasaran Melalui
Media Sosial dalam Meningkatkan Pendapatan UMKM di Masa Pandemi”Jurnal Peradaban Masyarakat, Vol. 2,
No. 1, Januari 2022 hal:38
meningkatkan pemasaran, meskipun hasil dari langkah-langkah promosi penjualan yang
diterapkan tidak meningkat secara signifikan dibandingkan dengan waktu pencarian yang
relatif singkat. Pelaku UMKM cukup banyak memanfaatkan media sosial seperti Facebook
dan Instagram. Jika melihat grafik, Facebook lebih cenderung digunakan oleh para pelaku
UMKM karena mudah bagi sebagian pelaku UMKM.
Promosi produk melalui media sosial Pasca pandemi COVID-19, setiap orang wajib menjaga
physical distancing untuk mencegah pelaku UMKM melakukan promosi produk secara
langsung oleh perorangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran baru agar bisnis
yang dijalankan dapat bertahan selama pandemi COVID-19. Ada berbagai platform seperti
Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya. Oleh karena itu, ada opsi bagi para pelaku
UMKM, yaitu memfasilitasi usahanya melalui iklan online melalui Facebook dan Instagram,
yang ternyata banyak peminatnya dari muda hingga tua, sehingga dinilai lebih efektif Minat
konsumen untuk memudahkan pembeli dan UMKM dalam melakukan transaksi jual beli di
tengah pandemi COVID-19 saat ini.7

7
Yusmelinda Zagoto,Mutia Tri Yuliyati,Rizky Pambudi,Muhammad Cikdan,Mukadi”Peran Pemasaran Melalui
Media Sosial dalam Meningkatkan Pendapatan UMKM di Masa Pandemi”Jurnal Peradaban Masyarakat, Vol. 2,
No. 1, Januari 2022 hal:39

Anda mungkin juga menyukai