Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS PENGARUH PEMASARAN MELALUI PLATFORM MEDIA ONLINE

BERBASIS APLIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS PENJUALAN UMKM


DI KOTA PALU

Disusun oleh :
Laksamana Brahmana Zainal Abidin
201710180311104

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha kecil dan informal merupakan sektor usaha yang telah terbukti berperan
strategis atau penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang pernah
melanda Indonesia di tahun 1997. Di sisi lain, sektor usaha kecil dan informal juga telah
mampu memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selama
ini. Kedudukan yang strategis dari sector usaha kecil dan informal tersebut juga karena sektor
ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar/menengah. Keunggulan-
keunggulan sector ini antara lain kemampuan menyerap tenaga kerja dan menggunakan
sumberdaya lokal, serta usahanya relatif bersifat fleksibel. Besarnya peran UMKM dalam
pengembangan ekonomi nasional telah mendorong pemerintah untuk melakukan reorientasi
kebijakan ekonomi nasional dengan mendorong terwujudnya iklim usaha yang akomodatif
bagi UMKM.
Krisis ekonomi memberikan pelajaran yang berharga bagi pemerintah dan dunia usaha
tentang bagaimana mengembangkan ekonomi makro Indonesia. Kebijakan yang
menempatkan pertumbuhan sectorsektor unggulan sebagai lokomotif perekonomian nasional
terbukti tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pendekatan ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi diperlukan pengungkit ekonomi yang
mempunyai kekuatan sangat besar. Selanjutnya melalui proses “trickle down effect” atau
tetesan ke bawah, kekuatan ekonomi besar memberikan sebagian aksesnya untuk
membangun dan mengangkat usaha kecil. Namun yang terjadi justru pada usaha besar lebih
mendahulukan peningkatan aset mereka dibandingkan memberikan sebagian kecil usahanya
digarap oleh pengusaha kecil dan menengah.
UMKM merupakan penopang perekonomian bangsa. Melalui kewirausahaan, UMKM
berperan sangat penting dalam menekan angka pengangguran, menyediakan lapangan kerja,
mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan membangun karakter
bangsa. Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat strategis dalam menumbuh-
kembangkan UMKM di daerah. Dengan karakteristiknya yang relatif aman dari faktor-faktor
eksternal, seperti kondisi ekonomi global, karena lebih banyak mengandalkan sumber daya
(bahan baku) di dalam negeri, UMKM relatif lebih mudah dikembangkan. Semua juga
sepakat jika UMKM memiliki peran yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi di
daerah maupun dalam mengurangi pengangguran. Tentu, pemda harus memberikan perhatian
bagi tumbuh dan berkembangnya lapangan usaha yang kerap disebut sebagai “katup
penyelamat” itu. Pemda harus memberikan kontribusi yang nyata bagi UMKM di saat
mereka harus berjuang untuk bertahan menyusul terjadinya serbuan produk impor di pasar
dalam negeri. Jika selama ini, kecenderungan pemerintah, tak terkecuali pemda, lebih fokus
ke korporasi besar. Tentu, saat ini kecenderungan itu harus diubah. UMKM harus lebih
didorong dan diperkuat peran sertanya untuk bersama-sama membangun ekonomi daerah.
UMKM yang banyak tumbuh di berbagai daerah harus kembangkan oleh pemda, karena bisa
menjadi salah satu kunci bagi peningkatan ekonomi daerah.
Perkembangan era teknologi yang semakin canggih dari waktu ke waktu telah
menciptakan lahirnya era digital sehingga menyebabkan manusia memiliki ketergantungan
terhadap teknologi salah satunya adalah dengan penggunaan internet. Sehingga munculnya
internet telah mengubah cara manusia dalam berkomunikasi, ketersediaan jaringan internet
yang semakin baik bagi masyarakat akan memudahkan anggota masyarakat untuk
berkomunikasi. Internet adalah sistem jaringan komputer yang saling terhubung secara global
dengan menggunakan paket protokol interntet (TCP/IP) untuk menghubungkan perangkat
diseluruh dunia satu sama lain dan menghubungkan mereka dengan penyimpanan informasi
yang sangat besar .Hasil survei data pertumbuhan media sosial menunjukkan bahwa pada
bulan Januari tahun 2019 Indonesia meraih peringkat ketiga sebagai pengguna media sosial
terbesar sedunia. Pengguna mediasosial di Indonesia mencapai 150.000.000 pengguna.
Terbukti bahwa pengguna internet di Indonesia menggunakan media sosial sebagai sarana
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Media sosial merupakan bagian penting dari strategi penjualan, pelayanan,
komunikasi, dan pemasaran yang lebih besar dan lebih lengkap serta merefleksikan dan
menyesuaikan diri dengan pasar dan orang-orang yang mengartikannya. Media sosial
memiliki beberapa macam bentuk yang beragam diantaranya adalah blogs, social networking
services, social media sharing services, social bookmarking services, social news services
social geolocation and meeting services dan community building services. Dampak yang
ditimbulkan oleh media sosial sangat nyata terhadap peningkatan trafik situs web dan
peningkatan penjualan online. Media sosial telah dijadikan sebagai salah satu sarana yang
digunakan untuk melakukan pemasaran produk atau yang bisa juga disebut dengan
pemasaran media sosial. Pemasaran media sosial adalah sebuah proses yang mendorong
individu untuk melakukan promosi melalui situs web, produk, atau layanan mereka melalui
saluran sosial online dan untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan komunitas yang jauh
lebih besar yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pemasaran daripada
melalui saluran periklanan tradisional.
Pemasaran media sosial merupakan bentuk periklanan secara online yang
menggunakan konteks kultural dari komunitas sosial meliputi jejaring sosial, dunia virtual,
situs berita sosial, dan situs berbagi pendapat sosial untuk menemui tujuan komunikasi
Pemasaran melalui media sosial saat ini merupakan sarana yang efektif dalam memasarkan
barang dan jasa secara online. Pengguna media sosial menjadi lebih mudah melihat dan
memilih berbagai merek yang dihadirkan perusahaan. Berikut ini jenis-jenis media sosial
yang dapat digunakan dalam melakukan pemasaran melalui media sosial, yaitu : 1) Youtube
dianggap sebagai situs media sosial yang paling penting dan popular didunia. Berbagai
stasiun televisi, perusahaan produsen film, distributor rekaman dan perusahaan lain yang
menggunakan youtube untuk mempromosikan barang dan jasa. Keterbukaan yang diberikan
Youtube dapat membuat perusahaan dapat memasang video di situs tersebut. Selain itu juga,
Youtube juga menyediakan space iklan bagi perusahaan yang berniat menggunakannya.
Dengan begitu, iklannya dapat muncul diawal sebelum seseorang membuka video yang akan
digunakannya. 2) Facebook, Salah satu situs yang mudah diakses ini menjadi sangat populer
sebagai jejaring sosial.
Media sosial ini memiliki pengguna paling banyak di dunia. Harga iklannya
ditentukan dengan jumlah klik yang diterima dan harganya juga terjangkau.Para pengguna
Facebook juga menyukai laman bisnis yang disediakan situs tersebut. Mempromosikan
barang lewat Facebook merupakan salah satu cara terbaik yang digunakannya untuk
memperoleh banyak pelanggan. 3). Instagram, merupakan media sosial di mana para
penggunanya dapat berbagi foto atau video dengan para pengguna lain melalu perangkat
mobile yang dimilikinya. Instagram menawarkan para penggunanya pengambilan gambar
berkualias tinggi dan menambahkan filter pada foto-foto yang diambilnya. Dengan
menambah hastag, para pengguna Instragram dapat menerima gambar lain yang memiliki
hastag yang sama. Tersedia juga tempat untuk saling berkomentar pada foto pengguna
Instagram lain. Penggunaan Instagram terkenal cepat dan mudah untuk meraih para calon
pembeli potensial dengan menggunakan smartphone yang dimilikinya. Pemasaran secara
mobile tersebut sangat penting dan patut dipertimbangkan. 4). Twitter adalah jejaring sosial
dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan
berbasis teks hingga 140 karakter. Di twitter, pengguna yang tidak terdaftar hanya bisa
membaca kicauan, sedangkan pengguna yang terdaftar bisa menulis kicauan melalui antar
muka situs web, pesan singkat (SMS) atau melalui berbagai aplikasi untuk perangkat seluler.
Kicauan atau teks tulisan dapat dilihat secara luas, namun pengirim dapat membatasi
pengiriman pesan kedaftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan
penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut/followers. Media sosial memiliki potensi
untuk membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
memasarkan barang dan jasa.
Media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang menciptakan
fondasi ideologi dan teknologi dari web 2.0 yang memungkinkan adanya pertukaran dan
penciptaan user generated content. Pada aplikasi media sosial tersedia mulai dari pesan instan
hingga situs jejaring sosial yang menawarkan pengguna untuk berinteraksi, berhubungan, dan
berkomunikasi satu sama lain. Aplikasi-aplikasi pada media sosial ini bermaksud untuk
menginisiasi dan mengedarkan informasi online mengenai pengalaman pengguna dalam
mengonsumsi barang atau merek, yang bertujuan untuk meraih masyarakat. Menurut
Wardhani (2015) menyatakan bahwa strategi digital marketing memiliki pengaruh hingga
78% terhadap keunggulan bersaing UMKM dalam memasarkan barangnya. Untuk dapat
berhasil memenangkan persaingan pasar pelaku UMKM sebaiknya memahami dan
mengimplementasikan strategi pemasaran yang dikenal dengan istilah 4P (product, price,
place, dan promotion). Dari keempat P dalam strategi pemasaran, promosi memiliki peran
yang sangat penting bagi perluasan pemasaran dari pelaku UMKM.
Promosi yang baik akan menghasilkan keuntungan bagi pelaku usaha seperti
produknya semakin banyak dikenal dan akan meningkatkan keuntungan dari usaha. Promosi
yang digunakan UMKM sebaiknya memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, dengan
menggunakan internet sebagai media pemasaran untuk membantu memasarkan barang dan
jasanya. Media sosial merupakan media online yang mendukung interaksi sosial. Media
sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif. Dengan media sosial setiap orang dapat membuat, menyunting dan
mempublikasikan sendiri konten berita, promosi, artikel, foto, dan video. Selain lebih
fleksibel dan luas cakupannya menjadi lebih efektif dan efisien, cepat, interaktif, dan variatif
Saat ini UMKM dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi agar dapat menghadapi
persaingan di era revolusi industri 4.0. Pemanfaatan teknologi akan membentuk ekosistem
UMKM yang berkelanjutan dan untuk menjalin kerjasama antar stakeholder terkait untuk
memperkuat UMKM itu sendiri.
Pembentukan ekosistem UMKM yang berkelanjutan dapat dirintis melalui gotong
royong antar stakeholder yang terkait dan pemanfaatan teknologi. Dengan memanfaatkan
teknologi UMKM diajak untuk membentuk suatu kerangka pikir “berpikir global bertindak
lokal dalam menghadapi persaingan era industri 4.0. Pemanfaatan teknologi dapat menjadi
promosi yang efektif bagi setiap pemilik usaha dengan melakukan pemasaran secara online
dengan menggunakan media sosial. Indonesia termasuk dalam 10 besar Negara dengan
pertumbuhan ekonomi tercepat yang salah satunya dipicu oleh pertumbuhan UMKM. untuk
mempromosikan pembangunan ekonomi yang inklusif perlu adanya dorongan agar bisnis-
bisnis kecil melakukan ekspor ke pasar global. Pertumbuhan inklusi akan lebih mudah
dicapai dengan kolaborasi antara perusahaan besar dengan ekosistem bisnis UMKM yang
kaya akan potensi pasar baru yang dilakukan berdasarkan prinsip business to business yang
menguntungkan kedua belah pihak.
Pada saat ini, teknologi memainkan peran dalam mendorong perkembangan UMKM
untuk berkompetisi dipanggung global. Untuk dapat memenangkan kompetisi tersebut pelaku
UMKM perlu memperhatikan 3 (tiga), yaitu perlindungan lintas Negara, peningkatan
domestic dengan dorongan go digital-go online, dan ekspansi global dengan perbaikan sarana
dan prasarana perdagangan lintas Negara. Ketiga hal tersebut sebaiknya dilakukan oleh
UMKM untuk meningkatkan daya saing usaha yang dilakukan. Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan pendorong bagi perekonomian di Indonesia. UMKM saat ini
keberadaannya tidak hanya memberikan kontribusi nyata pada Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) akan tetapi juga dapat menyerap tenaga kerja, pemerataan distribusi dari hasil
pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Selain dari itu, UMKM juga telah
memberikan peranannya sebagai pengaman bagi perekonomian nasional selama krisis
ekonomi terjadi di Indonesia. Pada saat terjadi krisis moneter di Indonesia dimana pengusaha
besar mengalami kerugian yang sangat besar, akan tetapi UMKM masih berdiri dan tidak
terguncang. Menurut Bank Indonesia, UMKM merupakan salah satu kekuatan pendorong
dalam pembangunan perekonomian Negara. UMKM juga berperan sebagai salah satu sumber
penting dalam pertumbuhan ekonomi dan ekspor non-migas yang secara langsung turut
menciptakan peningkatan pendapatan masyarakat. Kedudukan UMKM secara mikro ekonomi
sangat fluktuatif, hal ini dikarenakan dapat terjadinya pergeseran sektor usaha yang bertujuan
untuk mengikuti pangsa pasar yang ada dan memiliki permodalan yang belum mapan. Akan
tetapi, pertumbuhan UMKM sangat sulit untuk dideteksi. Kedudukan UMKM secara makro
ekonomi mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang selalu meningkat.
Tahun 2019, pemerintah menargetkan sebanyak 8 juta UMKM di Indonesia akan
melakukan perdagangan secara online. Pemerintah berharap kedepan UMKM akan selalu
menjadi andalan Negara dalam hal Ekonomi nasional dan pada tahun 2020 transaksi E-
commerce diprediksi mencapai Rp 300 triliun atau setara dengan USD 130 miliar.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapau 61,41% dengan jumlah UMKM hampir 60 juta
unit. Akan tetapi, hanya sekitar 8% atau sebanyak 3,79 juta pelaku UMKM yang telah
memanfaatkan platform online untuk memasarkan produknya (Sindo, 24-09-2018).
Penelitian ini dilakukan pada UMKM di Kota Palu karena banyaknya UMKM yang
ada di Kota Palu dibandingkan dengan kota lain yang ada di Sulawesi Tengah. Hal ini seperti
yang terlihat pada table di bawah ini:
Tabel 1.1
Jumlah Unit Usaha Industri Provinsi Sulawesi Tengah
No Kabupaten/Kota Unit Usaha
2016 2017 2018
1 Palu 1.242 1.337 1.444
2 Donggala 502 532 572
3 Sigi 555 592 634
4 Parimo 256 284 315
5 Poso 467 500 535
6 Tojo Una-una 528 573 621
7 Morowati 514 563 615
8 Banggai 182 192 212
9 Banggai Kepulauan 471 509 549
10 Tolitoli 539 579 621
11 Buol 550 597 645
12 Morowati Utara 214 224 244
13 Banggai Laut 45 54 64
6.065 6.536 7.071
Sumber: Lakip Diperindag Provinsi Sulawesi Tengah (2018)

Berdasar table di atas diketahui jika jumlah unit usaha UMKM di Kota Palu paling
banyak diantara kota/kabupaten lain yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah dan setiap tahun
mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Nugraha dkk
(2019) bahwa di Sulewasi Tengah, khususnya kota Palu, perkembangan produk-produk
unggulan yang dihasilkan UMKM sangat pesat dan belum terpublikasikan dengan baik.
Keterbatasan pasar untuk penyerapan produk masih menjadi kendala bagi pertumbuhan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Palu Sulteng (bisnis.com, 2020). Pada kondisi saat
ini dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat maka penggunaan media online
menjadi salah satu alternative yang tepat dalam upaya pelaku usaha UMKM dalam
memasarkan produknya, apalagi dalam kondisi pandemi yang membatasi aktivitas dan
mobilitas masyarakat. Dengan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemasaran Media Online Berbasis Aplikasi Untuk Meningkatkan
Penjualan UMKM di Kota Palu”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimanakah pengaruh pemasaran melalui platform media online berbasis
aplikasi terhadap penjualan UMKM di Kota Palu ?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh
pemasaran melalui platform media online berbasis aplikasi terhadap penjualan UMKM di
Kota Palu ?

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan ilmu manajemen pemasaran secara
teori kedalam prakteknya dan menjadi bahan tambahan dalam pengajaran untuk mata
kuliah manajemen pemasaran, perilaku konsumen, pengantar bisnis dan kewirausahaan.
2. Manfaat bagi pihak Universitas
Melalui penelitian dapat menambah literature diperpustakaan dan menjadi referensi bagi
mahasiswa serta orang lain yang akan melakukan penelitian dalam bidang pemasaran dan
kewirausahaan.
3. Manfaat bagi pemerintah
Dengan penelitian ini pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk membantu pelaku
UMKM yang ada di Kota Palu untuk tetap dapat bertahan dan mampu bersaing dengan
pelaku usaha lainnya dengan memanfaatkan teknologi dan memberikan fasilitas sarana
dan prasaran yang dapat mendukung kemajuan usaha pelaku UMKM itu sendiri.
4. Manfaat bagi pelaku UMKM
Bagi pelaku UMKM kiranya dapat bersahabat dengan teknologi dan memanfaatkan
teknologi telekomunikasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menambah
jariangan pemasaran hingga keluar negeri.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan variabel-variabel
yang akan diteliti.
2.1.1 Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah di Indonesia
Pelaku UMKM di Indonesia memiliki peran yang strategis dalam menggerakan roda
perekonomian Negara Indonesia. Menurut Jalil dan Hamzah (2020) yang dimaksud dengan
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pendapat
lain dikemukakan oleh Sofyan & Arief (2017) bahwa UMKM merupakan kegiatan usaha
yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) penyebutkan definisi UMKM adalah sebagai berikut: Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam UndangUndang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
Berdasarkan UU No 20 tahun 2008 di atas jelas menunjukan perbedaan yang cukup
besar baik dari segi aset ataupun omzet antara usaha mikro dengan kecil dan usaha kecil
dengan menengah. Namun yang jelas secara keseluruhan UMKM berperan dalam
pembangunan perekonomian nasional, hal ini sesuai juga dengan UU No 20 Tahun 2008 Bab
II pasal yang berbunyi: “usaha mikro kecil dan menengah bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.”
Kriteria Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar 199 yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak la ngsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
Melihat peran UMKM yang cukup besar dalam menciptakan lapangan kerja,
keberadannya dapat membantu Pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga serta meningkatkan pendapatan nasional. Sektor UMKM memerlukan
dukungan dari berbagai pihak mengenai bagaimana membangun strategi pemasaran yang
efektif, efisien dan menjangkau konsumen secara global. Baik dukungan berupa akses media
pemasaran, penguasaan teknologi media pemasaran, maupun dukungan dalam menggunakan
transaksi yang aman menggunakan media pemasaran online. Selama ini, pelaku UMKM
masih memanfaatkan strategi pemasaran dengan informasi peluang dari mulut ke mulut.
Strategi ini masih kurang efektif, dikarenakan pasar telah mengalami perubahan dan
persaingan juga semakin ketat. Masing-masing pelaku usaha berlomba-lomba untuk
menawarkan produknya dengan segala keunggulan yang dimiliki. Untuk dapat mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.1.2 Pemasaran Online


2.1.2.1 Definisi Pemasaran Online
Pemasaran melalui online merupakan suatu fenomena bisnis baru. Pada saat ini
dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang makin canggih maka pemilihan
penggunaan pemasaran melalui media sosial menjadi salah satu alternatif yang dapat
digunakan para pelaku usaha dalam upayanya untuk memasarkan produknya. American
Marketing Association (AMA) mendefnisikan digital marketing sebagai aktivitas, institusi,
dan proses yang difasilitasi oleh teknologi digital dalam menciptakan, mengomunikasikan,
dan menyampaikan nilai-nilai kepada konsumen dan pihak yang berke- pentingan lainnya
(Kannan & Hongshuang, 2016).
Pemasaran online atau lebih dikenal dengan sebutan Online Shopping merupakan
pelaksanaan perniagaan berupa transaksi penjualan, pembelian, pemesanan, pembayaran,
maupun promosi suatu produk barang dan/atau jasa dilakukan dengan memanfaatkan
komputer dan sarana komunikasi elektronik digital atau telekomunikasi data. Selain itu,
bentuk perniagaan ini juga dapat dilakukan secara global, yaitu dengan menggunakan
jaringan internet.
Pemasaran online atau digital marketing diartikan sebagai penggunaan teknologi
digital untuk mencapai tujuan pemasaran serta upaya pengembangan atau penyesuaian
konsep pemasaran itu sendiri, dapat berkomunikasi dalam cakupan global, dan mengubah
cara perusahaan melakukan bisnis dengan pelanggan (Ali, 2013). Pemasaran online atau
disebut dengan digital marketing dapat didefinisikan sebagai kegiatan marketing termasuk
branding yang menggunakan berbagai media berbasis web (Sanjaya & Tarigan, 2009).
Pemasaran online merupakan kegiatan pemasaran yang menggunakan penerapan
teknologi secara digital. Salah satu bentuk marketing digital dengan menggunakan media
elektronik atau internet adalah internet marketing (e-marketing). E-Marketing merupakan
suatu proses pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi elektronik, khususnya
internet. Peran strategi digital marketing dapat menjadi hal yang penting dalam mengikuti
perkembangan teknologi digital dan mengembangkan rencana untuk menarik konsumen dan
mengarahkannya pada perpaduan antara komunikasi elektornik dan komunikasi tradisional
(Chaffey, Chadwick, Mayer, & Johnston, 2009). Menurut Chaffey, Chadwick, Mayer, &
Johnston (2009) retensi tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan pengetahuan tentang
konsumen seperti profil, perilaku, nilai, dan tingkat loyalitas, kemudian menyatukan
komunikasi yang ditargetkan dan pelayanan online sesuai kebutuhan masing-masing
individu. Pemasaran online adalah kegiatan pemasaran termasuk branding yang
menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords, ataupun
jejaring sosial (Sanjaya & Tarigan, 2009). Hadirnya digital marketing disebabkan oleh
majunya perkembangan teknologi dengan Web 2.0 yang dibarengi dengan mobile
technology, setiap orang yang memiliki jaringan internet, dapat mendapatkan informasi
akurat hanya dalam genggaman. Menjadikan perusahaannya ‘mudah’ dijangkau oleh
pelanggan dengan hadir di media-media dengan akses langsung ke pelanggan merupakan inti
dari digital marketing. Inilah sesungguhnya pendekatan horizontal. Ketika pemasar dan
pelanggan berada di garis yang sama, keduanya dapat saling menjangkau, kepuasan
pelanggan akan pelayanan dapat terpenuhi, karena customer memang harus dilayani secara
horizontal (Kartajaya, 2009).

2.1.2.2 Manfaat Pemasaran Online


Kemajuan teknoligi membuat setiap pelaku usaha harus dapat mengikuti
perkembangannya agar dapat memanfaatkan guna mencapai tujuan dan keuntungan bagi
perusahaan. Pemasaran online merupakan salah satu aktivitas pemasaran yang muncul
dengan adanya perkembangan teknologi. Sulaksono dan Zakaria (2020) menyebutkan
pemanfaatan digital marketing memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup dan bahkan kebiasaan
2. Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau perubahan
apabila dirasa ada yang tidak sesuai
3. Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional
4. Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis
5. Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu
6. Hasil dapat diukur misalnya jumlah pengunjung, situs, jumlah konsumen yang melakukan
pembelian online
7. Kampanye bisa dipersonalisasi
8. Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi terjadi secara
langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina relasi dan menumbuhkan
keoercayaan konsumen.
Manfaat dari pemasaran online terutama bagi pelaku UMKM menurut Winarti (2020)
adalah sebagai berikut:
1. Jangkauan koneksi ke seluruh dunia dimana tidak ada cara yang lebih mudah untuk bisnis
dan menemukan seseorang selain menggunakan sosial media. Facebook, Twitter,
Instagram dan masih banyak jenis sosial media lainnya yang memungkinkan seluruh orang
di dunia dapat berinteraksi satu sama lain. Hal ini pun kemudian memiliki banyak efek dan
manfaat yang beragam khususnya bagi pelaku UMKM.
2. Mempertemukan orang dengan ketertarikan yang sama, ketika memilih untuk
berpartisipasi dalam sebuah komunitas di jejaring social dapat memilih mana komunitas
yang sesuai dan inginkan. - Berbagi Informasi Secara Real-Time, banyak sosial media
yang dilengkapi dengan fitur untuk melakukan chat sehingga antara anda dan orang lain
bisa berkomunikasi dan bertukar informasi secara real-time. Mungkin ini merupakan
fungsi awal sosial media pertama kali diciptakan, untuk berkomunikasi dan dapat
membantu pelaku UMKM dalam memasarkan produk. Banyak pihak yang diuntungkan
dengan fitur ini seperti pelaku UMKM.
3. Dapat menjangkau target pasar, media akan sangat membantu untuk mencapai jutaan
orang kapan pun pelaku UMKM memasarkan. Dengan sosial media memungkinkan untuk
menyebarkan konten produk atau jasa ke para target UMKM. Setiap platform sosial media
menawarkan berbagai tools atau fitur yang memungkinkan bagi sebuah bisnis untuk
menyampaikan konten tertentu pada target mereka.
4. Peningkatan sirkulasi informasi, tidak diragukan lagi, sosial media telah merevolusi
kecepatan sirkulasi informasi atau berita. Banyak pelaku bisnis yang bergantung pada
sosial media untuk mengumpulkan dan membagikan informasi.
Secara lebih ringkas Febriyantoro dan Arisandi (2018) mengemukakan bahwa
pemanfaatan digital marketing memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup dan bahkan kebiasaan
2. Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau perubahan
apabila dirasa ada yang tidak sesuai
3. Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional
4. Jangkauan lebih laus karena tidak terbatas geografis
5. Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu
6. Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen yang melakukan
pembelian online
7. Kampanye bisa dipersonalisasi
8. Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi terjadi secara
langsung dan dua rah sehingga pelaku usaha membina relasi dan menumbuhkan
kepercayaan konsumen.
Banyaknya manfaat pemasaran online dengan menggunakan media sosial ini
diharapkan dapat mendorong UMKM untuk terus memanfaatkan aktivitas pemasaran secara
online dengan menggunakan media sosial. Terutama dalam rangka pengembangan produk
dan memperluas komunikasi dengan konsumen sehingga mencapai pangsa pasar yang lebih
luas.

2.1.2.3 Macam-macam Media Pemasaran Online


Terdapat banyak macam media yang dapat digunakan dalam melakukan pemasaran
secara online yaitu melalui media sosial. Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam
komunikasi pemasaran Sosial media merupakan salah satu media yang mempermudah
komunikasi interaktif antara pengusaha dengan siapapun, termasuk konsumen, dan berbagai
pihak yang berkepentingan, kapanpun dan berada dimanapun. Sosial media sangat membantu
sebagai penghubung informasi dan komunikasi dari produsen ke konsumen di manapun
mereka berada dan berapapun jaraknya (Purwidiantoro dkk, 2016).
Pemasaran media sosial atau sering disebut social media marketing adalah bentuk
pemasaran langsung atau tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran,
pengakuan, ingat dan tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang, atau badan lain dan
dilakukan dengan menggunakan alat-alat dari Web Sosial, seperti sebagai berbagai blogging,
mikrobloging, jejaring sosial, bookmark sosial, dan konten (Setiawati dkk, 2017). Dengan
adanya media sosial akan memberi kesempatan bagi para pelau usaha untuk memasarkan
produknya. Sulaksono dan Zakaria (2020) membagi media sosial ke dalam dua kelompok
sesuai dengan sifat dasar koneksi dan interaksi:
1. Profile-based, yaitu media sosial berdasarkan profil yang fokus kepada anggota individu.
Media sosial kelompok ini mendorong koneksi yang terjadi karena individu tertarik
kepada pengguna media sosial tersebut (misalnya Facebook, Twitter, WhatsApp).
2. Content-based, yaitu media sosial yang fokus kepada konten, diskusi, dan komentar
terhadap konten yang ditampilkan. Tujuan utamaya adalah menghubungkan individu
dengan suatu konten yang disediakan oleh profil tertentu karena individu tersebut
menyukainya (misalnya Youtube, Instagram, Pinterest).
Penggunaan media dapat dilihat dari jenis media, frekuensi penggunaan, maupun
durasi (Ardianto et al., 2010). Penggunaan jenis media meliputi media audio, audio visual,
media cetak, dan media lainnya. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data tentang
berapa kali sehari seseorang menggunakan media dalam satu hari, satu minggu atau satu
bulan. Sementara untuk durasi penggunaan media dapat dilihat dari berapa lama seseorang
mengikuti suatu program, berapa lama seorang bergabung dengan suatu media (berapa jam
sehari), atau berapa lama (menit) waktu yang dihabiskan seseorang untuk membaca dan
bergabung dalam sebuah media (Ayuni dkk, 2019).
Berkaitan dengan penggunaan media sosial oleh pelaku UMKM guna melaksanakan
aktivitas pemasaran online maka hasil penelitian Purwidiantoro dkk (2016) menyebutkan jika
sebagian besar UKM memanfaatkan berbagai jenis media sosial untuk memasarkan dan
mengiklankan produk barang dagang dan jasa perusahaan. Hampir seluruh UKM
menggunakan media sosial Facebook, twitter dan instagram untuk menampilkan profil
perusahaan dan galeri produk perusahaan. Sebagian besar perusahaan menggunakan BBM,
WhatsApp, dan e-mail untuk media informasi/komunikasi perusahaan dan pemasaran produk
dari perusaahan.. Disamping itu, sebagian UKM juga menggunakan media Blog, Line, Path
dan Youtube untuk menampilkan profil perusahaan dan sebagai media informasi perusahaan.

2.1.3 Penjualan
Penjualan merupakan sumber utama pendapatan bagi setiap pelaku usaha. Penjualan
merupakan aktivitas atau bisnis dalam menjual produk atau jasa. Aktivitas penjualan adalah
hal penting bagi perusahaan terutama dalam rangka mendapatkan keuntungan. Menurut
Simamora (2004) pengertian penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan
merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa. Menjual
adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak
orang lain agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya (Swastha, 2017). Secara
umum penjualan adalah kegiatan jual beli yang dijalankan oleh dua belah pihak atau lebih
dengan alat pembayaran yang sah.
Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual,
untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Adapun
volume penjualan adalah jumlah barang atau jasa yang terjual dalam proses pertukaran
(Pradiani, 2017). Konsep penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan
bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk-produk yang
ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus melakukan
usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini mengasumsikan bahwa para konsumen
umumnya menunjukkan kelembaman atau penolakan pembelian sehingga harus dibujuk
untuk membeli. Konsep ini juga mengasumsikan bahwa perusahaan memiliki banyak sekali
alat penjualan dan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Penjualan dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti penjualan langsung dan
menggunakan agen penjualan. Tujuan utama dari aktivitas penjualan adalah untuk
mendatangkan keuntungan dari produk atau barang yang dijual. Dalam pelaksanaannya,
penjualan tidak dapat dilakukan tanpa adanya kontribusi dari pelaku yang bekerja seperti
pedagangan, agen dan tenaga pemasaran.

2.1.4 Pengaruh Pemasaran melalui Platform Media Online Berbasis Aplikasi terhadap
Penjualan
Perkembangan teknologi informasi yang pesat membuat berbagai kegiatan usaha
memanfaatkan perkembangan ini dalam menjalankan usahanya. Pemasaran online menjadi
salah satu media pemasaran yang saat ini banyak diminati baik oleh para pelaku usaha dan
masyarakat dalam mendukung kegiatan yang dilakukan. Teknologi digital digunakan sebagai
sarana untuk memasarkan dan menjual produk. Menurut Saifuddin (2020) pemasaran online
adalah sebuah penggunaan teknologi elektronik terutama dalam bentuk teknologi informasi
untuk melakukan segala proses bisnis termasuk didalamnya kegiatan jual beli produk, jasa
dan informasi, meningkatkan permintaan, melayani pelanggan dengan sentuhan digital.
Pemasaran online (digital marketing) membantu sebuah perusahaan dalam
mempromosikan dan memasarkan produk maupun jasa yang mereka punya. Digital
marketing juga dapat membuat atau membuka pasar-pasar baru yang sebelumnya tertutup
karena adanya keterbatasan waktu, cara komunikasi maupun jarak (Hendrawan, dkk, 2019).
Dengan adanya pemasaran secara online akan memperluas wilayah pemasaran para pelaku
usaha sehingga alan dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Hal ini seperti yang
dikemukakan Anugrah (2020) bahwa dengan menggunakan media sosial, para pelaku
UMKM dapat meningkatkan penjualan mereka. Selain memperoleh keuntungan yang lebih,
mereka juga dapat lebih intens untuk melakukan komunikasi dengan para pelanggan.
Sehingga, dengan kritik dan saran yang disampaikan para pelanggan, pelaku UMKM dapat
mengembangkan bisnis yang mereka jalankan. Komunikasi ini penting karena selain
mendapatkan saran dan masukan dari pelanggan, perusahaan juga dapat mengetahui
keinginan dari para pelanggan hingga perkembangan dari para kompetitornya.

2.2 Penelitian Terdahulu


Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar dan masukan
dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Ayuni dkk (2019) dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Media Digital terhadap Tingkat Penjualan Produk Kuliner Kemasan”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan media digital terhadap tingkat
penjualan produk kuliner kemasan di kalangan wirausaha perempuan di Kota Makassar.
Metode penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif. Jumlah sampel yang digunakan
sebesar 139 responden dengan tingkat kesalahan 5%. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah penggunaan media digital (X), variabel kontrol adalah bauran pemasaran (Z), dan
variable terikat adalah tingkat penjualan (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan media digital (X) terhadap tingkat
penjualan (Y) sebesar 60,2%, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penggunaan
media digital maka semakin tinggi tingkat penjualannya.
Penelitian yang dilakukan Sulaksono dan Zakaria (2020) dengan judul “Peranan
Digital Marketing bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Tales Kabupaten
Kediri”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang pemasaran digital, terutama media sosial, bagi para pelaku bisnis Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) untuk meningkatkan penjualan dan laba mereka. Dihadiri oleh peserta
UMKM Kirana Desa Tales, metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah; pertama,
penjelasan menggunakan slide power point dan proyektor LCD; kedua, berbagi pengalaman
dan diskusi; dan terakhir, praktik langsung membuat akun media sosial (Facebook dan
Instagram) dan cara membuatnya menarik bagi pembeli (gambar, kata-kata, cerita, dll).
Hasilnya menunjukkan bebarapa pelaku usaha secara aktif menggunakan media sosial
sebagai alat promosi mereka dan mereka belum memisahkan akun toko online mereka
dengan akun pribadi mereka, beberapa orang lain menggunakannya sesekali, dan sisanya
peserta tidak pernah menggunakan pemasaran media sosial karena kurangnya teknologi
ketrampilan. Semua peserta menunjukkan minat besar untuk menggunakan pemasaran media
sosial secara terus menerus.
Penelitian yang dilakukan oleh Ana dkk (2021) dengan judul “Pengaruh Pemasaran
Media Online dan Marketplace terhadap Tingkat Penjualan produk UMKM CN Collection di
Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pemasaran online dan
marketplace dalam meningkatkan penjualan produk CN. Collection. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen produk CN.
Collection dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Cn collection dengan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan pemasaran media online, marketplace, dan tingkat
penjualan. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi. Hasil analisis diketahui
jika pemasaran media online dan marketplace mempengaruhi tingkat pemasaran produk CN.
Collection sebesar 67.4%. Adanya media online dan marketplace mempengaruhi dengan
efektif dan relevan terhadap peningkatan pemasaran produk CN. Collection di Sidoarjo.

2.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui
serangkaian analisis. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:63) bahwa
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis
yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Diduga pemasaran
melalui platform media online berbasis aplikasi berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas penjualan UMKM di Kota Palu”
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014:7)
bahwa metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada
filsafat positivism. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode
ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistic. Selanjutnya, jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory.
Menurut Arikunto (2010:56) explanatory research yaitu penelitian yang dilakukan guna
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Dalam
penelitian ini explanatory research digunakan untuk mengetahui pengaruh pemasaran media
online berbasis aplikasi terhadap penjualan UMKM di Kota Palu.

3.2 Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2014:80) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh UMKM di Kota Palu. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui jika jumlah
UMKM di Kota Palu adalah sebanyak 1.444 UMKM.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti. Hal ini seperti yang
dikemukakan Sugiyono (2014:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Menurut Umar (2005:38)
untuk menentukan beberapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui,
dapat digunakan rumus Slovin. seperti berikut:
N
N= 2
1+ Ne
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Tingkat kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolelir.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin.
Dengan populasi sebanyak 1.444 pelaku UMKM di Kota Palu dan sampel dihitung dengan
error sample sebesar 10% (0,1) maka jumlah sampel minimal ditentukan sebesar:
1.444 1.444
n= = =98.85 ≈ 99
1+(1.444 x 0.1 ) 14.44
2

Pengambilan sampel memerlukan metode khusus agar sampel dapat mewakili


populasi dan menggambarkan tujuan spesifik dari penelitian, yang biasa disebut dengan
teknik sampling. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling. Menurut Sugiyono (2014:82) probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selanjutnya menurut Sugiyono (2014:82)
dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

3.3 Variabel Penelitian


Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel yang diteliti yaitu variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas
(independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, sedangkan
variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemasaran melalui platform media online berbasis
aplikasi (X) sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas penjualan
UMKM di Kota Palu (Y).
1. Pemasaran melalui platform media online berbasis aplikasi (X)
Pemasaran melalui platform media online berbasis aplikasi merupakan kegiatan
pemasaran yang menggunakan berbagai media berbasis web. Indikator dari variabel
pemasaran melalui platform media online berbasis aplikasi ini berdasar penelitian Ayuni
dkk (2019) meliputi:
a. Frekuensi (X1)
Meliputi frekuensi menggunakan dan berpromosi melalui media sosial
b. Durasi (X2)
Meliputi periode waktu dan lama menggunakan media sosial.
c. Atensi (X3)
Meliputi perhatian terhadap cara promosi dan jumlah media sosial yang digunakan.
2. Produktivitas penjualan UMKM di Kota Palu (Y)
Produktivitas penjualan yang dimaksud adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan
dalam bentuk kuantitatif dari segi fisik atau volume.
Pada penelitian ini pengukuran data yang digunakan adalah skala likert. Skala Likert
menurut Sugiyono (2014:93) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Cara pengukuran adalah dengan
memberikan pernyataan yang dimana sudah diberi jawaban yang setiap jawaban memiliki
bobot tersendiri. Skala Likert dengan jawaban alternatif yaitu sangat setuju (nilai 5) setuju
(nilai 4) netral (nilai 3) tidak setuju (nilai 2) sangat tidak setuju (nilai 1). Berikut adalah tabel
dari skala likert:

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert


No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2014:93)

3.4 Jenis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah dikumpulkan secara langsung dari sumber asli yaitu responden yang
telah dipilih. Dalam hal ini data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang
diberikan kepada responden yang merupakan pelaku UMKM di Kota Palu.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung guna mendukung dan
melengkapi penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
pencapaian penjualan pelaku UMKM di Kota Palu.

3.5 Tehnik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat
pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk kemudian disebarkan kepada responden (obyek
penelitian) sehingga memperoleh hasil atau jawaban yang dikehendaki
2. Dokumentasi
Pada penelitian ini dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data penjualan dari
pelaku UMKM di Kota Palu yang menjadi responden penelitian.

3.6 Pengujian Instrumen


Guna memiliki instrument penelitian yang dapat diandalkan kemampuannya maka
harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur penelitian sehingga diperoleh
data yang representative
3.6.1 Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang ingin diukur secara
tepat. Menurut Arikunto (2010:170) validitas adalah: “Suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Teknik yang digunakan untuk
mengukur validitas adalah dengan cara mengkorelasikan setiap skor item dengan total skor
item dari setiap peubah yang diuji validitasnya. Kemudian dilihat besar nilai hasil korelasi
(corrected item total correlation) jika lebih besar dari nilai r table pada taraf α = 0.05
maka item-item dalam setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dinyatakan valid. Begitu juga sebaliknya.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya
atau diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila memberikan hasil yang konsisten
apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Menurut Arikunto (2010:178)
bahwa: “Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa semua instrumen dapat
dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik”. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan koefesien Alpha Cronbach yang akan dihitung dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan reliabel bilamana
koefisien reliabilitasnya mencapai 0,60.

3.7 Teknik Analisis Data


3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Dalam regresi ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi diantaranya adalah tidak ada
heterokedastisitas, tidak ada multikolinieritas, dan berdistribusi normal (normalitas).
1. Uji Heteroskedastisitas (heteroscedasticity)
Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu
variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas. Menurut
Ghozali (2005:105) heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik sumbu X terhadap Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin – poin) yang membentuk satu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta tititk titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Multikolinieritas (multicolinierity)
Multikolinieritas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linier
yang sempurna diantara variabel bebas yang diteliti. Asumsi multikolinearitas berarti
variabel bebas harus terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas yang
cukup tinggi dapat menyebabkan koefisien regresi tak tertentu, dan kesalahan standar dari
masing-masing variabel bebas menjadi sangat tinggi. Metode yang digunakan untuk
mendekteksi multikolonieritas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai
Tolerance dan VIF(Value Inflation Factor). Jika nilai toleransi = 1, berarti tidak ada
korelasi antar variabel independent atau jika VIF lebih dari 10 dikatakan terjadi
kolenieritas yang tinggi (Ghozali, 2005:92).
3. Uji Normalitas (Normality Test)
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel
dependent (terikat), variabel independent (bebas) atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik normalitas. Dasar pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.2 Regresi Linier Berganda
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yang
merupakan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap satu variabel terikat. Rumus yang digunakan dalam analisis regresi berganda
sebagai berikut: Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independent
atau variabel bebasnya minimal 2. Dalam penelitian ini persamaan regresinya adalah:
Y=a + b1X1+ b2X2 + b3X3 +e
Dimana :
Y = Variabel terikat (produktivitas penjualan UMKM di Kota Palu)
X1 = Variabel bebas 1 (frekuensi penggunaan media online)
X2 = Variabel bebas 2 (durasi)
X2 = Variabel bebas 2 (atensi)
a = bilangan konstanta
b = koefisien regresi
e = error (variabel pengganggu)

1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Uji F dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui apakah variabel dalam pemasaran melalui platform media
online berbasis aplikasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas penjualan UMKM di Kota Palu. Hipotesis statistic yang dapat
dirumuskan dalam uji F ini adalah:
1. H0 : b1=b2 = 0, artinya semua variabel bebas (X 1, X2 dan X3) secara simultan tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y
2. Ha : b1≠b2 ≠ 0, artinya semua variabel bebas (X1, X2 dan X3) secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y
Kriteria pengambilan keputusan dari uji F ini adalah sebagai berikut:
- Jika F hitung > F tabel pada taraf signifikan 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima
- Jika F hitung < F tabel pada taraf signifikan 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat. Hipotesis statistic yang dapat dirumuskan dari uji t adalah
sebagai berikut:
1. H0 : b1, b2, b3, = 0, artinya variabel X1, X2 dan X3 secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Y
2. Ha : b1, b2, b3, = 0, artinya variabel X1, X2 dan X3 secara parsial berpengaruh terhadap Y
Kriteria pengambilan keputusan dari uji t adalah sebagai berikut:
- Jika nilai t hitung > nilai t tabel pada taraf signifikan 5% maka Ho ditolak dan Ha
diterima
- Jika nilai t hitung < nilai t tabel pada taraf signifikan 5% maka Ho diterima dan Ha
ditolak
DAFTAR PUSTAKA

Ana W, Sophan T.D.F, Nisa.C dan Sanggarwati D.A. 2021. Pengaruh Pemasaran Media
Online dan Marketplace terhadap Tingkat Penjualan produk UMKM CN Collection
di Sidoarjo. Jurnal Media Mahardhika. Vol. 19. No. 3. Hlm 517-522

Anugrah R. J. 2020. Efektivitas Penerapan Strategi Online Marketing oleh UMKM dalam
Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Corona Viruses Disease 2019
(Covid 19). Jurnal Manova. Vol. 2. No. 2. Hlm 55-65

Ardianto, Elvinaro, and Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2010. Komunikasi Massa (Suatu
Pengantar) Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara

Ayuni Q, Cangara H dan Arianto. 2019. Pengaruh Penggunaan Media Digital terhadap
Tingkat Penjualan Produk Kuliner Kemasan. Jurnal Penelitian Komunikasi danopini
Publik. Vol. 23. No. 2. Hlm 129-141

Bisnis.com. UMKM di Palu Butuh Perluasan Pasar. 2020. https:www.bisnis.com. Diakses


tanggal 17 Juli 2021

Chaffey, D., Chadwick, F. E., Mayer, R., & Johnston, K. (2009). Internet Marketing:
Strategy, Implementation, and Practice. United States: Prentice Hall

Febriyantoro M. T dan Arisandi D. 2018. Pemanfaatan Digital Marketing bagi Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Manajemen
Dewantara. Vol. 1. No. 2. Hlm 67-72

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hendrawan. A, Sucahyowatu H, Cajyadi K, Indriyanti dan Rayendra A. 2019. Pengaruh


Marketing Digital terhadap Kinerja Penjualan produk UMKM Asti Gauri di
Kecamatan Bantarsari Cilacap. Jurnal Administrasi dan Kesekretariatan. Vol. 4. No.
1. Hlm 50-61

Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. Yogyakarta: STIE
YKPN

Infopena.com. Usha Mikro di Bawah 500 Juta, Dinas Koperasi dan UMKM Palu tak Punya
Data Riil. 2019. https:www.infopena.com
Jalil A dan Hamzah S.A. 2020. Pengaruh Bagi Hasil dan Kebutuhan Modal terhadap Minat
UMKM Mengajukan Pembiayaan pada Lembaga Keungan Syariah di Kota Palu.
Jural Perbankan dan Keuangan Syariah. Vol. 2. No. 2. Hlm 178-197

Kannan, P. K., & Hongshuang, L. (2016).Digital Marketing: A Framework,Review and


Research Agenda.International Journal of Research inMarketing

Kartajaya, H. (2009). New Wave Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 2018. Dinas Perindustrian dan


Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah

Nugraha D.W, Anshori Y dan Pratiwi A. 2019. Implementasi Algoritma Floyd Warshall pada
Pencarian Jalur Terpendek Lokasi Penjualan dan Promosi UsahaMikro Kecil
Menengah (UMKM) di Kota Palu. Jurnal Sistem Informasi. Vol. 11. No. 2. Hlm.
1773-1788

Potensibisnis.com. Tak Semua UMKM Punya Cukup Modal. https:www.potensibisnis.com

Pradiani, T. (2017). Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap Peningkatan


Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Jurnal Jibeka, 11(2), 46–53

Purwidiantoro M. H, Kristanto D.F dan Hadi W. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Sosial
terhada[ Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Jurnal EKA CIDA. Vol. 1.
No. 1. Hlm 30-39

Sanjaya, R., & Tarigan, J. (2009). Creative Digital Marketing. Jakarta: Elex Media
Komputindo

Setiawati I, Novandalinda A dan Prihatiningsih R. 2017. Pemanfaatan Media Sosial sebagai


Sarana Pemasaran Online dalam Peningkatan Penjualan dan Laba Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 13. No. 1. Hlm
1- 11

Sofyan S dan Arief A. 2017. Strategi Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu
dalam Memberdayakan Usaha Mikro di Pasar Inpres Manonda Palu. Jurnal
Bilancia. Vol. 11. No. 2. Hlm 325-357

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta

Sulaksono J dan Zakaria N. 2020. Peranan Digital Marketing bagi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Desa Tales Kabupaten Kediri. Generation Journal. Vol. 4. No.
1. Hlm 41-48

Swastha, Basu Dharmmesta. 2017. Manajemen Penjualan. Yogyakarta: Penerbit BFSE


Umar H. 2005. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Winarti C. 2020. Pemanfaatan Sosial Media oleh UMKM dalam Memasarkan Produk di
Masa Pandemi Covid-19

Anda mungkin juga menyukai