Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam piping design atau perencanaan sistem pemipaan harus sesuai dengan
spesifikasi maupun standar yang telah ditetapkan supaya pipa tersebut tidak hanya berfungsi,
tetapi harus mempertimbangkan keselamatan, akses pengoperasian dan lain sebagainya.
Keamanan menjadi pertimbangan pertama dalam mendesain pipa bertekanan tinggi. Proses
desain pipa tentunya melewati beberapa tahapan,salah satu metode untuk menguji kekuatan
dan keamanan adalah dengan metode Hydro test. Berdasarkan standar ASME B31.3.
PROCESS PIPING. Dengan menggunakan ASME/ASTM ini juga dapat ditentukan
ketebalan dari dinding pipa yang dibutuhkan.
Untuk menjamin kualitas pipa yang baik,maka PT MESITECHMITRA
PURNABANGUN menerapkan sistem pengujian pada produksi pipe spool dengan
menggunakan metode Hydro Test. Pada Kerja Praktek yang telah dilakukan, penulis
mengambil Tema “ PENGUJIAN PIPE SPOOL NO.01A SR-2674 RATING 600 DENGAN
METODE HYDRO TEST”

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui kekuatan material pipa dengan
cara mendeteksi kebocoran pada pipa dengan metode Hydro Test.

1.3 Batasan Masalah

Pada laporan ini masalah yang akan penulis bahas mencakup kegiatan yang penulis
lakukan selama melaksanakan kerja praktek di PT. Mesitechmitra Purnabangun. pada
departemen Hydro Test. Hal yang akan di bahas secara ringkas dan sederhana di antaranya
yaitu :
1. Urutan proses “ PENGUJIAN PIPE SPOOL NO.01A SR-2674 RATING 600
DENGAN METODE HYDRO TEST”
2. Alat ukur yang digunakan dalam proses pengujian dengan metode hydrotest.
3. Alat bantu yang digunakan dalam proses pengujian dengan metode hydrotest.

Laporan Kerja Praktek 1


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
1.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dengan
melakukan obervasi, wawancara, studi literatur dan data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari jurnal, buku dokumentasi, dan internet.

1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara terjun langsung dalam kegiatan perusahaan
khususnya di Departemen Hydro Test, sehingga melalui metode ini gambaran
tentang proses pengujian akan lebih jelas.

2. Wawancara.
Wawancara dilakukan penulis untuk mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh
penulis, masalah yang dihadapi dengan cara mewawancarai karyawan perusahaan
tersebut.

3. Studi Literatur
Dengan metode ini penulis mendapatkan data melalui beberapa buku referensi,
paper, buku manual, internet, dll.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar isi dan pokok bahasan dalam kerja praktek dapat mengikuti
sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang pemilihan topik, tujuan kerja praktek, batasan


masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan keseluruhan kerja praktek.

BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini berisi tentang Sejarah Singkat Perusahaan,Visi dan Misi
Perusahaan Bagan Organisasi Perusahaan.

Laporan Kerja Praktek 2


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
BAB III. STUDI LITERATUR

Berisi studi pustaka/literature, memaparkan rangkuman atas pustaka yang


menunjang penyusunan laporan kerja praktek, meliputi pembahasan tentang topik yang akan
dikaji lebih lanjut dalam laporan kerja praktek.

BAB IV. PROSES PENGUJIAN HYDROTEST

Menguraikan tentang prosedur dan alat- alat yang digunakan untuk melakukan
pengujian dengan metode hydro test.

BAB V. PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang proses pengujian yang dilakukan sehingga mendapatkan
hasil yang spesifik pada sambungan las dan material.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan hasil pengujian.
Isi kesimpulan menjawab tujuan yang telah ditetapkan dalam laporan kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, catatan ilmiah, dan referensi yang
dituangkan kedalam laporan ini.

LAMPIRAN

Berisi Tentang gambar teknik benda kerja.

Laporan Kerja Praktek 3


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Mesitechmitra Purnabangun

PT. Mesitechmitra Purnabangun (MESITECH) didirikan pada tahun 1988 untuk


menjadi perusahaan swasta pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri pada layanan
pemeliharaan pabrik .Kami terkenal dengan prestasi kami yang luar biasa untuk melakukan
perawatan prima untuk klien kami. Kami memiliki pendekatan yang tepat untuk melakukan
apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Kami mendengarkan, mengevaluasi dan menganalisis masalah klien kami dan


mengembangkan strategi untuk menghadapi dan mengatasi masalah tersebut.Kita
memposisikan siapa kita Diri kita sebagai pemecah masalah untuk keandalan fasilitas klien
kita.

MESITECH Menyediakan layanan dukungan dan pemeliharaan operasi untuk fasilitas


produksi dan pemrosesan lepas pantai dan darat.Kami menjalankan manajemen, pemantauan
dan pelaksanaan program perawatan sesuai dengan standar dan harapan pemilik aset untuk
mempertahankan reliabilitasnya.Ini termasuk Prediktif, perbaikan (perbaikan dan modifikasi),
program perawatan preventif dan periodik.

MESITECH memiliki banyak pengalaman yang melibatkan Turn Around (TAR)


kegiatan perawatan dengan berbagai Klien kami. Kami berpengalaman dan kompeten untuk
menangani dan melakukan berbagai tugas dan ruang lingkup dengan tenaga kerja besar yang
digunakan, jadwal dan kerangka waktu yang ketat, dan dengan kualitas keselamatan yang
tinggi dan berisiko tinggi untuk dikelola.

Kemampuan kami untuk mengelola, melaksanakan dan menyelesaikan cakupan


turnaround yang efektif, efisien dan aman dalam waktu shutdown yang terjadwal telah
memungkinkan Perusahaan untuk mengurangi masa downtime mereka untuk kegiatan operasi
mereka, sehingga mengoptimalkan produksi tanaman mereka.

Laporan Kerja Praktek 4


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
Kami beroperasi dengan kepatuhan yang tinggi terhadap sistem manajemen mutu kami

(Certified ISO 9001: 2008) dan kesadaran yang tinggi terhadap HSSE (Certified ISO 14001:

2004 & OHSAS 18001: 2007) untuk memastikan EXCELLENCE SERVICE.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. Mesitechmitra Purnabangun

"menjadi mitra handal yang terpercaya di bidang jasa pendukung operasi dan pemeliharaan
kilang dan pabrik"

Di realisasikan dengan menempatkan kepentingan pelanggan tetap berada di puncak


daftar prioritas, oleh karena standar-standar nasional maupun internasional yang merupakan
tuntutan baik bagi pejkerja diterapkan secara profesional dalam setiap aktifitas pelayanan.

Misi PT. Mesitechmitra Purnabangun

1. Prioritas dalam memberikan layanan perawatan sesuai dengan persyaratan Klien.

2. Memastikan bahwa semua pemangku kepentingan mendapat manfaat dari keberhasilan


layanan.

3. Perbaikan standar mutu di semua sektor operasi perusahaan.

4. Pengembangan industri organisasi pemeliharaan berskala nasional dan internasional.

5. Karyawan bekerja dalam kondisi sehat dan lingkungan aman.

6. Mengembangkan kemampuan teknik untuk meningkatkan daya saing Perusahaan.

Laporan Kerja Praktek 5


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
2.3 Bagan Organisasi Perusahaan

Dewan komisaris:

Presiden Komisaris: Ir. Rani Worowirasmi

Komisioner: Ir. Iin Arifin Takhyan, Msc

Ir. Nina Agustina Utama, MBA

Ir. Irawan Adisuko, MM

Dewan Direksi:

Presiden Direktur: Ir. Hari Utama Djohar

Direktur: Ir. Muhammad Zainal Muttaqin, MM

Hertriantoro Kartowisastro, Msc

Krisna Fadzari Utama, B. Eng

Gambar 2.1 Bagan Organisasi PT.MESITECHMITRA PURNABANGUN

Laporan Kerja Praktek 6


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
2.4 Kebijakan HSE

Manajemen dan karyawan harus:

1. memahami dan bertanggung jawab terhadap lingkungan kerja yang aman, aman, bersih dan
nyaman;
2. mematuhi peraturan dan kebijakan HSSE pemerintah dan internasional.
3. Pertahankan kebersihan tempat kerja dan sekitarnya.
4. Lakukan dukungan terus menerus terhadap kesadaran HSSE.
5. Lakukan upaya maksimal untuk memastikan pelaksanaan program HSSE.
6. Pastikan tempat kerja bebas dari polusi dan bahaya lingkungan yang potensial.
7. Lakukan pemeriksaan dan audit HSSE reguler di tempat kerja dan lakukan tindakan
perbaikan.
8. Lakukan review manajemen yang berkesinambungan dan lakukan perubahan manajemen
yang diperlukan.

Laporan Kerja Praktek 7


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
BAB III
STUDI LITERATUR

3.1 Definisi Pipa

Pipa adalah benda berbentuk silinder dengan lubang di tengahnya yang terbuat dari
logam maupun bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida berbentuk
cair,gas maupun udara. Pipa adalah komponen yang sangat sering digunakan dalam bidang
teknik terutama teknik mesin.Pada pembahasan ini penyusun mengkhususkan hanya pada
produk pipa dengan bahan dasar besi cor dan baja.
Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair, gas maupun
uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek,temperature dan
tekanan fluida yang dialirkan, lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Selain fungsi di atas
jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi bangunan gedung,gudang dan lain-
lain.

3.2 Kode Standarisasi


Pembahasan standar juga hanya di khususkan untuk tiga standar yang paling umum
dikenal di amerika yaitu ASME, ASTM dan API. Bahwa pipa sudah menjadi barang umum
yang di gunakan dalam bidang teknik. Karena hal ini umum dan banyak sekali kebutuhannya
maka akan banyak pula yang memproduksinya. Standar diperlukan agar dapat memperoleh
kesamaan kualitas produk dari bahan baku yang juga sama kualitasnya. Kualitas sama yang di
maksud adalah kualitas dari segi ukuran dan dimensi, dan juga komposisi kimia dan tata cara
pemrosesan sehingga di peroleh kekuatan material yang sama. Tujuan dari pembahasan ini
diharapkan menambah pengetahuan penyusun dan juga peserta perkuliahan yang lain tentang
standar pengkodean terutama untuk pipa besi cor dan baja, yang berhubungan dengan standar
pengkodean ASME
ASME (American Society of Mechanical Engineers) ASME adalah salah satu yang
tertua organisasi standar berkembang di Amerika . ASME memiliki sekitar 600 kode dan
standar , mencakup banyak bidang teknis , seperti komponen boiler, lift, peralatan pengukuran
aliran fluida dalam saluran tertutup, crane , alat-alat perkakas, alat pengencang, mesin-mesin
perkakas dan lain sebagainya. Menurut ASME, Standar dapat didefinisikan sebagai
seperangkat definisi teknis dan pedoman yang berfungsi sebagai instruksi untuk desainer,
produsen, operator, atau pengguna peralatan. Sebuah standar menjadi Kode ketika telah

Laporan Kerja Praktek 8


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
diadopsi oleh satu atau lebih badan pemerintah dan dilaksanakan dengan dasar hukum, atau
jika telah dimasukkan ke dalam suatu kontrak bisnis.
B31.3 (2002), Process Piping. Kode ini meliputi desain pabrik kimia, industri
perminyakan, kilang pengolahan bahan kimia dan hidrokarbon, dan pengolahan air dan uap.
Berisi aturan untuk pipa yang biasanya ditemukan di kilang minyak bumi, industri kimia,
farmasi, tekstil, kertas, semikonduktor, dan industri kriogenik, dan yang terkait dengan
industry pemrosesan. Kode ini juga mengatur persyaratan untuk bahan dan komponen, desain,
pembuatan, perakitan, pembangunan, pemeriksaan, inspeksi dan pengujian perpipaan. Kode
ini berlaku untuk pipa dengan semua cairan, termasuk bahan baku baku , bahan kimia olahan
dan hasilnya, produk minyak bumi, gas , air dan uap air, padatan yang terfluidisasi, refrigeran
dan cairan kriogenik. Juga termasuk pipa yang menghubungkan bagian atau tahapan dalam
sistem perakitan peralatan.

3.3 Komponen Sistem Pemipaan

Komponen pemipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam


simbol dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.Komponen perpipaan yg dimaksud
disini meliputi :
a. Flanges ( flens-flens)
Flanges adalah sebagai komponen sambungan perpipaan untuk memudahkan
pekerjaan,perawatan,perbaikan ataupun untuk penggantian equipment lain tanpa
merusak komponen yang bersangkutan.
Jenis-jenis Flanges :

 Socket Flanges (Flange tipe soket)


yaitu flange yang pada sisi terluar terdapat tahanan yang menyebabkan pipa yang
dimasukkan ke dalamnya tidak tembus keluar.

Gambar 3.1 Socket Flanges

Laporan Kerja Praktek 9


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
 Slip On Flanges (Flange tipe slip on)
Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar dan dalamnya akan di las.
Oleh karena itu diametar inside flange slip on harus lebih besar daripada diameter
outside pipa.

Gambar 3.2 Slip On Flanges

 Weldneck Flanges (Flange tipe weldneck)


Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan dalam sebuah plant,karena
sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa.Selain dapat digunakan untuk
pressure dan temperatur yang rendah,baik juga untuk pressure dan temperature
yang tinggi.

Gambar 3.3 Weldneck Flanges

Laporan Kerja Praktek 10


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
 Threaded Flanges (Flange tipe Ulir )
Seperti namanya, jenis flange ini memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir.
Biasanya digunakan untuk sistem yang sangat rawan kebakaran kalau
mengunakan las.

Gambar 3.4 Threaded Flanges

 Blind Flanges
yaitu flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam
fitting. Jenis flange ini rata, tidak berlubang karena memang berfungsi untuk
menutup.

Gambar 3.5 Blind Flanges

b. Fitting
Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk merubah
aliran, menyebarkan aliran, membesar atau mengecilkan aliran. Fitting merupakan
salah satu pemain utama dalam pemipaan, karenanya kita akan selalu menggunakan
komponen ini. Untuk mengetahui gambaran umum pengunaan fitting dalam pemipaan.
Adapun jenis dari fitting Antara lain adalah :
Laporan Kerja Praktek 11
Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
 Elbow
Elbow merupakan komponen pemipaan yang berfungsi untuk membelokan arah
aliran. Layaknya tikungan kalau kita sedang berada di jalan, tikungan tersebut
mau tidak mau membuat kita berbelok arah ketika melaluinya, begitu pula elbow
yang bertugas untuk membelokan aliran fluida. Elbow terdiri dari dua jenis yang
paling umum yaitu 45 dan 90 derajat. Untuk memperoleh sudut di selain sudut
diatas, terkadang elbow tersebut di potong. Atau bisa juga dengan mengunakan
dua elbow yang disatukan untuk memperoleh sudut tertentu.

Gambar 3.6 Elbow


 Fitting Tee
Tee dalam fitting bertugas untuk membagi aliran, adalah koneksi fitting yang
memiliki cabang. Biasanya cabangnya ini ukurannya sama dengan ukuran pipa
utamanya, kita menyebutnya dengan straight tee. Sedangkan kalau berbeda, kita
menyebutnya dengan reducing tee.

Gambar 3.7 Fitting Tee

Laporan Kerja Praktek 12


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
3.4 Diagram Alir Proses Fabrikasi

Untuk mendapatkan hasil produk yang baik harus melalui beberapa tahapan sesuai
dengan spesifikasi maupun standar yang telah ditetapkan supaya pipa tersebut tidak hanya
berfungsi,tetapi harus mempertimbangkan keselamatan, akses pengoprasian dan lain
sebagainya. Di PT Mesitechmitra Purnabangun berikut ini urutan proses fabrikasi :

Gambar 3.8 Diagram Alir Proses fabrikasi

1. Review Drawing
Pengulasan atau peninjauan kembali drawing ( gambar teknik ) dari benda yang akan
di proses fabrikasi.
2. Receiving Material
Memeriksa Spesifikasi material secara langsung agar sesuai dengan standar yang telah
di tentukan.

Laporan Kerja Praktek 13


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
3. Cutting and Pit Up
Pemotongan material hingga sesuai dengan dimensi yang terdapat di gambit teknik.

4. Welding
Penyambungan Pipa dengan flanges atau satu pipa dengan pipa yang lain dengan
proses pengelasan.
5. Pengujian
 NDT (Non Destructive Test)
Pengujian tidak merusak adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu
benda/ material untuk mengetahui adanya cacat, retak tanpa merusak benda yang
kita uji.
 Hydro test
Pengujian untuk mengetahui kekuatan benda / material dengan cara memberikan
tekanan hingga tekanan maksimum nya.
6. Blasting dan Painting
Pelapisan material yang bertujuan untuk memperlambat terjadinya korosi.

3.5 Hydrotest

Uji hidrostatik adalah cara di mana tekanan seperti pipa, tabung gas, boiler pressure
vessel dan tanki bahan bakar kapal dapat diuji untuk kekuatan dan kebocoran. Ujian
melibatkan pipa dengan cairan, biasanya air dan udara, yang mungkin dicelup untuk
membantu dalam deteksi kebocoran visual, dan bertekanan kapal tekanan tes tertentu.
Tekanan dapat diuji oleh mematikan katup pasokan dan mengamati Apakah ada tekanan
kerugian. Lokasi kebocoran dapat secara visual diidentifikasi lebih mudah jika air
mengandung pewarna. Kekuatan biasanya diuji dengan mengukur permanen deformasi
wadah. Pengujian hidrostatis adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengujian
pipa dan bejana tekan. Menggunakan tes ini membantu mempertahankan standar keselamatan
dan ketahanan kapal dari waktu ke waktu.
Potongan-potongan baru diproduksi awalnya berkualitas menggunakan uji hidrostatik.
Mereka kemudian kembali syarat secara berkala menggunakan tes tekanan bukti yang juga
disebut uji hidrostatik dimodifikasi. Pengujian pembuluh tekanan untuk transportasi dan
penyimpanan gas ini sangat penting karena wadah tersebut dapat meledak jika mereka gagal
di bawah tekanan.
Pengujian hidrostatis dilakukan di bawah kendala spesifikasi industri atau pelanggan,
atau mungkin diwajibkan oleh hukum. Kapal diisi dengan cairan hampir tidak - biasanya air
atau minyak - pressure untuk menguji tekanan, dan diperiksa untuk kebocoran atau perubahan

Laporan Kerja Praktek 14


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
permanen dalam bentuk. Pewarna merah atau neon dapat ditambahkan ke dalam air untuk
membuat lebih mudah untuk melihat kebocoran. Tes tekanan selalu jauh lebih tinggi daripada
tekanan operasi untuk memberikan faktor keselamatan.

Laporan Kerja Praktek 15


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
BAB IV
PROSES PENGUJIAN HYDROTEST

4.1 Pengujian Hydrotest

Pengujian Hidrostatik (Hydrostatic Test) merupakan sebuah pengujian untuk


mengetahui kekuatan suatu material dan untuk mengetahui apakah terdapat kebocoran atau
tidak (biasa nya dilakukan pada benda - benda yang telah disambung kan dengan sistem
pengelasan).Pengujian ini melibatkan cairan yang dimasukan kedalam Tabung atau benda
yang akan diuji dengan teknik uji tekanan dengan standar dari kapasitas uji sebuah Tabung.
pengujian hidrostatik adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengujian tekanan
sebuah Tabung dan benda sejenis. Menggunakan pengujian ini membantu mempertahankan
standar keselamatan dan daya tahan benda dari waktu ke waktu.

4.2 Alat-alat yang Digunakan

Adapun alat bantu yang digunakan untuk melakukan pengujian dengan metode
hydrotest sebagai berikut :

 Blind Flange

Gambar 4.1 Blind Flange

Laporan Kerja Praktek 16


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
Blind Flange adalah Flange yang tidak berlubang , yang berfungsi untuk
menutup aliran atau tekanan media di dalam pipa. Flange diikat dengan baut untuk
merapatkan sambungan .Flange ini bermuka menonjol (raised face) untuk pemasangan
gasket.

 Gasket

Gambar 4.2 Gasket

Gasket dapat diartikan sebagai lapisan yang digunakan untuk melapisi


sambungan antar flange pada pengerjaan pipa . Pada umunya gasket digunakan untuk
mencegah kebocoran dari sambungan

 Haskel Pump

Gambar 4.3 Haskel Pump


Haskel pump digunakan untuk mengatur besarnya tekanan di dalam pipa .
Laporan Kerja Praktek 17
Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
 Mur dan Baut

Gambar 4.4 Mur dan Baut

Mur dan baut digunakan untuk mengencangkan flange pada pipa dengan blind flange.

 Valve

Gambar 4.5 Valve

Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem
perpipaan, yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran
fluida dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian aliran fluida

Laporan Kerja Praktek 18


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
Adapun alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengujian dengan metode
hydrotest sebagai berikut :

 Barton Recorder

Gambar 4.6 Barton Recorder

Barton Recorder adalah suatu alat yang menunjukan tekanan dimulai dari 25
% hingga 100 % yang ditunjukan oleh grafik birudan temperature yang ditunjukan
oleh grafik merah.

 Preassure Gauge

Gambar 4.7 Preassure Gauge

Suatu alat yang digunakan untuk membaca tekanan fluida ( gas & minyak )
dengan pengamatan langsung.

Laporan Kerja Praktek 19


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
 Temperature Gauge

Gambar 4.8 Temperature Gauge

Temperature Gauge Digunakan untuk mengukur temperatur, juga dikenal sebagai


thermometer. Satuan ukurnya adalah derajat Celcius (o C) atau derajat Fahrenheit (o F).

4.3 Prosedur Hydrotest

Agar dapat melakukan pengujian hydrotest komponen atau benda tersebut harus sudah
melalui pengujian NDT ( Non Destructive Test ) dengan metode radiografi.

 Urutan proses hydrotest


1. Pembersihan bagian dalam pipa dengan menggunakan udara/angin menggunakan
air compressor.
2. Pemasangan blind flange .
Bisa melakukan pengujian beberapa komponen pipa secara langsung dengan cara
menyambungkan ujung flange satu dengan yang lain ,tetapi harus memiliki rating
flange yang sama.
3. Pengisian pipa dengan air bersih/air tawar,air yang digunakan untuk uji hidrostatik
haruslah air yang bersih dan suhu harus lebih dari 15,5°C. Proses pengisian air
bersih ke dalam pipa hingga penuh, menggunakan pressure pump. Pada saat
melakukan pengisian air (Inject) pastikan tidak ada udara yang terjebak dalam
pipa.

Laporan Kerja Praktek 20


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
4. Diberi tekanan yang berasal dari kompresor dan air yang dicampur melalui haskel
pump. Tekanan diberikan secara bertahap yang diatur oleh katup pada haskel
pump hingga mencapai tekanan maksimum yang diperbolehkan sesuai spesifikasi.
5. Holding time selama 1 jam pada tekanan maksimum
6. kemudian tekanan dikurangi secara bertahap dimulai dari 25%, 75% dan 100%.
Melalui valve yang tersambung dengan preassure gauge.

Gambar 4.9 Kurva tekanan terhadap waktu

Meningkatkan tekanan secara bertahap sampai ke titik A. (A-B) sebesar 25 %


penekanan dan ditahan selama 15 menit ,lakukan pemeriksaan secara visual apakah ada
perubahan bentuk dan kebocoran atau tidak, kemudian meningkatkan tekanan sampai ke titik
C. (C-D) sebesar 75 % penekanan dan ditahan selama 15 menit,lakukan pemeriksaan secara
visual apakah ada perubahan bentuk dan kebocoran atau tidak. Dan akhirnya tekanan
ditingkatkan sampai titik E. (E-F) sebesar 100 % penekanan dan ditahan selama 60 menit.
Selama proses penahanan dilakukan pemeriksaan material dan sambungan las apakah ada
kebocoran ada kebocoran atau tidak.
Setelah proses uji hidrostatik selasai, tekanan diturunkan secara bertahap sampai titik
G (G-H) sebesar 75 % selama 15 menit dan diturunkan kembali ke titik I, (I-J) menjadi 25 %
selama 15 menit dan lebih lanjut lagi digambarkan dalam diagram penekanan diatas.

Laporan Kerja Praktek 21


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
4.4 Evaluasi Hasil Hydro Test

Dari Proses pengujian metode Hydro Test penulis mendapatkan hasil analisa yakni
pengujian untuk mengetahui kekuatan material pipa kode service register 2674 yang
sebelumnya sudah melalui proses welding, visual check yang dilakukan oleh QC dan NDT,
apabila didapatkan hasil yang baik maka pipe spool kemudian dilanjutkan menuju proses
hydrotest untuk mengetahui lebih lanjut tentang kekuatan material yang lebih akurat. Didalam
proses hydrotest tekanan yang diberikan bermacam macam sesuai dengan permintaan klien
dan juga pengaplikasian pipa itu sendiri.

Gambar 4.10 Proses Pengujian Hydrotest

Dari hasil pengujian metode hydrotest terhadap PIPE SPOOL NO.01A SR-2674
RATING 600 , sebagai berikut :
 pada tekanan sebesar 25% (600 psi) dan ditahan selama 15 menit , tidak terjadi
perubahan bentuk pada material pipa dan kebocoran
 Pada tekanan sebesar 75% (1700 psi) dan ditahan selama 15 menit, tidak terjadi
perubahan bentuk dan kebocoran pada material pipa.
 Pada tekanan sebesar 100% (2250 psi) dan holding time selama 60 menit, tidak terjadi
perubahan bentuk dan kebocoran pada material pipa.

Laporan Kerja Praktek 22


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
Gambar 4.11 Kurva hasil barton recorder

Penurunan tekanan maupun kenaikan tekanan pada saat hydrotest tidak boleh melebihi
10 % dari pressure test.Jika pada saat pengujian ditemukannya penurunan tekanan secara
drastis maka dapat dipastikan adanya kebocoran pada pipe spool tersebut, kebocoran tersebut
dapat diakibatkan gagalnya sambungan lasan ataupun crack pada material, sehingga perlu
dilakukan perbaikan atau Re-Welding. Sedangkan jika tidak ditemukannya penurunan tekanan
selama proses hydrotest berlangsung maka pipe spool tersebut dilanjutkan ke proses
selanjutnya yaitu blanting painting.

Laporan Kerja Praktek 23


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya prosedur pegujian Hydrotest dan Analisa pada pengujian


tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa :

1.pengujianhydrotest adalah sebuah standarisasi kwalitas dan mutu bagi sebuah produk
bertekanan tinggi.

7. ujihidrostatik dilakukan untuk mengetahui kekuatan material dan mendeteksi


kebocoran pada material.
8. Dari pengujian yang dilakukan tidak terdapat penurunan tekanan secara drastis jadi
dapat dipastikan benda tersebut lulus uji hydrotest.

6.2 Saran

Dari hasil pengamatan di lapangan selama kerja praktek, maka saran yang
disampaikan yaitu agar kegiatan operator selama proses Hydrotest sesuai prosedur yang
ditentukan standar ASME.

Laporan Kerja Praktek 24


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan
DAFTAR PUSTAKA

http://nurzamn.blogspot.co.id/2014/12/prosedur-hydrostatic-test-piping-system_14.html,
diakses 5 desember 2017.

http://obby1909.blogspot.co.id/2012/01/leak-test-and-hydrotest.html, diakses 5 desember


2017.

http://www.gustisaktimandiri.com/mengenal-tentang-pengujian-hidrostatik-hydrostatic-test,
diakses 10 desember 2017.

http://digilib.batan.go.id/eprosiding/File%20Prosiding/Energi/Pros_LitNuklir_2008/Data/Suta
di_301.pdf, diakses 10 desember 2017.

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/files207763889224.pdf, diakses 10
desember 2017.

Laporan Kerja Praktek 25


Jurusan Teknik Mesin Universitas pasundan

Anda mungkin juga menyukai