Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENULISAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI


ANALISIS JURNAL “Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Ovako
Working Analysis System (Owas) Pada Stasiun Pengepakan Bandela Karet”
MENGENAI SISTEM SARAF

Ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Besar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi yang di
ampu oleh :
Fatma Nurkhaerani
Oleh : Kelompok 1
Surya Agung Perkasa (2210631140109)
Vina Nurhotimah (2210631140114)
Zelya Bayu Fitaloka (2210631140119)
Alinda Febianti (2210631140124)
Dewita Briliansi (2210631140129)
Ibnu Fazlur Riyanto (2210631140134)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “ANATOMI DAN FISIOLOGI”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Laporan penulisan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anatimi dan Fisiologi
di program studi Teknik Industri Fakultas Teknik pada Universitas Singaperbangsa
Karawang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Fatma Nurkhaerani S.T.,M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi dan Fisiologi dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
laporan ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Karawang, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................2
1.3 MANFAAT PENULISAN...................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................................3
2.1 DEFINISI.............................................................................................................................3
2.2 RINGKASAN METODE JURNAL...................................................................................3
2.3 RINGKASAN HASIL ANALISIS JURNAL.....................................................................5
BAB III HASIL DAN KAJIAN PUSTAKA......................................................................................8
3.1 HASIL ANALISIS...............................................................................................................8
3.2 HUBUNGAN STUDI KASUS DENGAN TOPIK...........................................................11
3.3 DAMPAK JANGKA PANJANG......................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................20
4.1 KESIMPULAN..................................................................................................................20
4.2 SARAN...............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................21
LAMPIRAN.......................................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia berperan sebagai perencana, perancang, pelaksana dan pengendali dalam
sistem kerja. Sistem kerja ada yang otomatis serta manual, dimana dalam system kerja
manual manusia berperan lebih besar daripadaa mesin. Sistem kerja yang
penanganannya manual merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi karena
selama pengerjaannya mungkin akan ada pekerjaan yang berlebihan, dan dapat terjadi
kecelakaan kerja.

kemudian analisa biomekanik yang sangat penting untuk mengetahui apakah cara
kerja operator sudah benar dan jumlah kecelakaan kerja sangat kecil dan dapat
menyesuaikan antara pekerjaan serta peralatan dengan operator. Ada beberapa metode
biomekanika untuk analisis sikap kerja, salah satu nya yaitu Ovako Work Posture
Analysis System (OWAS). Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati meliputi
pergerakan tubuh dari bagian punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk paha, lutut,
pergelangan kaki), yang dimana terdapat beberapa kasus pada bagian tersebut sepertti
saraf kecetit dan lainnya.

Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem


saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem saraf
dengan lainnya./89

Alasan penulis memilih jurnal ”Analisis Postur Kerja Dengan Menggunakan


Metode Ovako Working Analysis System (Owas) Pada Stasiun Pengepakan Bandela
Karet” adalah setelah penulis memilih beberapa jurnal lainnya, baik jurnal internasional
maupun jurnal nasional yang berkaitan dengan topik yaitu "penerapan fungsi saraf
dalam tubuh pada dunia industri" serta mempertimbangkan jurnal satu dengan yang lain,
maka penulis mengambil jurnal ini sebagai jurnal utama penulis dikarenakan dapat
menjelaskan secara rinci tentang penerapan fungsi saraf dalam tubuh yang di perlukan
dalam dunia industry.

Dengan memilih jurnal ini sebagai jurnal utama penulis dan membandingkannya
dengan jurnal yang lain, memberikan penjelasan bahwa sistem saraf dalam tubuh

1
2berpengaruh dalam dunia perindustrian dan juga dalam jurnal ini menggunakan sistem
OWAS, yang merupakan sistem mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja dari
operator yang diamati, meliputi pergerakan tubuh bagian punggung, bahu, tangan dan
kaki, termasuk paha, lutut dan pergelangan kaki. Metode ini cepat dalam
mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah system
musculoskeletal. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa pengaruh saraf
dalam postur kerja operator pada stasiun kerja pengepakan. Diketahui terdapat 4 sikap
kerja pada pekerjaan ini antara lain sikap kerja berdiri, sikap kerja membungkuk,
pengangkatan beban, dan membawa beban.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan penjelasan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan dari
penulisannya yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis postur kerja operator pada proses di stasiun kerja pengepakan.
2. Untuk mengidentifikasi postur kerja yang memiliki resiko cedera musculoskeletal.
3. Untuk menganalisa metode biomekanika apa yang cocok untuk menganalisis sikap
kerja pada satius pengepakan bandela karet.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Berdasarkan penjelasan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan dari
penulisannya yaitu sebagai berikut:
1. Agar pembaca dapat mengetahui postur kerja operator pengepakan yang baik dan
benar.
2. Agar pembaca dapat mengetahui apa penyebab cidera pada operator.
3. Agar pembaca dapat menerapkan cara penanggulangan akibat cedera pada pekerja
di bagian operator.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Metode biomekanika untuk analisis sikap kerja, salah satu nya yaitu Ovako Work
Posture Analysis System (OWAS). OWAS merupakan suatu metode untuk
mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada
cidera musculoskeletal (Karhu, 1981 dalam Wijaya,A, 2008). Bagian sikap kerja dari
pekerja yang diamati meliputi pergerakan tubuh dari bagian punggung, bahu, tangan,
dan kaki (termasuk paha, lutut, pergelangan kaki).
Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan
antara lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, berjalan dan lain-lain. Sikap kerja
tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem kerja yang ada. Jika kondisi
sistem kerjanya yang tidak sehat akan menyebabkan kecelakaan kerja, karena pekerja
melakukan pekerjaan yang tidak aman. Sikap kerja yang salah, canggung dan diluar
kebiasaan akan menambah resiko cidera pada bagian muskuloskeletal (Andy Wijaya,
Tugas Akhir 2008).

2.2 RINGKASAN METODE JURNAL


Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Wresni Anggraini dan Anda Mulya Pratama
pada tahun 2012. Metode yang digunakan yaitu metode OWAS. Metode OWAS adalah
mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung, tangan, kaki dan berat beban.
Masing- masing bagian memiliki klasifikasi sendiri-sendiri. Metode ini cepat dalam
mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah sistem musculoskeletal
manusia. Postur dasar OWAS disusun dengan kode yang terdiri empat digit, dimana
disusun secara berurutan mulai dari punggung, lengan, kaki dan berat beban yang
diangkat ketika melakukan penanganan material secara manual. Berikut ini adalah
klasifikasi sikap bagian tubuh yang diamati untuk dianalisa dan dievaluasi .

1. Sikap Punggung
a. Lurus
b. Membungkuk
c. Memutar atau miring kesamping

3
d. Membungkuk dan memutar atau membungkuk kedepan dan menyamping
2. Sikap Lengan
a. Kedua lengan berada dibawah bahu
b. Satu lengan berada pada atau diatas bahu
c. Kedua lengan pada atau diatas bahu
3. Sikap Kaki
a. Duduk
b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
c. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
e. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
f. Berlutut pada satu atau kedua lutut
g. Berajalan
Tabel Postur Kerja di Stasiun Pengepakan.

1. Postur Kerja 1 (1123-1).


Berdasarkan penilaian yang diberikan pada postur kerja pertama, maka
didapat kode penilaian 1123-1. Angka 1 (digit pertama) menunjukkan sikap
punggung yang tegak. Angka 1 (digit kedua) menunjukkan sikap lengan
dimana posisi kedua lengan berada dibawah bahu. Angka 2 (digit ketiga)
menunjukkan sikap kaki berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus. Angka 3
(digit keempat) menunjukkan beban yang diangkat berada diatas 20 kg. dan
angka 1 (digit
4
kelima) yang terakhir merupakan penilaian yang diberikan berdasarkan
penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu tidak perlu dilakukan
perbaikan.
2. Postur Kerja 2 (427-4).
Berdasarkan penilaian yang diberikan pada postur kerja kedua, didapat
kode penilaian 4273-4. Yaitu Angka 4 (digit pertama) menunjukkan sikap
punggung yang berputar dan bergerak atau membungkuk kesamping dan
kedepan. Angka 2 (digit kedua) menunjukkan sikap lengan dimana posisi satu
lengan berada pada atau diatas bahu. Angka 7 (digit ketiga) menunjukkan
sikap kaki berdiri bergerak atau berpindah. Angka 3 (digit keempat)
menunjukkan beban yang diangkat berada diatas 20 kg. dan angka 4 (digit
kelima) yang terakhir merupakan penilaian yang diberikan berdasarkan
penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu perbaikan pada postur
kerja kedua perlu dilakukan sekarang juga.
3. Postur Kerja 3 (2333-3).
Berdasarkan penilaian yang diberikan pada postur kerja ketiga, didapat
kode penilaian 2333-3. Dimana angka 2 (digit pertama) menunjukkan sikap
punggung yang membungkuk kedepan dan kebelakang. Angka 3 (digit kedua)
menunjukkan sikap lengan dimana posisi kedua lengan berada diatas bahu.
Angka 3 (digit ketiga) menunjukkan sikap kaki berdiri bertumpu pada satu
kaki lurus. Angka 3 (digit keempat) menunjukkan beban yang diangkat berada
diatas 20 kg. dan angka 3 (digit kelima) yang terakhir merupakan penilaian
yang diberikan berdasarkan penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban
yaitu perbaikan pada postur kerja ketiga perlu dilakukan sesegera mungkin.

2.3 RINGKASAN HASIL ANALISIS JURNAL


Pada dasarnya suatu sistem kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu
manusia, bahan, mesin/peralatan dan lingkungan kerja. Sistem kerja tidak bisa terlepas
dari pengaruh manusia, karena dalam membangun suatu sistem kerja manusia bertindak
sebagai perencana, perancang, pelaksana dan pengendali terhadap sistem kerja tersebut.
Suatu sistem kerja yang tradisional, peran manusia meliputi 75% dari aktivitas sistem
kerja tersebut, sedangkan untuk sistem kerja yang terotomasi peran manusia hanya
mencapai 25% dari aktivitas sistem kerja tersebut. Manusia sebagai bagian dari suatu
sistem kerja mempunyai kelebihan dan keterbatasan dalam melaksanakan fungsinya

5
dalam sistem kerja, oleh karena itu Analisa biomekanika sangat penting untuk
mengetahui apakah cara kerja operator sudah benar dan tingkat terjadinya kecelakaan
kerja sangat kecil, serta dapat menyesuaikan antara pekerjaan, dan peralatan dengan
kemampuan operator tersebut. Terutama saat terjadinya interaksi antara operator
dengan peralatan yang digunakan sudah nyaman bagi operator.
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu
gerakan. Ada beberapa metode biomekanika untuk analisis sikap kerja, salah satu nya
yaitu Ovako Work Posture Analysis System. Dalam proses tersebut, ketika operator
memasukkan bungkusan kedalam pallet dapat dilihat bahwa meja pembungkusan yang
terlalu rendah sehingga pada operator memerlukan postur membungkuk terlebih dahulu
untuk mengangkat bandela. Posisi pallet yang terlalu tinggi untuk memasukan bandela
karet dengan berat sebesar 35 kg serta beban yang berat dan jarak yang cukup jauh akan
mengakibatkan cidera pada operator.
Berdasarkan Rekapitulasi kuisioner Nordic Body Map pada jurnal, yang memiliki
keluhan sangat sakit ada pada keluhan sakit di bahu kanan, sakit lengan atas kiri, sakit
lengan atas kanan, sakit pada siku kiri, dan sakit pada lutut kiri yang sebesar 16.7%.
Sedangkan yang memiliki keluhan tidak sakit yang mencapai 100% yaitu sakit pada
pantat. Selanjutnya pada keluhan agak sakit yang mencapai persentase paling besar ada
pada sakit lengan bawah kanan dan sakit pada paha kanan yang berjumlah 83.3%.
Terakhir pada keluhan sakit yang mencapai persentase paling besar ada pada sakit di
punggung, sakit pada pinggang, dan sakit pada lutut kiri yang berjumlah 66.7%.
1. Sikap Kerja Berdiri
Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan
ketika melakukan sesuatu pekerjaan. Kaki yang sejajar lurus dengan jarak sesuai
dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir. Sikap kerja berdiri
memiliki beberapa peranakan system muskuloskeletal. Nyeri punggung bagian
bawah menjadi salah satu permasalahan posisi sikap kerja bediri dengan sikap
punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang terlalu lama akan menyebabkan
penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran darah berlawanan dengan gaya
gravitasi.
2. Sikap Kerja Membungkuk
Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk diterapkan dalam pekerjaan
adalah membungkuk. Pekerja mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian punggung

6
bagian bawah bila dikukan secara berulang dan periode yang cukup lama. Sikap
kerja membungkuk dapat menyebabkan (slipped disk), bila dibarengi dengan
pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja membungkuk,
tetapi akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada sisi belakang
lumbar rusak dan penekanan pembuluh syaraf.
3. Pengangkatan Beban
Pengangkatan beban yang melebihi kadar dari kekuatan manusia
menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau over exertion. Adapun
pengangkatan beban akan berpengaruh pada tulang belakang bagian lumbar.
4. Membawa Beban
Terdapat perbedaan dalam menetukan beban normal yang dibawa oleh
manusia. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi dari pekerjaan yang dilakukan. Faktor
yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak yang
ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang dibawa.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL ANALISIS


PT. Riau Crumb Rubber Factory merupakan perusahaan yang bergerak dalam
pengolahan karet mentah menjadi barang setengah jadi yaitu karet remah atau crumb
rubber yang kemudian di ekspor ke luar negeri. Perusahaan ini didirikan pada tahun
1969 dan merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Jenis
produk yang dihasilkan yaitu crumb rubber SIR-10 dan SIR-20 (Standard Indonesia
Rubber). Pengolahan karet mentah menjadi karet remah melalui beberapa proses, yaitu:
sortasi bahan baku, pembersihan , pengeringan, (maturasi), peremahan I, pencucian I,
pencucian II, peremahan II, pencucian III, peremahan III, pengeringan, dan
pengepakan. Penelitian ini difokuskan pada proses akhir pengolahan karet yakni pada
stasiun pengepakan. Pada proses pengepakan terdapat 3 kegiatan, yaitu: pembungkusan
bandela karet. Pengankatan bandela karet yang telah dibungkus dari meja
pembungkusan ke pallet dan terakhir memasukkan bungkusan bandela karet kedalam
pallet.

Dapat dilihat bahwa meja pembungkusan yang terlalu rendah sehingga pada
operator memerlukan postur membungkuk terlebih dahulu untuk mengangkat bandela.
Dari hal ini postur tubuh operator dilihat untuk memastikan apakah postur tubuh
operator saat menjalankan bandela sudah ergoomis atau belum, sehingga dari analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Posisi pallet yang terlalu tinggi untuk memasukan bandela karet dengan berat
sebesar 35 kg serta beban yang berat dan jarak yang cukup jauh akan
mengakibatkan cidera pada operator. Berdasarkan observasi awal dengan
menyebarkan kuisioner kepada 6 orang operator di stasiun kerja pengepakan di
peroleh data 26,8 % menyatakan tidak sakit ,42,9% menyatakan agak sakit serta
27,3 % menyatakan sakit dan yang menyatakan sangat sakit sebesar 3 %. Dari hal
ini, dapat disimpulkan bahwa posisi pallet yang terlalu tinggi membuat para
operator kesulitan dalam memasukan bandela karet yang mana sudah dijelaskan
dalam hasil survey yang menyatakan agak sakit sebanyak 42,9%, menyatakan sakit
sebanyak 27,3%, dan menyatakan sangat sakit sebanyak 3%. Dari survey tersebut
menyatakan bahwa lebih banyak operator yang kesakitan dikarenakan posisi pallet

8
yang terlalu rendah

9
ataupun terlalu tinggi dibandingkan operator yang menyatakan tidak sakit dan hal
ini dapat disimpulkan bahwa postur tubuh operator saat menjalankan bandela
belum ergonomis dikarenakan ketinggian meja pembungkusan yang terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi.

2. Sikap kerja yang sering dilakukan dalam melakukan pekerjaan ini antara lain sikap
kerja berdiri, sikap kerja membungkuk, pengangkatan beban, dan membawa beban.

a. Sikap Kerja Berdiri


ketika berdiri tegak, pada dasarnya tidak stabil. dalam keadaan sehat, kita
mengandalkan sistem saraf pusat dan perifer kita untuk mengintegrasikan
semua informasi yang datang dari indra keseimbangan kita yaitu mata, telinga
bagian dalam, dan umpan balik dari otot dan persendian. Kaki yang sejajar
lurus dengan jarak sesuai dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari
tergelincir. Selain itu perlu menjaga kelurusan antara anggota tubuh bagian
atas dengan anggota tubuh bagian bawah. Sikap kerja berdiri memiliki
beberapa permasalahan system muskuloskeletal. Nyeri pada saraf punggung
bagian bawah menjadi salah satu permasalahan posisi sikap kerja bediri
dengan sikap punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang terlalu lama
akan menyebabkan penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran darah
berlawanan dengan gaya gravitasi. Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan
kaki dapat menyebabkan pembengkakan.
b. Sikap Kerja Membungkuk
Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika bekerja. Pekerja
mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian saraf punggung bagian bawah. bila
dikukan secara berulang dan periode yang cukup lama. Pada saat
membungkuk tulang punggung bergerak ke sisi depan tubuh. Otot bagian perut
dan sisi depan invertebratal disk pada bagian lumbar mengalami penekanan.
Pada bagian ligamen sisi belakang dari invertebratal disk justru mengalami
peregangan atau pelenturan. Kondisi ini akan menyebabkan rasa nyeri pada
punggung bagian bawah. Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan
“slipped disks”, bila dibarengi dengan pengangkatan beban berlebih.
Prosesnya sama dengan sikap kerja membungkuk, tetapi akibat tekanan yang
berlebih menyebabkan ligamen pada sisi belakang lumbar rusak dan
penekanan pembuluh saraf.
1
c. Pengangkatan dan Membawa beban
kegiatan ini menjadi penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja pada
bagian punggung. Pengangkatan beban yang melebihi kadar dari kekuatan
manusia menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau over
exertion. Adapun pengangkatan beban akan berpengaruh pada saraf tulang
belakang. Pada wilayah ini terjadi penekanan pada bagian L5/S1 (lempeng
antara lumbar ke-5 dan sacral ke-1). Penekanan pada daerah ini mempunyai
batas tertentu untuk menahan tekanan. Invertebratal disk pada L5/S1 lebih
banyak menahan tekanan daripada tulang belakang. Bila pengangkatan yang
dilakukan melebihi kemampuan tubuh manusia, maka akan terjadi disk
herniation akibat lapisan pembungkus pada invertebratal disk pada bagian
L5/S1 pecah. Faktor yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban
adalah jarak. Jarak yang ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan
beban yang dibawa.

3. Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung, tangan, kaki dan
berat beban. Masing-masing bagian memiliki klasifikasi sendiri-sendiri. Metode ini
cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah sistem
musculoskeletal manusia.
Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja
yang berbahaya bagi para pekerja.
a. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak ada masalah pada system muskuloskeletal
(tidak berbahaya). Tidak perlu ada perbaikan.
b. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan
dimasa yang akan datang.
c. KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu
perbaikan segera mungkin.
d. KATEGORI 4 : Pada sikap ini sangat berbahaya pada system muskuloskeletal
(postur kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara
langsung / saat ini juga. (Andy Wijaya, 2008).

1
4. Dalam bab hasil dan pembahasan dalam jurnal yang dibahas, dapat dilihat bahwa :
a. Postur kerja pertama
Adanya grafik tersebut menjelaskan bahwa postur kerja pada bagian
penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu tidak ada perbaikan
dalam postur kerja tersebut.
b. Postur kerja kedua
Adanya grafik tersebut menjelaskan bahwa postur kerja kedua pada
bagian penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu perbaikan
pada postur kerja kedua perlu adanya perbaikan sekarang juga.
c. Postur kerja ketiga
Adanya grafik tersebut menjelaskan bahwa postur kerja kedua pada
bagian penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu perbaikan
pada postur kerja kedua perlu adanya secepatnya.
Dapat disimpulkan bahwa rekaptulasi dari hasil analisis grafik winOWAS,
yaitu semua postur memiliki resiko cedera, masing-masing sebesar 33%. Yang
mana perlu adanya penanganan secepatnya oleh pihak perusahaan dalam
memperbaiki hal ini, agar para operator dapat bekerja dengan baik dan tetap
mengandalkan ergonomis tubuh yang benar ketika bekerja.

3.2 HUBUNGAN STUDI KASUS DENGAN TOPIK


Hubungan studi kasus “Analisis Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode
Ovako Working Analysis System (Owas) Pada Stasiun Pengepakan Bandela Karet”
dengan topik yang dibahas yaitu terkait sistem saraf adalah :

Dalam studi kasus ini dijelaskan tentang bagaimana postur tubuh ketika melakukan
pekerjaan di stasium pengepakan bandela karet yang mana operator melakukannya
dengan sikap kerja berdiri, dan sikap kerja membungkuk.
Pada sikap kerja berdiri berat tubuh manusia akan ditopang oleh satu ataupun
kedua kaki ketika melakukan posisi diri. Aliran beban berat tubuh mengalir pada kedua
kaki menuju tanah. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya gravitasi bumi. Kestabilan
tubuh ketika posisi berdiri dipengaruhi oleh posisi kedua kaki. Kaki yang sejajar lurus
dengan jarak sesuai dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir. Selain
itu perlu menjaga kelurusan antara anggota tubuh bagian atas dengan anggota tubuh
bagian bawah. Sikap kerja berdiri memiliki beberapa permasalahan system
muskuloskeletal.
1
Nyeri punggung bagian bawah (low back pain) menjadi salah satu permasalahan posisi
sikap kerja bediri dengan sikap punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang terlalu
lama akan menyebabkan penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran darah
berlawanan dengan gaya gravitasi. Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan kaki dapat
menyebabkan pembengkakan. Saat adanya permasalahan pada sistem muskuloskeletal
yang terjadi di otot,jarigan ikat, dan saraf dapat mengakibatkan terganggunya
kemampuan dalam bergerak pada kaki, permasalahan ini berkaitan dengan topik yang
dibahas yaitu sistem saraf.
Pada sikap kerja membungkuk, posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika
bekerja. Pekerja mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian punggung bagian bawah
(low back pain) bila dikukan secara berulang dan periode yang cukup lama. Pada saat
membungkuk tulang punggung bergerak ke sisi depan tubuh. Otot bagian perut dan sisi
depan invertebratal disk pada bagian lumbar mengalami penekanan. Pada bagian
ligamen sisi belakang dari invertebratal disk justru mengalami peregangan atau
pelenturan. Kondisi ini akan menyebabkan rasa nyeri pada punggung bagian bawah.
Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan “slipped disks”, bila dibarengi dengan
pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja membungkuk, tetapi
akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada sisi belakang lumbar rusak
dan penekanan pembuluh saraf. Kerusakan ini disebabkan oleh keluarnya material pada
invertebratal disk akibat desakan tulang belakang bagian lumbar. Hal ini akan
mengakibatkan hilangnya kemampuan bergerak atau merasakan sesuatu pada tubuh.

3.3 DAMPAK JANGKA PANJANG


Berdasarkan observasi awal dengan menyebarkan kuisioner kepada 6 orang
operator di stasiun kerja pengepakan di peroleh data 26,8% menyatakan tidak sakit
,42,9% menyatakan agak sakit serta 27,3% menyatakan sakit dan yang menyatakan
sangat sakit sebesar 3%.

1
 Sakit kaku di leher bagian atas
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 5 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 83.3% dan 1 orang mengalami sakit, dengan
presentase sebesar 16.7%. sakit kaku di leher bagian atas disebabkan oleh
penurunan fungsi tulang belakang dan sendi pada bagian leher yang ditandai
dengan leher terasa kaku dan sakit.

1
 Sakit kaku dibagian leher Bagian bawah
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 4 orang agak mengalami
sakit dengan presentasi sebesar 66.7% dan 2 orang mengalami sakit dengan
presentase sebesar 33.3%. salah satu penyebab sakit kaku dibagian leher bagian
bawah bisa disebabkan oleh cervical syndrome. Kondisi mengacu pada serangkaian
gangguan yang disebabkan oleh perubahan tulang belakang leher dan jaringan
lunak yang mengelilinginya.
 Sakit dibahu kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 2 orang tidak mengalami
sakit dengan presentasi sebesar 33.3%, 1 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 16.7% dan 3 orang mengalami sakit dengan presentase sebesar
50%. Nyeri atau sakit pada bahu sebelah kiri bisa saja terjadi karena otot yang
kaku. Hal ini sangat wajar terjadi, biasanya dikarenakan adanya cedera setelah
melakukan aktivitas tertentu. Selain itu juga bisa saja terjadi karena penyakit saraf
yang lain, seperti Carpal tunnel syndrom atau Cervical radiculopathy.
 Sakit dibahu kanan
Berdasarkan penelitian tersebut diyatakan bahwa 3 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 50%, 2 orang mengalami sakit dengan presentasi
33.3% dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase sebedar 16.7%.
Penyebab nyeri bahu sebelah kanan yang juga umum terjadi adalah cedera pada
rotator cuff, kumpulan otot dan tendon yang menopang persendian bahu. Bagian
inilah yang membantu menjaga tulang lengan bagian atas tetap berada di
tempatnya. Ketika terjadi cedera, artinya ada iritasi atau inflamasi pada rotator
cuff.
 Sakit lengan atas kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 1 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 2 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 33.3%, 2 orang mengalami sakit dengan presentase sebesar
33.3% dan 1 orang mengalami sangat sakit dengan presentase sebesar 16.7%. Sakit
di lengan atas kiri dapat terjadi akibat tulang atau jaringan lainnya di bahu, leher
atau siku menekan sebuah saraf. Selain rasa sakit, gejala lainnya dapat berupa
kesemutan, baal atau mati rasa, kelemahan otot, atau nyeri tajam.
 Sakit di punggung

1
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 2 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 33.3%, dan 4 orang mengalami sakit dengan
presentase sebesar 66.7%. Penyebab umum sakit di punggung adalah adanya
jaringan tulang belakang yang terkilir atau tegang (strain). Nyeri seperti ini
biasanya terjadi akibat mengangkat benda berat atau berolahraga secara berlebihan.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh cedera tulang belakang atau
kelainan struktur tulang belakang.
 Sakit lengan atas kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 2 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 33.3%, 3 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 50% dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase
sebear 16.7%. Nyeri yang dirasakan di lengan dapat diakibatkan oleh beberapa hal
seperti otot, tulang dan sendi, saraf. Masing-masing dari penyebab tersebut
menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Otot dapat menyebabkan nyeri
apabila penggunaanya yang berlebihan sehingga mengakibatkan strain
(peregangan). Sedangkan saraf juga dapat menjadi penyebabnya misalnya
kompresi saraf (saraf terjepit), diabetes dengan gejala gangguan saraf.
 Sakit pada pinggang
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 1 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 1 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 16.7% dan 4 orang mengalami sakit dengan presentase sebesar
66.7%. Sakit pinggang paling sering disebabkan oleh cedera otot atau sendi di area
pinggang, bisa akibat posisi tubuh yang salah, mengangkat benda berat, atau
melakukan gerakan secara berulang.
 Sakit pada bokong
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 5 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase 83.3% dan 1 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 16.7%. Nyeri bokong muncul saat terjadi cedera langsung pada
otot glutes, misalnya jatuh atau mengalami tabrakan.
 Sakit pada pantat
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 6 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 100%. Ini disebabkan karna dalam
proses pengepakan manusia tidak menggunakan system otot dan saraf pada pantat.

1
 Sakit pada siku kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 3 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%, 1 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 16.7%, dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase sebesar
16.7%. Ada beberapa kondisi medis yang menyebabkan siku kiri terasa nyeri,
yaitu: Tendinitis. Peradangan pada tendon akibat cedera fisik. Penyebabnya adalah
kebiasaan menggerakan pergelangan tangan dan siku secara terus menerus.
 Sakit pada siku kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 4 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 66.7% dan 2 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 33.3%. Beberapa penyebab nyeri pada siku kanan
adalah: Myalgia (nyeri otot) Olecranon bursitis, adanya peradangan pada kantung
kecil berisi cairan pelumas sendi atau kerap disebut dengan bursa. Epicondilitis
medial / lateral, sering melakukan gerakan pada siku dan pergelangan tangan
menyebabkan kondisi ini.
 Sakit lengan bawah kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentae sebesar 16.7%, 3 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50% dan 2 orang mengalami sakit dengat presentase
sebesar 33.3%. sakit lengan bagian bawah kiri memang tidak selalu dipicu oleh
kerja otot berlebih yang mengakibatkan nyeri otot. Bisa juga keluhan ini terjadi
karena sebab lain, misalnya yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah,
syaraf, nutrisi, hingga psikologis.
 Sakit lengan bawah kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 16.7% dan 5 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 83.7%. Penyebab lengan bawah sakit yang paling
umum adalah kelelahan. Hal ini dapat disebabkan oleh kebiasaan mengangkat
beban berat yang melibatkan gerakan berulang pada tangan.
 Sakit pada pergelangan tangan kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 4 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 66.7%, 1 orang agak mengalami sakit

1
dengan presentase sebesar 16.7% dan 1 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 16.7%. Beberapa penyebab nyeri pergelangan tangan kiri adalah
osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Kedua penyakit sendi ini akan menimbulkan
gejala yang berkepanjangan.
 Sakit pada pergelangan tangan kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Penyebab sakit pada pergelangan tangan kanan
adalah adanya peradangan pada ligament atau otot, tulang, maupun saraf pada
tangan. Kondisi ini sering disebabkan oleh keseleo atau patah tulang akibat cedera
mendadak.
 Sakit pada tangan kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 2 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 33.3% dan 3 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 50%. Beberapa kemungkinan sakit pada tangan kiri disebabkan karena
Riwayat cedera trauma pada tangan, atau bisa juga karena kelelahan otot akibat
aktivitas berlebih.
 Sakit pada tangan kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapt dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Sakit pada tangan kanan dapat terjadi karena
masalah pada otot, tulang, sendi ataupun saraf. Bisa juga karena kelelahan otot
akibat kegiatan berlebih.
 Sakit pada paha kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 2 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 33.3% dan 4 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 66.7%. penyebab sakit pada paha kiri mungkin saja
terjadikarena ada persarafan yang menghubungkan kedua lokasi tersebut. Penyakit
yg menyebabkan sakit pada paha kiri adalah kam atau kaku otot karena salah posisi
tubuh, misalnya saat mengangkat atau membawa beban.
 Sakit pada paha kanan
Berdasarkan penelitian dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 16.7% dan 5 orang agak mengalami sakit dengan

1
presentase sebesar 83.35. penyebab sakit pada paha kanan bisa juga karena Radang
otot karena benturan atau pijatan keras. Luka robek paha. Nyeri sendi pinggul atau
lutut. Saraf terjepit.
 Sakit pada lutut kiri
Berdasarkan penelitian dapat dinyatakan bahwa 1 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 16.7%, 4 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 66.7% dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase sebesar
16.7%. penyebab sakit pada lutut kiri mulai dari cedera seperti ketegangan, terkilir,
ligamen sobek, dan tulang rawan robek, hingga kondisi seperti osteoartritis,
tendonitis (tendon yang meradang) dan bursitis (terdapat penumpukan cairan pada
bursa, kantung cairan yang menutupi sendi lutut).
 Sakit pada lutut kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentasi sebesar 50%. penyebab lutut sakit adalah cedera pada lutut. Bila
lutut mengalami cedera, beberapa jaringan yang menyusun lutut seperti tulang
rawan atau tulang, dapat terganggu. Nyeri di lutut sering disertai dengan keluhan
lutut terasa kaku, sulit diluruskan, atau lutut bengkak. Kondisi ini bisa membuat
penderitanya kesulitan untuk berdiri, karena lutut menjadi tidak stabil dan tidak
kuat menyangga badan.
 Sakit pada betis kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 2 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 33.3%, 2 orang agak mengalami sakit
dengan presetase sebesar 33.3% dan 2 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 33.3%. disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk gangguan pada otot,
sendi, tendon, pembuluh darah, saraf, tulang, atau kulit di sekitar betis. Kondisi ini
bisa terjadi saat melakukan pengangkutan dan membawa beban.
 Sakit pada betis kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 2 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 33.3%, 3 orang agak mengalami sakit
dengan presetase sebesar 50% dan 1 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 16.7%. Betis kanan sakit dapat disebabkan oleh tegang otot. Kondisi ini

1
terjadi ketika serat otot di betis robek sebagian atau seluruhnya. Otot betis tegang
dapat dipicu oleh kelelahan otot, penggunaan otot berlebihan ataupun tidak tepat.
 Sakit pada pergelangan kaki kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 5 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 83.3% dan 1 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%. sakit pada pergelagan kaki kiri adalah
gejala umum dari cedera (seperti keseleo pergelangan kaki atau patah
tulang) atau penyakit yang menyerang telapak kaki (seperti radang sendi, asam
urat, sindrom lorong tarsus, infeksi, and tendonitis).
 Sakit pada pergelangan kaki kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 5 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 83.3% dan 1 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%. sakit pada pergelagan kaki kanan
disebabkan oleh cedera karena penggunaan berlebih dan terkilir, serta tulang retak
atau patah. Plantar fasciitis, disebabkan oleh rusaknya pita jaringan yang
berjalan di bawah telapak kaki, dapat menyebabkan nyeri tumit.
 Sakit pada kaki kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Penyebab utama sakit pada kaki kiri adalah kram
otot atu kejang yang biasanya dikenal sebagai “kuda charley”. Kram ini biasanya
akan memicu rasa sakit yang tiba-tiba dan tajam saat otot-otot kaki berkontraksi.
Otot-otot yang mengencang biasanya akan membentuk benjolan keras yang terlihat
di bawah kulit.
 Sakit pada kaki kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Penyebabnya bisa saja karena terlalu lama berdiri,
melakukan aktivitas berlebihan, hingga mengangkat beban terlalu lama. Selain
itu,sirkulasi darah yang buruk juga menjadi penyebab sakit pada kaki kanan.

2
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa jurnal yang telah dilakukan oleh penulis mengenai
Analisis Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Ovako Working Analysis System
(Owas) Pada Stasiun Pengepakan Bandela Karet dapat disimpulkan bahwa Terdapat 3
postur kerja di stasiun kerja Pengepakan, yaitu postur 1123, 4273 dan 2333, semua
postur kerja memiliki resiko cedera sebesar 33 % dan postur kerja yang harus segera
diperbaiki segera adalah postur 4273 dan 2333.

4.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi postur kerja,
saran yang peneliti berikan :

a. Merancang meja pembungkusan yang ergonomis untuk dapat mengurangi posisi


membungkuk dalam waktu lama. dan memutar serta mengurangi pekerjaan untuk
posisi kaki dengan lutut sedikit ditekuk, sehingga dapat meminimalkan rasiko
terjadinya cidera pada punggung, lengan dan kaki saat mengangkat beban yang
berat.
b. Merancang Ring Conveyor sebagai pengganti manual material handling, agar
menghilangkan cedera musculaskeletal pada operator.
c. Merancang pallet baru yang sesuai kaidah ergonomis, agar pada saat operator
memasukkan bandela karet ke dalam pallet tidak perlu berjinjit bertumpu pada satu
kaki dengan membawa beban berat.

2
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W., & Pratama, A. M. (2012). Analisis postur kerja dengan menggunakan
metode ovako working analysis system (OWAS) pada stasiun pengepakan bandela
karet (studi kasus di PT. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru). SITEKIN: Jurnal
Sains, Teknologi dan Industri, 10(1), 10-18.

Gempur, Santoso. (2004). Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka
Publisher

Grandjean, E. (1986). Fitting the Tasks to the Man: An Ergonomic Approach. Philadelphia:
Taylor & Francis.

Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Halaman 115. Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Halaman 115. Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Sanders, Mark S. And Ernest McCormick. (1992). Human Factors in Engineering and
Design. New York: McGraw Hill Publishing Company Ltd.

Sutalaksana, Iftikar Z. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Halaman 61. MTI ITB, Bandung.

Ulrich, Karl T. (1995). Perancangan dan Pengembangan Produk. Halaman 3, 4, 17, 18.
McGraw-Hill, Inc. New York.

Wignjosoebroto, Sritomo. (1995). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Halaman 54-70.
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Wijaya, Andi. (2008). Analisa Postur Kerja dan Perancangan Alat Bantu untuk Aktifitas
Manual Material Handling Industri Kecil. Juruan Teknik Industri, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Kesimpulan dan Saran, Retrieved December 29, 2022. From


https://scholar.unand.ac.id/18396/3/BABVKesimpulandanSaran.pdf

2
LAMPIRAN

2
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN


METODE OVAKO WORKING ANALYSIS SYSTEM
(OWAS) PADA STASIUN PENGEPAKAN BANDELA
KARET
(STUDI KASUS DI PT. RIAU CRUMB RUBBER FACTORY PEKANBARU)

Wresni Anggraini 1) dan Anda Mulya Pratama 2)


1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SUSKA Riau
2) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SUSKA
Riau
e-mail: wresni_anggraini@ymail.com

ABSTRAK

Proses material handling atau pemindahan barang di PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) di stasiun
kerja pengepakan masih dilakukan secara manual. Operator mengangkat bandela karet seberat 35 kilogram
dari meja pembungkusan untuk dipindahkan ke dalam palet-palet. Hal ini bila berlangsung dalam jangka
waktu lama diduga dapat menyebabkan cedera pada operator. Ovako Work Posture Analysis System
(OWAS) merupakan suatu metode untuk mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja dari operator yang
diamati, meliputi pergerakan tubuh bagian punggung, bahu, tangan dan kaki, termasuk paha, lutut dan
pergelangan kaki. Metode ini cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah system musculoskeletal.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa postur kerja operator pada stasiun kerja pengepakan.
Diketahui terdapat 3 postur kerja: postur kerja satu : 1123, postur kerja dua: 4273 dan postur kerja tiga:
2333. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi postur kerja yang memiliki resiko cedera
musculoskeletal. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa semua postur kerja memiliki resiko
cedera sebesar 33%. Berdasarkan kategori penilaian OWAS maka , diperoleh kategori penilaian: postur kerja
1123-1; postur kerja 4273-4 dan postur kerja 2333-3. Postur kerja 4273 dan 2333 memerlukan perbaikan
secepatnya dengan menggunakan alat bantu pemindahan barang, ring conveyor.

Kata kunci: postur, kerja, material, handling, manual, musculoskeletal, palet.

ABSTRACT

Material Handling process at packaging station department in PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) is
still doing manually. Operators have to carry out 35 kilograms crumb rubber from wrapping desk to be
moved and entered into the pallets. This situation, if occurred in a long time, is estimated will causing
damage/injury to the operator. Ovako Work Posture Analysis System is a method to evaluate and analyze
operator’s working posture, which is included back, arms, hands, legs, thigh, knee and ankle. This method
could identify working postures that potentially causing working accident. The aims of this research is to
analyze the operator’s working posture at the wrapping department. There are 3 working postures: working
posture 1: 1123, working posture 2: 4273 and working posture 3: 2333. Another aim of this research is to
identify which working posture that has musculoskeletal damage risk. According to the data processing, it is
known that all working postures have 33 % damage risk but according to OWAS evaluation category, the
value for working posture 1123 is 1; value for working posture 4273 is 4 and value for working posture 2333
is 3. So, it is concluded that working postures that need improvement as soon as possible are working posture
4273 and 2333. It was suggested to arrange ring conveyor as material handling tool.

Key Word: posture, working, material, handling, manual, musculoskeletal, pallet

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

PENDAHULUAN produk yang dihasilkan yaitu crumb rubber


Pada dasarnya suatu sistem kerja SIR-10 dan SIR-20 (Standard Indonesia
terdiri dari empat komponen utama yaitu Rubber).
manusia, bahan, mesin/peralatan dan Pengolahan karet mentah menjadi
lingkungan kerja. Sistem kerja tidak bisa karet remah melalui beberapa proses, yaitu:
terlepas dari pengaruh manusia, karena dalam sortasi bahan baku, pembersihan ,
membangun suatu sistem kerja manusia pengeringan, (maturasi), peremahan I,
bertindak sebagai perencana, perancang, pencucian I, pencucian II, peremahan II,
pelaksana dan pengendali terhadap sistem pencucian III, peremahan III, pengeringan,
kerja tersebut. Suatu sistem kerja yang dan pengepakan. Penelitian ini difokuskan
tradisional, peran manusia meliputi 75% dari pada proses akhir pengolahan karet yakni
aktivitas sistem kerja tersebut, sedangkan pada stasiun pengepakan. Pada proses
untuk sistem kerja yang terotomasi peran pengepakan terdapat 3 kegiatan, yaitu:
manusia hanya mencapai 25% dari aktivitas pembungkusan bandela karet. Pengankatan
sistem kerja tersebut. Sistem kerja tradisional bandela karet yang telah dibungkus dari meja
yang dilakukan secara Manual material pembungkusan ke pallet dan terakhir
handling merupakan salah satu pekerjaan memasukkan bungkusan bandela karet
dengan resiko tinggi karena disadari atau kedalam pallet. Kegiatan proses pengepakan
tidak selama proses dilakukan akan terjadi dapat dilihat pada gambar 1.1, gambar 1.2
over exertion (http://ergonomi- dan gambar 1.3
fit.blogspot.com, 2012).
Manusia sebagai bagian dari suatu
sistem kerja mempunyai kelebihan dan
keterbatasan dalam melaksanakan fungsinya
dalam sistem kerja,oleh karena itu analisa
biomekanika sangat penting untuk
mengetahui apakah cara kerja operator sudah
benar dan tingkat terjadinya kecelakaan kerja
sangat kecil, serta dapat menyesuaikan antara
pekerjaan, dan peralatan dengan kemampuan
operator tersebut. Terutama saat terjadinya
interaksi antara operator dengan peralatan
yang digunakan sudah nyaman bagi operator. Gambar 1.1 Operator membungkus bandela karet
Ada beberapa metode biomekanika
untuk analisis sikap kerja, salah satu nya
yaitu Ovako Work Posture Analysis System
(OWAS). OWAS merupakan suatu metode
untuk mengevaluasi dan menganalisa sikap
kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada
cidera musculoskeletal (Karhu, 1981 dalam
Wijaya,A, 2008). Bagian sikap kerja dari
pekerja yang diamati meliputi pergerakan
tubuh dari bagian punggung, bahu, tangan,
dan kaki (termasuk paha, lutut, pergelangan
kaki).
PT. Riau Crumb Rubber Factory Gambar 1.2 Operator mengangkat bandela karet
merupakan perusahaan yang bergerak dalam
pengolahan karet mentah menjadi barang
setengah jadi yaitu karet remah atau crumb
rubber yang kemudian di ekspor ke luar
negeri. Perusahaan ini didirikan pada tahun
1969 dan merupakan perusahaan PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri). Jenis

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

ataupun kedua kaki ketika melakukan


posisi berdiri. Aliran beban berat tubuh
mengalir pada kedua kaki menuju tanah.
Hal ini disebabkan oleh faktor gaya
gravitasi bumi. Kestabilan tubuh ketika
posisi berdiri dipengaruhi oleh posisi
kedua kaki. Kaki yang sejajar lurus
dengan jarak sesuai dengan tulang
pinggul akan menjaga tubuh dari
tergelincir. Selain itu perlu menjaga
Gambar 1.3 Operator memasukan bungkusan kelurusan antara anggota tubuh bagian
kedalam pallet atas dengan anggota tubuh bagian bawah.
Sikap kerja berdiri memiliki beberapa
Dari gambar 1.1 dapat dilihat permasalahan system muskuloskeletal.
bahwa meja pembungkusan yang terlalu Nyeri punggung bagian bawah (low back
rendah sehingga pada operator memerlukan pain) menjadi salah satu permasalahan
postur membungkuk terlebih dahulu untuk posisi sikap kerja bediri dengan sikap
mengangkat bandela. Pada gambar 1.2 punggung condong ke depan. Posisi
terlihat postur tubuh operator pada saat berdiri yang terlalu lama akan
memindahkan bandela karet. Dan pada menyebabkan penggumpalan pembuluh
gambar 1.3 dapat dilihat postur tubuh darah vena, karena aliran darah
operator saat akan memasukkan bandela berlawanan dengan gaya gravitasi.
karet ke dalam pallet. Posisi pallet yang Kejadian ini bila terjadi pada
terlalu tinggi untuk memasukan bandela karet pergelangan kaki dapat menyebabkan
dengan berat sebesar 35 kg serta beban yang pembengkakan.
berat dan jarak yang cukup jauh akan 2. Sikap Kerja Membungkuk
mengakibatkan cidera pada operator. Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman
Berdasarkan observasi awal dengan untuk diterapkan dalam pekerjaan adalah
menyebarkan kuisioner kepada 6 orang membungkuk. Posisi ini tidak menjaga
operator di stasiun kerja pengepakan di kestabilan tubuh ketika bekerja. Pekerja
peroleh data 26,8 % menyatakan tidak sakit mengalami keluhan rasa nyeri pada
,42,9% menyatakan agak sakit serta 27,3 % bagian punggung bagian bawah (low
menyatakan sakit dan yang menyatakan back pain) bila dikukan secara berulang
sangat sakit sebesar 3 %. dan periode yang cukup lama. Pada saat
Sikap kerja yang sering dilakukan oleh membungkuk tulang punggung bergerak
manusia dalam melakukan pekerjaan antara ke sisi depan tubuh. Otot bagian perut
lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, dan sisi depan invertebratal disk pada
berjalan dan lain-lain. Sikap kerja tersebut bagian lumbar mengalami penekanan.
dilakukan tergantung dari kondisi dalam Pada bagian ligamen sisi belakang dari
sistem kerja yang ada. Jika kondisi sistem invertebratal disk justru mengalami
kerjanya yang tidak sehat akan menyebabkan peregangan atau pelenturan. Kondisi ini
kecelakaan kerja, karena pekerja melakukan akan menyebabkan rasa nyeri pada
pekerjaan yang tidak aman. Sikap kerja yang punggung bagian bawah. Sikap kerja
salah, canggung dan diluar kebiasaan akan membungkuk dapat menyebabkan
menambah resiko cidera pada bagian “slipped disks”, bila dibarengi dengan
muskuloskeletal (Andy Wijaya, Tugas Akhir pengangkatan beban berlebih. Prosesnya
2008). sama dengan sikap kerja membungkuk,
1. Sikap Kerja Berdiri tetapi akibat tekanan yang berlebih
Sikap kerja berdiri merupakan salah satu menyebabkan ligamen pada sisi belakang
sikap kerja yang sering dilakukan ketika lumbar rusak dan penekanan pembuluh
melakukan sesuatu pekerjaan. Berat syaraf. Kerusakan ini disebabkan oleh
tubuh manusia akan ditopang oleh satu keluarnya material pada invertebratal

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

disk akibat desakan tulang belakang b. Membungkuk


bagian lumbar. c. Memutar atau miring kesamping
4. Pengangkatan Beban d. Membungkuk dan memutar atau
Kegiatan ini menjadi penyebab terbesar membungkuk kedepan dan
terjadinya kecelakaan kerja pada bagian menyamping
punggung. Pengangkatan beban yang
melebihi kadar dari kekuatan manusia
menyebabkan penggunaan tenaga yang
lebih besar pula atau over exertion.
Adapun pengangkatan beban akan
berpengaruh pada tulang belakang bagian
lumbar. Pada wilayah ini terjadi
Gambar 2.1 Klasifikasi sikap kerja bagian
penekanan pada bagian L5/S1 (lempeng
punggung
antara lumbar ke-5 dan sacral ke-1).
Penekanan pada daerah ini mempunyai 2. Sikap Lengan
batas tertentu untuk menahan tekanan. a. Kedua lengan berada dibawah bahu
Invertebratal disk pada L5/S1 lebih b. Satu lengan berada pada atau diatas
banyak menahan tekanan daripada tulang bahu
belakang. Bila pengangkatan yang c. Kedua lengan pada atau diatas bahu
dilakukan melebihi kemampuan tubuh
manusia, maka akan terjadi disk
herniation akibat lapisan pembungkus
pada invertebratal disk pada bagian
L5/S1 pecah.
5. Membawa Beban
Terdapat perbedaan dalam menetukan
beban normal yang dibawa oleh manusia. Gambar 2.2 Klasifikasi sikap kerja bagian lengan
Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi dari
pekerjaan yang dilakukan. Faktor yang 3. Sikap Kaki
paling berpengaruh dari kegiatan a. Duduk
membawa beban adalah jarak. Jarak yang b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki
ditempuh semakin jauh akan menurunkan lurus
batasan beban yang dibawa. c. Berdiri bertumpu pada satu kaki
lurus
Metode OWAS mengkodekan sikap d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki
kerja pada bagian punggung, tangan, kaki dengan lutut ditekuk
dan berat beban. Masing-masing bagian e. Berdiri bertumpu pada satu kaki
memiliki klasifikasi sendiri-sendiri. Metode dengan lutut ditekuk
ini cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja f. Berlutut pada satu atau kedua lutut
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan g. Berajalan
kerja. Kecelakaan kerja yang menjadi
perhatian dari metode ini adalah sistem
musculoskeletal manusia. Postur dasar
OWAS disusun dengan kode yang terdiri
empat digit, dimana disusun secara berurutan
mulai dari punggung, lengan, kaki dan berat
beban yang diangkat ketika melakukan
penanganan material secara manual. Berikut
ini adalah klasifikasi sikap bagian tubuh yang
diamati untuk dianalisa dan dievaluasi (Andy
Wijaya, Tugas Akhir 2008) :
Gambar 2.3 Klasifikasi sikap kerja bagian kaki
1. Sikap Punggung
a. Lurus

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

4. Berat Beban Penelitian ini memiliki 2 tujuan, yaitu:


a. Berat beban adalah kurang dari 10 a. Melakukan analisis terhadap postur kerja
Kg (W = 10 Kg) operator pada proses pengepakan di PT.
b. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg RICRY dan
(10 Kg < W = 20 Kg) b. Mengidentifikasi postur kerja yang
c. Berat beban adalah lebih besar dari beresiko cedera dan harus segera
20 Kg (W > 20 Kg) dilakukan perbaikan.
Periode pengamatan dilakukan pada
Tabel 1.1 Penilaian Analisis Postur Kerja OWAS
bulan Juni hingga Seeptember 2012.

2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Observasi pendahuluan dilakukan dengan


membuat kusioner berdasarkan Nordic Body
Map. Dari 6 orang operator di stasiun kerja
pengepakan, yang rata-rata telah bekerja pada
pekerjaan yang sama selama 4 tahun
didapatkan hasil pada table 2.2.Terdapat 3
postur kerja di stasiun pengepakan, seperti
Hasil dari analisa postur kerja
terlihat pada table 2.1.
OWAS terdiri dari empat level skala sikap
kerja yang berbahaya bagi para pekerja. Tabel 2.1 Postur Kerja di Stasiun Pengepakan
KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak ada
masalah pada system muskuloskeletal (tidak
berbahaya). Tidak perlu ada perbaikan.
KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya
pada sistem musculoskeletal (postur kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang
signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang
akan datang.
KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya
pada sistem musculoskeletal (postur kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang
sangat signifikan). Perlu perbaikan segera
mungkin.
KATEGORI 4 : Pada sikap ini sangat
berbahaya pada system muskuloskeletal
(postur kerja ini mengakibatkan resiko yang
jelas). Perlu perbaikan secara langsung / saat
ini juga. (Andy Wijaya, Tugas Akhir 2008).

Tabel 1.2 Kategori Penilaian OWAS

1
Analisis Postur
Postur Kode
Back Arms Legs Load

Kedua Berdiri
tangan dengan >20
Postur 1 1123 tegak
berada di kedua kaki kg
bawah bahu lurus
Berputar
bergerak Satu tangan Bergerak
>20
Postur 2 4273 kesampi berada diatas atau
kg
ng dan bahu berpindah
kedepan
menbun
Berdiri
gkuk Kedua
dengan
kedepan tangan >20
Postur 3 2333 beban berada
atau berada diatas kg
pada salah
kebelak bahu
satu kaki
ang

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

Tabel 2.2 Rekapitulasi kuisioner Nordic Body


Adapun langkah-langkah penelitian secara
Map
lengkap dapat dijelaskan pada gambar 2.1.
Sangat
Jenis Keluhan Tidak Sakit Agak Sakit Sakit
Sakit
Sakit kaku di leher mulai
5 (83.3%) 1 (16.7%)
bagian atas
Sakit kaku
dibagian leher 4 (66.7%) 2 (33.3%)
Bagian bawah Survey
lapangan Studi literatur
Studi pendahuluan
2 (33,3%) 1 (16.7%) 3 (50.0%)
Sakit dibahu kiri
Sakit dibahu 1
3 (50.0%) 2 (33.3%)
kanan (16.7%) Identifik
Sakit lengan atas 1 asi
1 (16.7%) 2 (33.3%) 2 (33.3%)
kiri (16.7%)
2 (33.3%) 4 (66.7%)
Sakit dipunggung perumus
Sakit lengan atas 1 an
2 (33.3%) 3 (50.0%)
kanan (16.7%)
Sakit pada Menetapkan tujuan
1 (16.7%) 1 (16.7%) 4 (66.7%)
pinggang Analisa hasil
5 (83.3%) 1 (16.7%)
Sakit pada bokong
6 (100%)
Sakit pada pantat
1 Usulan
Kuisioner Nordic Body MAP
1 (16.7%) 3 (50.0%) 1 (16.7%)
Sakit pada siku kiri (16.7%) perbaikan
Sakit pada siku
4 (66.7%) 2 (33.3%)
kanan
Pengamatan postur
Sakit lengan
1 (16.7%) 3 (50.0%) 2 (33.3%) tubuh operator
Kesimpulan di saran
dan stasiun pengepakan
bawah kiri
Sakit lengan
1 (16.7%) 5 (83.3%)
bawah kanan
Sakit pada
1 Memberikan coding/
pergelangan 4 (66.7%) 1 (16.7%)
(16.7%) penilaian (back,
tangan kiri selesai
arms, legs, load) pada
Sakit pada postur tubuh.
pergelangan 3 (50.0%) 3 (50.0%)
tangan kanan
Sakit pada Masukkan coding/
tangan kiri 1 (16.7%) 2 (33.3%) 3 (50.0%) penilaian (back,
arms, legs, load)
Sakit pada
tangan kanan 3 (50.0%) 3 (50.0%) Gambar 2.1 Langkah-langkah
potur tubuh ke
Penelitian
Sakit pada
paha kiri 2 (33.3%) 4 (66.7%)
Sakit pada
paha kanan 1 (16.7%) 5 (83.3%)
Sakit pada lutut 1
kiri 1 (16.7%) 4 (66.7%) (16.7%)
Sakit pada lutut
kanan 3 (50.0%) 3 (50.0%)
Sakit pada
betis kiri 2 (33.3%) 2 (33.3%) 2 (33.3%)
Sakit pada
betis kanan 2 (33.3%) 3 (50.0%) 1 (16.7%)
Sakit pada
pergelangan 5 (83.3%) 1 (16.7%)
kaki kiri
Sakit pada
pergelangan 5 (83.3%) 1 (16.7%)
kaki kanan
Sakit pada kaki
kiri 3 (50.0%) 3 (50.0%)
Sakit pada kaki
kanan 3 (50.0%) 3 (50.0%)

Jumlah 45(26,8%) 72(42,9%) 46(27,3%) 5 (3%)

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan sikap punggung yang berputar


a. Postur kerja 1 (1123-1) dan bergerak atau membungkuk kesamping
dan kedepan. Angka 2 (digit kedua)
menunjukkan sikap lengan dimana posisi satu
lengan berada pada atau diatas bahu. Angka 7
(digit ketiga) menunjukkan sikap kaki berdiri
bergerak atau berpindah. Angka 3 (digit
keempat) menunjukkan beban yang diangkat
berada diatas 20 kg. dan angka 4 (digit
kelima) yang terakhir merupakan penilaian
yang diberikan berdasarkan penilaian sikap
punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu
perbaikan pada postur kerja kedua perlu
dilakukan sekarang juga.
Gambar 3.1 Grafik hasil Postur Kerja 1 (1123)
c. Postur Kerja 3 (2333-3)
Berdasarkan penilaian yang diberikan pada
postur kerja pertama, maka didapat kode
penilaian 1123-1. Angka 1 (digit pertama)
menunjukkan sikap punggung yang tegak.
Angka 1 (digit kedua) menunjukkan sikap
lengan dimana posisi kedua lengan berada
dibawah bahu. Angka 2 (digit ketiga)
menunjukkan sikap kaki berdiri bertumpu
pada kedua kaki lurus. Angka 3 (digit
keempat) menunjukkan beban yang diangkat
berada diatas 20 kg. dan angka 1 (digit
kelima) yang terakhir merupakan penilaian
yang diberikan berdasarkan penilaian sikap
punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu
tidak perlu dilakukan perbaikan.
Gambar 3.2 Grafik Hasil Postur Kerja 3
b. Postur Kerja 2 (4273-4)
(2333)

Berdasarkan penilaian yang diberikan pada


postur kerja ketiga, didapat kode penilaian
2333-3. Dimana angka 2 (digit pertama)
menunjukkan sikap punggung yang
membungkuk kedepan dan kebelakang.
Angka 3 (digit kedua) menunjukkan sikap
lengan dimana posisi kedua lengan berada
diatas bahu. Angka 3 (digit ketiga)
menunjukkan sikap kaki berdiri bertumpu
pada satu kaki lurus. Angka 3 (digit keempat)
menunjukkan beban yang diangkat berada
diatas 20 kg. dan angka 3 (digit kelima) yang
Gambar 3.2 Grafik Hasil Postur Kerja 2 (4273)
terakhir merupakan penilaian yang diberikan
berdasarkan penilaian sikap punggung,
Berdasarkan penilaian yang diberikan pada lengan, kaki, dan beban yaitu perbaikan pada
postur kerja kedua, didapat kode penilaian postur kerja ketiga perlu dilakukan sesegera
4273-4. Yaitu Angka 4 (digit pertama) mungkin.

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

Saran

d. Rekapitulasi seluruh pengamatan a. Merancang meja pembungkusan yang


ergonomis untuk dapat mengurangi
posisi membungkuk dalam waktu lama.
dan memutar serta mengurangi
pekerjaan untuk posisi kaki dengan
lutut sedikit ditekuk, sehingga dapat
meminimalkan rasiko terjadinya
cidera pada punggung, lengan dan
kaki saat mengangkat beban yang
berat.
b. Merancang Ring Conveyor sebagai
pengganti manual material handling, agar
menghilangkan cedera musculaskeletal
pada operator.
c. Merancang pallet baru yang sesuai
kaidah ergonomis, agar pada saat
Gambar 3.4 Persentase Kemungkinan Cedera operator memasukkan bandela karet ke
Berdasarkan hasil winOWAS maka dalam pallet tidak perlu berjinjit
bertumpu pada satu kaki dengan
diketahui bahwa semua postur memiliki
resiko cedera, masing-masing sebesar 33%. membawa beban berat.

DAFTAR PUSTAKA
e. Grafik hasil seluruh pengamatan
Gempur, Santoso. (2004). Ergonomi
Manusia, Peralatan dan
Lingkungan. Prestasi Pustaka
Publisher

Grandjean, E. (1986). Fitting the Tasks to


the Man: An Ergonomic Approach.
Philadelphia: Taylor & Francis.

Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep


Dasar dan Aplikasinya. Halaman
115. Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
Gambar 3.5 analisis hasil seluruh pengamatan
Sanders, Mark S. And Ernest McCormick.
KESIMPULAN DAN SARAN (1992). Human Factors in
Kesimpulan
a. Terdapat 3 postur kerja di stasiun kerja Engineering and Design. New
Pengepakan, yaitu postur 1123, 4273 dan York: McGraw Hill Publishing
2333 Company Ltd.
b. Semua postur kerja memiliki resiko
cedera sebesar 33 %. Sutalaksana, Iftikar Z. (1979). Teknik Tata
c. Postur kerja yang harus segera diperbaiki Cara Kerja. Halaman 61. MTI
segera adalah postur 4273 dan 2333 ITB, Bandung.

Ulrich, Karl T. (1995). Perancangan dan


Pengembangan Produk. Halaman

1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

3, 4, 17, 18. McGraw-Hill, Inc.


New York..

Wignjosoebroto, Sritomo. (1995).


Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.
Halaman 54-70. Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.

Wijaya, Andi. (2008). Analisa Postur Kerja dan


Perancangan Alat Bantu untuk
Aktifitas Manual Material Handling
Industri Kecil. Juruan Teknik Industri,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai