Ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Besar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi yang di
ampu oleh :
Fatma Nurkhaerani
Oleh : Kelompok 1
Surya Agung Perkasa (2210631140109)
Vina Nurhotimah (2210631140114)
Zelya Bayu Fitaloka (2210631140119)
Alinda Febianti (2210631140124)
Dewita Briliansi (2210631140129)
Ibnu Fazlur Riyanto (2210631140134)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “ANATOMI DAN FISIOLOGI”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Laporan penulisan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anatimi dan Fisiologi
di program studi Teknik Industri Fakultas Teknik pada Universitas Singaperbangsa
Karawang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Fatma Nurkhaerani S.T.,M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi dan Fisiologi dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
laporan ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................2
1.3 MANFAAT PENULISAN...................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................................3
2.1 DEFINISI.............................................................................................................................3
2.2 RINGKASAN METODE JURNAL...................................................................................3
2.3 RINGKASAN HASIL ANALISIS JURNAL.....................................................................5
BAB III HASIL DAN KAJIAN PUSTAKA......................................................................................8
3.1 HASIL ANALISIS...............................................................................................................8
3.2 HUBUNGAN STUDI KASUS DENGAN TOPIK...........................................................11
3.3 DAMPAK JANGKA PANJANG......................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................20
4.1 KESIMPULAN..................................................................................................................20
4.2 SARAN...............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................21
LAMPIRAN.......................................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kemudian analisa biomekanik yang sangat penting untuk mengetahui apakah cara
kerja operator sudah benar dan jumlah kecelakaan kerja sangat kecil dan dapat
menyesuaikan antara pekerjaan serta peralatan dengan operator. Ada beberapa metode
biomekanika untuk analisis sikap kerja, salah satu nya yaitu Ovako Work Posture
Analysis System (OWAS). Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati meliputi
pergerakan tubuh dari bagian punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk paha, lutut,
pergelangan kaki), yang dimana terdapat beberapa kasus pada bagian tersebut sepertti
saraf kecetit dan lainnya.
Dengan memilih jurnal ini sebagai jurnal utama penulis dan membandingkannya
dengan jurnal yang lain, memberikan penjelasan bahwa sistem saraf dalam tubuh
1
2berpengaruh dalam dunia perindustrian dan juga dalam jurnal ini menggunakan sistem
OWAS, yang merupakan sistem mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja dari
operator yang diamati, meliputi pergerakan tubuh bagian punggung, bahu, tangan dan
kaki, termasuk paha, lutut dan pergelangan kaki. Metode ini cepat dalam
mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah system
musculoskeletal. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa pengaruh saraf
dalam postur kerja operator pada stasiun kerja pengepakan. Diketahui terdapat 4 sikap
kerja pada pekerjaan ini antara lain sikap kerja berdiri, sikap kerja membungkuk,
pengangkatan beban, dan membawa beban.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Metode biomekanika untuk analisis sikap kerja, salah satu nya yaitu Ovako Work
Posture Analysis System (OWAS). OWAS merupakan suatu metode untuk
mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada
cidera musculoskeletal (Karhu, 1981 dalam Wijaya,A, 2008). Bagian sikap kerja dari
pekerja yang diamati meliputi pergerakan tubuh dari bagian punggung, bahu, tangan,
dan kaki (termasuk paha, lutut, pergelangan kaki).
Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan
antara lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, berjalan dan lain-lain. Sikap kerja
tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem kerja yang ada. Jika kondisi
sistem kerjanya yang tidak sehat akan menyebabkan kecelakaan kerja, karena pekerja
melakukan pekerjaan yang tidak aman. Sikap kerja yang salah, canggung dan diluar
kebiasaan akan menambah resiko cidera pada bagian muskuloskeletal (Andy Wijaya,
Tugas Akhir 2008).
1. Sikap Punggung
a. Lurus
b. Membungkuk
c. Memutar atau miring kesamping
3
d. Membungkuk dan memutar atau membungkuk kedepan dan menyamping
2. Sikap Lengan
a. Kedua lengan berada dibawah bahu
b. Satu lengan berada pada atau diatas bahu
c. Kedua lengan pada atau diatas bahu
3. Sikap Kaki
a. Duduk
b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
c. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
e. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
f. Berlutut pada satu atau kedua lutut
g. Berajalan
Tabel Postur Kerja di Stasiun Pengepakan.
5
dalam sistem kerja, oleh karena itu Analisa biomekanika sangat penting untuk
mengetahui apakah cara kerja operator sudah benar dan tingkat terjadinya kecelakaan
kerja sangat kecil, serta dapat menyesuaikan antara pekerjaan, dan peralatan dengan
kemampuan operator tersebut. Terutama saat terjadinya interaksi antara operator
dengan peralatan yang digunakan sudah nyaman bagi operator.
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu
gerakan. Ada beberapa metode biomekanika untuk analisis sikap kerja, salah satu nya
yaitu Ovako Work Posture Analysis System. Dalam proses tersebut, ketika operator
memasukkan bungkusan kedalam pallet dapat dilihat bahwa meja pembungkusan yang
terlalu rendah sehingga pada operator memerlukan postur membungkuk terlebih dahulu
untuk mengangkat bandela. Posisi pallet yang terlalu tinggi untuk memasukan bandela
karet dengan berat sebesar 35 kg serta beban yang berat dan jarak yang cukup jauh akan
mengakibatkan cidera pada operator.
Berdasarkan Rekapitulasi kuisioner Nordic Body Map pada jurnal, yang memiliki
keluhan sangat sakit ada pada keluhan sakit di bahu kanan, sakit lengan atas kiri, sakit
lengan atas kanan, sakit pada siku kiri, dan sakit pada lutut kiri yang sebesar 16.7%.
Sedangkan yang memiliki keluhan tidak sakit yang mencapai 100% yaitu sakit pada
pantat. Selanjutnya pada keluhan agak sakit yang mencapai persentase paling besar ada
pada sakit lengan bawah kanan dan sakit pada paha kanan yang berjumlah 83.3%.
Terakhir pada keluhan sakit yang mencapai persentase paling besar ada pada sakit di
punggung, sakit pada pinggang, dan sakit pada lutut kiri yang berjumlah 66.7%.
1. Sikap Kerja Berdiri
Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan
ketika melakukan sesuatu pekerjaan. Kaki yang sejajar lurus dengan jarak sesuai
dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir. Sikap kerja berdiri
memiliki beberapa peranakan system muskuloskeletal. Nyeri punggung bagian
bawah menjadi salah satu permasalahan posisi sikap kerja bediri dengan sikap
punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang terlalu lama akan menyebabkan
penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran darah berlawanan dengan gaya
gravitasi.
2. Sikap Kerja Membungkuk
Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk diterapkan dalam pekerjaan
adalah membungkuk. Pekerja mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian punggung
6
bagian bawah bila dikukan secara berulang dan periode yang cukup lama. Sikap
kerja membungkuk dapat menyebabkan (slipped disk), bila dibarengi dengan
pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja membungkuk,
tetapi akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada sisi belakang
lumbar rusak dan penekanan pembuluh syaraf.
3. Pengangkatan Beban
Pengangkatan beban yang melebihi kadar dari kekuatan manusia
menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau over exertion. Adapun
pengangkatan beban akan berpengaruh pada tulang belakang bagian lumbar.
4. Membawa Beban
Terdapat perbedaan dalam menetukan beban normal yang dibawa oleh
manusia. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi dari pekerjaan yang dilakukan. Faktor
yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak yang
ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang dibawa.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dapat dilihat bahwa meja pembungkusan yang terlalu rendah sehingga pada
operator memerlukan postur membungkuk terlebih dahulu untuk mengangkat bandela.
Dari hal ini postur tubuh operator dilihat untuk memastikan apakah postur tubuh
operator saat menjalankan bandela sudah ergoomis atau belum, sehingga dari analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Posisi pallet yang terlalu tinggi untuk memasukan bandela karet dengan berat
sebesar 35 kg serta beban yang berat dan jarak yang cukup jauh akan
mengakibatkan cidera pada operator. Berdasarkan observasi awal dengan
menyebarkan kuisioner kepada 6 orang operator di stasiun kerja pengepakan di
peroleh data 26,8 % menyatakan tidak sakit ,42,9% menyatakan agak sakit serta
27,3 % menyatakan sakit dan yang menyatakan sangat sakit sebesar 3 %. Dari hal
ini, dapat disimpulkan bahwa posisi pallet yang terlalu tinggi membuat para
operator kesulitan dalam memasukan bandela karet yang mana sudah dijelaskan
dalam hasil survey yang menyatakan agak sakit sebanyak 42,9%, menyatakan sakit
sebanyak 27,3%, dan menyatakan sangat sakit sebanyak 3%. Dari survey tersebut
menyatakan bahwa lebih banyak operator yang kesakitan dikarenakan posisi pallet
8
yang terlalu rendah
9
ataupun terlalu tinggi dibandingkan operator yang menyatakan tidak sakit dan hal
ini dapat disimpulkan bahwa postur tubuh operator saat menjalankan bandela
belum ergonomis dikarenakan ketinggian meja pembungkusan yang terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi.
2. Sikap kerja yang sering dilakukan dalam melakukan pekerjaan ini antara lain sikap
kerja berdiri, sikap kerja membungkuk, pengangkatan beban, dan membawa beban.
3. Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung, tangan, kaki dan
berat beban. Masing-masing bagian memiliki klasifikasi sendiri-sendiri. Metode ini
cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah sistem
musculoskeletal manusia.
Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja
yang berbahaya bagi para pekerja.
a. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak ada masalah pada system muskuloskeletal
(tidak berbahaya). Tidak perlu ada perbaikan.
b. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan
dimasa yang akan datang.
c. KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu
perbaikan segera mungkin.
d. KATEGORI 4 : Pada sikap ini sangat berbahaya pada system muskuloskeletal
(postur kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara
langsung / saat ini juga. (Andy Wijaya, 2008).
1
4. Dalam bab hasil dan pembahasan dalam jurnal yang dibahas, dapat dilihat bahwa :
a. Postur kerja pertama
Adanya grafik tersebut menjelaskan bahwa postur kerja pada bagian
penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu tidak ada perbaikan
dalam postur kerja tersebut.
b. Postur kerja kedua
Adanya grafik tersebut menjelaskan bahwa postur kerja kedua pada
bagian penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu perbaikan
pada postur kerja kedua perlu adanya perbaikan sekarang juga.
c. Postur kerja ketiga
Adanya grafik tersebut menjelaskan bahwa postur kerja kedua pada
bagian penilaian sikap punggung, lengan, kaki, dan beban yaitu perbaikan
pada postur kerja kedua perlu adanya secepatnya.
Dapat disimpulkan bahwa rekaptulasi dari hasil analisis grafik winOWAS,
yaitu semua postur memiliki resiko cedera, masing-masing sebesar 33%. Yang
mana perlu adanya penanganan secepatnya oleh pihak perusahaan dalam
memperbaiki hal ini, agar para operator dapat bekerja dengan baik dan tetap
mengandalkan ergonomis tubuh yang benar ketika bekerja.
Dalam studi kasus ini dijelaskan tentang bagaimana postur tubuh ketika melakukan
pekerjaan di stasium pengepakan bandela karet yang mana operator melakukannya
dengan sikap kerja berdiri, dan sikap kerja membungkuk.
Pada sikap kerja berdiri berat tubuh manusia akan ditopang oleh satu ataupun
kedua kaki ketika melakukan posisi diri. Aliran beban berat tubuh mengalir pada kedua
kaki menuju tanah. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya gravitasi bumi. Kestabilan
tubuh ketika posisi berdiri dipengaruhi oleh posisi kedua kaki. Kaki yang sejajar lurus
dengan jarak sesuai dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir. Selain
itu perlu menjaga kelurusan antara anggota tubuh bagian atas dengan anggota tubuh
bagian bawah. Sikap kerja berdiri memiliki beberapa permasalahan system
muskuloskeletal.
1
Nyeri punggung bagian bawah (low back pain) menjadi salah satu permasalahan posisi
sikap kerja bediri dengan sikap punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang terlalu
lama akan menyebabkan penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran darah
berlawanan dengan gaya gravitasi. Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan kaki dapat
menyebabkan pembengkakan. Saat adanya permasalahan pada sistem muskuloskeletal
yang terjadi di otot,jarigan ikat, dan saraf dapat mengakibatkan terganggunya
kemampuan dalam bergerak pada kaki, permasalahan ini berkaitan dengan topik yang
dibahas yaitu sistem saraf.
Pada sikap kerja membungkuk, posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika
bekerja. Pekerja mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian punggung bagian bawah
(low back pain) bila dikukan secara berulang dan periode yang cukup lama. Pada saat
membungkuk tulang punggung bergerak ke sisi depan tubuh. Otot bagian perut dan sisi
depan invertebratal disk pada bagian lumbar mengalami penekanan. Pada bagian
ligamen sisi belakang dari invertebratal disk justru mengalami peregangan atau
pelenturan. Kondisi ini akan menyebabkan rasa nyeri pada punggung bagian bawah.
Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan “slipped disks”, bila dibarengi dengan
pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja membungkuk, tetapi
akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada sisi belakang lumbar rusak
dan penekanan pembuluh saraf. Kerusakan ini disebabkan oleh keluarnya material pada
invertebratal disk akibat desakan tulang belakang bagian lumbar. Hal ini akan
mengakibatkan hilangnya kemampuan bergerak atau merasakan sesuatu pada tubuh.
1
Sakit kaku di leher bagian atas
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 5 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 83.3% dan 1 orang mengalami sakit, dengan
presentase sebesar 16.7%. sakit kaku di leher bagian atas disebabkan oleh
penurunan fungsi tulang belakang dan sendi pada bagian leher yang ditandai
dengan leher terasa kaku dan sakit.
1
Sakit kaku dibagian leher Bagian bawah
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 4 orang agak mengalami
sakit dengan presentasi sebesar 66.7% dan 2 orang mengalami sakit dengan
presentase sebesar 33.3%. salah satu penyebab sakit kaku dibagian leher bagian
bawah bisa disebabkan oleh cervical syndrome. Kondisi mengacu pada serangkaian
gangguan yang disebabkan oleh perubahan tulang belakang leher dan jaringan
lunak yang mengelilinginya.
Sakit dibahu kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 2 orang tidak mengalami
sakit dengan presentasi sebesar 33.3%, 1 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 16.7% dan 3 orang mengalami sakit dengan presentase sebesar
50%. Nyeri atau sakit pada bahu sebelah kiri bisa saja terjadi karena otot yang
kaku. Hal ini sangat wajar terjadi, biasanya dikarenakan adanya cedera setelah
melakukan aktivitas tertentu. Selain itu juga bisa saja terjadi karena penyakit saraf
yang lain, seperti Carpal tunnel syndrom atau Cervical radiculopathy.
Sakit dibahu kanan
Berdasarkan penelitian tersebut diyatakan bahwa 3 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 50%, 2 orang mengalami sakit dengan presentasi
33.3% dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase sebedar 16.7%.
Penyebab nyeri bahu sebelah kanan yang juga umum terjadi adalah cedera pada
rotator cuff, kumpulan otot dan tendon yang menopang persendian bahu. Bagian
inilah yang membantu menjaga tulang lengan bagian atas tetap berada di
tempatnya. Ketika terjadi cedera, artinya ada iritasi atau inflamasi pada rotator
cuff.
Sakit lengan atas kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 1 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 2 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 33.3%, 2 orang mengalami sakit dengan presentase sebesar
33.3% dan 1 orang mengalami sangat sakit dengan presentase sebesar 16.7%. Sakit
di lengan atas kiri dapat terjadi akibat tulang atau jaringan lainnya di bahu, leher
atau siku menekan sebuah saraf. Selain rasa sakit, gejala lainnya dapat berupa
kesemutan, baal atau mati rasa, kelemahan otot, atau nyeri tajam.
Sakit di punggung
1
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 2 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 33.3%, dan 4 orang mengalami sakit dengan
presentase sebesar 66.7%. Penyebab umum sakit di punggung adalah adanya
jaringan tulang belakang yang terkilir atau tegang (strain). Nyeri seperti ini
biasanya terjadi akibat mengangkat benda berat atau berolahraga secara berlebihan.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh cedera tulang belakang atau
kelainan struktur tulang belakang.
Sakit lengan atas kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 2 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 33.3%, 3 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 50% dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase
sebear 16.7%. Nyeri yang dirasakan di lengan dapat diakibatkan oleh beberapa hal
seperti otot, tulang dan sendi, saraf. Masing-masing dari penyebab tersebut
menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Otot dapat menyebabkan nyeri
apabila penggunaanya yang berlebihan sehingga mengakibatkan strain
(peregangan). Sedangkan saraf juga dapat menjadi penyebabnya misalnya
kompresi saraf (saraf terjepit), diabetes dengan gejala gangguan saraf.
Sakit pada pinggang
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 1 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 1 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 16.7% dan 4 orang mengalami sakit dengan presentase sebesar
66.7%. Sakit pinggang paling sering disebabkan oleh cedera otot atau sendi di area
pinggang, bisa akibat posisi tubuh yang salah, mengangkat benda berat, atau
melakukan gerakan secara berulang.
Sakit pada bokong
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa 5 orang tidak mengalami
sakit dengan presentase 83.3% dan 1 orang agak mengalami sakit dengan
presentase sebesar 16.7%. Nyeri bokong muncul saat terjadi cedera langsung pada
otot glutes, misalnya jatuh atau mengalami tabrakan.
Sakit pada pantat
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 6 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 100%. Ini disebabkan karna dalam
proses pengepakan manusia tidak menggunakan system otot dan saraf pada pantat.
1
Sakit pada siku kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 3 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%, 1 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 16.7%, dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase sebesar
16.7%. Ada beberapa kondisi medis yang menyebabkan siku kiri terasa nyeri,
yaitu: Tendinitis. Peradangan pada tendon akibat cedera fisik. Penyebabnya adalah
kebiasaan menggerakan pergelangan tangan dan siku secara terus menerus.
Sakit pada siku kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 4 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 66.7% dan 2 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 33.3%. Beberapa penyebab nyeri pada siku kanan
adalah: Myalgia (nyeri otot) Olecranon bursitis, adanya peradangan pada kantung
kecil berisi cairan pelumas sendi atau kerap disebut dengan bursa. Epicondilitis
medial / lateral, sering melakukan gerakan pada siku dan pergelangan tangan
menyebabkan kondisi ini.
Sakit lengan bawah kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentae sebesar 16.7%, 3 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50% dan 2 orang mengalami sakit dengat presentase
sebesar 33.3%. sakit lengan bagian bawah kiri memang tidak selalu dipicu oleh
kerja otot berlebih yang mengakibatkan nyeri otot. Bisa juga keluhan ini terjadi
karena sebab lain, misalnya yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah,
syaraf, nutrisi, hingga psikologis.
Sakit lengan bawah kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 16.7% dan 5 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 83.7%. Penyebab lengan bawah sakit yang paling
umum adalah kelelahan. Hal ini dapat disebabkan oleh kebiasaan mengangkat
beban berat yang melibatkan gerakan berulang pada tangan.
Sakit pada pergelangan tangan kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 4 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 66.7%, 1 orang agak mengalami sakit
1
dengan presentase sebesar 16.7% dan 1 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 16.7%. Beberapa penyebab nyeri pergelangan tangan kiri adalah
osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Kedua penyakit sendi ini akan menimbulkan
gejala yang berkepanjangan.
Sakit pada pergelangan tangan kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Penyebab sakit pada pergelangan tangan kanan
adalah adanya peradangan pada ligament atau otot, tulang, maupun saraf pada
tangan. Kondisi ini sering disebabkan oleh keseleo atau patah tulang akibat cedera
mendadak.
Sakit pada tangan kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 16.7%, 2 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 33.3% dan 3 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 50%. Beberapa kemungkinan sakit pada tangan kiri disebabkan karena
Riwayat cedera trauma pada tangan, atau bisa juga karena kelelahan otot akibat
aktivitas berlebih.
Sakit pada tangan kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapt dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Sakit pada tangan kanan dapat terjadi karena
masalah pada otot, tulang, sendi ataupun saraf. Bisa juga karena kelelahan otot
akibat kegiatan berlebih.
Sakit pada paha kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 2 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 33.3% dan 4 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 66.7%. penyebab sakit pada paha kiri mungkin saja
terjadikarena ada persarafan yang menghubungkan kedua lokasi tersebut. Penyakit
yg menyebabkan sakit pada paha kiri adalah kam atau kaku otot karena salah posisi
tubuh, misalnya saat mengangkat atau membawa beban.
Sakit pada paha kanan
Berdasarkan penelitian dapat dinyatakan bahwa 1 orang tidak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 16.7% dan 5 orang agak mengalami sakit dengan
1
presentase sebesar 83.35. penyebab sakit pada paha kanan bisa juga karena Radang
otot karena benturan atau pijatan keras. Luka robek paha. Nyeri sendi pinggul atau
lutut. Saraf terjepit.
Sakit pada lutut kiri
Berdasarkan penelitian dapat dinyatakan bahwa 1 orang agak mengalami sakit
dengan presentase sebesar 16.7%, 4 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 66.7% dan 1 orang sangat mengalami sakit dengan presentase sebesar
16.7%. penyebab sakit pada lutut kiri mulai dari cedera seperti ketegangan, terkilir,
ligamen sobek, dan tulang rawan robek, hingga kondisi seperti osteoartritis,
tendonitis (tendon yang meradang) dan bursitis (terdapat penumpukan cairan pada
bursa, kantung cairan yang menutupi sendi lutut).
Sakit pada lutut kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentasi sebesar 50%. penyebab lutut sakit adalah cedera pada lutut. Bila
lutut mengalami cedera, beberapa jaringan yang menyusun lutut seperti tulang
rawan atau tulang, dapat terganggu. Nyeri di lutut sering disertai dengan keluhan
lutut terasa kaku, sulit diluruskan, atau lutut bengkak. Kondisi ini bisa membuat
penderitanya kesulitan untuk berdiri, karena lutut menjadi tidak stabil dan tidak
kuat menyangga badan.
Sakit pada betis kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 2 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 33.3%, 2 orang agak mengalami sakit
dengan presetase sebesar 33.3% dan 2 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 33.3%. disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk gangguan pada otot,
sendi, tendon, pembuluh darah, saraf, tulang, atau kulit di sekitar betis. Kondisi ini
bisa terjadi saat melakukan pengangkutan dan membawa beban.
Sakit pada betis kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 2 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 33.3%, 3 orang agak mengalami sakit
dengan presetase sebesar 50% dan 1 orang mengalami sakit dengan presentase
sebesar 16.7%. Betis kanan sakit dapat disebabkan oleh tegang otot. Kondisi ini
1
terjadi ketika serat otot di betis robek sebagian atau seluruhnya. Otot betis tegang
dapat dipicu oleh kelelahan otot, penggunaan otot berlebihan ataupun tidak tepat.
Sakit pada pergelangan kaki kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 5 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 83.3% dan 1 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%. sakit pada pergelagan kaki kiri adalah
gejala umum dari cedera (seperti keseleo pergelangan kaki atau patah
tulang) atau penyakit yang menyerang telapak kaki (seperti radang sendi, asam
urat, sindrom lorong tarsus, infeksi, and tendonitis).
Sakit pada pergelangan kaki kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 5 orang tidak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 83.3% dan 1 orang agak mengalami
sakit dengan presentase sebesar 16.7%. sakit pada pergelagan kaki kanan
disebabkan oleh cedera karena penggunaan berlebih dan terkilir, serta tulang retak
atau patah. Plantar fasciitis, disebabkan oleh rusaknya pita jaringan yang
berjalan di bawah telapak kaki, dapat menyebabkan nyeri tumit.
Sakit pada kaki kiri
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Penyebab utama sakit pada kaki kiri adalah kram
otot atu kejang yang biasanya dikenal sebagai “kuda charley”. Kram ini biasanya
akan memicu rasa sakit yang tiba-tiba dan tajam saat otot-otot kaki berkontraksi.
Otot-otot yang mengencang biasanya akan membentuk benjolan keras yang terlihat
di bawah kulit.
Sakit pada kaki kanan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa 3 orang agak
mengalami sakit dengan presentase sebesar 50% dan 3 orang mengalami sakit
dengan presentase sebesar 50%. Penyebabnya bisa saja karena terlalu lama berdiri,
melakukan aktivitas berlebihan, hingga mengangkat beban terlalu lama. Selain
itu,sirkulasi darah yang buruk juga menjadi penyebab sakit pada kaki kanan.
2
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa jurnal yang telah dilakukan oleh penulis mengenai
Analisis Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Ovako Working Analysis System
(Owas) Pada Stasiun Pengepakan Bandela Karet dapat disimpulkan bahwa Terdapat 3
postur kerja di stasiun kerja Pengepakan, yaitu postur 1123, 4273 dan 2333, semua
postur kerja memiliki resiko cedera sebesar 33 % dan postur kerja yang harus segera
diperbaiki segera adalah postur 4273 dan 2333.
4.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi postur kerja,
saran yang peneliti berikan :
2
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, W., & Pratama, A. M. (2012). Analisis postur kerja dengan menggunakan
metode ovako working analysis system (OWAS) pada stasiun pengepakan bandela
karet (studi kasus di PT. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru). SITEKIN: Jurnal
Sains, Teknologi dan Industri, 10(1), 10-18.
Gempur, Santoso. (2004). Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka
Publisher
Grandjean, E. (1986). Fitting the Tasks to the Man: An Ergonomic Approach. Philadelphia:
Taylor & Francis.
Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Halaman 115. Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Halaman 115. Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Sanders, Mark S. And Ernest McCormick. (1992). Human Factors in Engineering and
Design. New York: McGraw Hill Publishing Company Ltd.
Sutalaksana, Iftikar Z. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Halaman 61. MTI ITB, Bandung.
Ulrich, Karl T. (1995). Perancangan dan Pengembangan Produk. Halaman 3, 4, 17, 18.
McGraw-Hill, Inc. New York.
Wignjosoebroto, Sritomo. (1995). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Halaman 54-70.
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Wijaya, Andi. (2008). Analisa Postur Kerja dan Perancangan Alat Bantu untuk Aktifitas
Manual Material Handling Industri Kecil. Juruan Teknik Industri, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2
LAMPIRAN
2
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
ABSTRAK
Proses material handling atau pemindahan barang di PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) di stasiun
kerja pengepakan masih dilakukan secara manual. Operator mengangkat bandela karet seberat 35 kilogram
dari meja pembungkusan untuk dipindahkan ke dalam palet-palet. Hal ini bila berlangsung dalam jangka
waktu lama diduga dapat menyebabkan cedera pada operator. Ovako Work Posture Analysis System
(OWAS) merupakan suatu metode untuk mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja dari operator yang
diamati, meliputi pergerakan tubuh bagian punggung, bahu, tangan dan kaki, termasuk paha, lutut dan
pergelangan kaki. Metode ini cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah system musculoskeletal.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa postur kerja operator pada stasiun kerja pengepakan.
Diketahui terdapat 3 postur kerja: postur kerja satu : 1123, postur kerja dua: 4273 dan postur kerja tiga:
2333. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi postur kerja yang memiliki resiko cedera
musculoskeletal. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa semua postur kerja memiliki resiko
cedera sebesar 33%. Berdasarkan kategori penilaian OWAS maka , diperoleh kategori penilaian: postur kerja
1123-1; postur kerja 4273-4 dan postur kerja 2333-3. Postur kerja 4273 dan 2333 memerlukan perbaikan
secepatnya dengan menggunakan alat bantu pemindahan barang, ring conveyor.
ABSTRACT
Material Handling process at packaging station department in PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) is
still doing manually. Operators have to carry out 35 kilograms crumb rubber from wrapping desk to be
moved and entered into the pallets. This situation, if occurred in a long time, is estimated will causing
damage/injury to the operator. Ovako Work Posture Analysis System is a method to evaluate and analyze
operator’s working posture, which is included back, arms, hands, legs, thigh, knee and ankle. This method
could identify working postures that potentially causing working accident. The aims of this research is to
analyze the operator’s working posture at the wrapping department. There are 3 working postures: working
posture 1: 1123, working posture 2: 4273 and working posture 3: 2333. Another aim of this research is to
identify which working posture that has musculoskeletal damage risk. According to the data processing, it is
known that all working postures have 33 % damage risk but according to OWAS evaluation category, the
value for working posture 1123 is 1; value for working posture 4273 is 4 and value for working posture 2333
is 3. So, it is concluded that working postures that need improvement as soon as possible are working posture
4273 and 2333. It was suggested to arrange ring conveyor as material handling tool.
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
1
Analisis Postur
Postur Kode
Back Arms Legs Load
Kedua Berdiri
tangan dengan >20
Postur 1 1123 tegak
berada di kedua kaki kg
bawah bahu lurus
Berputar
bergerak Satu tangan Bergerak
>20
Postur 2 4273 kesampi berada diatas atau
kg
ng dan bahu berpindah
kedepan
menbun
Berdiri
gkuk Kedua
dengan
kedepan tangan >20
Postur 3 2333 beban berada
atau berada diatas kg
pada salah
kebelak bahu
satu kaki
ang
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
Saran
DAFTAR PUSTAKA
e. Grafik hasil seluruh pengamatan
Gempur, Santoso. (2004). Ergonomi
Manusia, Peralatan dan
Lingkungan. Prestasi Pustaka
Publisher
1
Vol. 10. No. 1, 2012 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri