Dosen Pengampu :
Dessy Laksyana Utami S.Km, M.K.K.K
Disusun Oleh :
1. ALDARIZMA (195050095)
2. PUJI RAHAYU (195050002)
3. M. IRFAN PRADANA (195050087)
4. SITI HALIMAHTUL F (195050021)
5. WULAN PURNAMA SARI (195050009)
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “POSTUR
KERJA/WORKING PASTURE”
Terima kasih kami ucapkan kepada Dessy Laksyana Utami, S.Km, M.K.K.K selaku
dosen pengampu mata kuliah ergonomi dan faal kerja yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................23
4.1 KESIMPULAN...............................................................................................................23
4.2 SARAN...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................24
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam profil masalah kesehatan tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5%
penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan
yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12
kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa gangguan Muskuloskeletal Disorders
4
(MSDs) (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%)
dan gangguan THT (1.5%) (Depkes RI, 2005)
1.4 MANFAAT
1. Penulis dapat mengetahui dan mempelajari berbagai metode postur kerja.
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perbaikan postur kerja
menggunakan metode REBA.
3. Dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai postur tubuh kerja dengan metode
reba.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dilihat dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang
harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang
menerima beban kerja tersebut (Tarwaka dkk, 2004).
Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai rancangan yang
qualified, certified, dan customer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang
simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain, dan desain
final. Ergonomi merupakan ilmu perancangan berbasis manusia (Human Centered
Design). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja menjadi lebih produktif dan
efisien. Menurut Sutalaksana (2011), pada dasarnya ergonomi adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga
orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik yaitu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman.
6
kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong
(acces ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-lain. Ergonomi juga memberikan
peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya:
desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka
dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga (visual display unit station).
7
BAB III
PEMBAHASAAN
8
4. Adduction, yaitu pergerakan ke arah sumbu tengah tubuh (the median
plane).
5. Rotation, yaitu pergerakan perputaran bagian atas lengan atau kaki depan.
6. Pronation, yaitu perputaran bagian tengah (menuju ke dalam) dari anggota
tubuh.
7. Supination, yaitu perputaran ke arah samping (menuju ke luar) dari
anggota tubuh.
Postur kerja menjadi suatu bahan yang menarik untuk dikaji, hal ini terbukti
dengan munculnya berbagai metode analisis postur. Perjalanan metode analisis postur
diawali dengan diaplikasikannya metode OWAS. Pada tahun 1977 metode OWAS
telah diaplikasikan di perusahaan besi baja Ovako Oy Finlandia. Institute of
Occupational Health menganalisis postur seluruh bagian tubuh dengan posisi duduk
dan berdiri (Chaffin, 1991). Tahun 1981, National Institute of Occupational Safety
and Health menemukan metode NIOSH yang mengalisis postur berdasarkan gaya
kompresi yang dihasilkan dan merekomendasikan beban yang aman untuk dikerjakan.
Kemudian pada tahun 1995 muncul metode Rapid Entire Body Assesment (REBA)
dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) pada tahun 1993. Metode RULA
diperkenalkan oleh Dr. Lynn Mc Atamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan
ergonom dari universitas di Nottingham (University of Nottingham’s Institute of
Occupational Ergonomics) (Lueder, 1996). Metode ini menganalisis postur tubuh
bagian atas secara detail (sudut-sudut yang dibentuk oleh postur kerja). Tulisan ini
akan menganalisis dan mengevaluasi metode-metode tersebut dengan
membandingkan input, proses, output, aplikasinya di dunia industri.
9
3.2 PENGARUH POSTUR KERJA TERHADAP MUSCULOSKELETAL
Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yang disebabkan
oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja. Keluhan
musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh
seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan
hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) atau cedera pada system muskuloskeletal. Secara garis besar
keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Tarwaka, 2010):
1 Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
apabila pembebanan dihentikan.
2 Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih
terus berlanjut.
10
manusia menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau over
exertion.
4. Membawa Beban
Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi dari pekerjaan yang dilakukan. Faktor
yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak yang
ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang dibawa
5. Kegiatan Mendorong Beban
Hal yang penting menyangkut kegiatan mendorong beban adalah tinggi
tangan pendorong. Tinggi pegangan antara siku dan bahu selama mendorong
beban dianjurkan dalam kegiatan ini
6. Menarik Beban
Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai metode pemindahan beban,
karena beban sulit untuk dikendalikan dengan anggota tubuh. Beban dengan
mudah akan tergelincir keluar dan melukai pekerjanya.
11
3. Memutar atau miring kesamping
4. Membungkuk dan memutar atau membungkuk kedapan
dan menyamping
Sikap Lengan :
1. Kedua lengan berada dibawah bahu
2. Satu lengan berada pada atau diatas bahu
3. Kedua lengan pada atau diatas bahu
Sikap Kaki :
1. Duduk
2. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
3. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
4. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
5. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
6. Berlutut pada satu atau kedua lutut
7. Berjalan
12
Gambar 3. Klasifikasi Sikap Kaki
Berat Beban :
1. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W = 10 Kg)
2. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg < W ≤ 20 Kg)
3. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W > 20 Kg)
Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja
yang berbahaya bagi para pekerja.
13
C. METODE REBA
Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) digunakan untuk menghitung dan
menganalisis seluruh bagian tubuh manusia.
Metode REBA merupakan metode yang memberikan sistem penilaian aktivitas
otot yang disebabkan oleh postur tubuh yang tetap, dinamis, perubahan yang labil, serta
memberikan tingkat tindakan dengan indikasi darurat.
Berikut adalah range dan score pergerakan bagian tubuh berdasarkan metode
REBA (Rapid Entire Body Assessment):
14
Gambar 3 Range Pergerakan Kaki [1]
15
Gambar 5 Range Pergerakan Lengan Bawah [1]
D. METODE RULA
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode penelitian untuk
menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini dirancang oleh
Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett (1993) yang menyediakan sebuah perhitungan
tingkatan beban muskuluskeletal di dalam sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada
bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota badan bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian
postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan di beri skor yang telah
16
ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk mendeteksi postur kerja
yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk menilai para pekerja dan
mengetahui beban musculoskletal yang kemungkinan menimbulkan gangguan pada
anggota badan atas.
Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor dalam
menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi dijelaskan
oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu :
a. Jumlah pergerakan
b. Kerja otot statik
c. Tenaga/kekuatan
d. Penentuan postur kerja oleh peralatan
e. Waktu kerja tanpa istirahat.
Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan, kerja otot
statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc Atamney dan
Corlett, 1993):
a. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi ketja dengan cepat,
yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang menyebabkan gangguan
pada anggota badan bagian atas.
b. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunaan
tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan otot.
c. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian
ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi.
17
Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk :
a. Mengukur resiko muskuluskeletal, biasanya sebagai bagian dari perbaikan yang
lebih luas dari ergonomi.
b. Membandingkan beban muskuluskeletal antara rancangan stasiun kerja yang
sekarang dengan yang telah dimodifikasi.
c. Mengevaluasi keluaran misalnya produktivitas atau kesesuaian penggunaan
peralatan.
d. Melatih pekerja tentang beban muskuluskeletal yang diakibatkan perbedaan
postur kerja.
Untuk Bagian A, yang terdiri atas bagian Punggung, Leher dan kaki adalah sebagai berikut:
1. Punggung
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam posisi
membungkuk dengan sudut 400 (Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 3 + 1
jika memutar atau miring kesamping = 4)
18
2. Leher
Dari gambar dapat diketahui bahwa pergerakan leher dengan sudut sebesar 40 derajat
terhadap sumbuh tubuh. (Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 2)
3. Kaki (Legs)
Dari gambar dapat diketahui bahwa posisi duduk, dan lutut menekuk dengan sudut
sebesar 38 derajat (Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1+1 kaki tertopang = 2)
19
Adapun Skor REBA untuk Tabel A adalah sebagai berikut :
Untuk bagian B pada Skor REBA terdiri atas Lengan atas, lengan bawah dan pergelangan
tangan.
1. Lengan Atas
Dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan atas ke depan sebesar 35 derajat terhadap
sumbu tubuh. (Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 2+1 posisi lengan abducted = 3)
20
3. Pergelangan Tangan
Dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan kedepan (Flexion) terhadap lengan
bawah termasuk dalam range pergerakan 18 derajat flexion. (Skor REBA untuk pergerakan
pergelangan tangan adalah 2
21
Untuk berat beban dan Coupling adalah 0
Berdasarkan perhitungan Tabel REBA maka didapatlah bahwa skor postur tubuh berdasarkan
metode REBA adalah 3 dengan level tindakan sedang dan perlu diperbaiki.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat di ambil kesimpulan dari
jurnal adalah sebagai berikut :
1. berdasarkan hasil penelitian awal sebelum perbaikan postur kerja telah menghasilkan
postur kerja level 3 level tindakan sedang dan perlu diperbaiki postur kerja untuk
mengurangi resiko kerja.
2. Perhitungan Reba akan diperkuat untuk mengetahui posisi kerja yang termasuk dalam
katagori kerja berat dan sangat perlu berbaikan. dari hasil analisis perhitungan REBA
maka perlu usulan perbaikan sikap kerja pada pekerja pengasahan batu akik. Hal
tersebut perlu dilakukan agar memberikan perbaikan ergonomis bagi postur kerja
pekerja proses pengasahan batu akik
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang berbeda
akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja sebaiknya postur
dilakukan secara alamiah sehingga dapat meminimalisasi timbulnya cidera
muskuloskeletal.
2. Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yang disebabkan oleh
kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja. Keluhan musculoskeletal
adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai
dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
3. Analisis postur kerja untuk meminimalisasi terjadinya cidera pada punggung
(LBP) telah dilakukan dengan berbagai metode, yaitu Metode OWAS, Metode
NIOSH, Metode REBA, Metode RULA. Keempat metode bertujuan untuk
mengidentifikasi postur kerja, menentukan apakah postur yang dilakukan sudah
aman dan nyaman serta memberikan rekomendasi perbaikan postur kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis jurnal didapatkan hasil penelitian awal sebelum
perbaikan postur kerja telah menghasilkan postur kerja level 3 level tindakan
sedang dan perlu diperbaiki postur kerja untuk mengurangi resiko kerja.
4.2 SARAN
1. Peneliti atau penulis diharapkan dapat membedakan dari ke 5 metode postur kerja
tersebut.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.
3. Diharapkan peneliti dapat mengevaluasi pencegahan dari kasus postur kerja yang
tidak sesuai.
23
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Meri. "Identifikasi Postur Kerja Secara Ergonomi Untuk Menghindari Musculoskeletal
Disorders." Semin. Nas. Tek. Ind.[SNTI2017] Lhokseumawe-Aceh (2017): 13-14.
Rinawati, Seviana. "Analisis Risiko Postur Kerja Pada Pekerja Di Bagian Pemilahan Dan
Penimbangan Linen Kotor Rs. X." Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health 1.1
(2016): 39-52.
Pramestari, D. (2017). Analisis postur tubuh pekerja menggunakan metode ovako work posture
analysis system (owas). IKRA-ITH TEKNOLOGI: Jurnal Sains & Teknologi, 1(2), 22-29.
Handika, F. S., & Yuslistyari, E. I. (2020). Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental Operator
Produksi Di Pd. Mitra Sari. Jurnal Intent: Jurnal Industri Dan Teknologi Terpadu, 3(2), 82-89.
Sulaiman, Fahmi, and Yossi Purnama Sari. "Analisis postur kerja pekerja proses pengesahan
batu akik dengan menggunakan metode REBA." Jurnal Optimalisasi 1.1 (2018).
Putra, Widhi Adwitya Setiawan, and Sriyanto Sriyanto. "Analisis Postur Kerja Menggunakan
Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS)(Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja
Transporter)." Industrial Engineering Online Journal 7.2 (2018).
24
Pratiwi, Palupi Adilia, Dzakiyah Widyaningrum, and Mohammad Jufriyanto. "ANALISIS
POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE REBA UNTUK MENGURANGI RISIKO
MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSDs)." PROFISIENSI: Jurnal Program Studi Teknik
Industri 9.2 (2021): 205-214.
Wardani, Laksmi Kusuma. "Evaluasi ergonomi dalam perancangan desain." Dimensi Interior 1.1
(2003): 61-73.
Rochman, Taufiq, Rahmaniyah Dwi Astuti, and Nur Cahyo Saputro. "Perancangan Fasilitas
Fisik Operator SPBU dengan Pendekatan Ergonomi untuk Mengurangi Beban Kerja." Performa:
Media Ilmiah Teknik Industri 9.2 (2010).
SARI, NOVITA. Perbaikan Postur Kerja Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Waktu
Proses Pemahatan di Java Art Stone Yogyakarta. Diss. UAJY, 2014.
25