Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM K3

“PENGUKURAN POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE ROSA”

DOSEN PENGAJAR

dr. Diana Vanda D. Doda, MOHS, AIFM, Ph.D

Mandroy Pangaribuan S.K.M., M.sc

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

Geraldy Wollah 19111101104

Esterfina Rumimpunu 19111101159

Tiara Mitusala 19111101180

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi telah
menyelesaikan laporan kami mengenai kegiatan praktikum yaitu “PENGUKURAN POSTUR
KERJA MENGGUNAKAN METODE ROSA”. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini, selain
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum K3 juga sebagai media pembelajaran bagi kita
semua untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami.
Jika terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini, kami sebagai penulis memohon maaf
yang sebesar besarnya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca, agar kedepannya kami dapat membuat laporan yang jauh lebih baik lagi.

Manado, 10 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5
2.1 Definisi Ergonomi Kerja........................................................................................................5
2.2 Penerapan Ergonomi..............................................................................................................5
2.3 Metode ROSA (Rapid Office Strain Assesment)...................................................................6
2.4 Penilaian Kerja Metode ROSA.............................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................16
METODE PRAKTIKUM..............................................................................................................16
3.1 Waktu Pengukuran...............................................................................................................16
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................................16
3.3 Pengukuran ROSA...............................................................................................................17
BAB IV..........................................................................................................................................22
PENUTUP......................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri,Kondisi kerja yang baik merupakan suatu hak bagi pekerja yang
harus didapatkan. Perusahaan atau pelaku industri harus mampu menyediakan lingkungan
dan kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Kondisi kerja perlu diperhatikan karena sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan kerja untuk semua pekerja. Manusia akan mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila ditunjang dengan kondisi
kerja yang baik. Kondisi kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat
melaksanakan kegiatannya secara optimal,sehat,aman dan nyaman.(Sedarmayanti, 2000).
Setiap pekerjaan mempunyai tingkat risiko yang tidak sama. Pekerjaan manual handling
perlu diberikan perhatian maupun pertimbangan yang lebih banyak dalam penerapannya.
Pekerjaan ini dapat mengakibatkan cedera akibat beban fisik yang diterima pekerja. Banyak
cedera yang dialami oleh para pekerja karena pengaplikasian pekerjaan yang salah atau
pengerahan tenaga dalam kurun waktu yang lama (Tarwaka, 2019). Bahaya sikap dan cara
kerja yang tidak sesuai akan menimbulkan masalah kesehatan maupun masalah dalam
kecelakaan kerja. Masalah ini dapat berakibat pada penyakit akibat kerja hingga penurunan
produktivitas pekerja. Maka, agar suatu pekerjaan tidak menimbulkan risiko bahaya,
diperlukan adanya penilaian tingkat risiko. Penilaian tingkat risiko ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi gangguan muskuloskeletal dengan menggunakan metode penilaian risiko
ergonomi (Martaleo, 2012).
Penilaian risiko dalam menilai resiko ergonomi di tempat kerja terdapat banyak metode
dengan alat ukur yang bervariasi. Salah satu metode adalah Rapid Office Strain Assessment
(ROSA). Rapid Office Strain Assessment (ROSA) merupakan salah satu metode pada office
ergonomics, dimana nilai akhir dirancang untuk mengukur risiko terkait dengan penggunaan
komputer serta untuk menetapkan tingkat tindakan perubahan berdasarkan laporan dari
ketidaknyamanan pekerja (Sonne, et.al, 2012). Dalam metode ini penilaian dilakukan dengan
menganalisa postur (yang di-capture dalam kamera) yang penilaian dilakukan dengan
mengisi checklist, seperti penggunaan checklist pada ROSA. Tujuan dari penilaian ergonomi

3
ini adalah sebagai screening tools untuk mengidentifikasi prioritas pengendalian ergonomi di
tempat kerja.
Di dalam metode ROSA sistem penilaian dibagi menjadi 3 section yaitu section A, B dan
C dimana section A terdiri dari ketinggian kursi, kedalaman dudukan atau pan depth,
sandaran tangan dan back support, section B terdiri dari monitor dan telephone, sedangkan
section C terdiri dari mouse dan keyboard.
1.2 Tujuan Penulisan
Mahasiswa/i mampu mengukur dan memberi penilaian pada postur kerja menggunakan
metode pengukuran ROSA (Rapid Office Strain Assessment).
1.3 Manfaat Penulisan
Menambah referensi dan informasi untuk mahasiswa/i pada program studi kesehatan
masyarakat berkaitan dengan pengukuran postur kerja menggunakan metode pengukuran
ROSA (Rapid Office Strain Assessment).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ergonomi Kerja
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan
ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Menurut Manuba, ergonomi adalah
"Ilmu" atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia
pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman
dan efisien (Manuaba, A., 1981). Sedangkan menurut Sama'mur, ergonomi adalah ilmu serta
penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang
atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya
melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma'mur, 1987). Ada pula pendapat
Nurmianto yaitu ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan
kenyamanan di lingkungan kerja Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara
lengkap.
Tujuan Ergonomi
Beberapa tujuan penerapan ergonomi yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, yaitu dengan meminimalisir beban kerja
tambahan baik fisik dan mental, mencegah penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, serta
meningkatkan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial, yaitu melalui peningkatan kualitas kontak sesama
pekerja, pengorganisasian yang lebih baik, serta budaya organisasi yang lebih baik di
tempat kerja.
3. Berkontribusi dalam keseimbangan rasional antar aspek-aspek, seperti teknik, ekonomi,
antropologi, dan budaya dari sistem manusia-mesin dengan tujuan efektivitas dan
efisiensi sistem manusia-mesin.
2.2 Penerapan Ergonomi
Studi tentang waktu dan gerakan dilakukan oleh Taylor pada tahun 1880-an, sedangkan
Gilberth pada tahun 1890-an. Pada Perang Dunia I, ilmu ergonomi digunakan untuk
optimalisasi hubungan antar produk dengan manusia. Di Amerika telah dilakukan
eksperimen oleh Hawthorne Works of Western Electric mengenai ergonomi pada tahun 1924
1930 yang dikenal sebagai "Hawthorne Effects" (Efek Hawthorne). Hasil dari eksperimen
tersebut memberikan ide suatu konsep baru terhadap motivasi di lingkungan kerja dan

5
menunjukkan suatu hubungan fisik secara langsung antara manusia dengan mesin. Kemajuan
di bidang ergonomi semakin dirasakan setelah era Perang Dunia II yang terbukti melalui
fakta bahwa banyak perusahaan produksi senjata perang yang dalam produksinya
menggunakan peralatan yang sesuai agar dapat memotivasi pekerja serta meningkatkan
efektivitas kerja. Ergonomi diterapkan dalam beberapa aspek kerja. Penerapan tersebut dapat
dilakukan pada posisi kerja, proses bekerja, tata letak tempat kerja (layout), serta cara
mengangkat beban.
1. Posisi Kerja
Posisi kerja terdiri dari posisi duduk yaitu posisi stabil selama bekerja, serta dimana kaki
tidak terbebani oleh berat tubuh. Dan posisi berdiri yaitu posisi dimana tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Pekerja dapat menggapai alat kerja dari posisi mereka bekerja dengan
mempertimbangkan antropometri dari pekerja.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Saat bekerja, visual display pada lingkungan kerja harus terlihat dengan jelas.
Penggunaan simbol-simbol internasional berkaitan dengan lingkungan kerja dapat
digunakan untuk mengurangi jenis visual display yang menggunakan terlalu banyak kata.
4. Mengangkat Beban
Terdapat banyak hal dalam mengangkat beban yaitu secara manual yang dilakukan
dengan menggunakan kepala, bahu, tangan, maupun punggung sebagai tumpuan beban.
Beban yang terlalu berat atau berlebihan dapat mengkibatkan adanya gangguan atau
resiko cidera pada tulang belakang, persendian, maupun jaringan otot apabila dilakukan
secara terus menerus.
2.3 Metode ROSA (Rapid Office Strain Assesment)
ROSA merupakan salah satu metode pada office ergonomics, dimana penilaiannnya
dirancang untuk mengukur resiko yang terkait dengan penggunaan komputer serta untuk
menetapkan tingkat tindakan perubahan berdasarkan laporan dari ketidaknyamanan pekerja.
(Sonne dkk., 2012).
Dalam metode ini penilaian dilakukan dengan menganalisa postur (yang di-capture dalam
kamera) yang penilaian dilakukan dengan mengisi checklist, seperti penggunaan checklist

6
pada ROSA. Tujuan dari penilaian ergonomi ini adalah sebagai screening tools untuk
mengidentifikasi prioritas pengendalian ergonomi di tempat kerja.
Faktor-faktor risiko dari penggunaan komputer dibedakan dalam beberapa bagian antara
lain kursi, monitor, telepon, mouse dan keyboard. Faktor-faktor risiko tersebut diberi nilai
yang meningkat dari 1 sampai 3.
Nilai skor Section A,B dan C kemudian ditambah dengan nilai skor durasi untuk
mendapatkan nilai total skor kursi. Adapun ketentuan nilai skor durasi sebagai berikut:
1. Jika bekerja terus menerus dilaksanakan kurang dari 30 menit atau kurang dari satu
jam/hari maka skor total section A,B,C – 1.
2. Jika bekerja terus menerus dilaksanakan antara 30 menit – 1 jam atau 1 – 4 jam dalam
sehari, maka skor total section A,B,C + 0.
3. Jika bekerja secara terus menerus lebih dari 1 jam atau lebih dari 4 jam/hari, maka skor
total section A + 1. 4. Menentukan Final skor ROSA.
Menentukan tingkat level risiko dengan Metode ROSA dapat dilihat pada Tabel.1 berikut
ini:
No Nilai Tingkat Risiko Tindakan
1 1-2 Rendah Faktor risiko relatif rendah dan dianggap masih diterima
2 3-4 Sedang Diperlukan analisis lebih lanjut dan perubahan mungkin
diperlukan
3 5-7 Tinggi Analisa lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan segera
4 8-10 Sangat Tinggi Analisa lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan sangat segera
Table 1 Level Risiko Metode ROSA (Permenaker No. 5 th 2018

2.4 Penilaian Kerja Metode ROSA


Penilaian Metode ROSA dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Penilaian A, terdiri dari tinggi kursi, kedalaman dudukan kursi, sandaran tangan, dan
posisi sandaran punggung.
b. Penilaian B, yaitu perangkat monitor dan telepon.
c. Penilaian C, yiatu perangkat mouse dan keyboard
Setiap penyimpangan pada postur tubuh yang netral akan ditambahkan nilai 1 (satu)
pada nilai di setiap bidang yang mengalami perubahan postur tubuh normal:

7
Langkah-Langkah Skoring pada ROSA
1. Penilaian Kursi/Tempat Duduk (Section A)
a. Penilaian Tinggi Kursi dan Pan Depth (Dudukan Kursi)

Deskripsi Gambar Untuk Lebar Dudukan/ Pan Depth (Dari Kiri ke


Skor
Kanan)
Deskripsi Gambar Untuk Tinggi Kursi/Chair Height (Dari Kiri ke  Skor
Kanan)
Jarak antara lutut dan ujung kursi sekitar 7,62 cm Skor 1
Lutut membentuk  90o Skor : 1
Dudukan kursi terlalu panjang ke depan (jarak antara
Kursi terlalu rendah, Lutut membentuk sudut < 90 o lutut ke Skor : 2
Skor 2
permukaan dudukan kursi kurang dari 7,62 cm)
Kursi terlalu tinggi, Lutut membentuk sudut > 90 o
Skor : 2
Kaki tidak menapak ke lantai Skor : 3
Dudukan kursi terlalu sempit (jarak antara lutut ke permukaan dudukan
Tempat duduk sempit dan tidak leluasa, sehingga memaksa kaki untuk  Skor 2
Ditambahkan +1
kursi lebih dari 7,62 cm)
menekuk.
Kursi tidak dapat di-adjust (diatur) untuk menyesuaikan tinggi kaki
Kursi tidak dapat di-adjust (diatur) untuk menyesuaikan dudukan kursi Ditambahkan +1
Ditambahkan +1

b. Penilaian arm rest (sandaran lengan) dan back support (sandaran punggung).

8
Deskripsi Gambar untuk Arm Rest (Sandaran Lengan) Skor
Siku tersangga dengan baik, rileks, dan sejajar dengan bahu. Skor 1
Siku terlalu tinggi, bahu terangkat/terlalu turun atau tidak adanya
Skor 2
penyangga lengan.
Penyangga terlalu keras atau mudah rusak Ditambahkan +1
Penyangga lengan terlalu lebar Ditambahkan +1
Sandaran tangan tidak dapat di-adjust (diatur) untuk menyesuaikan
Ditambahkan +1
tinggi kaki

9
Deskripsi Sandaran Punggung Skor

Sandaran punggung menyangga keseluruhan punggung dan tulang


Skor 1
belakang dengan baik, sandaran punggung berkisar antara 95o dan 110o

Tidak terdapat sandaran tulang belakang, atau sandaran hanya


Skor 2
menyangga sebagian punggung
Sudut yang dibentuk sandaran kursi melebihi 110o atau sudut kursi
Skor 2
terlalu maju ke depan, kurang dari 95o
Tidak ada sandaran punggung sama sekali atau posisi pekerja bersandar
Skor 2
ke depan.
Permukaan meja terlalu tinggi (bahu terangkat) Ditambahkan +1

Skor dalam tabel A adalah 4. Skor ini masih harus ditambah skor durasi dengan ketentuan
sebagai berikut :
Untuk mendapatkan nilai Total Kursi (chair score) harus ditambahkan dengan skor durasi
penggunaan kursi. Skor durasi diisi dengan ketentuan sebagai berikut :
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan kurang dari 30 menit atau kurang dari 1 jam per-
hari maka skor total section A dikurangi 1
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan antara 30 menit – 1 jam atau 1 – 4 jam dalam
sehari, maka skor total section A +0
 Jika bekerja terus menerus lebih dari 1 jam atau lebih dari 4 jam perhari, maka skor total
section +1
Chair Score =  Skor Section A + Skor Durasi

10
2. Menghitung section B : Penilaian Telepon dan Monitor

Deskripsi Posisi dan Monitor Skor


Jarak antara pekerja dengan monitor sepanjang lengan
Skor 1
(40 – 75 cm), eye level.

Monitor terlalu rendah, membentuk sudut < 30o Skor 2


Jika jarak terlalu jauh ditambahkan +1
Monitor terlalu tinggi (Leher terpaksa melihat ke atas
Skor 3
(extension)
Leher berputar lebih dari 30o Ditambahkan +1
Terdapat pantulan cahaya ke layar monitor Ditambahkan +1
Tidak memiliki document holder Ditambahkan +1
Setelah menentukan skor monitor, tambahkan juga skor durasi. Ketentuan skor durasi adalah
sebagai berikut :
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan kurang dari 30 menit atau kurang dari 1 jam per-
hari maka skor total section A dikurangi 1
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan antara 30 menit – 1 jam atau 1 – 4 jam dalam
sehari, maka skor total section A +0

11
 Jika bekerja terus menerus lebih dari 1 jam atau lebih dari 4 jam perhari, maka skor total
section +1
Deskripsi Posisi dan Telepon Skor
Menelepon dengan menggunakan headset atau mengangkat telepon
Skor 1
dengan satu tangan postur leher netral dan nyaman
Jarak telepon dengan pekerja terlalu jauh (lebih dari 30 cm) Skor 2
Menelepon dengan penopang leher dan bahu Ditambahkan +2
Tangan tidak bebas menggenggam telepon. Ditambahkan +1
Setelah menentukan skor monitor, tambahkan juga skor durasi. Ketentuan skor durasi adalah
sebagai berikut :
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan kurang dari 30 menit atau kurang dari 1 jam per-
hari maka skor total section A dikurangi 1
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan antara 30 menit – 1 jam atau 1 – 4 jam dalam
sehari, maka skor total section A +0
 Jika bekerja terus menerus lebih dari 1 jam atau lebih dari 4 jam perhari, maka skor total
section +1
Setelah skor monitor+durasi dan telepon+durasi didapatkan, masukan dalam tabel section B.

3. Menghitung Section C

12
Deskripsi Penilaian Mouse Skor
Mouse sejajar bahu Skor 1
Letak mouse agak jauh, perlu effort untuk meraihnya. Skor 2
Letak mouse dengan keyboard tidak dalam satu permukaan Skor ditambahkan +2
Genggaman mouse menekuk Ditambahkan +1
Terdapat palmrest (sandaran) mouse Ditambahkan +1
Setelah menentukan skor mouse, tambahkan juga skor durasi. Ketentuan skor durasi adalah
sebagai berikut :
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan kurang dari 30 menit atau kurang dari 1 jam per-
hari maka skor total section A dikurangi 1
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan antara 30 menit – 1 jam atau 1 – 4 jam dalam
sehari, maka skor total section A +0
 Jika bekerja terus menerus lebih dari 1 jam atau lebih dari 4 jam perhari, maka skor total
section +1
Deskripsi Skor
Pergelangan lurus, bahu rileks Skor 1
Pergelangan terangkat <15o dan sudut keyboard terlalu miring Skor 2 
Tangan berdeviasi (miring) Ditambahkan +1

13
Keyboard terlalu tinggi, bahu terangkat) Ditambahkan +1
Posisi Keyboard di atas melebihi kepala (terlalu tinggi) Ditambahkan +1
Permukaan meja dapat diatur (adjustable) Ditambahkan +1
Setelah menentukan skor mouse, tambahkan juga skor durasi. Ketentuan skor durasi adalah
sebagai berikut :
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan kurang dari 30 menit atau kurang dari 1 jam per-
hari maka skor total section A dikurangi 1
 Jika bekerja terus menerus dilaksanakan antara 30 menit – 1 jam atau 1 – 4 jam dalam
sehari, maka skor total section A +0
 Jika bekerja terus menerus lebih dari 1 jam atau lebih dari 4 jam perhari, maka skor total
section +1
Setelah skor mouse+durasi dan keyboard+durasi didapatkan, masukan dalam tabel section C.

4. Menentukan Score Monitor dan Periferal


Setelah mendapatkan score B (Monitor dan Telepon) dan Score C (Mouse dan Keyboard),
langkah selanjutnya adalah menentukan score monitor dan periferal dengan menggunakan tabel
berikut :

14
5. Menentukan final Score ROSA
Final Score dari metode ROSA didapatkan dengan menggunakan tabel di bawah ini (Yaitu dengan
menggabungkan nilai monitor dan periferal serta Chair Score) :

6. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan Acuan penilaian ROSA untuk mengetahui tingkat
risiko yang terjadi. Menentukan tingkat level risiko dengan Metode ROSA dapat dilihat pada
Tabel.1 berikut ini:
No Nilai Tingkat Risiko Tindakan
1 1-2 Rendah Faktor risiko relatif rendah dan dianggap masih diterima
2 3-4 Sedang Diperlukan analisis lebih lanjut dan perubahan mungkin
diperlukan
3 5-7 Tinggi Analisa lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan segera

15
4 8-10 Sangat Tinggi Analisa lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan sangat segera

16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Pengukuran
11-11-2022
3.2 Alat dan Bahan
- Handphone
- Laptop
Pengukuran Posisi Pekerja dalam Mengecat

16
3.3 Pengukuran ROSA
1. Section A: Penilaian Kursi
a. Penilaian tinggi kursi dan pan depth

b. Penilaian arm rest (sandaran lengan) dan back support (sandaran punggung).

17
2

Score Section A= Chair Score+Durasi


Score Section A=2+1=3
2. Section B (Penilaian Monitor dan Telephone)

1 3

Skor Monitor + Durasi = 2+1 = 3


Skor Telepon+Durasi = 0

18
Skor Section B= 2
3. Section C (Penilaian Keyboard dan Mouse)

2 1

Skor Mouse + Durasi = 1+1 = 2


Skor Keyboard + Durasi = (2+1)+1 = 4

19
Skor Section C = 4
4. Skor Periferal (Section B&C)

Skor Periferal = 4
5. Skor ROSA

Hasil Skor ROSA = 4

20
No Nilai Tingkat Risiko Tindakan
1 1-2 Rendah Faktor risiko relatif rendah dan dianggap masih diterima
2 3-4 Sedang Diperlukan analisis lebih lanjut dan perubahan mungkin
diperlukan
3 5-7 Tinggi Analisa lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan segera
4 8-10 Sangat Tinggi Analisa lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan sangat segera
Berdasarkan hasil pengukuran ROSA yang dilakukan pada pekerja, pekerjaan tersebut memiliki
risiko yang sedang, yaitu diperlukan analisis lebih lanjut dan perubahan mungkin diperlukan.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam pengukuran dengan metode ROSA pada pekerja didapatkan bahwa hasil termasuk
ke dalam kategori sedang yang berarti perlu dilakukan analisis lebih lanjut dan mungkin
perlu adanya perubahan. Hal tersebut perlu dilakukan dikarenakan metode ROSA
merupakan metode penilaian ergonomi yang dilakukan secara cepat dan juga penilaian
dalam ROSA hanya mempertimbangkan faktor fisik dalam pekerjaan saja, padahal masih
ada faktor lain, seperti faktor lingkungan, psikososial, dan organisasi kerja.

22
DAFTAR PUSTAKA

Restuputri, Dian. Masudin, Ilyas. dkk. 2022. Ergonomi Industri Pendekatan Rekayasa
Manusia. Penerbit: Universitas Muhammadiyah Malang. [ONLINE]
Elisya T. 2021. Analisis Postur Kerja Karyawan Kantor Pada Pt Caterpillar Indonesia
Batam. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Teknik dan Komputer. Batam: Universitas
Putra.
Ilman Ahmad., dkk. Rancangan Perbaikan Sistem Kerja denganMetode Quick Exposure
Check (QEC) di Bengkel Sepatu X di Cibaduyut. Jurnal Online Institut Teknologi
Nasional 2,2.
Cut Ita Erliana, and Munadya ZaphiraMunadya Zaphira (2019). Analisis Postur Kerja Untuk
Mengurangi Tingkat Risiko Kerja Menggunakan Metode Rapid Office Strain Assessment
(ROSA). Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)

23

Anda mungkin juga menyukai