ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis postur kerja yang bersifat statis dan repetitive
untuk mengurangi risiko musculoskeletal disorders operator pada proses pembuatan pipa. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis sikap dan posisi kerja adalah metode
Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Metode RULA digunakan untuk mengestimasi terjadinya
gangguan musculoskeletal, sedangkan untuk analisis keluhan subjektif digunakan kuesioner Nordic
Body Map (NBM). Berdasarkan pengamatan menggunakan kuesioner NBM ditemukan bahwa pekerja
mengeluhkan agak sakit sebanyak 80% pada bahu kanan dan 60% pada siku kanan. Selain itu, 50%
pekerja mengeluhkan rasa sakit pada punggung dan 40% pada pinggang, serta 10% dari para
pekerja mengeluhkan rasa sakit sekali pada siku kiri dan kanan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dari tujuh kegiatan yang diteliti terdapat lima kegiatan yang memiliki level risiko rendah (low)
dan dua kegiatan yang memiliki level risiko medium. Penelitian mengusulkan perbaikan pada dua
postur tersebut dengan prioritas pada postur proses Dimensional & Visual Inspection dan End
Shearing.
Kata kunci: Musculoskeletal Disorders, Nordic Body Map (NBM), Posturkerja, Rapid Upper Limb
Assessment (RULA)
ABSTRACT
This study aimed to analyze the static working postures and repetitive to reduce the risk of
musculoskeletal disorders pipeline workers in the manufacturing process. In this study, the method
used to analyze the attitudes and positions of work are methods Rapid Upper Limb Assessment
(RULA). RULA methods used to estimate the occurrence of musculoskeletal disorders, whereas for
the analysis of subjective complaints questionnaire used Nordic Body Map (NBM). Based on the
observations using a questionnaire NBM found that workers complain a bit sick as much as 80% on
the right shoulder and 60% on the right elbow. In addition, 50% of workers complain of back pain
and 40% at the waist, as well as 10% of workers complain of pain once on the left and right elbow.
The results of this study showed that from the seven activities surveyed, there are five activities that
have a low risk level (low) and two activities that have a medium risk level. The study proposes
improvements to the two postures with priority on the posture Dimensional & Visual Inspection and
End Shearing.
Keywords: Musculoskeletal Disorders, Nordic Body Map (NBM), Posturkerja, Rapid Upper Limb
Assessment (RULA)
ergonomisnya. Hal ini mengakibatkan Nordic Body Map adalah kuesioner untuk
banyaknya keluhan yang dialami pekerja pada identifikasi risiko. Kuesioner Nordic Body
bagian tubuhnya (Nugraha, Astuti, &Rahman, Map adalah alat yang digunakan untuk
2013). mengetahui gangguan kesehatan MSDs
Keluhan yang sebagian besar terjadi berdasarkan keluhan pekerja terhadap keluhan
karena kelelahan akibat beban statis selama pada 27 bagian otot yang dirasakan sakit pada
proses bekerja. Selain itu, prosedur kerja dan jenis tingkatan keluhan, kelelahan atau
perancangan fasilitas kerja yang kurang kesakitan (dari rasa tidak sakit sampai dengan
ergonomis memberikan dampak pada hasil sangat sakit) (Karwowski, W., 2006).
produktivitas kerja yang tidak optimal dan Berdasarkan hasil kuesioner Nordic
berpotensi menimbulkan cidera pada bagian Body Map yang diberikan pada operator
tubuh tertentu akibat aktivitas kerja yang tidak pembuatan pipa, diketahui bahwa Operator
seimbang dengan keterbatasan manusia mengeluhkan sakit sekali pada siku kiri dan
(Susihono W., 2009). siku kanan, Operator mengeluhkan sakit pada
Salah satu gejala umum yang timbul punggung dan pinggang, dan Operator
akibat kerja adalah gangguan musculoskeletal. mengeluhkan agak sakit sebanyak pada bahu
Gangguan musculoskeletal adalah keluhan kanan dan siku kanan.
pada bagian-bagian otot skeletal yang Kondisi tersebut apabila dibiarkan
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan secara terus-menerus dalam jangka panjang
sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot akan berpotensi menimbulkan cidera atau
menerima beban statis secara repetitif dan nyeri punggung (low back pain) terhadap
dalam waktu yang lama, akan dapat operator. Untuk mengurangi potensi cidera
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada dan bahaya yang terjadi, harus segera
sendi, ligamen, dan tendon. Keluhan hingga dilakukan perbaikan metode kerja
kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan perancangan fasilitas
dengan gangguan musculoskeletal disorders Perbaikan kerja dapat dilakukan
(MSDs) (Tarwaka, Solichul, Bakri & melalui beberapa penilaian. Penelitian ini
Sudiajeng, 2004). menggunakan metode penilaian Rapid Upper
Menurut Bridger (2003), ada beberapa Limb Assessment (RULA). RULA merupakan
faktor utama yang mempengaruhi timbulnya salah satu metode penilaian risiko ergonomic
gejala MSDs, yaitu Kemampuan Individu, terhadap timbulnya MSDs (McAtemney &
Postur Tubuh, Gerakan Berulang, dan Durasi Corlett, 1993).
Kerja. RULA menyediakan sebuah
Postur dan pergerakan memegang perhitungan yang mudah terhadap tingkat
peranan penting dalam ergonomic. Postur musculoskeletal loads dari pekerjaan dimana
janggal adalah posisi bagian tubuh yang operator memiliki risiko dari beban leher dan
menyimpang dari posisi netralnya. Postur anggota bagian atas. Metode ini juga
janggal berhubungan dengan deviasi tulang memberikan sebuah nilai tunggal sebagai
sendi dari posisi netralnya yang menyebabkan “potret” dari pekerjaan tersebut yang
posisi tubuh menjadi tidak simetris sehingga mencakup postur kerja, beban, dan pergerakan
membebani sistem otot rangka sebagai menetap (static work). Risiko dihitung dengan
penyangga tubuh (Bridger, 2009). interval 1 (paling rendah) hingga 7 (paling
Postur kerja statis juga termasuk tinggi). Nilai ini dikelompokkan kedalam
postur janggal jika dilakukan dalam waktu empat level yang memberikan sebuah indikasi
yang lama. Postur kerja statis meningkatkan dari susuanan waktu yang akan diajukan
risiko low back pain dan hernia pada diskus. pengendalian terhadap risiko yang ada.
Sering membungkuk dan berputar yang
berhubungan dengan aktivitas mengangkat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
juga dapat menyebabkan cidera sehingga a. Mengetahui nilai RULA setiap kegiatan
memicu low back pain (Levy & Wegman, yang bersifat statis dan berulang pada
2000) proses pembuatan pipa
b. Mengetahui kegiatan yang menjadi
prioritas perbaikan
c. Mendapatkan usulan perbaikan postur kerja 1. Memilih postur-postur yang akan dinilai
yang aman bagi para pekerja 2. Memberikan nilai pada postur
menggunakan lembar penilaian, diagram
METODE bagian tubuh dan tabel
Dalam melakukan penilaian postur 3. Merubah nilai yang dihasilkan tersebut
tubuh dari operator, penelitian ini menjadi salah satu dari 4 action level untuk
menggunakan RULA worksheet untuk menilai menganalisis gambaran tingkat risiko
tingkat risiko dar aktivitas penggunaan mesin MSDs.
dalam pembuatan pipa. Adapun proses
pengunaan RULA dapat dijelaskan ke dalam Adapun variabel-variabel yang digunakan
tiga (3) tahap (Stanton, Hedge, Brookhius, dapat dilihat pada Tabel 1.
Salas & Hendrick, 2005), yakni:
12
10
0
Sakit Sekali
Sakit di bahu kiri
Sakit
Agak Sakit
Tidak Sakit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Total Penilaian Nordic Body Map Gambar 4. Postur kerja pada proses
25
20
Uncoiling dan Levelling (P.1)
15
10
Rangkuman nilai dan nilai akhir RULA
5
kanan
pergelangan tangan serta nilai akhir dari
leher, punggung, dan kaki diproses untuk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mempertahankan gerakan dengan model 4. Hasil penelitian postur kerja pada proses
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5. Jointing (P.3)
Proses Jointing merupakan proses yang
dilakukan untuk menyambungkan ujung
coil yang satu dengan ujung coil
berikutnya dengan menggunakan teknik
pengelasan Electric Resistance Welding
(ERW). Dalam melakukan proses ini,
operator mempertahankan gerakan dengan
model P.3. seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 5. Proses End Shearing Model Rincian nilai dan penilaian RULA dapat
P.2. dilihat pada Tabel 6.
Rincian nilai dan penilaian RULA dapat
dilihat seperti pada Tabel 4.
Tabel 11. Grand Score RULA Model P.5. Grand Score RULA model P.6. dapat dilihat
seperti pada Tabel 13. Dari hasil penilaian
grand score model P.7, diperoleh level risiko
aktivitas ini pada skala medium yang
membutuhkan investigasi lebih lanjut dan
perubahan metode gerakan.
Tabel 15. Grand Score RULA Model P.6. 1. Rekayasa Teknik, yang meliputi:
a. Eliminasi, dengan menghilangkan
sumber bahaya yang ada
b. Substitusi, dengan mengganti alat
lama dengan alat baru yang aman,
Dimensional and Visual Inspection dan Levy, B., & Wegman, D. (2000).
End Shearing. Occupational Health: Recognizing and
3. Usulan perbaikan diberikan untuk Preventing Work Related Disease and
memberikan ruang bagi para pekerja untuk Injury, Fourth Edition. Philadelphia:
bergerak dan menurunkan tingkat risiko Lippincott Williams and Wilkins.
gangguan musculoskeletal seperti low back McAtemney, L., & Corlett, E. (1993). RULA:
pain. Usulan perbaikan untuk kegiatan a Survey Method for the Investigation of
Dimensional and Visual Inspection adalah Work Related Upper Limb Disorders.
perubahan posisi punggung menjadi Applied Ergonomic, Vol. 24 No. 2 pp. 91-
rentang 0º - 20º dan posisi lengan atas 99.
menjadi rentang 10º-20º. Perbaikan pada Nugraha, H. A., Astuti, M., & Rahman, A.
kegiatan End Shearing adalah perbaikan (2013). Analisis Perbaikan Postur Kerja
posisi punggung menjadi rentang 0º-20º, Operator Mengunakan Metode RULA
posisi leher menjadi rentang 10º-20º, dan untuk Mengurangi Resiko
posisi lengan atas menjadi rentang 20º-45º. Musculoskeletal Disordersi. Jurnal
Namun, perbaikan ini harus Teknik Industri Universitas Brawijaya.
mempertimbangkan waktu yang diperlukan 229-240.
operator dalam menyesuaikan prosedur Stanton, N., Hedge, A., Brookhuis, K., Salas,
baru karena perubahan metode dan cara E., & Hendrick, H. (2005). Handbook of
kerja akan memerlukan waktu Human Factor and Ergonomics Methods,
pembelajaran yang cukup sehingga Boca Raton: CRC Press
kebiasaan yang dikatakan nyaman dapat Susihono, W. (2009). Rancangan Ulang Mesin
diubah mengarah pada ergonomi yang Pemotong Singkong Semi Otomatis
sebenarnya, bukan nyaman karena dengan Memperhatikan Aspek-Aspek
kebiasaan Ergonomis Kerja. Proceeding Seminar
Nasional Aplikasi Program K3 dan
DAFTAR PUSTAKA Ergonomi di Tempat Kerja (pp. A12-1 s/d
Bridger, R.S. (2003). Introduction to A12-10). Medan: Universitas Sumatera
Ergonomics, International Edition, Utara.
Singapore: McGraw-Hill Book Cop. Tarwaka, Solichul, H., Bakrie, & Sudiajeng, L.
Bridger, R.S. (2009). Introduction to (2004). Ergonomi untuk Kesehatan
Ergonomics, 3rd edition, USA : CRC Keselamatan dan Produktivitas.
Press Surakarta:UNIBA Press
Karwowski, W. (2006). International
Encyclopedia of Ergonomics and Human
Factor, Second Edition. USA:CRC Press
.