Anda di halaman 1dari 4

Judul Jurnal : Work Posture Analysis of Manual Material Handling Using OWAS Method

Penulis : (1) M. Arip Wahyudi


(2) Wike A.P.
(3) Dania
(4) Rizky L.R. Silalahi
Nama Jurnal : The 2014 International Conference on Agro-industry (ICoA): Competitive and
sustainable Agro-industry for Human Welfare
Tanggal Terbit : 2015
Doi : 10.1016/j.aaspro.2015.01.038

Deskripsi Singkat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko postur kerja dan memberikan rekomendasi
perbaikan pada pabrik kecil keripik jagung. NBM questionnaire digunakan untuk mengetahui keluhan pekerja
yang ditemui dari pekerjaan yang mereka miliki selesai. Metode OWAS dilakukan dengan software Win
OWAS, melibatkan enam pekerja dan 31 postur kerja. NBM menunjukkan bahwa pekerja menahan rasa sakit
pada leher, punggung, tangan, dan kaki mereka selama dan setelah bekerja. 42%, 6%, 26%, dan 26% aktivitas
masing-masing berada pada kategori 1, kategori 2, kategori 3, dan kategori 4.

Latar Belakang
UKM Jaya Barokah Sentosa merupakan pabrik kecil produk keripik jagung dengan kapasitas produksi harian
800 kg. Sebagian besar kegiatan material handling dilakukan secara manual oleh pekerja, meskipun ada juga
yang dilakukan secara semi otomatis dengan menggunakan alat atau mesin. Kegiatan material handling yang
dilakukan berulang-ulang dalam rentang waktu yang lama akan menimbulkan risiko gangguan muskuloskeletal.
Hal tersebut dapat ditemukan di UKM Jaya Barokah Sentosa seperti yang dialami oleh para pekerja, seperti
rasa pegal pada leher, punggung, tangan, dan kaki. Keluhan para pekerja tersebut dapat disebabkan oleh postur
kerja mereka saat bekerja.
Salah satu metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis postur kerja untuk memastikan keamanan dan
kenyamanan dalam bekerja adalah Ovako Work Posture Analysis System (OWAS). OWAS adalah metode
sederhana untuk memverifikasi tingkat keselamatan yang terkait dengan postur kerja, dan untuk mengevaluasi
tingkat risiko yang mengarah pada tindakan korektif (Caputoet al., 2006). Metode OWAS dapat mendefinisikan
pergerakan seluruh bagian tubuh dan dapat merekomendasikan sugesti untuk rasa aman dan nyaman saat
bekerja. Selain itu, metode OWAS akan lebih cocok untuk pemeriksaan manual material handling. Hal ini
dikarenakan metode OWAS dapat langsung mengukur dan memeriksa saat pekerja melakukan material
handling secara manual sebagaimana sebagian besar kegiatan di UKM Jaya Barokah Sentosa

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang harus akurat dan
mampu mendukung analisis data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengidentifikasi keluhan muskuloskeletal dari pekerja.
2. Kamera digital untuk merekam postur kerja para pekerja saat melakukan material handling manual.
3. Body height meter untuk mengukur tinggi badan pekerja.
4. Timbangan berat badan untuk mengukur berat badan pekerja.
5. Lembar kerja OWAS untuk menilai semua postur kerja pekerja.
6. Perangkat lunak WinOWAS untuk menganalisis dan mengkategorikan risiko postur kerja

Metode Penelitian
1. Penilaian Nordic Body Map (NBM)
Nordic Body Map (NBM) adalah peta tubuh yang dapat mengidentifikasi bagian otot atau persendian yang
menimbulkan keluhan dari pekerja. NBM membagi bagian-bagian tubuh menjadi penomoran dari 0 sampai
27 yang meliputi leher hingga kaki. Kuesioner NBM diberikan dan diisi oleh enam pekerja yang bekerja di
pabrik.
2. Analisis OWAS
- Rekam gambar postur kerja yang akan dianalisis.
- Mengklasifikasikan dan menilai postur untuk setiap pekerjaan yang diperiksa, termasuk punggung,
lengan, kaki, dan beban. Klasifikasi postur yang akan dianalisis pada metode OWAS adalah punggung,
lengan, kaki, dan beban (Wijaya, 2008 dalam Anggraini dan Pratama, 2010).
- Hitung skor postur kerja dengan tabel OWAS.
- Mengkategorikan skor OWAS 1)
Kategori 1 : Tidak perlu dilakukan perbaikan,
Kategori 2 : Perlu dilakukan perbaikan dalam jangka Panjang
Kategori 3 : Perbaikan diperlukan secepatnya
Kategori 4 : Terapkan perbaikan sekarang.
- Masukkan data ke perangkat lunak WinOWAS.
- Hitung indeks risiko pekerjaan dengan rumus = [(ax1) + (bx2) + (cx3) + (dx4)] x 100, dengan a, b, c,
dan d adalah frekuensi (persentase) pengamatan pada setiap kategori 1, 2, 3, dan 4 (Calvo, 2009)

Hasil dan Analisis


- Survey MSDS dan perhitungan OWAS
Survei MSDs (Musculoskeletal Disorders) yang dilakukan dengan kuesioner NBM menunjukkan bahwa
semua pekerja memiliki keluhan pada sebagian besar pekerjaan. Keluhan nyeri (skor 3) dan sangat nyeri
(skor 4) pada pinggul, punggung, pergelangan tangan, lengan, dan kaki paling banyak dialami oleh pekerja
dengan usia di atas 40 tahun. Rahayu (2012) menyatakan bahwa gejala gangguan otot merupakan salah
satu kesehatan utama. masalah yang dialami oleh orang setengah baya atau lebih tua. Ditambah dengan
paparan fisik dari beban kerja, akan meningkatkan risiko muskuloskeletal. Beberapa pekerjaan, seperti
yang dilaporkan oleh para pekerja, tidak menimbulkan efek yang menyakitkan meskipun pekerjaan
tersebut terkesan dilakukan dengan beban kerja yang berat. Dari wawancara dengan para pekerja, mereka
menyatakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan tersebut selama bertahun-tahun sehingga mereka
terbiasa dengan rasa sakit yang dipaparkan. Perhitungan OWAS menunjukkan bahwa terdapat 16 pekerjaan
(51,6%) dengan kategori 3 dan 4 dari total 31 pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pekerjaan berisiko tinggi terhadap penyakit atau gangguan muskuloskeletal, sehingga perlu dilakukan
perbaikan.
- Indeks risiko cedera dan rekomendasi tindakan
Indeks risiko cedera diperoleh berdasarkan frekuensi pengamatan pada setiap kategori tindakan dengan
software WinOWAS. Perhitungan ini digunakan untuk menentukan tingkat keterpaparan, atau seberapa
besar risiko muskuloskeletal yang dialami pekerja saat melakukan aktivitas material handling secara
manual. Rekomendasi diagram tindakan diupayakan untuk mengidentifikasi kategori OWAS pada setiap
pekerjaan. Kategori OWAS diterjemahkan sebagai putih (kategori 1), hijau (kategori 2), biru (kategori 3),
dan merah (kategori 4).

Berdasarkan hasil observasi di atas, indeks risiko dihitung sebagai berikut:


I = [(0,42x1)+(0,06x2)+(0,26x3)+(0,26x4)]x100
I = [0,42+0,12+0,78+1,04]x100
I = 236

Indeks risiko pekerjaan di pabrik adalah 236. Peneliti tidak dapat menemukan referensi yang cocok untuk
menentukan tingkat indeks risiko. Namun penelitian yang dilakukan oleh Calvo (2010) menghasilkan
indeks risiko sebesar 300 yang dikategorikan sebagai tingkat risiko tinggi. Selanjutnya, Susihono dan
Prasetyo (2012) mengkategorikan indeks 243 sebagai tingkat risiko sedang dalam penelitiannya. Kedua
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai antara 243 hingga 300 dianggap berpengaruh besar terhadap
pekerja. Dengan demikian, indeks risiko sebesar 236 yang diukur pada UKM Jaya Barokah Sentosa dapat
dikategorikan sebagai tingkat risiko menengah.
Rekomendasi untuk analisis Tindakan menunjukkan bahwa kondisi punggung pekerjabengkok dan
bengkok termasuk dalam kategori 2, yang harus diperbaiki di masa mendatang. Analisis senjata
menunjukkan bahwa kondisinya berada pada tingkat aman atau kategori 1, oleh karena itu tidak ada
perbaikan yang harus dilakukan. Namun, postur kerja di mana lengan pekerja beradad atas bahu masih ada
dan perlu diminimalkan karena resiko cedera. Selanjutnya sikap kerja berdiri dengan dua lutut ditekuk
termasuk kategori 3 yaitu berbahaya dan harus dilakukan perbaikan secepatnya. Hariandja dan Ishlah
(2013) menyatakan bahwa keluhan pegal pada kaki disebabkan aliran darah yang tersumbat pada kaki yang
ditekuk. Terakhir, 26% aktivitas material handling di pabrik ini melebihi batas berat yang diperbolehkan
yaitu 23-25 kg. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa kelebihan beban atau berat badan dapat
meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal (ILO, 2007).

Kesimpulan
Indeks risiko cedera yang diukur pada pabrik keripik jagung UKM Jaya Barokah Sentosa adalah 236 yang
dikategorikan sebagai tingkat risiko sedang. 26% pekerjaan berada pada kategori 3, serta kategori 4, yang perlu
ditingkatkan untuk keselamatan pekerja saat melakukan aktivitasnya. Dua perbaikan utama yang disarankan
berdasarkan penelitian ini adalah meminimalkan pekerjaan pada kondisi dua lutut tertekuk dan memastikan
beban atau berat tidak melebihi batas 23-25 kg.

Daftar Pustaka
Abdillah, F. 2013. Analisis Postur Kerja dengan Metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) pada Pekerja
Kuli Angkut Buah di “Agen Ridho Illahi” Pasar Johar Kota Semarang (in Indonesian). Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2 (01): 1-10.
Anggraini, W, dan Pratama, A. M. 2012. Analisis Postur Kerja dengan Menggunakan Metode Ovako Working
Analysis System (OWAS) pada Stasiun Pengepakan Bandela Karet (Studi Kasus di PT. Riau Crumb
Rubber Factory Pekanbaru) (in Indonesian). Jurnal SiTekIn FST UIN Suska Riau.10 (01):1-8.
Calvo, A. 2009. Musculoskeletal Disorders (MSD) Risks in Forestry. A Case Study to Suggest an Ergonomic
Analysis. Agricultural Engineering International: the CIGR Ejournal. Manuscript MES 1149. 11: 1-
9.Deal, B., Grove, A., 1965. General Relationship for the Thermal Oxidation of Silicon. Journal of
Applied Physics 36, 37–70.
Djunaidi, M, Nugroho, M.T, dan Anton, J. 2006. Simulasi Group Technology System Untuk Meminimalkan
Biaya Material Handling Dengan Metode Heuristic (in Indonesian). Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 04
(03):129-138.
Hariandja, J.R.O dan Ishlah, D.U. 2013. Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas
Katolik Parahyangan (in Indonesian). Jurnal Rekayasa Sistem Industri. 2 (1): 1-11
International Labour Organization (ILO). 2007. Ergonomic Guidelines for Manual Material Handling. DHHS
(NIOSH) Publication No. 2007- 131
Punnett, L, and Wegman, D.H. 2004. Work-Related Musculoskeletal Disorders: The Epidemiologic Evidence
and The Debate. Journal of Electromyography and Kinesiology.14: 13–23.
Susihono, W, dan Prasetyo, W. 2012. Perbaikan Postur Kerja Untuk Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal
dengan Pendekatan Metode Owas (Studi kasus di UD. Rizki Ragil Jaya – Kota Cilegon) (in Indonesian).
Jurnal Spektrum Industri. 10 (01): 1-107.
Yanti, N.K.D dan Muliawan, P. 2014. Keluhan Kesehatan dan Gangguan Muskuloskeletal Pada Pekerja
Tukang Suun di Pasar Badung Tahun 2013 (in Indonesian). Jurnal Community Health. 2 (1): 85-95

Anda mungkin juga menyukai