Anda di halaman 1dari 8

ALAT UKUR ERGONOMIS MASSA BENDA DENGAN PERBANDINGAN BOBOT

BURUH ANGKUT BARANG MENGGUNAKAN SENSOR GERAK UNTUK


MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS)

Shelly Ronaa Syafitri, Rahma Hayatunnufus


Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
shellyronaa.2020@student.uny.ac.id, rahma7770ft.2020@student.uny.ac.id

ABSTRAK

Musculoskeletal Disorders (MSD) merupakan masalah ergonomi yang sering dijumpai


di tempat kerja, terutama yang berkaitan dengan daya tahan dan kekuatan selama bekerja [1].
Sampel yang digunakan dalam analisis postur kerja ini dilakukan terhadap pekerja dengan
risiko aktivitas tubuh bagian atas, contohnya yaitu seperti Buruh angkut. Terdapat risiko
gangguan MSD saat memindahkan barang secara manual dengan tangan saat melakukan
angkut barang dengan beban yang besar, sehingga menimbulkan kelelahan dan cedera. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis untuk menilai posisi pekerja guna menemukan
kemungkinan masalah pada posisi kerja yang digunakan [2].

Alat yang akan dibuat ini akan menggabungkan beberapa alat ukur yang umum
digunakan, seperti 1) timbangan, untuk mengukur massa benda dengan akurasi tinggi dapat
mendapatkan perbandingan bobot yang akurat antara massa benda dan kekuatan yang
dibutuhkan oleh buruh untuk mengangkat atau mengangkut barang tersebut. 2) Alat Pemantau
Gerakan, digunakan untuk mengukur gerakan tubuh manusia saat mengangkat atau
mengangkut barang. Misalnya, sensor gerak atau alat pemantau postur dapat memberikan data
tentang gerakan tubuh, sudut, atau posisi yang diambil oleh buruh saat melakukan tugasnya.
Dengan menggunakan data ini, Anda dapat menganalisis beban yang dikenakan pada sistem
muskuloskeletal dan mengidentifikasi risiko potensial untuk MSDs. 3) Alat Penilaian
Ergonomi, yaitu RULA (Rapid Upper Limb Assessment) untuk memperhitungkan faktor-
faktor seperti postur tubuh, gaya angkat, jarak, dan bobot benda. Dengan menggunakan alat-
alat ini, dapat diidentifikasi faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan pengangkutan barang
dan menyusun langkah-langkah untuk mengurangi risiko MSDs.

Keywords : Musculoskeletal Disorders (MSDs), RULA, Sensor Gerak


ABSTRACT

Musculoskeletal Disorders (MSDs) are ergonomic issues commonly encountered in the


workplace, particularly related to endurance and strength during work [1]. The sample used in
this analysis of work postures was conducted on workers at risk of upper body activities, such
as manual laborers. There are risks of MSDs when manually moving heavy objects, leading to
fatigue and injury. Therefore, an analysis is needed to assess the workers' positions and identify
potential issues with the work postures being used [2].

The device to be developed will incorporate several commonly used measuring tools,
including: 1) a scale, to accurately measure the mass of objects and obtain an accurate
comparison between the weight of the object and the force required by the laborer to lift or
transport it; 2) Motion Monitoring tools, used to measure human body movements when lifting
or carrying objects. For example, motion sensors or posture monitors can provide data on body
movements, angles, or positions taken by workers during their tasks. By using this data, one
can analyze the load imposed on the musculoskeletal system and identify potential risks for
MSDs; 3) Ergonomic Assessment tools, such as RULA (Rapid Upper Limb Assessment), to
consider factors such as body posture, lifting force, distance, and object weight. By utilizing
these tools, risk factors related to material handling can be identified, and steps can be taken to
reduce the risk of MSDs.

Keywords: Musculoskeletal Disorders (MSDs), RULA, Motion Sensors

PENDAHULUAN

Penerapan alat ukur ergonomis yang mencakup penggunaan timbangan, alat pemantau
gerakan, dan alat penilaian ergonomi seperti RULA dapat memberikan manfaat yang signifikan
dalam mengurangi risiko MSDs. Timbangan akan memberikan informasi yang akurat
mengenai massa benda yang diangkat atau diangkut oleh buruh, sehingga memungkinkan
perbandingan yang akurat antara bobot benda dan kekuatan yang dibutuhkan oleh pekerja.[3]
Alat pemantau gerakan akan merekam gerakan tubuh buruh saat melakukan tugasnya,
memberikan data tentang sudut, posisi, dan gerakan yang diambil. Dengan menggunakan data
ini, faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap MSDs dapat diidentifikasi dan langkah-
langkah pencegahan yang tepat dapat dikembangkan. Selain itu, alat penilaian ergonomi seperti
RULA akan membantu dalam mengevaluasi postur tubuh, gaya angkat, jarak, dan bobot benda,
sehingga memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang risiko MSDs yang terkait
dengan tugas yang dilakukan oleh pekerja.[4]
Dengan menggunakan alat ukur ergonomis yang efektif, perusahaan dan organisasi
dapat mengidentifikasi faktor risiko potensial dan mengimplementasikan tindakan pencegahan
yang sesuai. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman,
mengurangi risiko cedera, meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pekerja, serta
meningkatkan produktivitas dan kinerja kerja secara keseluruhan.[5]
Dalam penelitian ini, penting untuk memastikan bahwa alat ukur ergonomis yang
digunakan memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Pengujian dan validasi alat
sebelum penggunaannya dalam penelitian adalah langkah yang penting untuk memastikan
keandalan dan akurasi data yang diperoleh[6]. Selain itu, juga penting untuk
mempertimbangkan aspek etika penelitian dan melibatkan partisipasi sukarela dari pekerja
yang terlibat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
hubungan antara beban kerja, angkat angkut, dan risiko MSDs, serta pentingnya alat ukur
ergonomis dalam menganalisis dan mengurangi risiko tersebut.[7]

METODE
Dalam penelitian ini, menggunakan metode studi observasional di lapangan. Sampel
penelitian akan terdiri dari pekerja yang terlibat dalam kegiatan angkat angkut barang.
Pengukuran massa benda akan dilakukan menggunakan timbangan yang akurat, sementara alat
pemantau gerakan akan digunakan untuk merekam dan mengukur gerakan tubuh pekerja
selama melakukan tugas angkat angkut[8]. Data yang diperoleh dari pengukuran ini akan
dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan gambaran yang komprehensif
tentang beban fisik yang ditanggung oleh pekerja.

Selain itu, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang kondisi kerja
dan pengalaman pekerja terkait dengan MSDs, akan dilakukan wawancara dengan pekerja dan
menggunakan kuesioner yang didesain khusus. Wawancara akan memungkinkan untuk
memahami secara lebih rinci pengalaman pekerja, keluhan yang mereka hadapi, dan faktor-
faktor lingkungan kerja yang berkontribusi terhadap risiko MSDs. Kuesioner juga akan
membantu dalam mengumpulkan data tentang gejala dan dampak kesehatan yang dialami oleh
pekerja.[9]

Metode penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
beban fisik yang ditanggung oleh pekerja saat mengangkat atau mengangkut barang, serta
risiko potensial terkait MSDs. Dengan menganalisis data yang diperoleh dari timbangan, alat
pemantau gerakan, wawancara, dan kuesioner, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko
yang berkontribusi terhadap MSDs. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk
mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti perubahan desain tempat
kerja, modifikasi peralatan, pelatihan ergonomis, atau pengaturan ulang tugas.

Dengan melakukan pencegahan yang tepat berdasarkan temuan penelitian ini,


diharapkan dapat mengurangi risiko MSDs dan meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup
pekerja. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidang ergonomi dan keselamatan
kerja, dengan fokus pada pengembangan alat ukur ergonomis yang efektif untuk
mengidentifikasi risiko potensial MSDs dan mendorong adopsi langkah-langkah pencegahan
yang relevan di tempat kerja.[10]

PEMBAHASAN

Dampak MSDs sangat merugikan bagi individu dan organisasi. Pekerja yang
mengalami MSDs mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, dan gangguan fungsi fisik. Hal ini
dapat membatasi kemampuan mereka dalam melakukan tugas sehari-hari, mengurangi
produktivitas kerja, dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Organisasi juga
dapat mengalami dampak negatif, seperti penurunan produktivitas, peningkatan absensi, biaya
perawatan medis, dan kompensasi kerja.

Untuk mencegah MSDs, penting untuk menggunakan alat ukur ergonomis yang akurat
dan efektif. Alat ini membantu menganalisis beban kerja pada pekerja dan mengidentifikasi
risiko potensial yang dapat menyebabkan MSDs. Kombinasi beberapa alat ukur umum seperti
timbangan, alat pemantau gerakan, dan alat penilaian ergonomi seperti RULA dapat
digunakan.

Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda dengan akurasi tinggi. Dengan
timbangan yang sensitif, kita dapat membandingkan bobot benda dengan kekuatan yang
diperlukan oleh pekerja untuk mengangkat atau mengangkutnya. Data ini menjadi dasar untuk
menganalisis beban fisik pada pekerja dan mengidentifikasi potensi risiko MSDs.

Alat pemantau gerakan digunakan untuk mengukur gerakan tubuh saat mengangkat
atau mengangkut barang. Alat ini dapat berupa sensor gerak atau alat pemantau postur yang
memberikan data tentang gerakan tubuh, sudut, atau posisi yang diambil oleh pekerja. Dengan
menggunakan data ini, kita dapat menganalisis beban pada sistem muskuloskeletal dan
mengidentifikasi risiko potensial seperti gerakan berulang yang berlebihan atau posisi tubuh
yang tidak ergonomis. Langkah perbaikan yang sesuai, seperti modifikasi tugas atau
penyediaan alat bantu yang tepat, dapat diambil berdasarkan data tersebut.

Alat penilaian ergonomi seperti RULA digunakan untuk mengevaluasi risiko MSDs
pada anggota tubuh bagian atas, seperti lengan, bahu, dan leher. RULA mempertimbangkan
faktor-faktor penting seperti postur tubuh, gaya angkat, jarak, dan bobot benda. Dengan
menggunakan RULA, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan
MSDs dan mengembangkan langkah-langkah perbaikan yang tepat. Alat penilaian ergonomi
ini memberikan kerangka kerja yang terstandar untuk mengevaluasi risiko MSDs.

Penelitian tentang penggunaan alat ukur ergonomis massa benda dengan perbandingan
bobot pekerja dalam mengangkat barang dengan alat pemantau gerakan bertujuan untuk
mengurangi risiko MSDs dapat melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Merancang alat: Langkah pertama adalah merancang alat ukur ergonomis yang
mencakup penggunaan sensor gerak dan timbangan untuk mengukur massa benda
dengan akurasi tinggi. Alat ini harus dapat merekam gerakan tubuh pekerja saat
mengangkat atau mengangkut barang dengan akurat.

2. Identifikasi variabel: Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini perlu
diidentifikasi. Variabel yang relevan meliputi massa benda yang diangkut, kekuatan
yang diperlukan untuk mengangkat atau mengangkut barang, gerakan tubuh pekerja,
sudut dan posisi tubuh yang diambil, serta faktor-faktor ergonomis lainnya.

3. Pemilihan sampel: Penelitian ini membutuhkan partisipasi pekerja yang terlibat dalam
kegiatan mengangkat atau mengangkut barang. Pemilihan sampel yang representatif
dan sesuai dengan kebutuhan penelitian akan menjadi faktor penting untuk
menghasilkan hasil yang dapat diandalkan dan relevan.

4. Pengumpulan data: Data akan dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur ergonomis
yang telah dirancang. Sensor gerak akan merekam gerakan tubuh pekerja saat
mengangkat atau mengangkut barang, sedangkan timbangan akan mengukur massa
benda. Data ini akan mencakup parameter seperti kekuatan yang diperlukan, sudut dan
posisi tubuh, serta massa benda yang diangkut.
5. Analisis data: Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis untuk mengidentifikasi
perbandingan bobot antara massa benda dan kekuatan yang dibutuhkan oleh pekerja.
Analisis ini akan memberikan pemahaman tentang beban fisik yang ditanggung oleh
pekerja saat melaksanakan tugasnya dan risiko potensial yang terkait dengan MSDs.

6. Evaluasi risiko: Berdasarkan data yang diperoleh, risiko potensial MSDs akan
dievaluasi. Faktor-faktor ergonomis seperti postur tubuh, gaya angkat, jarak, dan bobot
benda akan dipertimbangkan dalam penilaian risiko. Alat penilaian ergonomi seperti
RULA atau metode penilaian ergonomi lainnya dapat digunakan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang risiko MSDs.

7. Pengembangan langkah pencegahan: Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi risiko,


langkah-langkah pencegahan akan dikembangkan. Ini dapat meliputi perubahan desain
tempat kerja, penggunaan alat bantu, modifikasi tugas, pelatihan ergonomi, atau
perubahan prosedur kerja. Tujuannya adalah mengurangi risiko MSDs dengan
mengoptimalkan kondisi kerja dan mengurangi beban fisik yang ditanggung oleh
pekerja.

8. Validasi dan uji coba: Alat ukur ergonomis yang dikembangkan perlu divalidasi dan
diuji coba untuk memastikan keandalan dan efektivitasnya. Hal ini dapat melibatkan
pengujian alat pada sampel yang lebih luas, membandingkan hasilnya dengan metode
penilaian ergonomi yang sudah teruji, dan mengumpulkan umpan balik dari para
pekerja yang menggunakan alat tersebut.

Penggunaan kombinasi alat ukur ergonomis ini memiliki dampak dan manfaat yang
signifikan. Pertama, alat ini memberikan data yang akurat dan kuantitatif tentang beban fisik
yang ditanggung oleh pekerja. Dengan memiliki informasi ini, risiko MSDs dapat diidentifikasi
secara lebih efektif, dan tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil. Kedua, analisis data
dari alat pemantau gerakan memungkinkan pengembangan solusi dan modifikasi yang sesuai
untuk mengurangi risiko. Ini dapat melibatkan pengenalan peralatan bantu, modifikasi tugas,
atau pelatihan ergonomi. Ketiga, penggunaan alat penilaian ergonomi seperti RULA membantu
dalam mengevaluasi postur dan faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap risiko MSDs.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, solusi yang holistik untuk mencegah MSDs
dapat dikembangkan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam kesimpulannya, MSDs adalah masalah kesehatan yang signifikan di tempat


kerja dan memiliki dampak negatif pada kesehatan, produktivitas, dan kualitas hidup pekerja.
Untuk mencegah risiko MSDs, alat ukur ergonomis yang akurat dan efektif diperlukan.
Menggabungkan beberapa alat ukur seperti timbangan, alat pemantau gerakan, dan alat
penilaian ergonomi seperti RULA dapat membantu dalam menganalisis beban kerja dan
mengidentifikasi risiko potensial. Dengan menggunakan alat ukur ergonomis ini, kita dapat
mengembangkan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko MSDs, meningkatkan kesehatan
pekerja, dan meningkatkan produktivitas kerja secara keseluruhan.

Penting untuk diingat bahwa alat ukur ergonomis ini memiliki keterbatasan dan tidak
dapat bekerja dengan sendirinya. Mereka harus digunakan sebagai bagian dari pendekatan yang
komprehensif dalam manajemen risiko MSDs. Selain itu, pelatihan dan kesadaran yang tepat
juga penting untuk mengoptimalkan penggunaan alat ini dan memastikan bahwa langkah-
langkah pencegahan yang sesuai diambil.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Dwismara Tungga, D. Herwanto, A. E. Nugraha, ) Prodi, and T. Industri, “ANALISIS POSTUR
KERJA AKTIVITAS PEMINDAHAN BARANG DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT
(RULA) DI UKM SEMBAKO ASRI KARAWANG,” 2022.

[2] S. Widiyawati, R. P. Lukodono, A. T. Lustyana, and I. A. Pradana, “Investigation of the risk of


daily officer work posture based on rapid upper limb assessment (rula) method,”
International Journal of Human Movement and Sports Sciences, vol. 8, no. 1, pp. 24–31, 2020,
doi: 10.13189/saj.2020.080103.

[3] C. M. Lind, M. Forsman, and L. M. Rose, “Development and evaluation of RAMP I–a
practitioner’s tool for screening of musculoskeletal disorder risk factors in manual handling,”
International Journal of Occupational Safety and Ergonomics, vol. 25, no. 2, pp. 165–180, Apr.
2019, doi: 10.1080/10803548.2017.1364458.

[4] C. M. Lind, M. Forsman, and L. M. Rose, “Development and evaluation of RAMP II - a


practitioner’s tool for assessing musculoskeletal disorder risk factors in industrial manual
handling,” Ergonomics, vol. 63, no. 4, pp. 477–504, Apr. 2020, doi:
10.1080/00140139.2019.1710576.

[5] P. Akuntan Menuju, D. Caesaron, J. Chandra, and H. Tannady, “798 MENGURANGI RISIKO
CIDERA KERJA PADA BURUH ANGKUT BERDASARKAN PENILAIAN RULA DENGAN
MENGGUNAKAN QFD,” 2017.
[6] Y. S. Zhao, M. H. Jaafar, A. S. Azlan Mohamed, N. Z. Azraai, and N. Amil, “Ergonomics Risk
Assessment for Manual Material Handling of Warehouse Activities Involving High Shelf and
Low Shelf Binning Processes: Application of Marker-Based Motion Capture,” Sustainability
(Switzerland), vol. 14, no. 10, May 2022, doi: 10.3390/su14105767.

[7] M. Rajendran, A. Sajeev, R. Shanmugavel, and T. Rajpradeesh, “Ergonomic evaluation of


workers during manual material handling,” in Materials Today: Proceedings, Elsevier Ltd,
2021, pp. 7770–7776. doi: 10.1016/j.matpr.2021.02.283.

[8] P. Corbeil et al., “Biomechanical analysis of manual material handling movement in healthy
weight and obese workers,” Appl Ergon, vol. 74, pp. 124–133, Jan. 2019, doi:
10.1016/j.apergo.2018.08.018.

[9] L. Ratna Sari and I. Berlianty, “PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP
PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO (Studi Kasus di PT. Murakabi
Jaya Mandiri),” 2019. [Online]. Available: http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsiOPSI-
JurnalOptimasiSistemIndustri

[10] S. I. Rangga Romadhan, “PERANCANGAN HANDTRUCK SEBAGAI ALAT BANTU KERJA BURUH
ANGKUT DI PASAR GEDE SURAKARTA.”

Anda mungkin juga menyukai