PRAKTIKUM ERGONOMIKA
Modul 3 : Manual Material Handling dan Postur
Kerja
Kelompok : A7
Tim Penyusun :
1. Jesica Malanie Situru 220612155
2. Theofilus Haryanto Putra 220611769
3. Markus Riandi 220611871
4. Yosafat L. Sidabutar 220611944
TAHUN AJARAN
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
Postur kerja mencerminkan posisi tubuh kerja saat menjalankan aktivitas kerja
yang berkaitan dengan desain tempat kerja dan aktivitas pekerjaan itu sendiri.
Memiliki postur kerja yang baik adalah kunci untuk menghindari stres fisik yang
bisa memicu gangguan muskuloskeletal dan masalah kesehatan lainnya.
Dalam praktikum ini, praktikan akan diajarkan untuk melakukan analisis postur
kerja dengan metode-metode seperti REBA dan MAC Tool. Tujuannya adalah
memungkinkan praktikan untuk mengidentifikasi masalah postur kerja, potensi
risiko cedera, dan merencanakan perbaikan berdasarkan hasil analisis tersebut.
Dengan begitu, pekerjaan manual material handling dapat dilakukan dengan lebih
aman, nyaman, dan efisien, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas pekerja.
Praktikum manual material handling (MMH) dan postur kerja ini dilatarbelakangi
oleh kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan kenyamanan pekerjaan
dalam konteks tugas manual material handling yang masih memainkan peran
signifikan dalam berbagai industri. Dengan adanya peningkatan kesadaran
terhadap risiko cedera dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan,
ergonomi menjadi semakin relevan dalam mencari solusi untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja. Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
dan keterampilan kepada praktikan dalam menganalisis postur kerja serta
mengidentifikasi potensi risiko cedera yang terkait dengan manual material
handling. Dengan demikian, praktikan akan dapat merencanakan perbaikan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan
lebih aman dan efisien. Dengan adanya pemahaman ergonomi yang kuat dan
penerapannya dalam pekerjaan manual material handling, diharapkan dapat
mengurangi insiden cedera, meningkatkan produktivitas, dan memberikan
manfaat positif bagi kesejahteraan pekerja.
b. Goniometer
Goniometer merupakan alat ukur yang berguna untuk mengukur sudut atau
seberapa kemiringan bentuk tubuh manusia saat melakukan aktivitas
d. Lembar REBA
REBA atau Rapid Entire Body Assessment adalah metode yang berguna untuk
menilai postur tubuh manusia saat melakukan pekerjaan, seperti mengangkat
benda kerja.
e. Software catia
CATIA atau Computer Aided Three-Dimensional Interactive Application adalah
perangkat lunak yang digunakan sebagai alat untuk merancang desain produk,
terutama dalam konteks analisis ergonomi dan perancangan perbaikan postur
kerja.
1.3.2. Parameter
Terdapat beberapa parameter yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya
yaitu sebagai berikut.
a. Parameter REBA meliputi penilaian postur kerja, mengevaluasi posisi tubuh
pekerja saat bekerja, dan identifikasi postur yang beresiko.
b. Parameter MAC Tool meliputi evaluasi frekuensi, durasi dan aspek lainnya
terkait aktivitas kerja
c. Parameter RWL NIOSH, yang merupakan pedoman untuk menentukan berat
beban yang aman untuk pengangkatan manual, serta memperhitungkan faktor
seperti, berat beban, jarak, frekuensi.
d. Parameter Carrying yang meliputi jenis kelamin pekerja, berat objek, hand
height (tinggi tangan), jarak pemindahan, frekuensi, force (gaya), serta persentase
populasi (90%).
L
LI= (3.2)
RWL
L adalah beban yang diangkat dalam satuan kg atau lb. Jika LI yang didapatkan
lebih dari (>) 1, aktivitas tidak aman. Apabila nilai LI ≤ 1 maka aktivitas aman.
Aktivitas aman jika tidak menimbulkan atau mengandung resiko cedera tulang
belakang begitupun sebaliknya apabila tidak aman mengertikan bahwa aktivitas
tersebut mengandung resiko cedera tulang belakang.
Dalam analisis REBA, setiap aspek postur tubuh dievaluasi dengan memberikan
penilaian atau skor pada setiap elemen tubuh yang terlibat. Grup REBA dibedakan
menjadi grup A yang yang terdiri dari analisis nilai postur tubuh bagian leher,
punggung serta kaki penilaian skor postur A didasarkan pada tabel a dan untuk
mendapatkan skor A, maka perlu menjumlahkan skor postur A dengan load score.
Kemudian terdapat grup B yang memuat analisis nilai postur kerja untuk bagian
tubuh lengan atas, lengan bawah, serta pergelangan tangan, skor postur B ini
didasarkan pada tabel B. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan skor REBA
adalah dengan cara menambah score pada postur B dengan coupling score.
Terakhir untuk menentukan skor C dnegan cara memasukkan skor A serta B ke
dalam tabel C. Hasil akhir skor REBA didapatkan dnegan menjumlahkan skor C
dengan activity score.
Pada hasil skor REBA dikategorikan ke dalam 5 kategori resiko. Pertama, apabila
skor REBA= 1 maka neigble risk. Kedua, apabila skor 2 atau 3 maka termasuk ke
dalam kategori loew risk. Skor 4 sampai 7 masuk ke dalam kategori medium risk.
Skor 8 sampai 10 termasuk ke dalam kategori high risk. Dan kategori yang kelima
adalah very high risk apabila skor REBA yang didapatkan adalah sebanyak 11+.
Berikut merupakan REBA employee asessment worksheet.
Laki - laki 5 20 kg 5m 15
b. Vertical Multiplayer
i. Origin
VM=[1-(0,003|V-75|)]
VM=[1-(0,003|27,5-75|)]
VM=0,857
ii. Destination
VM=[1-(0,003|V-75|)]
VM=[1-(0,003|76-75|)]
VM= 0,997
c. Distance Multiplier
i. Origin
4,5
DM= [0,82+ ( )]
D
4,5
DM= [0,82+ ( )]
48,5
DM=0,912
ii. Destination
4,5
DM= [0,82+ ( )]
D
4,5
DM= [0,82+ ( )]
48,5
DM= 0,912
d. Asymmetric Multiplier
i. Origin
AM=1 - (0,0032A)
AM=1 - (0,0032 × 0)
AM=1
ii. Destination
AM=1 - (0,0032A)
AM=1 - (0,0032 × 0)
AM=1
e. Frequency Multiplier
i. Origin
Durasi = 5 menit (<1 hour)
15
Frekuensi pengangkatan =𝐴 =
5
ii. Destination
f. Coupling Multiplayer
Dalam menghitung nilai dari coupling multiplier (CM), diperlukan bantuan dalam
menganalisis diagram yang terlampir di bawah dan juga tabel yang tersedia.
Gambar 3.3. Object Lifted Diagram
Dari diagram objek yang diangkat (Object Lifted Diagram) di atas, praktikan dapat
menyimpulkan bahwa dalam melakukan aktivitas mengangkat beban seberat 20
kg, keranjang sudah optimal sehingga membantu mempermudah praktikan dalam
membawa objek beban. Pegangan pada keranjang juga terbukti optimal, sehingga
praktikan merasa nyaman saat memengang pegangan tanpa kendala. Pegangan
yang kuat dan sesuai dengan ukuran antropometri memastikan kenyamanan serta
mengurangi risiko cedera saat mengangkat beban.
Lifting/
LC HM VM DM AM FM CM
lowering
LI= 0,657
LI<1, maka aktivitas tidak mengandung resik cedera pada tulang belakang
(aktivitas aman).
(sumber: https://www.researchgate.net/figure/Coupling-multiplier-CM-in-RNLE-
22-23_tbl1_347000447)
LI= 0,434
LI<1, maka aktivitas tidak mengandung resiko, yaitu tidak mengandung resiko
cedera pada tulang belakang (aktivitas aman).
3.3. Data Postur Kerja (REBA dan MAC Tool)
Dalam mengidentifikasi musculoskeletal disorder lebih lanjut, diperlukan metode
penilaian REBA untuk postur tubuh dan MAC Tool (Manual Handling Assesment
Charts) yang merupakan alat untuk menganaslisis manual handling. Berikut
merupakan tabel REBA serta tabel MAC tool.
Anggota
Tubuh/Elemen Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
Posisi leher
Leher membentuk sudut Gambar 3.4 1
14o
Posisi punggung
Punggung membentuk sudut Gambar 3.5 3
o
30
Posisi kaki
Kaki membentuk sudut Gambar 3.6 2
150o
Beban, leher,
Beban 20 kg - 2
punggung, kaki
Posisi lengan atas
Gambar 3.7
Lengan atas membentuk sudut 2
179o
Posisi lengan bawah
Lengan bawah membentuk sudut 1
Gambar 3.8
40o
Pergelangan tangan
Pergelangan
membentuk sudut Gambar 3.9 1
tangan o
15
Tabel 3.8. Data Reba Carrying
Anggota
Tubuh/Elemen Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
Coupling score
memiliki nilai 0
karena handle pada
box atau keranjanya
Coupling - 0
bisa dipegang
secara baik oleh
praktikan
Dalam analisis data REBA untuk carrying, informasi tentang sudut-sudut yang
terbentuk oleh setiap anggota tubuh dan posisi anggota tubuh tersebut menjadi
penentu skor akhir. Secara rinci, skor untuk anggota tubuh adalah sebagai berikut,
posisi leher mendapatkan skor 1 dengan sudut 14°, posisi punggung mendapatkan
skor 3 dengan sudut 30°, posisi kaki mendapatkan skor 2 dengan sudut 150°,
posisi lengan atas mendapatkan skor 2 dengan sudut 179°, posisi lengan bawah
mendapatkan skor 1 dengan sudut 40°, pergelangan tangan mendapatkan skor 1
dengan sudut 15°, dan coupling score mendapatkan nilai 0 karena handle pada
box atau keranjang dapat dipegang dengan baik oleh praktikan. Evaluasi ini
memberikan gambaran rinci tentang bagaimana posisi tubuh praktikan
berkontribusi pada skor akhir dalam konteks pengangkatan beban.
Anggota Tubuh/Elemen
Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
Posisi leher
Leher membentuk sudut Gambar 3.9 2
95o
posisi punggung
Gambar
Punggung membentuk sudut 4
3.10
65o
Tabel 3.9. Lanjutan
Anggota Tubuh/Elemen
Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
posisi kaki
Gambar
Kaki membentuk sudut 3
3.11
133o
Posisi pergelangan
tangan membentuk Gambar
Pergelangan tangan 1
sudut 10o 3.14
Tabel 3.9. Data REBA Lifting Origin
Anggota Tubuh/Elemen
Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
Coupling score
memiliki nilai 0
karena handle pada
Gambar
Coupling box atau keranjanya 0
3.15
bisa dipegang
secara baik oleh
praktikan
Nilai dari score
activity adalah 1
karena part yang
Skor Aktivitas dibawa atau benda - 1
itu dapat dibawa
selama 1 menit atau
lebih
Gambar 3.9. Data REBA Lifting Origin Leher
Anggota Tubuh/Elemen
Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
Posisi leher
membentuk sudut
Gambar
Leher 18o di mana 1
3.15
keadaan leher
adalah tegak.
Posisi punggung
Gambar
Punggung membentuk sudut 2
3.16
o
17
Posisi kaki yang Gambar
Kaki 2
tegak 3.17
Beban, leher, punggung,
Beban 20 kg - 2
kaki
Posisi lengan atas
Gambar
Lengan atas membentuk sudut 2
3.18
17o
Tabel 3.10. Lanjutan
Anggota
Tubuh/Elemen Deskripsi Gambar Score
Aktivitas
Posisi lengan bawah Gambar
Lengan bawah 1
membentuk sudut 55o 3.19
Pergelangan tangan Gambar
Pergelangan tangan 2
o
membentuk sudut 19 3.20
Coupling score memiliki
nilai 0 karenaa handle pada
box atau keranjanya bisa
Coupling - 0
dipegang secara baik oleh
praktikan
Dalam analisis data REBA untuk lifting destination, informasi tentang sudut-sudut
yang terbentuk oleh setiap anggota tubuh dan posisi anggota tubuh tersebut
menjadi penentu skor akhir. Secara rinci, skor untuk anggota tubuh adalah sebagai
berikut, posisi leher mendapatkan skor 1 dengan sudut 18°, posisi punggung
mendapatkan skor 2 dengan sudut 17°, posisi kaki mendapatkan skor 2 dengan
sudut , posisi lengan atas mendapatkan skor 2 dengan sudut 17°, posisi lengan
bawah mendapatkan skor 1 dengan sudut 55°, pergelangan tangan mendapatkan
skor 2 dengan sudut 19°, dan coupling score mendapatkan nilai 0 karena handle
pada box atau keranjang dapat dipegang dengan baik oleh praktikan. Evaluasi ini
memberikan gambaran rinci tentang bagaimana posisi tubuh praktikan
berkontribusi pada skor akhir dalam konteks pengangkatan beban.
3.3.2. Tabel MAC Tool
Tabel MAC Tool berperan dalam menyediakan informasi terkait faktor risiko, skor
warna untuk faktor risiko, nilai skor numerik, serta saran perbaikan yang mungkin
untuk mengurangi risiko pada faktor yang berwarna orange dan merah. Analisis ini
membantu memberikan pandangan holistik terhadap aspek-aspek risiko yang
terkait dengan tugas-tugas tertentu. Dengan menyajikan data skor dan saran
perbaikan, tabel ini memberikan dasar untuk pengambilan keputusan yang
informasional dan mendukung perbaikan dalam lingkungan kerja untuk
mengurangi risiko yang dapat terjadi ketika melakukan pekerjaan. Berikut
merupakan tabel MAC tool.
Colour
Band Numerical Possible control measures to
Risk Factors (G, A, Score (for reduce the risk of red/amber
R, or comparison) factors
P)
Team Team
Load Berat beban yang diangkat
G 0
weight/frequency adalah 20 kg oleh 2 orang
Hand distance
from the lower G 0 Tangan saat membawa benda
back dekat dengan Punggung bawah
Saat pengangkaton tangan
Vertical lift zones G 0
sudah setinggi lutut dan siku
Torso twisting and
sideways bending Saat pengangkatan, tubuh
or Asymmetrical G 0 tidak ada yang terpuntir / terlalu
torso or load ke samping.
(carrying)
Tabel 3.11. MAC Tool
Colour
Numerical
Band Possible control measures to
Score (for
Risk Factors (G, A, reduce the risk of red/amber
comparison
R, or factors
)
P)
Team Team
Pergerakan dalam ruang
terbatas dikarenakan ruang
yang tersedia sempit. Oleh
karena itu, diperlukan perbaikan
Postural
A 1 dengan mempertimbangkan
constraints
penyesuaian atau perluasan
ruang agar praktikan dapat
melakukan pergerakan dengan
lebih leluasa dan efisien.
Pegangan keranjang yang
teralu kecil di mana jari yang
menopang bean, untuk itu,
disarankan untuk meningkatkan
Grip on the load A 2
ukuran pegangan keranjang
agar dapat memberikan grip
yang lebih baik dan nyaman
saat mengangkat beban.
Permukaan lantai bagus dan
Floor surface G 0 tidak licin, rata dan tidak ada
retakan
Tabel 3.11. MAC Tool
Colour Numerical
Possible control
Band Score (for
Risk Factors measures to reduce the
(G, A, R, comparison
risk of red/amber factors
or P) )
Team Team
Jarak angkut beban adalah
5 m sehingga sebagai
saran perbaikan,
disarankan untuk
mempertimbangkan
Carry distance A 1 mengurangi jarak angkut
beban agar meminimalkan
risiko dan memastikan
keselamatan saat
melakukan aktivitas
pengangkatan.
Tidak adanya hambatan,
Obstacles on route G 0 rute yang dilalui rata dan
datar
Komunikasi, koordinasi dan
Communication, co-
G 0 kontrol praktikan sudah
ordination and contro
baik
Faktor lingkungan baik,
Environtmental factor
G 0 pencahayaan, udara dan
s
suhu semuanya normal.
Total
4
Score
Dalam tabel MAC Tool yang telah dievaluasi untuk operasi penanganan tim,
beberapa faktor risiko seperti load weight/frequency, hand distance from the lower
back, vertical lift zones, torso twisting and sideways bending or asymmetrical torso
or load (carrying), floor surface, obstacles on route, communication, coordination
and control, serta environmental factors menunjukkan skor warna hijau,
menandakan bahwa faktor-faktor tersebut berada dalam kategori yang aman.
Sebaliknya, postural constraints, grip on the load, dan carry distance mendapatkan
skor warna orange, menunjukkan tingkat risiko sedang. Oleh karena itu,
disarankan adanya perbaikan dan penyesuaian untuk faktor-faktor ini guna
meminimalkan risiko dan meningkatkan keselamatan dalam pelaksanaan tugas.
3.3.3. Foto Postur Kerja
Berikut merupakan foto postur kerja carrying, lifting origin dan lifting destination
yang praktikan gunakan dalam menganalisis REBA dan MAC tool.
Perbandingan nilai RWL antara lifting origin dan lifting destination, di mana nilai
RWL yang lebih tinggi pada lifting destination dapat diartikan bahwa aktivitas
pengangkatan beban pada tujuan akhir (destination)memiliki tingkat risiko yang
lebih rendah dibandingkan dengan lifting origin (tingkat resiko pada lokasi awal).
Hal ini dapat disebabkan oleh variasi faktor-faktor seperti jarak angkut, posisi
tubuh, atau frekuensi pengangkatan yang berbeda antara kedua situasi tersebut.
Load Constant (LC), atau konstanta beban maksimum yang dianjurkan untuk
aktivitas mengangkat dalam kondisi ideal, adalah sebesar 23 kg atau 81 lb. Dalam
hal ini, perlu dilakukan perbandingan antara hasil RWL dan beban aktual yang
diangkat. Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa beban
aktual yang diangkat, yaitu seberat 20 kg, berada di bawah nilai RWL untuk kedua
aktivitas pengangkatan (lifting destination dan lifting origin). Hal ini menunjukkan
bahwa beban yang diangkat masih berada dalam batas aman sesuai dengan
rekomendasi beban maksimum yang dianjurkan.
Nilai RWL perlu terus diperhatikan serta memastikan bahwa beban aktual yang
diangkat tetap berada dalam batas keselamatan untuk menghindari potensi risiko
cedera atau kelelahan akibat beban yang berlebihan. Selain itu, perlu diperhatikan
faktor-faktor lain seperti teknik pengangkatan yang benar dan penggunaan alat
bantu jika diperlukan untuk meminimalkan risiko potensial pada aktivitas
mengangkat tersebut.
4.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil RWL
Dalam perhitungan Recommended Weight Limit (RWL), perlu dipertimbangkan
sejumlah faktor yang memengaruhi hasil evaluasi RWL. Beberapa faktor atau
parameter yang mempengaruhi RWL adalah sebagai berikut.
Pertama, pada parameter load constant (LC) yaitu 23 kg. Konstanta ini
menunjukkan beban maksimum yang disarankan untuk melakukan pengangkatan
dalam kondisi ideal. Kemudian, terdapat parameter Horizontal Multiplier (HM) yang
mempengaruhi hasil RWL. Nilai HM origin yang didapatkan adalah sebesar 1,923,
sedangkan nilai HM pada destination adalah 2,5. Perbedaan nilai ini disebabkan
oleh perbedaan nilai H pada origin dan destination. HM didapatkan dengan cara
membagi 25 dengan H. H didapatkan dari jarak antara titik tengah dari garis posisi
pergelangan kaki dalam serta titik tengah garis posisi tangan. H berbanding
terbalik dengan HM, dimana H origin adalah 13 cm dan H destination adalah 10
cm.
Selanjutnya, terdapat nilai Vertical Multiplier (VM) yang memengaruhi hasil RWL.
VM origin memiliki nilai 0,857, sedangkan VM destination memiliki nilai 0,997. Nilai
VM dipengaruhi oleh hasil nilai V (Vertical Component) yang didapatkan dari hasil
pengukuran tinggi tangan terhadap lantai secara vertikal untuk origin dan
destination, setelah didapatkan hasil pengukuran V, kemudian dilakukan analisis
perhitungan lebih lanjut, hingga mendapatkan hasil VM.
Parameter Distance Multiplier (DM) pada origin dan destination memiliki nilai yang
sama, yaitu 0,912. DM dipengaruhi oleh nilai D (Vertical Travel Distance). D
didapatkan dari hasil pengurangan vertical location (destination) dengan vertical
location (origin), sehingga didapatkan nilai D 48,5 cm. Selanjutnya, parameter
Asymmetry Multiplier (AM) pada origin dan destination memiliki nilai 0. Niilai 0
didapatkan dari hasil analisis sudut yang berada diantara garis asimetri dan mid-
sagittal. Didapatkan dari hasil analisis tersebut sudut yang dibentuk lebih dari 135 o,
maka berdasarkan teori, jika A>135o , maka pada AM akan memiliki nilai 0,
menunjukkan bahwa sudut asimetris dalam kedua kasus berada dalam rentang
yang dianggap aman.
Faktor Frequency Multiplier (FM) pada origin dan destination memiliki nilai yang
sama, yaitu 0,88. FM dipengaruhi oleh jumlah rata-rata pengangkatan per menit
(frekuensi), durasi waktu aktivitas pengangkatan serta nilai V. Terakhir, parameter
Coupling Multiplier (CM) pada origin dan destination memiliki nilai 1. CM
mempertimbangkan metode pemegangan objek dan lokasi tangan selama
pengangkatan, dan nilai ini menunjukkan bahwa kenyamanan dan keamanan
dalam menangani beban. Serta dalam penentuan CM juga dipengaruhi oleh nilai
V. Setelah menganalisis tipe coupling, didapatkan bahwa coupling berada dalam
kategori good serta dihubungkan dengan nilai V, didapatkan hasil 1.
4.2. Analisis Perbaikan Metode Kerja yang Dilakukan untuk nilai RWL dan LI
Berikut merupakan tabel untuk perbaikan metode kerja yang dilakukan untuk
memperbaiki nilai- nilai RWL dan LI.
Nilai
Parameter Pembahasan
Awal Akhir
Berat
Berat beban angkat tidak perlu
beban 20 cm 12 cm
untuk diubah
angkat (L)
Posisi horizontal (H) praktikan
terhadap keranjang berjarak
hanya 13 cm dari titik tengah
pergelangan kaki ke posisi
keranjang, sedangkan nilai
Horizontal
minimal H yang 13 cm 25 cm
location (H)
direkomendasikan adalah 25
cm, maka niilai H perlu
perbaiki dari 13 cm menjadi 25
cm untuk memenuhi standar
keamanan.
Nilai V tidak perlu di ubah
Vertical
karena nilai yang
location 27,5 cm 27,5 cm
direkomendasikan adalah 25
(VL)
cm
Tabel 3.12. Lanjutan
Nilai
Parameter Pembahasan
Awal Akhir
Nilai D tidak perlu di ubah
Vertical
karena sudah melebihi nilai
travel
minimum yang 48,5 cm 48,5 cm
distance
direkomendasikan, yaitu 25
(D)
cm.
Sudut asymmetric lebih dari
Asymmetric 135o, sehingga hasilnya 0, dan
0 0
angle (A) tidak perlu diperbaiki karena
sudah aman
Frequency Nilai frekuensi per menit tidak
Multiplier perlu diubah karena sudah 15 cm 15 cm
(FM) sesuai dan tidak berlebihan
Diperlukan perbaikan dari
awallnya 5 m menjadi 3 m,
Distance of
agar jarak dalam membawa 5m 3m
carry
keranjang tidak jauh dan
memminimalisir tingkat resiko.
Pilihan coupling mulitiplier
yang tepat dapat dilihat saat
beban 20 kg diangkat
menggunakan keranjang yang
dilengkapi dengan pegangan.
Coupling
Pegangan pada sisi keranjang
Multiplier 1 1
didesain untuk memberikan
(CM)
kenyamanan dan keamanan
dalam penggunaannya, tanpa
memiliki elemen yang
menyakiti tangan atau
membuatnya sulit dipegang.
Tabel 3.13. Usulan Perbaikan pada Metode Kerja Lifting Destination
Nilai
Parameter Pembahasan
Awal Akhir
Berat
Berat beban angkat tidak perlu
beban 20 cm 12 cm
untuk diubah
angkat (L)
Posisi horizontal (H) praktikan
terhadap keranjang berjarak
hanya 13 cm dari titik tengah
pergelangan kaki ke posisi
keranjang, sedangkan nilai
Horizontal
minimal H yang 10 cm 25 cm
location (H)
direkomendasikan adalah 25
cm, maka niilai H perlu
perbaiki dari 13 cm menjadi 25
cm untuk memenuhi standar
keamanan.
Nilai V tidak perlu di ubah
Vertical
karena nilai minimum yang
location 76 cm 76 cm
direkomendasikan adalah 25
(VL)
cm
Nilai D tidak perlu di ubah
Vertical
karena sudah melebihi nilai
travel
minimum yang 48,5 cm 48,5 cm
distance
direkomendasikan, yaitu 25
(D)
cm.
Sudut asymmetric lebih dari
Asymmetric 135o, sehingga hasilnya 0, dan
0 0
angle (A) tidak perlu diperbaiki karena
sudah aman
Tabel 3.13. Lanjutan
Nilai
Parameter Pembahasan
Awal Akhir
Frequency Nilai frekuensi per menit tidak
Multiplier perlu diubah karena sudah 15 cm 15 cm
(FM) sesuai dan tidak berlebihan
Diperlukan perbaikan dari
awallnya 5 m menjadi 3 m,
Distance of agar jarak dalam membawa
5m 3m
carry keranjang tidak jauh dan
memminimalisir tingkat resiko.
b. Vertical Multiplayer
i. Origin
VM=[1-(0,003|V-75|)]
VM=[1-(0,003|27,5-75|)]
VM=0,857
ii. Destination
VM=[1-(0,003|V-75|)]
VM=[1-(0,003|76 -75|)]
VM= 0,997
c. Distance Multiplier
i. Origin
4,5
DM= [0,82+ ( )]
D
4,5
DM= [0,82+ ( )]
48,5
DM=0,912
ii. Destination
4,5
DM= [0,82+ ( )]
D
4,5
DM= [0,82+ ( )]
48,5
DM= 0,912
d. Asymmetric Multiplier
i. Origin
AM=1 – (0,0032A)
AM=1 – (0,0032 × 0)
AM=1
ii. Destination
AM=1 – (0,0032A)
AM=1 – (0,0032 × 0)
AM=1
e. Frequency Multiplier
i. Origin
Durasi = 5 menit (<1 hour)
15
Frekuensi pengangkatan =𝐴 =
5
ii. Destination
f. Coupling Multiplayer
Dalam menghitung nilai dari coupling multiplier (CM), diperlukan bantuan dalam
menganalisis diagram yang terlampir di bawah dan juga tabel yang tersedia.
Lifting/
LC HM VM DM AM FM CM
lowering
LI= 0,705
LI<1, maka aktivitas tidak mengandung resiko cedera tulang belakang (aktivitas
aman)
(sumber: https://www.researchgate.net/figure/Coupling-multiplier-CM-in-RNLE-
22-23_tbl1_347000447)
LI= 0,2608
LI<1, maka aktivitas tidak mengandung resiko, yaitu tidak mengandung resiko
cedera pada tulang belakang (aman).
Anggota Prediksi
Tubuh / Skor
Usulan Perbaikan
Elemen Hasil
Aktivitas Perbaikan
Sebaiknya leher tetap
dalam posisi lurus atau
posisi normal ketika
Leher 1
mengangkat beban untuk
mengurangi resiko cedera
pada leher
Tabel 3.19. Lanjutan
Anggota Prediksi
Tubuh / Skor
Usulan Perbaikan
Elemen Hasil
Aktivitas Perbaikan
Sebaiknya kaki menekuk
antara 30-60 derajat agar
saat pelakukan
Kaki 2
pengambilan barang di
lantai punggung tidak
terlalu membungkuk
Sebaiknya tangan jangan
membuka sudut lebih dari
45 derajat karena jika
Tangan dilakukan akan membuat 2
tangan terasa sakit dan
akan membuat pekerjaa
cedera
Sebaiknya punggung
tetap dalam posisi lurus
atau posisi normal ketika
Punggung 2
mengangkat beban untuk
mengurangi resiko cedera
pada punggung
Tabel 3.20. Perbaikan REBA Lifting Origin
Leher 2 1
Kaki 3 2
Punggung 4 2
Lengan Atas 3 2
Tabel 3.20. Perbaikan REBA Lifting Origin
1 1
Pergelangan
Tangan
1 1
Berikut merupakan skor hasil perbaikan ditentukan berdasarkan hasil yang telah
diisi kembali pada worksheet REBA Origin Lifting, hasil tersebut dibantu oleh
software catia Terdapat beberapa perubahan pada penilaian skore akhir pada
tabel di atas yaitu pada bagian leher berupah nilai skore menjadi 1, kemudian kaki
menjadi 2, pada punggu menjadi 2 dan perubahan terakhir yang terjadi adalah
bagian lengan atas yang menjadi 2. Hasil yang di dapat dari penilaian setelah
perbaikan adalah 5 yang dimana postur tubuh seperti pada tabel di atas akan
menimbulkan resiko yang sedang
Gambar 3.41. Perbaikan Hasil Penilaian REBA untuk Origin Lifting
Leher 1 1
Kaki 2 2
Tabel 3.21. Perbaikan REBA Lifting Destinition
Punggung 2 2
Lengan Atas 2 2
Lengan
1 1
Bawah
Pergelangan
2 1
Tangan
Berikut merupakan skor hasil perbaikan ditentukan berdasarkan hasil yang telah
diisi kembali pada worksheet REBA Lifting Destination Berikut merupakan skor
hasil perbaikan ditentukan berdasarkan hasil yang telah diisi kembali pada
worksheet REBA Liftng Destination. Pada tabel di atas hanya terdapat 1
perubahan yaitu pada bagian pergelangan tangan yang bernilai 1. Hasil akhir yang
di dapat dari penilaian setelah perbaikan adalah 5 yang dimana postur tubuh
seperti pada tabel di atas akan menimbulkan resiko yang sedang
Leher 1 1
Tabel 3.22. Lanjutan
Kaki 2 1
Punggung 3 2
Lengan Atas 2 2
Lengan
1 1
Bawah
Pergelangan
1 1
Tangan
Berikut merupakan skor hasil perbaikan ditentukan berdasarkan hasil yang telah
diisi kembali pada worksheet REBA Carrying. Terdapat beberapa perubahan pada
penilaian skore akhir pada tabel di atas yaitu pada bagian kaki menjadi 2 dan pada
punggu menjadi 2.Hasil yang di dapat dari penilaian setelah perbaikan adalah 4
yang dimana postur tubuh seperti pada tabel di atas akan menimbulkan resiko
yang sedang
Dalam analisis MAC tool dilakukan penilaian operasi penanganan tim. Terdapat
beberapa faktor yang diperhatikan. Faktor – faktor tersebut adalah load
weight/frequency, hand distance from the lower back, vertical lift zones, torso
twisting and sideways bending or asymmetrical torso or load (carrying), postural
constraints, grip on the load, floor surface, carry distance, risk factors, obstacles
on route, communication, coordination and control, environmental factors.
Pada analisis load weight/frequency, berat beban uang diangkat dalam praktikum
adalah seberat 20 kg dengan jumlah orang yang mengangkat beban adalah 2
orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kategori load weight/frequency
memiliki warna score hijau dan dengan jumlah score adalah 0, sehingga situasi
tersebut dinilai aman dan tidak memerlukan perbaikan.
Dalam analisis jarak tangan dari punggung bawah (hand distance from the lower
back) saat membawa beban menunjukkan score warna hijau. Score hijau ini
memperoleh nilai 0, yang mengindikasikan bahwa kategori hand distance from the
lower back dianggap aman dan tidak memerlukan perbaikan. Hasil ini
menandakan bahwa jarak tangan dengan punggung bawah saat membawa beban
sudah dekat dan telah diterapkan dengan benar sesuai dengan standar
keselamatan kerja.
Zona pengangkatan vertikal (Vertical lift zones) telah mendapatkan score warna
hijau, karena tangan saat membawa beban sudah setinggi lutut dan siku. Selain
itu, faktor-faktor seperti perbedaan tinggi badan antara kedua orang yang
membawa beban sangat minim. Perbedaan tinggi badan menjadi sangat penting,
terutama ketika angkat beban melebihi tinggi siku. Dengan demikian, hasil analisis
menunjukkan bahwa posisi tangan yang sesuai dan minimnya perbedaan tinggi
badan dalam tim kontributor berkontribusi pada zona pengangkatan vertikal yang
aman, dan tidak diperlukan perbaikan.
Dalam analisis terhadap perputaran dan pembengkokan tubuh pada bagian torso
atau beban yang dibawa secara tidak simetris (torso twisting and sideways
bending or asymmetrical torso or load (carrying)), hasilnya menunjukkan bahwa
tidak ada batang tubuh yang terputar atau tertekuk ke samping. Hal ini disebabkan
oleh posisi tubuh praktikan yang menghadap ke depan saat membawa beban,
sehingga aktivitas memutar batang tubuh atau membengkok ke samping sangat
minimal. Warna score untuk kategori ini adalah hijau, dengan nilai numerik sebesar
0, sehingga masuk dalam kategori aman dan tidak memerlukan perbaikan.
Dalam analisis kendala postural (postural constraints), kategori ini dinilai dengan
warna score orange (A) dan numerical score sebesar 1, menunjukkan tingkat risiko
kendala postural yang sedang. Pembatasan postur disebabkan oleh keterbatasan
ruang, di mana pergerakan terbatas karena ruang yang tersedia sempit. Oleh
karena itu, disarankan untuk melakukan perbaikan dengan mempertimbangkan
penyesuaian atau perluasan ruang agar praktikan dapat melakukan pergerakan
dengan lebih leluasa dan efisien.
Grip pada beban adalah aspek penting yang dianalisis pada kategori grip on the
load. Evaluasi ini menghasilkan skor warna oranye (A), menunjukkan bahwa
pegangan pada keranjang terlalu kecil, sehingga jari yang menopang beban
kurang efektif. Untuk meningkatkan 64rgonomic dan kenyamanan saat
mengangkat beban, disarankan untuk memperbesar ukuran pegangan keranjang,
sehingga dapat memberikan genggaman yang lebih baik dan meminimalkan
potensi ketidaknyamanan. Dengan penyesuaian ini, diharapkan pekerja dapat
mengatasi kendala grip dan melaksanakan tugas membawa beban dengan lebih
efisien.
Kategori carry distance mendapatkan warna score orange (A) karena jarak angkut
beban mencapai 5 meter. Dalam konteks ini, diketahui bahwa jarak antara 4
hingga 10 meter termasuk dalam kategori dengan tingkat risiko sedang dengan
numerical score-nya adalah 1. Oleh karena itu, sebagai saran perbaikan,
disarankan untuk mempertimbangkan pengurangan jarak angkut beban dalam
rentang 2 sampai 4 m guna meminimalkan risiko dan menjamin keselamatan
selama aktivitas pengangkatan. Dengan mengoptimalkan jarak angkut,
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan pelaksanaan tugas
angkutan beban.
Dalam kategori obstacles on route (hambatan pada rute), diberikan skor warna
hijau karena tidak ada hambatan yang dihadapi saat membawa beban, yaitu rute
aman. Rute yang dilalui praktikan terbukti rata, tidak curam, tanpa naik turun
tangga, dan tidak melibatkan melewati pintu. Keadaan ini menciptakan lingkungan
yang bebas hambatan, memberikan kemudahan dalam pergerakan. Evaluasi ini
menunjukkan bahwa, dari segi rute, praktikan dapat melaksanakan tugas dengan
lancar dan aman.
5.1. Kesimpulan
Terdapat beberpa kesimpulan yang telah paktikan rangkum mengenai praktikum
manual material handling yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a. Nilai RWL dipengaruhi oleh Horizontal Multiplier, Vertical Multiplier, Distance
Multiplier, Asymetry Multiplier, Frequenzy Multiplier, dan Coupling Multiplier
b. Skor final REBA origin lifting adalah 10, termasuk dalam kategori high risk yang
perlu diinvestigasi dan perubahan penerapan cara kerja. Skor final REBA carrying
adalah 8, termasuk dalam kategori high risk yang perlu diinvestigasi dan
perubahan penerapan cara kerja. Skor final REBA origin destination adalah 5,
termasuk dalam kategori medium risk yang perlu diinvestigasi lebih lanjut dan
melakukan perubahan cara kerja kedepannya.
c. Hasil dari lifting origin 1,051 yang di mana LI>1, maka aktivitas mengandung
resiko, yaitu resiko cedera pada tulang belakang (tidak aman). Dan hasil dari lifting
destination 0,695 yang di mana LI<1, maka aktivitas tidak mengandung resiko,
yaitu tidak mengandung resiko cedera pada tulang belakang (aman).
d. Analisis postur kerja menggunakan MAC TOOL didapatkan hasil postur kerja
yang tidak berbahaya dan memiliki resiko kecelakaan kerja yang kecil, perbaikan
postur kerja perlu dilakukan untuk menghindari resiko kecelakaan kerja yang
disebabkan oleh kelalaian dan tidak berpengalamannya pekerja.
e. Perhitungan pada RWL, REBA dan MAC TOOL terdapat resiko kecelakaan
kerja dan jika pekerjaan dilakukan secara berulang akan menyebabkan resiko
cedera sehingga perlu dilakukan perbaikan postur kerja.
5.2. Saran
Berdasarkan praktikum manual material handling dan postur kerja yang telah
praktikan lakukan, terdapat beberapa saran mengenai teknis prkatikum, yaitu
sebagai berikut.
a. Sebelum melaksanakan praktikum, disarankan agar praktikan mempelajari dan
memahami panduan menggunakan lembar REBA dan lembar MAC Tool.
b. Dalam melakukan praktikum, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar tidak
terjadi untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya cedera.
c. Sebelum memulai praktikum, praktikan sebaiknya melakukan pemanasan fisik
ringan untuk mempersiapkan tubuh agar dapat beroperasi dengan optimal selama
praktikum.
d. Selalu memastikan untuk menggunakan peralatan praktikum dengan baik dan
menyimpan kembali peralatan praktikum dengan rapi setelah selesai digunakan.
e. Memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan agar analisis data dapat
menjadi optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiono, Wisnu & SylvieK. S. (2018). Ergonomi untuk Pemula: (Prinsip Dasar &
Aplikasinya). Malang: Universitas Brawijaya.
Gunanto, A. & Joko, P. (2019). Dasar Perancangan Teknik Mesin SMK/MAK Kelas
X. Program Keahlian Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, dan Teknik
Pengecoran Logam. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Fitriyani. (2023). Modul Ergonomi dan Aplikasinya. Sumedang: CV. Mega Press
Nusantara.
Primasari, M. S., & Kurnianingtyas, C. D. (2022). Analisis Postur Kerja dan Manual
Material Handling pada Aktivitas Pemindahan Material di Bengkel Bubut
BP. Jurnal Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri (PASTI),
16(2), 124-135.
LAMPIRAN