Anda di halaman 1dari 4

1.

Manfaat dari Ergonomi :

Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan,


keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.

Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan

Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan


ketrampilan yang diperlukan.

Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan


yang disebabkan kesalahan manusia.

Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

o
o
o
o
o
o
o

Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja
Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja
Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja
Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja
dan persyaratan kerja.
Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja
Meningkatkan keselamatan kerja

6. 1.

Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek diamana suatu
pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas yang membosankan, pekerjaan
menggunakan mesin, jeda kerja yang kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang
proporsional, jeda kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.

2.

3.

4.

5.

6.

Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan yang sama secara terus
menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga jumlah pergerakan yang berulang dapat
berkurang, perputaran pekerjaan.
Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga, usaha fisik yang
berlebih-menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi gaya dalam menyelesaikan pekerjaan,
disain ulang pekerjaan, tambah pekerja, gunakan bantuan mesin.
Postur Janggal (Awkward Posture) : Meperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting,
berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Disain pekerjaan dan peralatan yang
dapat menjaga posisi netral. Posisi netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang
sendi, maupun syaraf.
Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam satu posisi,
menyebabkan kontraksi otot dan lelah.
Disain pekerjaan untuk menghindari posisi tidak
bergerak; berikan kesempatan untuk merubah posisi.
Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak langsung dengan
permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja atau alat.
Hindari tubuh berpijak pada

7.
8.

permukaan yang keras seperti meja dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan;
seperti pulpen ergonomis, keset untuk berdiri.
Pencahayaan yang inadekuat
(Inadequate Lighting) : Sumber atau level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap.
Setel pencahayaan yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat
mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk jendela.

7. Pengendalian Ergonomi

1.

2.

3.

Untuk melakukan pengendalian terhadap sumber bahaya ada 3 strategi yang dapat dilakukan
meliputi:
Pengendalian secara teknis misalnya misalnya terhadap jalur pemindahan material, komponen
dan produk, merubah proses atau benda untuk mengurangi paparan bahaya pada pekerja,
merubah layout tempat kerja, merekayasa bentuk desain komponen, mesin dan peralatan,
memeprbaiki merode kerja dan lainnya
Pengendalian secara administratif misalnya dengan memberikan pelatihan kerja, variasi jenis
pekerjaan, memberikan pelatihan tentang faktor-faktor bahaya di tempat kerja, melakukan rotasi
pekerjaan, mengurangi jam kerja dan mengatur shift kerja, memberikan istirahat yang cukup dan
lainnya
Menggunakan alat perlindungan diri misalnya masker, sarung tangan, pelindung mesin dan
lainnya.
8.

Metode Penilaian dalam Ergonomi

Dalam melakukan penilaian terhadap posisi kerja dapat menggunakan beberapa metode, antara lain:

a.

b.

c.

Basline Risik Identification of ergonomic Factor (BRIEF) Survey


Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey merupakan metode
yang digunakan untuk menilai faktor risiko ergonomic di tempat kerja yang dapat menyebabkan
terjadinya Cummulative Trauma Disorders (CTS/nama lain dari MSDs). Metode
BRIEF survey menggunakan tiga langkah yang dilakukan dalam penilaiannya yaitu penilaian
faktor risiko ergonomic di lingkungan kerja, survei gejala terhadap pekerja dan hasil
pemeriksaan kesehatan secara medis (Bramson et al., 1998).
Quick Exposure Checklist (QEC)
Merupakan metode yang dapat dipakai untuk menilai secara cepat risiko pajanan
terhadap Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs) atau gangguan otot rangka yang
berhubungan dengan pekerjaan (Li and Buckle, 1999a dalam stanton et al., 2005). Metode ini
dikembangkan dan dievaluasi oleh Dr. Guangyan Li dan Profesor Peter Buckle yang didukung
oleh penelitian dari Roben Center for Health ergonomic, University of Surveydan 150 praktisi
Kesehatan dan Keselamatn Kerja United Kingdom (HSE UK, 2005).
Rapid Entire Body Assessment (REBA)

Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam
bidang ergonomic dan dapat digunakan secara tepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher,
punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga
dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas
pekerja.

9. Bekerja dalam posisi atau postur normal.

Mengurangi beban berlebihan.

Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.

Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.

Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.

Minimalisasi gerakan statis.

Minimalisasikan titik beban.

Mencakup jarak ruang.

Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.

Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.

prinsip desain berbasis ergonomi perlu diperhatikan yaitu nyaman, nman, nehat dan
efisien.

10. Aplikasi/penerapan Ergonomik:

a.

b.

c.

d.

Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

Tata Letak Tempat Kerja


Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
Mengangkat beban

1.

2.

3.

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan
otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
Laki-laki dewasa 40 kg
Wanita dewasa 15-20 kg
Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
Wanita (16-18 th) 12-15 kg
Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
Frekuensi pergerakan diminimalisasi
Jarak mengangkat beban dikurangi
Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

Metode mengangkat beban


Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan
harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :


Posisi kaki yang benar
Punggung kuat dan kekar
Posisi lengan dekat dengan tubuh
Mengangkat dengan benar
Menggunakan berat badan

Anda mungkin juga menyukai