Anda di halaman 1dari 14

Seri Wulandari

Sri Wulandari
Nida Amaliyah
Sholehuddin
Psikologi Kerekayasaan (Ergonomi)
Kata Ergonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti “kerja” dan Nomos
yang berarti “hukum”. Dengan demikian, ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan
mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-
produk buatannya. Disiplin di dalam ergonomik ada empat macam yaitu:
• Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia
• Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/ dimensi tubuh manusia
• Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia
• Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain /perancangan. Didalam Ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas
kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja
dengan manusianya. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain)
ataupun rancang ulang (re-desain).
Tujuan Ergonomi diterapakan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkaan
menjadi meningkat.
Psikologi kerekayasaaan memandang pekerja sebagai suatu konsatanta psikologis dan
biologis yang mengandung banyak kecakapan dan keterbatasan yang ditentukan oleh pembawaan.
Tugas psikolog kerekayasaan adalah mengubah mesin dan alat yang digunakan manusia dalam
pekerjaannya atau mengubah lingkungan tempat ia bekerja, untuk membuat pekerjaannya lebih sesuai
bagi mereka. Pencetus-pencetus psikologi kerekayasaan diantaranya mereka mengembangkan:
• Manajemen Ilmiah
• Analisis waktu dan gerak
• Kondisi kerja
Kelalaian dalam melakukan suatu pekerjaan dapat mengakibatkan kecelakaan. Kelalaian
tersebut dapat disebabkan oleh kelelahan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan atau sakit akibat
bekerja. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Misalnya, pekerja disuruh mengangkat beban diatas 50 kg
tanpa adanya alat bantu, tentu saja kondisi ini bisa menimbulkan cidera pada pekerja. Untuk
menghindari cidera pada pekerja yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi
akibat cara kerja yang salah.
Salah satu gangguan dalam pekerjaan yang tidak ergonomis atau kesalahan dalam
melakukan ergonomis adalah Cumulative trauma disorder (CTD), gangguan ini disebabkan karena
terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan yang cukup
besar dan menimbulkan rasa sakit. Hal ini diakibatkan dari penumpukan cedera kecil yang setiap
kali tidak sembuh total. Gejala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan yang monoton, sikap
kerja yang tidak alamiah, penggunaan atau pengarahan otot yang berlebihan. Contoh gangguan
dari CTD yaitu: tendinitis, rotator cuff tendinitis, tenosynovitis, carpal tunnel syndrome, tennis
elbow, dan white finger.
Ergonomi untuk kesehatan, seharusnya posisi kerja yang duduk terus menerus pada
waktu yang lama dapat menyebabkan pekerjaan akan terasa membosankan, beban kerja juga akan
meningkat sehingga kelelahan cepat muncul. Menurut Grandjean ada tujuh petunjuk ergonomis
yang membuat beban berkurang dalam melakukan pekerjaan adalah:
• Mencegah semua bentuk sikap kerja yang tidak alamiah, misalnya badan selalu membungkuk,
kepala lebih banyak menoleh kesamping daripada ke depan
• Mencegah tangan atau lengan terlalu lama pada posisi ke depan atau ke samping
• Kerja duduk yang terlalu lama.
• Gerak satu tangan/ lengan yang statis, merupakan beban otot
• Lingkungan kerja dengan meja. Jarak mata dengan pekerjaan harus baik, jangan terlalu dekat
• Alat-alat yang dipakai kerja harus mudah dijangkau bila perlu. Jarak dengan mata dan alat-alat
tadi adalah 25-30 cm.
• Kerja dengan tangan dapat dipergunakan penopang di bawah lengan dan siku.
Antropometri

Antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran.
Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat,
dll. yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja
yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
• Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil, dll )
• Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools), dsb.
• Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/ meja komputer dll.
• Perancangan lingkungan kerja fisik.
Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan
dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/ menggunakan produk tersebut.
• Antropometri struktural
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Dimensi tubuh yang diukur
dengan posisi tetap meliputi berat, tinggi, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut, panjang lengan dsb.
• Antropometri fungsional
Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak
atau memperhatikan gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan kegiatannya. Hasil yang
diperoleh berupa ukuran tubuh yang nanti akan berkaitan dengan gerakan yang diperlukan tubuh untuk
bekerja
Antropometri berhubungan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia
seperti volume, pusat gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran-ukuran tubuh manusia sangat
bervariasi, bergantung pada umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan periode dari masa ke masa.
Pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia merupakan bagian yang terpenting dari
antropometri karena akan menjadi data dasar untuk mempersiapkan desain berbagai peralatan, mesin,
proses dan tempat kerja. Ukuran tubuh yang penting untuk penerapan ergonomi, yaitu :
• Sikap kerja duduk
• Sikap kerja berdiri
Kondisi Kerja
Pada umumnya karyawan akan merasakan kepuasan dalam bekerja apabila didukung oleh
kondisi kerja atau lingkungan kerja yang baik, sehingga kinerja dan output perusahaan dapat
meningkat. Sebaliknya apabila kondisi kerja atau lingkungan tempat kerja buruk maka kepuasan
karyawan akan menurun, sehingga secara tidak langsung faktor kondisi kerja tersebut akan
memengaruhi kinerja karyawan itu sendiri dan outputnya terhadap perusahaan.
Efektivitas dan efisiensi kerja suatu organisasi dapat berhasil jika organisasi beradaptasi atau
berintegrasi dengan lingkungan tersebut. Ada tiga bentuk lingkungan kerja yaitu lingkungan umum atau
lingkungan eksternal organisasi, lingkungan tugas atau lingkungan khusus organisasi, dan lingkungan
internal organisasi.
• Kondisi Fisik Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas parker di luar gedung perusahaan,
lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang
kerja seorang tenaga kerja. Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas.
• Kondisi Lama Waktu Kerja
• Kondisi kerja non fisik
Kondisi kerja non fisik ini bisa berupa kondisi psikologi pekerja, hubungan pekerja dengan
pekerja lain, dll.
Sistem Mesin-Manusia
Dalam sistem manusia-mesin terdapat elemen-elemen pokok yang saling berinteraksi satu
sama lainnya. Elemen-elemen tersebut meliputi human operator, hardware, software, firmware dan
environment Sedangkan elemen (alat, cara dan lingkungan kerja) sangat berpengaruh terhadap formasi
kerja. Untuk mendapatkan formasi yang tinggi, maka elemen-elemen tersebut harus betul-betul serasi
terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia pekerja.
Sistem mesin-manusia adalah sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk
menyelesaikan pekerjaan. Ada dua macam sistem mesin-manusia, yaitu sistem mesin-manusia yang ber-
ikal-terbuka dan yang ber-ikal-tertutup.
Sistem mesin-manusia dapat secara umum digambarkan prosesnya sebagai berikut:
• Tenaga kerja menerima masukan dalam bentuk perintah, intruksi, informasi, bahan mentah, dan
sebagainya melalui ondra penglihatan atau indra pendengaran.
• Masukan diolah, terjadi proses berpikir, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
• Tenaga kerja melaksanakan perintahnya, melaksanakan tugasnya dengan mengoperasikan dan
mengendalikan alat dan mesin menggunakan alat-alat operasi/kendali seperti tombol, kenop, hendel,
tongkat dan alat kendali lain.
• Mesin melakukan apa yang harus ia lakukan.
• Lewat peraga penglihatan atau peraga pendengaran dapat diketahui bagaimana mesin berfungsi.
Tujuan dalam merancang sistem mesin-manusia ialah untuk menentukan cara yang paling
efektif untuk menyajikan keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan peragaan
penglihatan, pendengaran, atau perabaan (visual, auditory, tactual displays).
Tujuan lain dalam merancang sistem mesin-manusia ialah untuk merancang ruang kerja (work
space). Perancangan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dari ekonomi atau penghemat gerak (motion
economy) dan keterangan dari antropometri (ukuran dari struktur fisik dari badan manusia). Schultz
memberikan tiga prinsip umum dalam rancangan ruang kerja yaitu:
• Semua bahan, peralatan dan persediaan harus terletak berurutan sesuai dengan urutan penggunaannya
• Alat-alat harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka siap diambil untuk digunakan
• Semua suku cadang dan alat-alat harus berada dalam jarak raih yang mudah dan menyenangkan.
Penyajian Informasi
Dalam merancang kontruksi mesin, yang pengaruhnya besar terhadap efisiensi kerja, ialah
kepuasan yang harus diambil tentang peraga apa yang akan digunakan (peraga penglihatan atau
pendengaran) sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia, serta bagaimana bentuk peraga
tersebut. Penetapan dari saluran komunikasi antara mesin dan manusia tergantung pada :
• Jenis informasi yang harus dialihkan
• Bagaimana informasi tersebut akan digunakan
• Lokasi dari tenaga kerja
• Lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi
• Sifat dan alat indra itu sendiri
Chapanis mengemukakan bahwa pada umumnya alat-alat komunikasi visual (seperti TV,
teletype, radar, cakara angka atau dials, dan sebagainya). sesuai untuk digunakan jika:
• Pesan yang harus disampaikan adalah pesan yang majemuk abstrak, atau mengandung istilah-istilah
teknikal atau ilmiah
• Pesan yang harus disampaikan adalah panjang
• Pesan kelak perlu diacu (perlu digunakan lagi di kemudian hari)
• Pesan berkaitan dengan orientasi ruang atau dengan lokasi dari titik-titik di ruang
• Kondisi suatu sistem (temperatur, tekanan, besarnya arus) harus dibandingkan dengan suatu garis
dasar atau kondisioperasi normal)
• Tidak adanya keadaan yang mendesak dalam menyampaikan
• Saluran-saluran audio/ pendengaran yang ada telah terlalu besar bebannya
• Lingkungan audio tidak sesuai untuk menyampaikan komunikasi secara auditif
• Pekerjan operator memungkinkan dia untuk tetap berada di tempat (untuk menerima pesan visual,
penerima harus memusatkan matanya pada unit penerima atau harus cukup dekat dengannya,
sehingga ia dapat melihat pesannya pada saat pesan datang)
• Keluaran mesin atau sistem terdiri dari berbagai macam informasi (misalnya temperatur mesin,
tekanan silinder, RPM, kecepatan, penggunaan bensin) yang harus diperagakan secara simultan,
dipantau, dan ditanggapi dari waktu ke waktu.
Chapanis membuat daftar tentang alat-alat komunikasi auditif (bunyi telepon, sistem
penyiaran, bel, tanda-tanda peringatan, sirene, gong, dan sebagainya) yang tepat untuk digunakan, yaitu
jika:
• Pesan sederhana dan tidak majemuk
• Pesan yang harus disampaikan pendek
• Kecepatan penyampaian penting (misalnya kalau mau memberi tanda "awas" kepada sescorang, maka
pesan auditif merupakan cara yang terbaik)
• Pesan tidak perlu diacu kembali di kemudian hari
• Pesan berkaitan dengan waktu kejadian atau dengan waktu tertentu (misalnya mau memberi tanda
"mulai" pada lomba lari)
• Saluran-saluran komunikasi visual sedang terlalu besar bebannya.
• Lingkungan tidak sesuai untuk menerima pesan-pesan visual (misalnya dalam keadaan gelap maka
sistem penyampaian auditif lebih tepat).
• Operator harus banyak bergerak (misalnya polisi lalu-lintas yang sedang bertugas di jalanan)
• Ada kemungkinan bahwa operator dapat terkena anoksia (misalnya, pada tempat yang tinggi, dimana
oksigen kurang, maka operator masih akan dapat mendengar pesan)
• Masalahnya ialah mendeteksi suatu tanda dalam situasi yang bising (misalnya mendeteksi suara busi
yang pincang selagi mesin mobil berjalan)
Informasi yang disampaikan melalui peraga visual atau peraga auditory (yang berhubungan
dengan pendengaran) perlu diusahakan untuk disampaikan dalam bentuk yang mudah diterima dengan
tepat.
Fungsi-Fungsi Kendali
Dalam kebanyakan sistem mesin manusia, operator menerima informasi melalui beberapa alat-
alat indranya, mengolah informasi ini dengan berbagai macam cara, untuk kemudian mengambil suatu
tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui suatu kendali, misalnya suatu tombol, kenop, engkol,
atau pengungkit.
Alat kendali dapat sesuai atau tidak sesuai. Ada berbagai macam alat kendali, seperti tombol
tangan, tombol kaki, berbagai macan sakelar, kenopo, roda, pengungkit, pedal, dan lain –lain yang
masing-masing memiliki tujuan penggunaan untuk pekerjaan tertentu. Dalam merancang alat kendali
yang tepat perlu memperhatikan beberapa hal:
• Mencocokkan alat kendali dengan anggota-anggota tubuh (tangan dan kaki) jangan sampai ada satu
anggota yang beban nya terlalu besar.
• Mencocokkan alat kendali dengan gerakkan. Misalnya pengungkit yang keatas dan kebawah
hendaknya memberikan gerakan yang sama.
• Mencocokkan alat kendali dengan lingkungan kerjanya.
• Memperhatikan population stereotypes, dugaan-dugaan manusia tentang arah gerak sesuai dengan
kebiasaan yang dialami. Misalnya perputaran sesuai dengan jarum ja. Dengan menggerakkan dan
memutar alat kendali kearah jarum jam. Diharapkan terjadi gerakan yang sesuai.
Peraga dan alat kendali yang dirancang dan dikonstruksi dengan tepat pada mesin yang
merupakan bagian dari sistem mesin manusia. Maka dapatlah diharapkan bahwa tenaga kerjanya dapat
menjalankan mesinnya dengan efisien dan efektif sehingga prestasi kerjanya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai