Anda di halaman 1dari 13

Nama : Habibahtul Faricha

NIM : 620037

Kelas : Arsitektur

TUGAS 5 ANTROPOMETRI

Definisi (Nurmianto, 2005) Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut

pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan

perancangan alat‐alat atau benda‐benda yang digunakan manusia. Antropometri adalah suatu

kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karateristik fisik tubuh manusia ukuran,

bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah masalah

desain.

Bagian Utama Antropometri :

a) Antropometri Statis (struktural)

• Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.

b) Antropometri Dinamis (fungsional)

• antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri ‐ciri fisik manusia dalam keadaan

bergerak atau memperhatikan gerakan ‐gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut

melaksanakan kegiatannya.

• antropometri rekayasa adalah aplikasi dari kedua bagian utama di atas untuk merancang

workspace dan peralatan.


Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam

menghasilkan rancangan sistem kerja yang “fit” untuk pengguna.

• Dimensi tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah

satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor‐faktor tersebut

adalah:

1. Umur

• Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan

17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.

2. Jenis kelamin

• Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.

3. Rumpun dan Suku Bangsa

4. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.

5. Pekerjaan, aktivitas sehari ‐hari juga berpengaruh

6. Kondisi waktu pengukuran


DIMENSI TUBUH YANG DIUKUR

ANTROPOMETRI SISTEM MANUSIA MESIN


Kombinasi antara salah satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin,

dimanamesin dengan yang lainnya berinteraksi untuk menghasilkan keluarankeluaran

berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh


Manusia sebagai Komponen Manusia- Mesin Secara umum sistem manusia-mesin

dapat didefinisikan sebagai “set of object together with relation ship between the object and

between their attributes”. Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan dan perubahan–

perubahan yang timbul di lingkungan ini akan mempengaruhi sistem dan elemenelemen dari

sistem tersebut. Yang dimaksud sistem manusia–mesin adalah kombinasi antara satu atau

beberapa manusia dengan satu atau beberapa “mesin” dimana salah satu dengan yang lainnya

akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan–masukan

yang diperoleh (Wignjosoebroto, 1995).

Sedangkan yang dimaksud dengan “mesin” disini adalah mempunyai arti luas, yaitu

mencakup semua obyek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda–benda yang

dapat digunakan oleh manusia dalam melaksanakan kegiatannya. Apabila kita perhatikan

lingkungan disekitar kita, akan kita temukan obyek-obyek fisik buatan manusia seperti kursi,
meja, tempat tidur dan sebagainya. Kursi sebagai tempat duduk misalnya, mempunyai kegunaan

yang optimal bagi manusia, apabila perancangan memperhatikan sistem manusia-kursi. Artinya

ukuran-ukuran dari kursi tersebut harus memperhatikan ukuran dari manusia yang akan

memakai atau menggunakannya, dan bentuk atau tipe dari kursi tersebut harus memperhatikan

tujuan pemakaiannya. Jadi untuk merancang sistem kerja yang baik kita harus menyeimbangkan

fungsi manusia sebagai pihak yang aktif dengan fungsi obyek yang dibuat sebagai pihak yang pasif

(Sutalaksana, 1979).

Jika disadari bahwa perancangan suatu produk juga dilakukan oleh manusia, maka

perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor- faktor manusia karena sebagian

dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan produk yang tidak

mempunyai kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya.

Karena itu seorang perancang produk mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko

bahaya akibat kesalahan kerja. Diantara penyebab kesalahan pengoperasian setiap produk,

didapat kesalahan manusia.

Arti pentingnya faktor manusia, para pendisain reaktor maupun instalasi-instalasi

lainnya mengikut sertakan antropometri dalam desain stasiun kerjanya serta peralatan

pendukungnya. Tujuan utama penyertaan antropometri ini adalah untuk memperkecil beban

kerja operator sehingga keamanan dan keselamatan instalasi itu dapat dipertinggi lagi.
ANTROPOMETRI POSISI BERDIRI

Pengukuran dimensi struktur tubuh (structure body dimensions) Dalam hal ini tubuh

diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain

dengan pengukuran tubuh semacam ini dikenal dengan static antropometry, dimensi tubuh

yang diukur dari obyek diam (dimana posisi obyek tetap diam dan standar).

Posisi standar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu posisi standar duduk dan posisi

standar berdiri, posisi duduk standart diukur pada permukaaan yang horisontal dengan

pandangan lurus kedepan.

Bahu dalam keadaan rileks, dengan lengan atas vertikal dan lengan bawah horisontal

dan kaki bawah vertikal. Posisi standar berdiri adalah obyek dalam keadaa berdiri dengan

pandangan lurus kedepan, tangan tergantung kebawah dan bahu dalam posisi rileks.

– Antropometri posisi berdiri untuk diterapkan pada ergonomi yang terpenting adalah :

• 1. Tinggi badan

• 2. Tinggi bahu

• 3. Tinggi pinggul

• 4. Tinggi siku

• 5. Depa

• 6. Panjang lengan
PEDOMAN KERJA POSISI BERDIRI

Kerja posisi berdiri lebih melelahkan dari pada posisi duduk dan energi yang dikeluar kan lebih

banyak 10% ‐ 15% dibandingkan posisi duduk. Ketinggian landasan kerja posisi berdiri sbb :

1. Pekerjaan dg KETELITIAN, tinggi landasan adalah 5 ‐ 10 cm di ATAS tinggi siku berdiri.

2. Pekerjaan RINGAN, tinggi landasan adalah 10 ‐ 15 cm di BAWAH tinggi siku berdiri.

3. Pekerjaan dg PENEKANAN, tinggi landasan adalah 15 ‐ 40 cm di bawah tinggi siku berdiri.

ANTROPOMETRI POSISI DUDUK

• Antropometri posisi duduk terpenting yang harus diukur adalah :

– 1. Tinggi lutut

– 2. Lipat lutut punggung

– 3. Tinggi duduk

– 4. Lipat lutut telapak kaki

– 5. Panjang lengan bawah dan lengan atas


Pedoman yang mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk perlu pertimbangan sbb :

1. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama.

2. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur Turun dan Naik.

3. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan.

4. Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pasa posisi rileks dari bahu,

dengan lenganbawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun


Untuk menjelaskan mengenai data antropometri yang bisa diaplikasikan dalam perancangan

meja dan kursi, berikut akan dijabarkan mengenai berbagai macam ukuran antropometri yang

akan diukur :
Tujuan Pendekatan Antropometri

Tujuan pendekatan antropometri adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan

sistem kerja (man-machine system), sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara

nyaman, baik dan efisien.

Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk dengan tujuan

mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya.

Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus dan dilakukan

pada permukaan tubuh maksimum. Agar hasilnya dapat representatif, maka pengukuran harus

dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu.


Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya

sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat

adanya kesalahan adanya kesalahan desain (design-induced error).

Anda mungkin juga menyukai