Anda di halaman 1dari 34

I.

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum 1. Tujuan Umum a. Mampu menganalisa factor ergonomi di tempat kerja.

2. Tujuan Khusus a. Untuk dapat mengukur dimensi tubuh manusia.. b. Untuk dapat mengukur peralatan kerja. c. Untuk dapat menganalisa hasil pengukuran anthropometri.

B. Manfaat Praktikum 1. Mengetahui hasil pengukuran antropometri pada subjek. 2. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam mengukur anthropometri menggunakan alat ukur Antropometer. 3. Memberikan pemahaman analisis dari hasil pengukuran antropometri.

II. DASAR TEORI


A. Ergonomi Ergonomi berasal dari kata ergon dan nomos, ergon berarti kerja dan nomos berarti peraturan atau hokum. Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-samadengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuain satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaatnya dapat diukur dengan efisieni dan kesejahteraan kerja. (1) Di Indonesia, ergonomi diartikan sebagai ilmu (dan penerapannya) yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia secara optimal. Ergonomi merupakan upaya untuk mendapatkan keseimbangan dalam hubungan manusia dan pekerjaannya agar dicapai produktivitas yang tinggi dari sumber daya manusia sertaa mencegah/ meniadakan adanya keluhan-keluhan/ sakit karena pekerjaannya.(2) Tujuan utama ergonomi adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga ditingkatkan. Dengan ergonomic diharapkan dapat diperoleh : a. b. Derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal. Derajat kesehatan lingkungan yang optimal.

c. d.

Keselamatan kerja yang optimal. Produktivitas kerja yang optimal.

Sasaran penerapan ergonomi di lingkungan kerja yaitu : (3) a. Kesejahteraan fisik dan mental dengan mencegah cedera dan munculnya penyakit akibat kerja dan mental, serta mempromosikan kerja dan kepuasan kerja. b. Kesejahteraan sosial dalam meningkatkan kualitas kontak sosial, pengelola/ organisasi kerja. c. Keseimbangan rasional antar aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari system manusia-mesin, serta efisiensi sistem.

B. Pengertian Anthropometri (Ukuran Tubuh) Istilah anthropometri berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan metron (measure) yang berarti ukuran (4). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk,

baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahliahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan yaitu: (5) 1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. 2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah. 3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti Berat dan pusat

massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan lainlain. Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya.(6) Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll). 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll). 3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll). 4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

C. Pengukuran Antopometri Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: (7)

1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.

Gambar 2.1 Posisi Duduk Samping

Gambar 2.2 Posisi Berdiri

2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

D. Alat Ukur Antropometri Antropometer adalah suatu alat untuk mengukur jarak, ketinggian dan sudut suatu titik dari suatu posisi acuan tertentu. Realisasinya, alat ini berguna sebagai alat bantu untuk mendisain atau mengetahui posisi alat-alat atau instrument pengendali dari suatu mesin atau system kerja terhdap posisi operatornya.(8)

Gambar 2.3 Antropometer

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya: (7) a. Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun. b. Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c. Suku Bangsa (Etnis) Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. d. Pekerjaan

Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia.

Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: a. Cacat tubuh Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat. b. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. c. Kehamilan (pregnancy), Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu. F. Posisi Tubuh Dalam Bekerja Kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Clark (1996), menyatakan bahwa desain stasiun kerja dengan posisi duduk
9

mempunyai derajat stabilitas tubuh yang tinggi; mengurangi kelelaan dan keluhan subjektif bila bekerja lebih dari 2 jam. Di samping itu tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk melakukan gerakan.(9) Mengingat posisi duduk mempunyai keutungan maupun kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dilakukan dengan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk adalah sebagai berikut : (10) 1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki; 2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan; 3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar; 4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja; 5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi; 6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama; dan 7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk. Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat duduk yang dipakai harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran antropometri pemakaiannya. Fleksi lutut membentuk sudut 900 dengan telapak kaki
10

bertumpu pada lantai atau injakan kaki (Pheasant, 1988). Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang akan membungkuk ke depan, dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman. Sanders & Mc Cormick (1987) memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk sebagai berikut: (9) 1. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik; 2. Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bahwa mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun (sloping down slightly); dan 3. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan. Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang sama akan melelahkan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk. (5)

11

Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat (1992) dan Clark (1996) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri adalah sebagai berikut: (10) 1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut; 2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg); 3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping; 4. Sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah; dan diperlukan mobilitas tinggi. Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri, secara prinsip hampir sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi dudukan. Manuaba (1986); Sanders & Mc Cormick (1987); Grandjean (1993) memberikan rekomendasi ergonomis tentang ketinggian landasan kerja posisi berdiri didasarkan pada ketinggian siku berdiri sebagai tersebut berikut ini. 1. Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebasan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri.

12

2. Selama kerja manual, di mana pekerjaan sering memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi suku berdiri. 3. Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri. Desain stasiun kerja sangat ditentukan oleh jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Baik desain stasiun kerja untuk posisi duduk maupun berdiri keduanya mempunyai keuntungan dan kerugian. Clark (1996) mencoba mengambil keuntungan dari kedua posisi tersebut dan mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri menjadi satu desain dengan batasan sebagai berikut : Sedangkan Das (1991) dan Pulat (1992) menyatakan bahwa posisi duduk- berdiri merupakan posisi terbaik dan lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk saja atau berdiri saja. Hal tersebut disebabkan karena memungkinkan pekerja berganti posisi kerja untuk mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu posisi kerja. (10) Helender (1995) dan Tarwaka (1995), memberikan batasan ukuran ketinggian landasan kerja untuk pekerjaan yang memerlukan sedikit penekanan yaitu 15 cm di bawah tinggi siku untuk kedua posisi kerja. Selanjutnya dibuat kursi tinggi yang menyesuaikan ketinggian landasan kerja posisi berdiri dengan dilengkapi sandaran kaki agar posisi kaki tidak menggantung. Mengingat dimensi ukuran tubuh manusia berbeda-beda, maka
13

desain

stasiun

kerja

harus

selalu

mempertimbangkan

antropometri

pemakainya (user oriented).

14

III. METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan 1. Lembar Data 2. Antropometer 3. Meteran B. Cara Kerja a. Menghubungkan pengukuran antropometri dengan analisis tugas. 1. Catat identitas sedikitnya 10 subjek untuk diukur dimensinya. 2. Ukur antropometri tubuh subjek baik posisi berdiri maupun duduk. 3. Hitung statistic mean, standar deviasi, 5 th, 50 th, dan 95 th persentil untuk masing-masing pengukuran antropometri. 4. Amati dan rekam apa yang pekerja kerjakan dan bagaimana mereka bekerja. 5. Ukur peralatan/ fasilitas kerja yang digunakan. 6. Tentukan dimensi tubuh yang dipakai dan persentil yang digunakan untuk tiap ukuran peralatan. 7. Catat keluhan dan pekerja mengenal stasiun kerja mereka. 8. Dapatkan dari pekerja informasi mengenai keluhan atau kondisi kesehatan yang berhubungan dengan stasiun kerjanya. b. Evaluasi peralatan pada stasiun kerja computer. a.) Layar monitor (Visual Display Terminal)

15

1. Ukur tinggi monitor Kriteria : Tinggi monitor seharusnya sejajar dengan tinggi mata. 2. Ukur jarak antara layar dengan mata pekerja Kriteria : Jarak layar monitor dengan mata pekerja seharusnya 1824 inchi. 3. Identifikasi posisi layar monitor Kriteria : Layar monitor seharusnya tepat didepan operator 4. Identifikasi ada/ tidaknya dokumen holder Kriteria : Operatorseharusnya menggunakan document holder sehingga naskah yang diketik bisa sama tinggi dengan layar monitor. 5. Identifikasi kebersihan layar monitor Kriteria : Layar monitor seharusnya terjaga kebersihannya. b.) Keyboard 1. Ukur tinggi keyboard Kriteria : Tinggi keyboard seharusnya memungkinkan lengan atas dan lengan bawah operator membentuk sudut 90 2. Jarak keyboard dari tepi meja Kriteria : keyboard seharusnya diletakkan pada jarak kurang lebih 2,5 inci dari permukaan kerja, sehingga memungkinkan pergelangan tangan pada posisi alami.

16

3. Identifikasi posisi keyboard Kriteria : Posisi keyboard seharusnya tepat didepan operator. c.) Permukaan Kerja 1. Ukur tinggi meja kerja Kriteria : Seharusnya sama dengan tinggi keyboard,

memungkinkan lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90. 2. Ukur luas permukaan kerja Kriteria : seharusnya asa ruang yang leluasa baik untuk tugas komputer ( layar monitor, keyboard, dan mouse ) dan untuk tugas menulis. 3. Tebal permukaan kerja Kriteria : memungkinkan adanya ruang untuk kaki operator bergerak leluasa baik lurus maupun ditekuk. d.) Kursi Kerja 1. Tinggi kursi diukur dengan menggunakan dimensi tinggi lipat lutut. Kriteria : Harus dapat diatur sehingga tidak ada tekanan pada bagian bawah paha. Telapak kaki diharapkan dapat terletak pada permukaan lantai harus sedikit lebih pendek dari dimensi ukuran, paling tidak 2 inchi.

17

2. Panjang alas duduk diukur dengan menggunakan dimensi jarak dari lipat lutut ke pantat. Kriteria : Harus sedikit lebih pendek dari dimensi ukuran, paling tidak 2 inchi. 3. Sandaran Punggung 4. Sandaran Tangan Kriteria : Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan lebih besar dari lebar pinggul dan tidak melebihi lebar bahu. Tinggi sandaran tangan adalah setinggi siku. Panjang sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah. c. Ukuran Antropometri Tubuh Manusia JENIS- JENIS UKURAN NO ANTROPOMETRI BATASAN

Posisi Berdiri
1 Tinggi Badan Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak dan kepala menempel di tembok. 2 Tinggi Mata Diukur dari sudut mata sampai kepermukaan lantai dengan posisi mata melihat ke bawah dan sikap tegak.

18

Tinggi Bahu

Diukur dari bahu yang paling tinggi sampai batas alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.

Tinggi Siku

Diukur dari lengan yang berada dalam posisi vertical sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.

Tinggi Pinggul

Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.

Lebar Bahu

Diukur dari bagian luar lengan atas kiri sampai bagian luar lengan atas kanan dan diambil yang paling lebar.

Lebar pinggul

Diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan dan diambil yang paling lebar dalam keadaan berdiri.

Lebar Siku

Diukur dari siku sebelah kanan sampai siku sebelah kiri dalam posisi tengan ditekuk di dada.

Panjang Lengan

Jarak vertical diukur dari bahu dan tangan bagian tangan dalam posisi siap.

10 11

Panjang lengan atas Panjang Lengan Bawah

Diukur dari ketiak sampai siku. Diukur dari siku sampai ujung jari tengah sebagi jari yang paling panjang.

19

12

Jangkauan Atas

Diukur dari

titik tengah pegangan teratas

sampai alas kaki dalam keadaan berdiri. 13 Panjang Depa Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari yang paling panjang. POSISI DUDUK 14 Tinggi Duduk Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak. 15 16 17 Tinggi Mata Duduk Tinggi Bahu Duduk Tinggi Siku Duduk Diukur dari alas duduk sampai sudut mata. Diukur dari alas duduk samapai bahu. Diukur dari siku sampai alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak. 18 Tinggi Pinggul Duduk Diukur dari tulang pinggul yang paling atas samapi alas duduk. 19 Tinggi Lutut Duduk Diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi sikap tegak. 20 Panjang Lutut 21 Panjang tungkai atas Pantat Lekuk Jarak horizontal diukur dari bagian belakang pantat sampai lekuk lutut. Diukur dari lutut sampai garis vertical yang melalui punggung dan pinggang pada posisi sikap tegak.

20

22

Panjang Tungkai Bawah

Diukur dari lipat lutut belakang sampai alas kaki dalam sikap duduk dengan betis pada kedudukan vertical.

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil


Tabel 4.1. Data Antropometri Winda Nama Amelia Jenis Kelamin Posisi Berdiri (cm) Tinggi Badan Tinggi Mata Tinggi Bahu Tinggi Siku Tinggi Pinggul Lebar Bahu Lebar Pinggul Lebar Siku Panjang Lengan Panjang Lengan Atas Panjang Bawah Jangkauan Atas 193 225 190 210 818 204,5 157 147 128 96 28,9 35,4 28,9 77,5 61,8 23 172 160 142 104 37 45,7 37 91,2 73 30 50,6 153,5 143 125 95 28,2 36,5 28,2 80,5 62 26,3 41,4 162 151 138 102,8 28,7 36,3 28,7 86 66 26,4 45 644,5 601 533 397,8 379,1 153,9 122,4 335,2 262,8 105,7 178,9 161,125 150,25 133,25 99,45 94,77 38,47 30,6 83,8 63,7 26,42 44,72 P Setyo N L Atiqoh P Diasri P Hervian Januar Emilia Jumlah rata Rata-

Lengan 41,9

22

Panjang Depa Posisi Duduk (cm) Tinggi Duduk Tinggi Mata Duduk Tinggi Bahu Duduk Tinggi Siku Duduk Tinggi Duduk Tinggi Lutut Duduk Panjang Lekuk Lutut Panjang Atas Panjang Bawah

156

186

155,5

168

665,5

166,37

85,5 73,7 56,8 27,1

91 79 62,2 26,9 23

84,3 72,3 57,9 28,3 18,2

84 72 57,5 26,8 19,7

344,8 297 234,4 109,1 80,2

86,2 74,25 58,6 27,27 20,05

Pinggul 19,3

48,1

54,7 59,5

46,5 52

49,5 54,8

198,8 219

49,7 54,75

Pantat 52,7

Tungkai 41,8

46,8

41,6

43,9

173,5

43,375

Tungkai 38,5

41,6

38,5

40,2

158,8

39,7

Tabel 4.2 Data Peralatan Kerja

KURSI
Tinggi tempat duduk Panjang tempat duduk 42 cm 48 cm

23

Lebar tempat duduk Tinggi sandaran tangan Panjang sandaran tangan Tinggi sandaran punggung Tinggi MEJA Panjang Lebar Tinggi Tebal

41,5 cm 21,6 cm 43 cm 19 cm/ 42,7 cm 85,3 cm

119.5 cm 59,5 cm 74 cm 8 cm MEJA KOMPUTER

Panjang Lebar Tinggi meja Tinggi keyboard Tinggi monitor dari meja Tinggi monitor dari lantai

108 cm 47,5 cm 73, cm 66 cm 35 cm 109 cm

24

B. Pembahasan
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: Pengukuran antropometri dillakukan secara statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. Pengukuran antropometri dilakukan saat posisi berdiri dan posisi duduk. Hasil pengukuran yang didapat dari 4 tubuh subjek lalu dijumlah dan dihitung rata-rata maka diperoleh hasil untuk dibandingkan dengan kriteria peralatan pada stasiun kerja. a. Layar Monitor Tinggi monitor Kriteria : Tinggi monitor seharusnya sejajar dengan tinggi mata. Tinggi monitor dari lantai didapatkan hasil 109 cm dengan tinggi mata duduk rata-rata tubuh subjek 74,25 cm. Dapat dikatakan antara tinggi

monitor dengan ukuran tinggi mata duduk antropometri belum sesuai kriteria Posisi layar monitor Krieteria : Layar monitor seharusnya tepat didepan operator.

25

Posisi layar monitor dengan operator sudah berada dalam posisi yang tepat. Sehingg operator dapat bekerja dengan fokus di depan layar. Dokumen Holder Kriteria : Operator seharusnya menggunakan dokumen holder sehingga naskah yang diketik bisa sama tinggi dengan layar monitor. Pada stasiun kerja tidak ditemukan dokumen holder, sehingga operator mengetik naskah yang akan diketik tidak bisa sama tingi dengan layar komputer. Hal ini dapat menimbulkan efek kelelahan pada operator karena mengetik naskah dengan posisi yang kurang ergonomis. Kebersihan layar komputer Kriteria : Layar monitor seharusnya terjaga kebersihannya. Pada satsiun kerja komputer, monitor terjaga kebersihannya. Layar terlihat bersih dan bebas dari debu. Menjaga kebersihan monitor sangat penting karena akan mempengaruhi kenyamanan dalam penglihatan operator. b. Keyboard Tinggi keyboard Kriteria : Tinggi keyboard seharusnya memungkinkan lengan atas dan lengan bawah operator membentuk sudut 90. Tinggi keyboard pada stasiun kerja belum sesuai dengan kenyamanan operator. Hal ini dikarenakan tinggi keyboard belum memungkinkan

26

lengan atas dan lengan bawah operator membentuk sudut 90. Apabila hal ini terus terjadi dapat mengakibatkan operator tidak nyaman dalam beerja dan dalam jangka panjang akan menimbulkan keluhan seperti terasa pegal pada daerah bahu dan lengan. Jarak keyboard dari tepi meja Kriteria : keyboard seharusnya diletakkan pada jarak kurang 2,5 inchi dari permukaan kerja, sehingga memungkinkan pergelangan tangan pada posisi alami. Stasiun kerja komputer yang ada sudah memenuhi kriteria antara jarak keyboard dari tepi meja. Identifikasi posisi keyboard Kriteria :posisi keyboard seharusnya tepat didepan operator Posisi keyboard pada statisun kerja komputer sudah sesuai yaitu tepat di depan operator. c. Permukaan Kerja Tinggi meja kerja Kriteria : Seharusnya sama dengan tinggi keyboard, memungkinkan lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90. Dari hasil pengukuran didapatkan tinggi meja pada stasiun kerja yaitu 73,5 cm dan tinggi keyboard 66 cm. Dapat dikatakan tinggi keyboard

27

dan tinggi meja tidak sama. Sehingga lengan atas dan lengan bawah tidak dapat membentuk sudut 90. Luas permukaan kerja Kriteria : seharusnya ada ruang yang leluasa baik untuk tugas komputer (layar monitor, keyboard, dan mouse) dan untuk tugas menulis. Pada satsiun kerja komputer, luas permukaan meja sudah sesuai dengan luas permukaan kerja. Sehingga operator dapat bekerja dengan leluasa di meja tanpa adanya keluhan. Tebal permukaan kerja Kriteria : memungkinkan adanya ruang untuk kaki operator bergerak leluasa, baik lurus maupun ditekuk Hasil pengukuran diperoleh tebal meja dengan ukuran 8 cm. Ketebalan meja masih sesuai dengan kriteria karena dadanya ruang untuk kaki operator bergerak. d. Kursi kerja Tinggi kursi diukur dengan menggunakan dimensi tinggi lipat lutut. Kriteria : Harus dapat diatur sehingga tidak ada tekanan pada bagian bawah paha. Telapak kaki diharapkan dapat terletak pada permukaan lantai harus sedikit lebih pendek dari dimensi ukuran, paling tidak 2 inchi.

28

Dari hasil pengukuran antropometri, rata-rata tinggi lutut duduk tubuh subjek 49,7 cm dan tinggi kursi 85,3 cm. Dapat dikatakan kursi kerja belum sesuai dengan ukuran antopometri tubuh subjek. Walaupun kaki sudah dapat menyentuh permukaan lantai tetapi menimbulkan ketidaknyamanan. Panjang alas duduk diukur dengan menggunakan dimensi jarak dari lipat lutut ke pantat. Kriteria : Harus sedikit lebih pendek dari dimensi ukuran, paling tidak 2 inchi. Didapatkan panjang tempat duduk 48 cm dan rata-rata ukuran panjang pantat lekuk lutut subjek kerja yaitu 54, 75 cm. Dapat dikatakan panjang alas duduk belum sesuai dengan ukuraan jarak dari lipat lutut ke pantat. Sandaran tangan Kriteria : Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan lebih lebar dari lebar pinggul dan tidak melebihi lebar bahu. Tinggi sandaran tangan adalah setinggi siku. Panjang sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah. Hasil ukuran panjang sandaran tangan kursi yaitu 43 cm. Lebar pinggul rata-rata tubuh subjek 30,6 cm. Lebar bahu rata-rata tubuh subjek yaitu 38,47 cm. Dapat disimpulkan sandaran tangan sudah sesuai dengan kriteria yaitu sepanjang lengan bawah rata-rata tubuh subjek 44,72 cm.

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan


1. Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersamasamadengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuain satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaatnya dapat diukur dengan efisieni dan kesejahteraan kerja 2. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. 3. Antropometer adalah suatu alat untuk mengukur jarak, ketinggian dan sudut suatu titik dari suatu posisi acuan tertentu. Realisasinya, alat ini berguna sebagai alat bantu untuk mendisain atau mengetahui posisi alatalat atau instrument pengendali dari suatu mesin atau system kerja terhdap posisi operatornya. 4. Pengukuran antropometri dilakukan saat posisi berdiri dan posisi duduk. Hasil pengukuran yang didapat dari 4 tubuh subjek lalu dijumlah dan dihitung rata-rata maka diperoleh hasil untuk dibandingkan dengan

kriteria peralatan pada stasiun kerja.

30

B. Saran
1. Lebih memperhatikan ukuran dan bentuk peralatan kerja sesuai dengan ukuran tubuh subjek. 2. Peralatan kerja yang tidak sesuai dengan kriteria sebaiknya tidak digunakan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lama. Sehingga tidak menimbulkan keluhan bagi penggunannya.

31

DAFTAR PUSTAKA
1. Sumamur, PK. 1984. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Gunung Agung 2. Manuaba, A. 2003. Aplikasi Ergonomi Dengan Pendekatan Holistik Perlu Demi Hasil Yang Lebih Lestari Dan Mampu Bersaing. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Volume1, Nomor 1. 3. Priyatna, BL. 2002. Ergonomi Pedoman Pengelolaan Lingkungan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3). PT. Astra International Tbk, Jakarta. 4. Bridger, R.S.1995. Introduction to Ergonomics. McGRAW-HILL 5. Sutalaksana dkk.1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan TI ITB. 6. Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi Konsep Dasar & Aplikasinya. Jakarta: Guna Widya. 7. Anonim. Modul Reguler

Antropometri.http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Antropometri.pdf.
Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2012

8. Busono,T.
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/196212311988 032-RR._TJAHYANI_BUSONO/ERGONOMIKA/ANTROPOMETRI.pdf. Tanggal 25 Mei 2012 Diakses Pada

32

9. Sanders Mark, S. And Ernest J Mocormick. 1992. Human Factor Engineering And Design. New York : Mcgraw Hill. Inc. 10. Pulat, BM. 1992. Fundamentals Of Industrial Ergonomics. Englewood Cliffs. NJ Precenticehall, Inc.

33

LAMPIRAN
Foto Saat Praktikum Pengukuran Antropometri Di Balai HIPERKES

34

Anda mungkin juga menyukai