PEMODELAN SISTEM
PERSPEKTIF FUNGSIONAL SISTEM
2.1 Antropometri
Istilah Anthropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia
dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk,
ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Sutalaksana,1996). Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain. Anthropometri secara lebih luas
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan
produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data
antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas
antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat
kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk
konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri
akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan
produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan
mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut (Nurmianto,2003).
Anthropometri pada dasarnya akan menyangkut bentuk, ukuran fisik
atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat, volume,
ruang gerak dan lain-lain. Penerapan data anthropometri ini akan dapat
dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya
dari suatu distribusi normal. Data anthropometri ini akan sangat bermanfaat
didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomi dalam memerlukan interaksi manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan antara
lain sebagai berikut :
• Perancangan produk-produk konsumtif seperti meja, kursi, pakaian dll.
• Perancangan peralatan kerja seperti perkakas, mesin
• Perancangan area kerja
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan
produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau
menggunakan produk tersebut.
2.2 Dimensi Anthopometri tubuh manusia
Dimensi Tubuh
1 = Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 14 = Tinggi lipat lutut
2 = Tinggi mata 15 = Lebar bahu
3 = Tinggi bahu 16 = Lebar panggul
4 = Tinggi siku 17 = Tebal dada
5 = Tinggi genggaman tangan pada posisi 18 = Tebal perut
relaks ke bawah
6 = Tinggi badan pada posisi duduk 19 = Jarak dari siku ke ujung jari
7 = Tinggi mata pada posisi duduk 20 = Lebar kepala
8 = Tinggi bahu pada posisi duduk 21 = Panjang tangan
9 = Tinggi siku pada posisi duduk 22 = Lebar tangan
10 = Tebal paha 23 = Jarak bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri
11 = Jarak dari pantat ke lutut 24 = Tinggi pegangan tangan pada
posisi tangan vertikal ke atas dan
berdiri tegak
12 = Jarak dari lipat lutut ke pantat 25 = Tinggi pegangan tangan papa
posisi tangan vertikal ke atas dan
duduk
13 = Tinggi lutut 26 = Jarak genggaman tangan ke
punggung pada posisi tangan ke
depan
2.3 Antropometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh
dalam keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar.
Contoh: Tinggi Badan, Lebar bahu
2.4 Antropometri Dinamis
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pengukuran antropometri
adalah sebagai berikut :
Anthropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Antropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuhmanusia khususnya dimensi
tubuh. Ant ropom et ri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan
(design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Pengukuran dengan antropometri dilakukan agar tercapai suatu
kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya juga
dapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau
dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis. Data
antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat
berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang
akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Antropometri
sangat bermanfaat dalam dunia industri, namun ada kelebihan dan juga
kekurangan dari penggunaan antropometri.
HUBUNGAN ANTROPOMETRI DENGAN KURSI KERJA DI KANTOR
PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MOJOKERTO
Vrilly Andhini
KPU Kabupaten Mojokerto
E-mail: vrilly.andhini19@gmail.com
ABSTRACT
Chairs are an important component in determining comfort while sitting or doing a job with sitting. The aim of the research
is to analyze the suitability between the size of the table and chair with anthropometry of the employee’s body. The number
of respondents is 20 people. The variables of the study are measure of anthropometry and workstation. This is a descriptive
research and using cross sectional approach. The measured variables are body anthropometry such as popliteal height,
politeal but, hip width, shoulder height, shoulder width, elbow height. Variable work seats include seat height, seat base,
length of seat base, width of seat, high backrest, width of backrest, elbow height. The results show that the dimensions of the
workstation that corresponds to the body dimensions of the width of the seat base with the width of the hip the height of the
backrest with the height of the sitting shoulder and the length of the elbow rest with the length of the forearm Dimensions
that are inconsistent with the anthropometry of the body with the height of the chair with the popliteal height the length of
the sitting base with popliteal buttock the width of the backrest with shoulder width the height of the elbow rest with the
height of the sitting elbow. Conclusion is work chair is not accordance with anthropometry of employees because only 3
dimensions of work chairs are compatible with employee anthropometry.
ABSTRAK
Kursi merupakan komponen penting dalam menentukan kenyamanan saat duduk atau melakukan pekerjaan dengan duduk.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian antara ukuran meja dan kursi dengan ukuran antropometri tubuh
pegawai. Jumlah responden penelitian sebanyak 20 orang. Pengumpulan data meliputi pengukuran antropometri tubuh
dan pengukuran dimensi stasiun kerja. Variabel yang diukur adalah antropometri tubuh antara lain tinggi popliteal (TPo),
pantat politeal (PPo), lebar pinggul (LP), tinggi bahu duduk (TBD), lebar bahu (LB), tinggi siku duduk (TSK). Variabel
kursi kerja antara lain yaitu tinggi kaki kursi (TKK), tebal alas duduk (TbAD), panjang alas duduk (PAD), lebar alas duduk
(LAD), tinggi sandaran punggung (TSP), lebar sandaran punggung (LSP), tinggi sandaran siku (TSS). Hasi dari penelitian
ini dimensi kursi kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh yaitu lebar alas duduk dengan lebar pinggul (LB), tinggi sandaran
dengan tinggi bahu duduk (TBD) serta panjang sandaran siku dengan panjang lengan bawah (PLB). Dimensi yang tidak
sesuai dengan antropometri tubuh yaitu tinggi kaki kursi dengan tinggi popliteal (TPo), panjang alas duduk dengan pantat
popliteal (PPo), lebar sandaran punggung dengan lebar bahu (LB), tinggi sandaran siku dengan tinggi siku duduk (TSK).
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa kursi kerja tidak sesuai dengan antropometri para pegawai dikarenakan hanya 3
dimensi kursi kerja yang cocok dengan antropometri para pegawai.